Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
KOMPAS.TV - Polres Padang Pariaman menetapkan Satria Juhanda alias Wanda sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan dan mutilasi Septia Adinda yang ditemukan hanyut di Sungai Batang Anai, Padang Pariaman.

Penetapan tersangka dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan dan barang bukti yang memberatkan pelaku.

Dalam pemeriksaan kasus sebelumnya, tersangka mengakui membunuh dua perempuan lain, yakni Siska Oktavia Rusdi dan Adek Gustiana, satu setengah tahun yang lalu dan dibuang di sumur. Pelaku tega membunuh keduanya karena motif asmara.

Keluarga salah satu korban berharap pelaku mendapat hukuman mati.

Mereka kecewa dan tak kuasa menahan duka karena harus kehilangan orang yang mereka cintai, dan tidak menyangka jika pelakunya adalah orang yang selama ini mereka percaya.

Baca Juga Polda Sumbar Berikan Trauma Healing ke Keluarga Korban Mutilasi di https://www.kompas.tv/regional/601179/polda-sumbar-berikan-trauma-healing-ke-keluarga-korban-mutilasi

#pembunuhan #mutilasi #sumbar #pembunuhanberantai

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/601239/full-analisis-reza-indragiri-soal-pola-pembunuhan-dan-mutilasi-3-wanita-di-sumbar
Transkrip
00:00Membaca pelaku yang sudah membunuh tiga korban ini kita akan bahas bersama ahli psikologi forensik Reza Indragiri.
00:07Mas Reza selamat petang.
00:09Selamat petang Mbak.
00:10Mas Reza, apa yang sebenarnya bisa kita baca kalau Anda dari kacamata psikologi forensik?
00:15Apa yang bisa Anda baca dari pola pembunuhan yang terkait mutilasi modusnya?
00:20Banyak masyarakat yang salah kaprah menganggap bahwa pokok persoalannya adalah pada mutilasi.
00:25Sehingga muncul diskusi, muncul pertanyaan tentang bagaimana ya mencegah agar orang tidak melakukan mutilasi.
00:32Saya anggap itu salah kaprah karena pokok persoalan atau pokok pidananya adalah pembunuhannya.
00:38Kalau tidak ada pembunuhannya maka tidak ada mutilasinya, tidak sebaliknya.
00:43Karena itu alih-alih mempertanyakan hal ikhual terkait kenapa terjadi mutilasi, bagaimana mencegah mutilasi.
00:50Pertanyaan yang jauh lebih penting adalah bagaimana mencegah terjadinya pembunuhan.
00:54Itu satu hal.
00:55Yang kedua, terkait dengan mutilasi.
00:57Perbuatannya memang keji, kejam, brutal, biadab, sadis, dan sejenisnya.
01:02Tapi apakah serta-merta mutilasi dilatar belakangnya oleh luapan emosi yang menggelegah?
01:06Belum tentu.
01:08Kalau kita bicara mutilasi yang dilatar belakangnya oleh motif emosional,
01:12maka kita bisa bayangkan,
01:13anggaplah ada orang yang di dalam hatinya ada perasaan marah, benci, bendam, sakit hati,
01:19dan perasaan negatif lainnya.
01:20Begitu hebatnya perasaan-perasaan negatif itu sampai-sampai,
01:24seseorang tidak cukup rasanya melampiaskan amarahnya hanya dengan maaf menghabisi orang lain.
01:29Tapi harus disusul dengan tindakan pengerusakan,
01:32mengcacah-cacah, memotong-motong tubuh korbannya.
01:34Atau kita bicara tentang motif instrumental, dibalik mutilasi.
01:39Bahwa mutilasi tidak ada asam put-pautnya dengan perasaan hati,
01:42tapi mutilasi merupakan cara berencana,
01:45merupakan cara atau instrumen untuk misalnya mendapatkan manfaat tertentu.
01:49Dalam hal ini, menghilangkan barang bukti,
01:52menghilangkan tubuh korban,
01:54sehingga mempersulit kerja otoritas penegakan hukum.
01:58Mas Reza, kalau gitu kita juga fokus ke pembunuhan dan juga modusnya.
02:01Dari tiga korban ini kan caranya juga berbeda-beda.
02:04Ada yang dimutilasi, ada yang disembunyikan di sumur,
02:08cara pembunuhan juga berbeda.
02:10Tapi apa yang bisa Anda lihat?
02:11Kenapa modus yang digunakan oleh pelaku bisa berbeda?
02:14Sekali lagi, mutilasi belum tentu bisa kita sebut sebagai modus.
02:17Kalau mutilasi merupakan cara atau merupakan strategi
02:21untuk menghilangkan barang bukti,
02:22maka praktis mutilasi sesungguhnya bukan modus.
02:24Modus adalah rangkaian perilaku
02:26yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai target atau visi kejahatannya.
02:31Jadi misalnya, seseorang punya visi untuk menghabisi orang lain.
02:35Si A ingin menghabisi si B.
02:38Maka modusnya yang bisa dipakai,
02:40mulai dari bacok, gantung, bakar, racun, dan seterusnya.
02:45Sementara mutilasi adalah tindakan yang dilakukan pasca modus itu dilakukan.
02:50Mutilasi yang dilakukan pasca modus berarti ditunjukkan,
02:54sebagaimana tadi saya katakan,
02:56untuk menghilangkan barang bukti.
02:57Untuk mempersulit proses penegakan hukum.
02:59Oke, kalau gitu membaca ya tadi,
03:01ada cara-cara berbeda yang digunakan oleh pelaku.
03:04Itu bagaimana Anda menganalisisnya, Mas Reza?
03:07Harus dicek ya, lewat otopsi,
03:10untuk memastikan korban A, korban B, korban C dihabisi dengan cara apa.
03:16Apakah dengan cara yang sama, misalnya menggunakan senjata tajam.
03:19Atau dengan cara dibenturkan ke benda keras, dan seterusnya.
03:21Jadi saya tidak tahu apakah seluruh korban ini dihabisi dengan modus yang sama,
03:26atau dengan modus yang berbeda.
03:28Oke, kalau dari polisi, menggunakan modus yang berbeda, Mas Reza.
03:32Ada yang dengan dicekik, ada yang juga dengan cara menggunakan senjata tumpul.
03:39Nah, dengan adanya perbedaan itu, apa yang bisa Anda analisis?
03:41Ketika seseorang berencana melakukan asli kejahatan,
03:46maka hitung-hitungan dia harus mempertimbangkan salah satunya adalah instrumen,
03:49sumber daya, apa yang akan dia gunakan untuk menghabisi korbannya.
03:54Bisa kita bayangkan, kalau pelaku adalah orang biasa-biasa saja,
03:58bukan misalnya pembunuh bayaran atau sejenisnya,
04:01maka dia akan memanfaatkan instrumen atau sumber daya yang seadanya.
04:04Entah itu dengan tangan kosong, berarti dia menggunakan cara pukul atau cekik dan sejenisnya,
04:08atau dia menggunakan sembarang alat yang tersedia di sekitarnya.
04:11Mungkin pisau, mungkin balok kayu, atau sejenisnya.
04:15Tapi saya harus berikan garis bawahnya, semoga perbincangannya tidak secara keliru ditangkap
04:19oleh pemirsa Kompas Dini sebagai sebuah edukasi tentang pertinan yang melakukan sebuah tindak pidana.
04:23Oke, Mas Reza, itu juga yang jadi salah satu yang masih didalamnya adalah soal motif.
04:29Ketika semua korban yang sudah meninggal dunia,
04:31bagaimana polisi bisa memastikan soal motifnya,
04:34apalagi ini kan juga berkaitan dengan ada atau tidaknya perencanaan dalam kasus pembunuhan.
04:39Pertama yang paling tanda petik muda adalah mendapatkan pengakuan dari pelaku.
04:43Kalau tadi saya simak pemberitaan, dikatakan karena ada faktor asmara,
04:47berarti kita bisa bayangkan motifnya adalah motif emosional.
04:50Bagaimana seseorang melakukan aksi kejahatan untuk mendapatkan perasaan lega
04:54karena telah meluapkan perasaan-perasaan negatifnya.
04:57Atau motif instrumental, sebuah aksi kejahatan dilakukan tidak ada sangkut patinya dengan suasana hati,
05:05tapi untuk mendapatkan manfaat tertentu, harta, popularitas, menutupi kejahatan lain, atau sejenisnya.
05:11Nah, motif paling mudah didapat lewat cara apa?
05:13Tadi saya katakan paling mudah dengan cara mendapatkan pengakuan dari pelaku.
05:18Kalaupun tidak bisa didapat dari situ,
05:20barangkali otoritas kedokteran forensik bisa menelisik tentang bentuk-bentuk perlukaan.
05:25Apakah bentuk perlukaan itu mengindikasikan adanya luapan emosi
05:28ketika seseorang melancarkan aksi kekerasan terhadap pihak lain?
05:32Begitu pula akan dilakukan dengan menggunakan visum psikologikum.
05:37Bagaimana kemudian membaca profil seseorang,
05:40kondisi keperbadian seseorang,
05:41baik kondisi sesaat maupun kondisi berkesenambungan
05:45untuk memastikan seberapa jauh sesungguhnya kekerasan melatar belakangi perbuatan seorang pelaku.
05:51Kalau untuk menentukan ada atau tidaknya perencanaan,
05:53selain dari pengakuan dari pelaku sendiri,
05:56apalagi yang bisa dioptimalkan oleh polisi dalam penyidikan?
06:00Untuk memastikan pasal 340 atau pasal pembunuhan berencana bisa dibuktikan,
06:04maka ada empat hal yang harus dicek keberadaannya.
06:07Pertama target, dalam kasus ini tampaknya sudah jelas terang-benerang
06:11targetnya adalah korban A, korban B, korban C.
06:15Unsur yang kedua yang harus dicek oleh pihak kepolisian adalah insentif.
06:18Manfaat apa sesungguhnya yang dicapai oleh pelaku dengan melakukan aksi pembunuhan terhadap ketiga korban tersebut?
06:25Yang ketiga, sumber daya, instrumen.
06:27Barusan kita singgung.
06:28Ketersediaan alat, ketersediaan kesempatan,
06:31ketersediaan bantuan orang lain barangkali yang digunakan oleh seseorang untuk melancarkan aksi kejahatannya.
06:36Yang keempat adalah resiko.
06:38Bagaimana seorang pelaku kejahatan melakukan serangkaian perilaku
06:41guna menghindari kejaran otoritas penegakan hukum,
06:46menghilangkan barang bukti,
06:47mempengaruhi saksi,
06:49merusak CCTV,
06:50merusak TKP,
06:51melarikan diri,
06:52dan sejenisnya.
06:53Itu merupakan cara-cara pengelolaan resiko.
06:55Nah, kalau pihak kepolisian bisa membuktikan
06:58ada target, insentif,
07:01sumber daya atau instrumen,
07:02dan resiko,
07:03sebagaimana tadi saya coba elaborasi,
07:05maka terpunyai sudah ini adalah pembunuhan berencana.
07:08Oke, Mas Reza juga,
07:12kalau dari polisi menyebutkan ini adalah pembunuhan berantai,
07:16Anda bisa sepakat dengan itu?
07:18Apa yang sebenarnya bisa menjadi indikator?
07:21Pembunuhan berantai sebetulnya,
07:22atau istilahnya multiple killing,
07:23itu punya beberapa versi,
07:25beberapa variasi.
07:27Variasi A, B, C.
07:29Yang dilihat adalah pertama,
07:30jumlah korban.
07:30Apakah jumlah korbannya sudah mencapai 3 atau lebih?
07:32Kalau ya,
07:33maka boleh jadi ini termasuk dalam kategori pembunuhan berantai.
07:37Yang kedua,
07:38sebaran tubuh korban,
07:40apakah berada di titik yang sama,
07:42ataukah tersebar sedemikian rupa.
07:44Dan yang ketiga,
07:45masa jeda,
07:46apakah antara pembunuhan yang satu dengan pembunuhan berikutnya,
07:49ada jeda atau tidak jeda.
07:51Nah, kalau tiga hal ini,
07:53sekali lagi,
07:54jumlah korban,
07:55jumlah TKP,
07:56dan masa jeda itu diperhitungkan oleh polisi,
07:59maka mudah-mudahan polisi akan secara lebih spesifik,
08:02bisa menyimpulkan,
08:03ini pembunuhan berantai tipe apa.
08:06Oke,
08:08Mas Reza Indragi,
08:09Risikolog Forensik,
08:10terima kasih,
08:10sudah berbagi di Kompas Petang,
08:11sehat selalu Mas.
08:12Terima kasih.
08:14Terima kasih.

Dianjurkan