Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
IRAN, KOMPAS.TV - Iran secara resmi menyepakati gencatan senjata dari Israel, setelah berperang selama sekitar dua pekan.

Pengumuman terkait persetujuan gencatan senjata disampaikan melalui Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

Dalam pernyataannya, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengeluarkan keputusan nasional untuk memaksa penghentian perang terhadap Israel.

Namun, sebelum kesepakatan gencatan senjata yang diklaim Presiden Trump lebih dulu, Iran meluncurkan serangan rudal ke pangkalan militer AS di Doha, Qatar.

Serangan ini sebagai balasan atas serangan AS ke fasilitas nuklirnya.

Kita akan ulas bersama pengamat geopolitik dan hubungan internasional, yang juga pernah menjabat sebagai Dubes RI untuk Iran 20122016, Dian Wirengjurit dan Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Satrawi.

Baca Juga Gencatan Senjata Israel-Iran: Perang 12 Hari Berakhir tapi Ancaman Baru Mengintai di https://www.kompas.tv/internasional/601569/gencatan-senjata-israel-iran-perang-12-hari-berakhir-tapi-ancaman-baru-mengintai

#iran #iranvsisrael #gencatansenjata

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/internasional/601576/gencatan-senjata-iran-israel-disepakati-tapi-rudal-masih-terbang-damai-sementara
Transkrip
00:00Iran secara resmi menyepakati genjatan senjata dari Israel setelah berperang selama sekitar dua pekan.
00:06Ngumuman soal persetujuan genjatan senjata disampaikan melalui Dewan Kamanan Nasional Tertinggi Iran.
00:12Dalam pernyataannya Dewan Kamanan Nasional Tertinggi Iran mengeluarkan keputusan nasional untuk memaksa penghentian perang terhadap Israel.
00:19Namun sebelum kesepakatan genjatan senjata yang diklaim Presiden Donald Trump lebih dulu,
00:25Iran meluncurkan serangan rudal ke pangkalan militer AS di Doha, Qatar.
00:28Serangan ini sebagai balasan atau serangan AS ke fasilitas nuklirnya.
00:33Korps Garda Revolusi Iran bilang serangan rudal balistik penyasar pangkalan militer AS di Al-Udeid
00:39yang merupakan pangkalan militer AS paling strategis di Asia Barat.
00:44Serangan ini menandai dimulanya operasi serangan balasan di mana pangkalan AS di Qatar dipilih menjadi target pertama.
00:51Serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS di Qatar menuai respon pemerintah setempat.
00:56Jurubicara Kementerian Luar Negeri Qatar bilang pihaknya mengecam keras tindakan Iran itu.
01:02Qatar menyebut serangan Iran ke negaranya merupakan pelanggaran serius.
01:06Qatar mendesak semua pihak kembali ke meja perundingan dan mencari opsi perdamaian.
01:10Kementerian Luar Negeri
01:29Sebelumnya melalui platform Drought Social, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan kenjatan senjata kedua negara, Iran dan Israel.
01:56Trump klaim berhasil menengahi kesepakatan kenjatan senjata melalui jalinan komunikasi dengan Perdana Menteri Israel dan pejabat Iran.
02:03Namun Trump menyatakan kekecewannya pada Israel dan Iran.
02:07Trump bilang Israel dan Iran telah melanggar ketentuan kenjatan senjata dengan masih melancarkan serangan satu sama lain pada selasa dini hari.
02:26Dan sekarang Israel sudah keluar. Mereka harus menjelaskan.
02:29Kita melalui jalan.
02:30Bagaimana Anda melalui jalan dengan kekecewannya?
02:32Saya tidak suka banyak hal yang saya lihat di hari ini.
02:35Saya tidak suka bahwa Israel mengunakan saat kita melakukan perusahaan.
02:38Mereka tidak perlu mengunakan.
02:40Dan saya tidak suka bahwa pertahanan sangat kuat.
02:44Memang, pasca pengumuman kenjatan senjata, gelombang protes masih terjadi di ibu kota Iran, Teheran.
02:52Aksi unjuk rasa ini digelar,
02:54usai Presiden Donald Trump mengumumkan kedua negara telah menyetujui kenjatan senjata total dan menyeluruh.
03:00Warga Iran tak setuju dengan kenjatan senjata,
03:02karena menganggap kenjatan terjadi saat kekuatan Iran sudah penuh dan siap mengalahkan serangan musuh.
03:08Dalam orasinya, pengunjuk rasa mengutuk Israel dan Amerika Serikat.
03:14Saudara, soal genjatan senjata Iran-Israel yang paling penting adalah bagaimana benar-benar menghentikan perang kedua negara.
03:26Kita akan ulas bersama pengamat geopolitik dan juga hubungan internasional
03:30yang juga pernah menjabat sebagai dubes RI untuk Iran 2012-2016,
03:35Dian Wirangjurit dari sambungan Zoom.
03:37Selamat pagi, Pak Dian.
03:39Pagi, Mas Denanto.
03:40Ya, dan hadir juga di studio Saudara Pengamat Timur Tengah, Pak Hasibulo Satrawi.
03:45Selamat pagi, Pak.
03:46Selamat pagi, Mas Bram.
03:47Baik, selamat pagi.
03:48Saya ke Pak Hasibulo dulu.
03:51Pak Hasibulo, ini yang paling utama, yang paling penting pertanyaannya.
03:55Ketika ada kenjatan senjata antara Iran dan Israel yang disebutkan dan sudah disepakati oleh kedua negara,
04:01sudah dinyatakan secara resmi,
04:03Anda melihatnya bakal ademkah atau amit-amit gitu ya?
04:08Ada kemungkinan-kemungkinan lain setelah ini?
04:10Ya, begini Mas.
04:13Kita harus membacanya secara lebih jernih dan satu persatu.
04:18Sebenarnya kan ada dua konflik dalam satu eskalasi ini.
04:23Yaitu yang pertama adalah Iran dengan Israel.
04:27Lalu yang kedua, Iran dengan Amerika.
04:29Gara-gara Amerika masuk di lintasan tanggal 22 kemarin melakukan serangan itu.
04:34Nah, saya melihat dari berbagai macam perkembangan yang ada, terutama juga di Amerika,
04:42maka mengharuskan ini untuk melakukan kenjatan senjata.
04:47Ini mungkin nanti di sekumen berikutnya kita urai.
04:50Karena misalkan salah satu dampak kepada kepentingan politik dalam negerinya Amerika tidak tanggung-tanggung.
04:55Ini akan betul-betul menimbulkan efek domino.
04:59Kalau ini lanjut di antara Iran dengan Amerika.
05:03Nah, oleh karena itu saya melihat posisi Amerika sendiri dengan Donald Trump yang memang politiknya zigzag ya,
05:10berada pada kondisi di mana dia membutuhkan genjatan senjata ini.
05:15Jadi, saya mengamatin ini sudah mendekati 24 jam semenjak jam 7 waktu setempat kemarin diumumkan, diberlakukan,
05:28atau jam 11 siang kurang lebih waktu Indonesia Barat.
05:34Sekaligus saya mengkoreksi kemarin di TV lain, saya terbawa dalam logika jam di sini, jadi agak kurang pas penjelasannya.
05:41Jadi, ini kan berarti sudah melewati 12 jam pertama.
05:4512 jam pertama berarti itu antara jam 11 siang di kita sampai jam 11 malam.
05:54Itu 12 jam pertama.
05:57Nah, di 12 jam pertama masih terlihat memang adanya gondok-gondokan kalau kata orang di sini.
06:04Karena memang dua pihak di antara Iran dengan Israel, ini dua negara yang sama-sama kuat faktanya sekarang.
06:11Bahkan saya bilang perang ini membuka realitas baru tentang kecanggihan senjata Iran yang sekarang sudah tidak akan bisa lagi dilupakan orang.
06:20Penguasa Timur Tengah secara militer bukan hanya Israel.
06:23Tapi Amerika bisa, Iran bisa mengimbangi itu.
06:26Jadi, ini faktanya.
06:27Jadi, negara sama-sama kuat seperti ini dipaksa oleh Trump terutama untuk melakukan sebuah genjatan senjata.
06:35Karena di peta konflik di antara Iran dengan Amerika yang saya bilang tadi, situasinya mengharuskan ini untuk berada dalam sebuah genjatan senjata.
06:46Oleh karena itu, menurut saya faktornya sekarang ini, termasuk ini sudah mendekati 24 jam, kurang beberapa jam lagi berarti kan.
06:54Maka kuncinya adalah Amerika yang kita lihat memang sempat di 12 jam pertama ada dinamika karena memang kurang lebih 45 menit atau 15 menit menuju jam 7 itu masih habis-habisan itu.
07:11Dimulai dari Amerika nyerang, Israel nyerang sampai membunuh salah satu ahli nuklinya Iran dan dibalas dengan serangan yang keras sekali.
07:21Itu sampai 4 atau 5 korban jiwa belum lagi kehancuran-kehancuran yang luar biasa.
07:26Nampaknya Israel juga tidak terima dengan itu karena itu pas di kurang lebih jam 7.
07:31Nah, lewat sedikit dianggap masih ada sisa roket yang meluncur.
07:34Jadi, itu dianggap sebagai pelanggaran kesepakatan senjata dan itulah yang dimention oleh Presiden Trump.
07:40Dengan sangat keras untuk menghentikan, gak boleh lagi ada serang-menyerang diantara ini semua.
07:45Dan efeknya menurut saya dari tekanan dan kunci yang dikuatkan lagi oleh Presiden Trump, 12 jam terakhir sampai sekarang ini tidak terjadi lagi kontak senjata diantara kedua belah pihak.
08:00Jadi, kuncinya menurut saya ada di komitmen Presiden Trump dan Amerika.
08:04Oke, walaupun memang dari Iran dan juga Israel sama-sama ngotot, sama-sama tidak mau mengaku kalah gitu ya.
08:10Kita sama-sama keras, masih punya dendam, masih punya panas yang membara diri Amerika masing-masing.
08:15Tapi, di sini berarti memang satu-satunya ataupun kuncinya ada di Trump sebenarnya.
08:19Kalau misalnya Trump tidak muncak-muncak kemarin ketika Israel kemudian terakhir bales serang lagi karena dianggap melanggar kecatar senjata,
08:28berarti bisa jadi akan lanjut dong, Pak?
08:29Ya, ini menurut saya memang harus ada perubahan logika berpikir tentang keamanan dan perdamaian di Timur Tengah.
08:38Kalau kita betul-betul ingin sebuah perdamaian yang permanen.
08:42Kalau selama ini kan terus terang logikanya itu adalah mendukung Israel untuk menjadi penguasa mutlak
08:47dengan berbagai macam kecanggihan teknologi militer yang tidak bisa diimbangi oleh negara manapun.
08:54Termasuk katakanlah negara-negara sekutu dekat Amerika yang lain yang dari bangsa Arab misalkan,
08:58yang sempat ditarget juga oleh Iran misalkan.
09:02Itu kan tidak bisa mengimbangi itu.
09:04Nah, kalau begitu kan berarti logikanya bukan perdamaian,
09:07tapi logikanya adalah pemaksaan melalui satu negara yang superior di segala sisi.
09:12Nah, ini yang menurut saya dengan perang sekarang 12 hari ini dirombak oleh sistemnya Iran,
09:18dibalikkan dengan kenyataan baru suka atau tidak suka,
09:23Iran sekarang menjadi penguasa baru di Timur Tengah yang saya yakin itu akan memberikan dampak ke depan.
09:29Oleh karena itu menurut saya di level ide tentang perdamaian ke depan,
09:33tidak bisa lagi cukup dengan ide superiority seperti ini.
09:37Harus kembali kepada basic perdamaian yang lebih kuat yaitu koexisten atau saling menghormati satu sama lain.
09:45Nah, ini yang menurut saya harus betul-betul ditumbuhkan ke depan.
09:47Bukan lagi satu negara dijunjung setinggi-tingginya, diangkat setinggi-tingginya,
09:52lalu yang lain tidak diberikan kemampuan untuk jangankan menyamai, mendekati saja tidak dimungkinkan.
09:58Nah, ini kan kalau kita punya desain gitu.
10:00Kalau orang, kalau kata salah satu pejabat di Iran, mungkin infrastruktur nukle Iran bisa dihancurkan,
10:07tapi ilmu yang sudah mereka kuasain itu tidak akan bisa dihalangi.
10:12Jadi ini realitas baru yang menurut saya kita harus adaptasi dengan ini semua.
10:17Oke, di sini Iran juga ada kesempatan untuk menunjukkan bahwa ya saya juga punya power di sini
10:21dan bukan satu-satunya Israel yang punya di wilayah Timur Tengah ini.
10:26Kemudian saya ke Pak Dian, Anda melihat memang di sini kata Pak Hasibullah tadi adalah peran Amerika Serikat sangat besar,
10:35terutama Presiden Trump untuk bisa menghentikan serangan antara kedua negara.
10:39Dia yang juga pertama kali kemudian mengatakan ataupun mendeklarasikan genjatan senjata,
10:47tapi dari kedua negara sendiri Anda melihat karakternya seperti apa sebenarnya Pak Dian,
10:50dari Iran maupun Israel, karena sama-sama pemimpin negara masing-masing ini masih kayak ngotot gitu Pak
10:57dari pernyataannya ketika genjatan senjata sudah sama-sama disepakati.
11:01Terima kasih, terima kasih Mas.
11:04Begini, pertama saya mau coba sedikit tentang genjatan senjata ya.
11:09Harus diingat bahwa yang namanya genjatan senjata adalah kemampian kontak senjata sementara Mas.
11:15Jadi segala sesuatu masih mungkin terjadi pasca genjatan senjata ini yang mungkin gagal
11:22kalau salah satu pihak tidak punya komitmen untuk menepatinya.
11:29Saya mau mengingatkan yang namanya Netanyahu, yang namanya Presiden Donald Trump itu susah dipercaya.
11:39Karena beberapa kasus menunjukkan komitmen yang mereka sampaikan tidak dilakukan, bahkan dilanggar.
11:47Contohnya paling gampang, ketika tanggal 10 itu, ini berkali-kali saya sampai mengingatkan,
11:54tanggal 10 Juni itu delegasi Iran dan delegasi Amerika bertemu untuk melanjutkan
12:00perundingan damai yang dulu dibubarkan oleh Donald Trump, GCPOE itu.
12:07Mereka menganggap akan ada suasana tenang.
12:11Ternyata tiga hari kemudian Israel menyerang Iran.
12:15Sama halnya tanggal 20 Juni ketika Presiden Donald Trump menyatakan
12:20setelah perang seminggu Israel dan Iran, Amerika Serikat akan melihat
12:25dua minggu ke depan apa yang akan dilakukan dalam konteks ini.
12:31Ternyata...
12:32Tidak sampai dua minggu, sudah langsung serang ya Pak ya?
12:34Tidak sampai dua minggu, tiga hari langsung diserang.
12:37Nah, saya dari...
12:40Belum lagi kalau kita bicara soal, kembali soal Gaza ya,
12:43berapa kali gencatan senjata yang katanya sudah disepakati,
12:47dilanggar Israel.
12:49Nah, buat saya begini.
12:50Kalau tadi disamaki katakan memiliki keukatan yang sama
12:55antara Iran dan Israel, mungkin secara militer ya.
13:00Tapi harus diakui, Israel itu ya sombong, begabah.
13:05Dia pikir dia, tadi yang disampaikan Mas Hatiyah,
13:09bahwa di Timur Tengah ternyata ada kekuatan yang selama ini diabaikan,
13:16di-underestimate, dikecilkan.
13:19Yaitu yang namanya Iran.
13:21Mereka, Israel, istilahnya itu apa ya?
13:25Jorjoran di Gaza, dihancurkan.
13:28Di Basmi, genocide dilakukan di sana.
13:33Sebagian energinya saya yakin sudah terkuras di sana,
13:36termasuk semangat para prajuritnya.
13:42Nah, sekarang mencari medan baru, medan laga baru,
13:45dengan mengusik Iran yang selama ini sudah menahan diri,
13:50dengan serangan mendadak.
13:52Dan saya tidak heran kalau balasan Iran akan sangat frontal dan total.
13:59Sekarang terbukti, praktis Israel itu tidak berkutik kok.
14:06Israel itu kan tidak akan bisa bertingkah atau menganggap diri paling hebat.
14:11Oh, tidak Amerika ya Pak?
14:13Tanpa Amerika.
14:14Sama sekali tidak.
14:17Nah, itu yang dilupakan oleh Israel.
14:19Seakan-akan Amerika itu, ya mungkin dianggap dewanya,
14:23mungkin dianggap induk semangnya, terserah.
14:26Tapi yang pasti, sekarang dia mendapatkan pelajaran.
14:29Nah, saya mau mengingatkan begini, kembali kepada tadi, perkataan ceasefire tadi.
14:35Di Amerika sudah sejak lama beredar,
14:39karena dia selalu menganggap negara lain itu sebagai apa ya,
14:44tidak akan mampu menghadapi dia.
14:46Ada poster yang selalu beredar itu.
14:48Trust no one.
14:50Artinya jangan percaya siapapun.
14:52Artinya dia harus mampu dengan kekuatan sendiri,
14:55mengatasi apapun yang terjadi di dunia.
14:57Tapi, coba kita kembalikan ke mereka.
15:01Khususnya kepada Presiden yang namanya Donald Trump.
15:05Trust no one.
15:05Saya tidak pernah percaya yang namanya kata-kata Donald Trump,
15:10termasuk dalam konteks Timur Tengah.
15:12Terima kasih.
15:13Oke, jadi kalau melihat karakter dari Israel dan juga Amerika Serikat,
15:17ini ada kemungkinan amit-amit gitu ya Pak?
15:20Ada pelanggaran dalam gejata-gejata ini oleh mereka?
15:23Saya bukan mendaului,
15:25tapi yang pasti Iran tentunya tidak akan diam saja dengan kata-kata yang memukau itu,
15:32yang menidurkan itu.
15:35Saya pikir Iran tetap akan siap sedia,
15:37begitu Israel atau Amerika melanggar,
15:42dia akan pasti lebih siap.
15:43Karakter Iran, tadi ditanyakan karakter Iran,
15:46karakter sebuah peradaban Persia yang ribuan tahun sudah terbukti,
15:51daya tahannya menghadapi serangan berbagai pihak,
15:55sampai kepada Alexander Agung misalnya.
15:58Memang Iran mengalami pasang surut,
16:01salah menang,
16:02tapi sebagai wakil dari peradaban Persia itu,
16:07Iran tidak akan membiarkan negaranya dihancur,
16:10lantakan seperti Gaza.
16:13Berbeda sekali.
16:15Oke, oke.
16:16Walaupun memang tadi Anda bilang bahwa
16:19tidak mau mendahului,
16:20tapi kemungkinan bakal ada gitu ya,
16:22mungkin ada pergerakan ataupun pelanggaran gejata-gejata,
16:25tapi apakah kemudian bisa kita nilai
16:29bahwa gejata-gejata antara dua negara ini rapuh atau tidak?
16:33Sementara memang kalau kita lihat,
16:35di sini ada kepentingan yang sangat banyak,
16:37baik dari Amerika maupun sekutu-sekutu dari masing-masing Iran maupun Israel.
16:41Nah ini apakah cukup untuk bisa membuat gejata-gejata ini bertahan?
16:46Kita akan bahas setelah ini.
16:47Bapak-bapak tetap bersama kami di Sapa Indonesia Pagi.
16:50Kembali di Sapa Indonesia Pagi,
16:55Saudara masih membahas terkait bagaimana kemudian
16:57kemungkinan gejata-gejata antara Iran dan juga Israel ini
17:01membawa perdamaian di antara kedua negara.
17:04Tadi pertanyaan terakhir terkait dengan
17:05apakah bisa dibilang sebenarnya
17:07gejata-gejata ini rapuh
17:11karena ada karakteristik tersendiri dari Amerika dan juga Israel
17:15atau justru malah sebenarnya kuat?
17:17Saya mau ke Pak Hasibuloh dulu.
17:19Bagaimana Anda melihatnya ketika
17:21banyak kepentingan dari Amerika Serikat sendiri,
17:24kemudian kepentingan dari Iran juga,
17:26kepentingan dari negara-negara sekutu masing-masing negara
17:29yang memang kalau nggak gejatan ya
17:31amsyong gitu ya di semua sisi, di semua sektor gitu.
17:34Anda melihatnya mana yang paling kuatnya?
17:38Apakah karakter kedua negara ini
17:40yang kemudian kemungkinan amit-amit bisa melanggar gejata-gejata
17:43atau kepentingan lainnya dari negara-negara sekutu maupun dari Amerika sendiri
17:48yang bisa buat gejatan-gejata ini jadi yang damai?
17:50Kalau bagi saya sendiri, Mas, dalam kenyataan Israel yang seperti sekarang terutama,
17:55itu Amerika sendiri kalau mungkin bukan Trump juga masih diabaikan sama Israel.
18:00Kita lihat di jamannya Joe Biden yang tadi disampaikan oleh Pak Hadian,
18:03itu berapa kali Joe Biden dibikin kecelek istilahnya.
18:06Udah diumumkan gejatan-gejatan-gejatan-gejatan.
18:08Netanyahu nggak pernah mau tunduk.
18:10Jadi memang di level Israel sendiri mungkin hanya Trump
18:13yang bisa menjinakkan, yang bisa memaksa dia untuk ikut dalam skenario dia.
18:18Kalau Iran sebenarnya kan secara prinsip istilahnya dari kapan aja bisa gejatan-gejatan.
18:24Karena logika dia adalah logika bertahan.
18:27Jadi kalau lawan berhenti, kami akan berhenti.
18:30Kami juga nggak cari masalah.
18:31Jadi artinya kata orang Jawa,
18:35sak waya-waya dia bisa ini, bisa gejatan senjata.
18:39Karena dia bukan mengganggu, dia diganggu.
18:41Dia bertahan itu.
18:43Nah oleh karena itu, saya nyambung ke yang disampaikan Pak Hadian tadi.
18:46Kalaupun memang sekarang timbul keseimbangan baru dengan kemunculan Iran ini,
18:52menurut saya memang kalau dibaca secara statistik,
18:55ya kemenangannya bukan dalam pengertian absolut kemenangannya ini,
18:59Israel berapa, Iran berapa, bukan.
19:01Tapi ini lebih karena Iran kadung di underestimate.
19:05Dan ternyata dia bikin perlawanan luar biasa sampai detik-detik terakhir.
19:10Walaupun secara kekorbanan, luar biasa di Iran banyak gitu.
19:13Termasuk ahli-ahli nuklir, ulama-ulamanya, termasuk pemimpinnya.
19:18Itu kan luar biasa gitu.
19:20Dan itu bagi orang yang baca sejarah Iran,
19:23istilahnya Iran sudah terbiasa kehilangan tokoh-tokoh utamanya.
19:27Dibunuh oleh Israel.
19:28Dan itu tidak akan melemahkan, tapi justru menguatkan.
19:32Kalau sudah biasa perang, sudah biasa jiwa berjuang dan perperangnya sudah dari dulu gitu ya.
19:36Persis gitu.
19:37Nah, saya justru melihatnya begini dalam konteks lagi-lagi yang Iran di underestimate,
19:41terutama oleh Israel.
19:42Ini menjadi istilahnya,
19:44saya sampaikan dulu di sini itu,
19:48ketika Israel melakukan serangan ini,
19:50kan minimal empat yang dia bisa amankan ambisinya Nita Nyahu.
19:54Katakan, mengamankan anjaman Iran,
19:57kemudian dia bisa memenangkan pertarungan di Gaza,
20:00lalu dia mendapatkan posisi kuat lagi dalam negerinya,
20:04dan mungkin dapat empati di tingkat global dari negara-negara Eropa yang selama ini sudah mulai bikin jarah.
20:09Nah, kalau dibaca per hari ini, bisa jadi petanya terbalik ini.
20:13Dengan ternyata perlawanan dan kemampuan Iran yang seperti sekarang,
20:18bisa jadi justru empat hal ini justru menggerus kepentingannya Nita Nyahu sendiri.
20:23Sekarang soliditas di Israel mungkin juga malah semakin rapuh dengan kondisi dalam tanda kutip dipermalukan.
20:30Ini kan petanya hari ini berbeda.
20:32Di Iran itu adalah peta atau aura kemenangan,
20:35karena memang dia bisa bertahan dari serangan itu.
20:38Sementara di Israel, ini aura kekalahan.
20:40Dia tidak pernah mengalami kehanjuran seperti ini.
20:43Itu akan menjadi tekanan tersendiri bagi Nita Nyahu yang dalam kasus Gaza saja,
20:47dia tidak bisa selamat dari tekanan-tekanan dalam negeri.
20:51Belum lagi dari, katakanlah dari internasional,
20:55itu memang beberapa negara sempat kayak mulai lirik lagi Israel.
20:59Tapi ini binjata-senjata lebih cepat,
21:01dan beberapa negara yang lain tetap keras, terutama Sepanyol misalkan itu keras sekali sama Israel.
21:07Jadi saya justru melihat justru dengan begini,
21:10kondisi Israel yang asalnya empat diharapkan dia dapat,
21:13justru bahasanya sampean tadi jadi amsiong.
21:16Yang empat ini bisa nggak menjadi sesuatu.
21:20Dan itu ya istilahnya Nita Nyahu yang memulai,
21:23dia bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dia lakukan.
21:26Dia akan menghadapi itu menurut saya ke depan.
21:28Oke, mungkin kita kembali lagi ke Pak Dian.
21:31Pak Dian terkait dengan tadi ya,
21:32si Swire ini apakah memang benar-benar kuat gitu ya,
21:36walaupun ada karakter dari Amerika dan juga Israel yang tidak bisa kita abaikan.
21:40Dengan mungkin kepentingan Amerika Serikat yang,
21:42aduh kalau misalnya amit-amit ini berlanjut terus,
21:45ekonomi saya juga bakal anjlok nih.
21:48Kemudian juga kemarin kan saya baru dapat,
21:50mau diusulkan penerima Nobel oleh Pakistan gitu.
21:53Nah, Anda melihat gecatan senjata ini tuh bagaimana Pak?
21:57Apakah akan kuat dengan adanya kepentingan-kepentingan terutama dari Amerika Serikat atau seperti apa?
22:04Terima kasih.
22:05Begini, saya ini menarik.
22:07Melanjutkan Mas Hasibolo juga ya.
22:09Sebenarnya semuanya simpel kok.
22:13Dari pengalaman sejarah ya.
22:15Tahun 1967 itu Israel yang kecil dan baru belum lama terbentuk,
22:21sudah diserbu oleh lima negara.
22:25Tiga lah.
22:26Mesir, Jordan, Syria, dan Lebanon.
22:31Dibantu oleh Arab Saudi.
22:33Mereka dalam tujuh hari bisa mengalahkan ke lima negara itu.
22:38Secara fisik maupun secara apapun yang disebut.
22:44Militer.
22:46Dari pengalaman itu, Israel beranggapan dia punya kekuatan yang luar biasa.
22:52Ketika negara-negara itu kalah.
22:57Mesir kehilangan Sinai misalnya.
23:00Syria kehilangan Golan.
23:01Lebanon kehilangan El Sab.
23:05Yordania kehilangan Kepi Barat.
23:09Sebuah sebagian negara berdaulat yang kuat di Timur Tengah mereka kalahkan dalam tujuh hari.
23:17Ketika mereka sekarang menghadapi katanya ancaman dari yang namanya proksi Iran.
23:23Hamas, Fisbola, dan Kutip.
23:28Tentunya tidak sebanding dengan negara-negara tadi.
23:32Dengan mudah mereka tundukkan.
23:34Walaupun dalam konteks sekarang tidak mudah seperti dulu ya.
23:39Hamas dihancur lantakan.
23:41Fisbola dilumpukan juga Kutip.
23:44Mereka beranggapan andalan proksi ini adalah Iran.
23:50Jadi kalau Iran sekarang sudah kehilangan mitranya, Iran mungkin tidak punya kekuatan lagi.
23:55Karena mereka, Iran sudah habis juga dananya, energinya, manpowernya, dan sebagainya menghadapi sanksi.
24:03Jadi situasi secara kasat mata, di mata Israel, mungkin Iran memang lemah ya.
24:10Sudah kalah di proksinya, sekarang lemah.
24:13Makanya dianggap serangan Israel akan dapat segera menundukkan Iran.
24:18Ternyata salah besar.
24:19Dunia kaget.
24:20Kita semua kaget, terutama Amerika.
24:23Nah dalam konteks ini, Iran tidak akan pernah membiarkan lagi negaranya dalam kondisi yang terbuai oleh janji-janji.
24:31Makanya kembali ke pertanyaan Mas Berna tadi.
24:38Seasfire masih tahap awal.
24:41Masih terlalu dini untuk melihat apakah seasfire ini akan berlangsung lebih lama dari yang diharapkan.
24:50Karena pengalaman tadi.
24:53Buat saya, sekarang apapun yang terjadi,
24:56kalau saja Israel kemungkinan besar sudah, mungkin kalau ayam itu apa ya, kepalanya udah nunduk karena kalah tuh.
25:07Tidak akan terlalu apa ya, terlalu gegabah, tidak akan terlalu congkak, tidak akan terlalu arogan.
25:13Seperti dulu, buat saya ini pelajaran penting buat Israel tuh, apalagi rakyatnya sendiri sudah jenuh dengan kebijakan Trump.
25:21Tapi yang harus dicatat terakhir ini adalah bahwa semua ini tidak akan terjadi kalau tidak akan terjadi kalau saja tidak ada tokoh-tokoh seperti yang namanya Netanyahu dan Trump.
25:38Oke, di Iran sekarang posisinya masih siaga satu gitu ya Pak, masih kemudian jangan sampai ada pelanggaran dan dia tetap siap.
25:46Kalaupun misalnya ada pelanggaran, dia siap untuk melakukan balasan.
25:50Saya mau ke Pak Hasibulo lagi, Pak Hasibulo.
25:52Anda melihat kalau ketika sudah ceasefire, walaupun terakhir memang Iran kemudian menyerang Qatar walaupun dipangkalan militer Amerika Serikatnya.
26:04Anda melihat peta timur tengah ketika ada serangan dari Iran di wilayahnya Qatar.
26:09Kemudian bagaimana hubungannya dengan negara-negara lain ya seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab.
26:14Ini apakah menjadi satu langkah yang dalam tanda kutip salah untuk posisi Iran di timur tengah sendiri?
26:22Iya, saya rasa memang peta kekuatan di antara Iran dengan Amerika itu butuh segmen tersendiri itu mas artinya.
26:30Ini kan sebenarnya kita bicarakan adalah peta kekuatan di antara Iran dan Israel.
26:34Itu oke cukup sampai di sini.
26:36Bagaimana Iran dengan Amerika, menurut saya memang secara analisa saya bisa sampaikan Iran butuh kalkulasi lebih lanjut.
26:44Dan bentuk kalkulasinya itu makanya dia datang ke Rusia untuk memastikan kira-kira backupnya ini seperti apa.
26:51Nah saya menduga pertemuan dengan Vladimir Putin itu tidak terlalu mendukung untuk perang total dengan Amerika.
26:59Sekali lagi Amerika kalau bagi Iran itu tidak ada bedanya dengan Israel.
27:04Malah selalu dikatakan Amerika itu sehatan besar, kemudian Israel itu sehatan kecil.
27:09Itu doktrinya mereka begitu dalam konteks memitakan lawan-lawannya gitu.
27:13Nah ketika melakukan serangan seperti ketiga fasilitas nuklir tadi,
27:19saya yakin Iran juga mengkalkulasi apa yang mau dilakukan.
27:22Nah saya menduga mungkin pertemuan dengan Putin itu tidak terlalu mendukung untuk perang total.
27:28Karena itu lalu kemudian mulai saya menduga memang Iran sendiri memberikan harapan tentang genjata-genjata terutama dengan Amerika ini.
27:38Karena itu di dalam peristiwa-peristiwa selanjutnya,
27:41sekali lagi setelah dibaca sekarang ya,
27:43kalau sebelumnya agak terkaget-kaget kita membaca perkembangan detik demi detik.
27:47Jadi misalkan waktu ketemu dengan Vladimir Putin,
27:51lalu kemudian setelah itu ada kejadian nyerang Qatar,
27:55saya waktu itu sempat menduga ini akan perang lebih besar lagi,
27:57ternyata setelah itu Trump umumkan genjata-genjata.
28:00Nah dari semua peristiwa ini menurut saya bisa kita ambil kesimpulan awal beberapa,
28:06salah satunya adalah bahwa memang ya Qatar itu saya menganggap sebagai serangan penutup yang mungkin dikompromikan
28:13agar di antara Iran dengan AAS ini tidak lanjut perangnya.
28:17Oke, jadi korbankan sedikit lah ya.
28:19Iya, kenapa Qatar dipilih?
28:20Karena itu yang dalam tanda kutip lebih mendekati harga kesalahannya
28:24dari yang sudah dilakukan oleh AAS dengan menyerang langsung tiga fasilitas nuklir Iran.
28:29Dan formula di dalamnya kan sudah dalam tanda kutip sudah terencana dengan baik,
28:35walaupun itu sudah nyampe ke pangkalan, tidak ada yang jadi korban.
28:40Jadi Amerika juga bisa punya alasan untuk tidak terus balas-membalas,
28:45karena ya kedugianya juga tidak terlalu besar.
28:49Cuman saya melihat yang kedua begini juga mas,
28:51kalau seumpamanya Iran lanjut dengan serangan terus membabi buta kepada pangkalan-pangkalan militer,
28:58Amerika di Timur Tengah ini, saya khawatir justru Iran terjebak lebih dalam dalam skenario-nya Netanyahu.
29:05Oke, jadi sudah kecemplung sedikit, tidak apa-apa nih, sudah menarik.
29:08Ya, skenario Netanyahu kan begini sebenarnya,
29:10Netanyahu itu maunya kalau bisa yang berperang lawan musuh-musuhnya adalah Amerika.
29:16Jadi Israel di dalam saja, tidak perlu keluar senjata.
29:18Jadi Amerika saja, itu adalah krisis sirak.
29:21Dia yang mulai soal isu nuklir, lalu kemudian diproses oleh Amerika,
29:25Amerika yang hancur-hancuran, babak belur, berlama-lama,
29:29Israel yang menang yang enak di dalam.
29:31Saya juga menduga perang sekarang ada arah ke sana,
29:34karena itu dengan berbagai macam cara Netanyahu narik Trump untuk masuk.
29:41Dan di satu fase, seakan-akan kita baca Trump masuk dalam skenario-nya Netanyahu.
29:48Yaitu ketika nyerang Iran kan, itu berubah langsung.
29:51Tapi ini Netanyahu juga tidak mudah dipegang,
29:54karena itu Trump tidak mudah dipegang.
29:56Tiba-tiba dia bikin umum genjetan senjata pun ini.
29:58Jadi itu betul-betul membalikkan skenario yang ada.
30:01Seperti terjebak, kemudian skenario malah kemudian batal.
30:03Nah, kalau seumpamanya Iran, gara-gara sudah diserang Amerika,
30:06lalu dia nyerang seluruh pangkalan,
30:08yang akan diuntungkan adalah Netanyahu.
30:10Kenapa?
30:11Karena minimal Iran akan menjadi common enemy baru.
30:14Yang awalnya sebelum serangan Amerika common enemy-nya adalah Israel,
30:19karena dia sebagai sumber instabilitas.
30:21Kalau Iran lanjut, nyerang Bahrain, nyerang Qatar, nyerang Arab Saudi, nyerang Turki, nyerang Irak,
30:28semua ini diserang,
30:30satu, itu sudah dipastikan melanggar yang namanya kedaulatan negara lain.
30:35Oke, bisa diberikan ini Amerika sudah sadar di tempat di waktunya nih Pak.
30:38Kenapa?
30:38Amerika sadar di waktu yang pas ini mungkin, ketika mungkin terjebak dalam skenario-nya Israel.
30:43Kalau mau baca Amerika, sebenarnya itu banyak elemen yang harus dibahas,
30:48termasuk dampak kepentingan politik dalam negerinya.
30:50Dan juga latar belakang katakanlah Trump sendiri yang saya menganggap
30:54dia terjebak sekarang ini di antara karakter aslinya yang keras
30:59dengan karakter kampanye yang diharapkan untuk menjadi penyelamat perang gitu kan.
31:05Kalau kita baca Republik, katakanlah selama ini seperti Bush, Junior, dan Senior,
31:10kan karakternya kita kenal keras.
31:12Jadi Trump agak mirip-mirip di situ.
31:14Tapi kan harus dipahami, Trump ini menjadi presiden,
31:17salah satu kampanye-nya adalah karena dia ingin menghentikan perang.
31:20Jadi dia ingin menjadi kayak semacam antitesa daripada Biden yang waktu itu
31:25dijebak oleh Nitanyahu untuk berperang terus gitu.
31:29Nah, oleh karena itu saya melihat, justru dengan melakukan perubahan ini
31:35menjadi tidak masuk dalam skenario-nya Nitanyahu, dia bikin skenario sendiri,
31:39maka yang pertama dia akan kembali pada kepentingan dalam energinya Amerika,
31:44terutama dengan gerakan ekonominya yang maga itu,
31:48sehingga dia bisa wujudkan janji-janji kampanyenya.
31:52Dan itu menurut saya nyambung dengan kepentingannya Iran yang
31:55sudah menampakkan kedaulatannya dan kebesarannya di kawasan.
32:01Oke, baik. Saya ke Pak Dian. Ini terakhir, Pak Dian.
32:04Anda melihat tadi pernyataan Pak Hasibullo.
32:07Sebenarnya ada skenario yang kemudian tidak diikuti oleh Amerika Serikat.
32:11Seperti itu ya, Pak.
32:11Kemudian, apakah memang ini kemudian bisa menguntungkan
32:15ke semua pihak, baik Amerika Serikat, kemudian Iran,
32:19maupun misalnya Israel juga,
32:21walaupun Israel di sini juga kelihatannya agak rugi gitu ya, Pak.
32:24Dan bisa kemudian mendorong ke perdamaian sebenarnya.
32:28Terima kasih. Saya setuju sekali sama Mas Hasibullo.
32:33Kalau Iran terpancing dan menyerang pangkalan-pangkalan Amerika di sana,
32:39maka akan backfire bagi Iran sendiri.
32:42Tapi mari kita melihatnya seperti ini.
32:45Apa sih, berapa banyak sih pangkalan Amerika?
32:48Banyak memang.
32:49Di dunia ini ada delapan ratusan pangkalan Amerika dimanapun.
32:53Dan konsentrasinya memang banyak di Timur Tengah.
32:57Mungkin hampir seratus.
32:59Pangkalan itu kan di satu negara bisa ada berapa ya?
33:02Seperti dulu di Syria atau segala macam itu,
33:06pangkalan Amerika itu kayak di Jepang sekarang yang damai aja.
33:09Ada sembilan.
33:10Di Korea ada sembilan.
33:13Sorry, di Jepang ada empat belas.
33:16Di Korea sembilan.
33:17Di Filipina delapan.
33:18Di tempat-tempat yang tidak ada apa-apa aja,
33:20pangkalannya dipertahankan.
33:23Dengan kesiagaan.
33:24Apalagi di kawasan yang namanya hotspot.
33:27Timur Tengah salah satu hotspot tradisional.
33:30Nah, pangkalan-pangkalan Amerika itu apa sih tujuannya?
33:34Satu, melindungi Israel.
33:37Karena di sana tidak ada lagi pergolakan besar
33:40seperti perang-perang tahun 1967,
33:42tahun 1973,
33:43apalagi tahun 1980-1990 ketika Irak menyerang Israel.
33:49Ada yang perang Gauh segala macam ketika Kuwait menginvasi,
33:53Irak menginvasi Kuwait.
33:56Tidak ada lagi.
33:57Jadi, semua konsentrasi pangkalan militer itu
34:00memang untuk menunjang pertahanan,
34:03kemampuan pertahanan Israel.
34:05Dan karena doktrinya Israel memang
34:09mengikuti induknya
34:11untuk coba-coba ofensi,
34:14sementara tadi dikatakan
34:15negara benar oleh Mas Asiholo
34:18bahwa Iran itu pada dasarnya defensif.
34:21Jadi, Iran sebenarnya tidak terlalu memikirkan
34:26urusan itu, urusan Israel.
34:29Sampai ketika kepentingan nasionalnya,
34:32territorial integrity-nya diganggu oleh Israel.
34:36Nah, kalau sekarang Iran berani mulai menjawab
34:42apa namanya, serangan Amerika
34:44dengan menghancurkan pangkalan militer di Qatar,
34:48itu bukan tanpa alasan.
34:50pangkalan militer di Qatar itu pangkalan pusatnya.
34:53Karena serangan Israel dan Amerika selama ini
34:56dilakukan lewat udara.
34:58Karena memang itulah cara satu-satunya.
35:01Makanya nomor satu menjadi sasaran adalah Qatar.
35:04Dan saya yakin,
35:05Qatar sama Iran itu hubungannya baik.
35:08Meskipun jelas melanggar teritorialnya Qatar,
35:12tapi pasti sudah ada komunikasi antara mereka.
35:16Oke, baik.
35:18Kita harapkan semoga, Pak,
35:19walaupun misalnya tadi Anda menyebutkan
35:21bahwa ada kemungkinan
35:23kencata-senjata ini kemudian ada
35:25dalam tanda kutip diganggu
35:27seperti ini dengan adanya pelanggaran-pelanggaran.
35:29Namun kita harapkan semoga
35:30ini menjadi langkah awal dari kedua negara
35:33dan juga nanti terutama
35:35bagaimana kondisi geopolitik di Timur Tengah
35:38semoga kemudian bisa lebih stabil
35:41dan juga tidak berlanjut
35:42serangan-serangan maupun
35:43perang di antara negara-negara Timur Tengah.
35:47Terima kasih, Pak Dian Wirangjurit,
35:50pengamat geopolitik dan juga hubungan internasional.
35:54Dan sekaligus Dubes RI untuk Iran
35:562012-2016 dan juga sudah hadir
36:00Pak Hasibulo Satrawi, pengamat Timur Tengah,
36:02sudah bergabung bersama kami
36:03di Sapa Indonesia Pagi.
36:04Selamat pagi, Bapak-Bapak.
36:05Salam sehat.
36:06Terima kasih, terima kasih.
36:07Terima kasih.

Dianjurkan