LOMBOK, KOMPAS.TV - Seorang warga negara asing kembali mengalami kecelakaan saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat pada Kamis (17/07/2025).
Kali ini pendaki perempuan asal Belanda, Sarah Tamar Van Hulten yang terjatuh di jalur Pelawangan menuju Danau Segara Anak dan mengalami cedera pada bagian leher.
Lokasi dan kondisi medan yang sulit membuat tim SAR gabungan mengupayakan evakuasi lewat jalur udara.
Pendaki Belanda itu kemudian dibawa ke rumah sakit di Bali untuk perawatan.
Peristiwa ini hanya berselang sehari di lokasi yang sama, saat pendaki asal Swiss, Benedikt Emmenegger, mengalami kecelakaan pada Rabu (16/07/2025) lalu.
Benedikt mendaki Rinjani bersama 4 rekannya melalui jalur Sembalun.
Saat turun itulah korban terjatuh dan diduga mengalami patah tulang pada kaki.
Pendaki asal Swiss itu akhirnya berhasil dievakuasi tim SAR dalam keadaan selamat menggunakan helikopter dan dibawa ke rumah sakit di Bali.
Sebelum dua insiden tersebut, pendaki asal Malaysia juga mengalami kecelakaan di jalur yang sama pada 27 Juni silam.
Ia terpeleset dan kakinya terkilir saat hendak menuju Danau Segara Anak. Imbas dari kecelakaan beruntun yang menimpa sejumlah pendaki, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menutup aktivitas pendakian di jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak.
Mereka juga menutup layanan pembelian tiket pendakian melalui aplikasi e-Rinjani mulai 16 Juli 2025 hingga waktu yang belum ditentukan.
Sebelumnya, pendaki asal Brasil, Juliana Marins tewas terjatuh ke jurang saat mendaki puncak Gunung Rinjani pada 21 Juni lalu.
Untuk mengetahui kondisi jalur pendakian di lokasi jatuhnya tiga pendaki asing, sudah terhubung bersama kami relawan Kalpa Rinjani, Apink Alkaf.
Baca Juga Kecelakaan Berulang, Jalur Pendakian di Gunung Rinjani Ditutup: Sampai Kapan? | KOMPAS PETANG di https://www.kompas.tv/nasional/605991/kecelakaan-berulang-jalur-pendakian-di-gunung-rinjani-ditutup-sampai-kapan-kompas-petang
#rinjani #gunungrinjani #pendakigunung
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/606029/full-pendaki-jatuh-di-rinjani-jalur-pendakian-pelawangan-ditutup-sementara-kompas-siang
00:00Anda kembali di Kompas Siang, Saudara Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menutup sementara jalur pendakian dari Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak.
00:11Penutupan dilakukan menyusul tiga insiden jatuhnya pendaki asing di jalur tersebut dalam rentang waktu kurang dari sebulan setelah tewasnya pendaki Brazil Juliana Marins.
00:20Seorang warga negara asing kembali mengalami kecelakaan saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, Nusa, Tenggara Barat.
00:31Kali ini pendaki perempuan asal Belanda, Sarah Tamer.
00:35Sarah Tamer Van Houten yang terjatuh di jalur Pelawangan menuju Danau Segara Anak dan mengalami cedera pada bagian leher.
00:42Lokasi dan kondisi medan yang sulit membuat tim Sargabungan mengupayakan evakuasi lewat jalur udara.
00:49Pendaki Belanda itu kemudian dibawa ke rumah sakit di Bali untuk perawatan.
00:54Dan kondisi sampai dengan saat ini masih sehat dan ada luka-luka di kepala dan sudah langsung di tangan didamping oleh dokter kolek diri Nusa Tenggara tersebut.
01:04Dan langsung evakuasi menuju rumah sakit BIMC Kuta.
01:11Peristiwa ini hanya berselang sehari di lokasi yang sama saat pendaki asal Swiss, Benedict E. Manager, mengalami kecelakaan.
01:19Pada Rabu 16 Juli lalu, Benedict mendaki Rinjani bersama empat rekannya melalui jalur Sembalun.
01:25Saat turun itulah, korban terjatuh dan diduga mengalami patah tulang pada kaki.
01:31Pendaki asal Swiss itu akhirnya berhasil dievakuasi tim Sar dalam keadaan selamat menggunakan helikopter dan dibawa ke rumah sakit di Bali.
01:38Sebelum dua insiden tersebut, pendaki asal Malaysia juga mengalami kecelakaan di jalur yang sama pada 27 Juni silam.
01:48Ia terpeleset dan kakinya terkilir saat hendak menuju Danau Segara Anak.
01:54Imbas dari kecelakaan beruntun yang menimpa sejumlah pendaki,
01:57Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menutup aktivitas pendakian di jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak.
02:04Mereka juga menutup pelayanan pembelian tiket pendakian melalui aplikasi iRinjani mulai 16 Juli 2025 hingga waktu yang belum ditentukan.
02:15Meski demikian, para pendaki yang sudah membeli tiket bisa tetap melakukan pendakian ke puncak namun tak bisa turun ke Danau.
02:22Kita lihat beberapa kasus terjadi kan banyak terjadi di Pelawangan ke Danau.
02:28Ini kita coba dalam waktu dekat ini mungkin besok mungkin kami sudah mulai bekerja.
02:34Ya, arti menghindari kecelakaan berikutnya.
02:37Berarti pada hari ini mulai ditutup ya?
02:40Ya, sudah tutup.
02:40Sampai berapa hari?
02:42Nunggu, kita nunggu juga informasi selanjutnya.
02:44Untuk proses perbaikan jalur atau apa?
02:47Ya, perbaikan jalur.
02:48Perbaikan jalur yang mungkin mungkin agak ini sedikit lah ekstrim.
02:52Tapi kalau orang tidak berhati-hati itu lawan sekali terjadi kecelakaan.
02:55Sebelumnya, pendaki asal Brazil, Juliana Marins, tewas terjatuh ke jurang saat mendaki puncak Gunung Rinjani pada 21 Juni lalu.
03:05Cuaca yang tak bersahabat serta medan yang berbahaya membuat jenazah Juliana baru bisa dievakuasi pada Rabu 25 Juni.
03:13Dari hasil otopsi terungkap, penyebab kematian Juliana karena mengalami pendarahan dan luka setelah terjatuh di kedalaman 600 meter di Gunung Rinjani.
03:22Tim Liputan, Kompas TV
03:25Saudara, untuk mengetahui kondisi jalur pendakian di lokasi, jatuhnya tiga pendaki asing.
03:34Sudah terhubung bersama kami ada relawan Kalpa Rinjani, Aping Alkaf.
03:40Selamat siang Mas Aping.
03:42Selamat siang Mas Aping.
03:43Mas Aping, baik ini ada tiga pendaki.
03:47Sebelumnya juga ada Juliana Marins dari Brazil.
03:49Tiga-tiganya atau empat-empatnya ini pendaki asing begitu jatuh di jalur pendakian.
03:56Ini penutupan untuk jalur yang sudah ditutupi ini apakah sudah tepat Mas?
04:03Untuk sejauh ini memang sebenarnya sih tidak memberikan pengaruh apa-apa ketika jalur pendakian yang jalur turun yang dari kelawangan Sembalun, Menuju, Dano itu.
04:13Dan itu toh juga kondisinya memang itu jalur agak sedikit curam di sekitar 45 derajat.
04:22Jadi kondisinya juga masih perlu ada perbaikan-perbaikan.
04:27Mungkin untuk menutup dengan intensitas jumlah pendaki yang sangat banyak mungkin untuk saat ini.
04:32Ini cukup paslah untuk ditutup dulu saat ini untuk sementara waktu itu.
04:39Tapi untuk waktu yang lama saya pikir kasihan juga pendakian yang sudah jauh-jauh ke sana untuk ingin untuk mendaki Rijani tanpa harus datang, tanpa harus melihat kesukaan anak di atasnya.
04:47Baik, Mas Aping ini kalau Anda bilang ini ya sudah cukup paslah untuk ditutup sementara.
04:55Tapi ketika misalnya nanti dibuka lagi, apa yang harus dilakukan atau selama penutupan ini apa yang harus dibuat di jalur pendakian itu agar tidak terlalu berbahaya lagi?
05:07Ada beberapa spot di situ di kawasan trek di antara turun dari pelawangan Sembalin menuju karena segar anak memang sedikit curam dan jalannya berbatu dan agak membutuhkan pengamanan bagi para pendaki terutama para pendaki pemula yang baru kali ini naik gunung.
05:28Dan di situ memang treknya cukup terjal dan membutuhkan konsentrasi yang fokus lah di situ.
05:33Jadi, dan itu sepertinya itu ada banyak, ada beberapa tempat yang memang membutuhkan kekerjaan ekstra dan di sana itu batunya itu cadas dan cukup tajam yang otomatis membutuhkan kekerjaan-kekerjaan yang ekstra di situ, Mas Widi.
05:48Ekstra itu maksudnya berarti itu harus dari pendaki begitu ya, Mas?
05:52Di, apa namanya, upaya dari pendaki? Tidak ada misalnya dipasang pagar atau dipasang apa seperti itu?
05:57Sepertinya dalam kondisi saat ini, pengolah Balai Taman Nasional Gunung Renjani juga harus merespon kondisi yang ada dan harus melakukan perbaikan-perbaikan jalur.
06:08Mutlak dibutuhkan saat ini kalau kita melihat dalam waktu satu bulan kurang bahkan ada empat korban walaupun dia di titik yang berbeda.
06:16Cuma itu tetap kita harus menyarankan kepada Balai Taman Nasional Gunung Renjani dalam hal ini sebagai pengolah untuk melakukan perbaikan-perbaikan jalur di beberapa titik yang memang berisiko tinggi, Mas Widi.
06:30Perbaikan jalur itu seperti apa, Mas? Apa menyediakan pegangan atau misalnya agar membuatnya tidak terlalu curam atau seperti apa?
06:37Terutama menempat kembali penjakan-penjakan dan membuat handle-handle pegangan pengaman untuk pendaki karena memang di situ sudah curam, Mas Widi.
06:49Selain penjakan juga ada handle-handle pegangan untuk pengaman, seperti itu sangat dibutuhkan saat ini dalam kondisi yang ini.
06:55Baik, Mas. Memang apakah sebelum peristiwa para pendaki asing ini terjatuh di sana setelah Juliana Marins yang memang cukup menghebohkan begitu kemudian ada tiga pendaki lain dari Belanda, Swiss, kemudian Malaysia jatuh.
07:12Sebelum periode ini, sebelum-sebelumnya memang sudah cukup banyak ada peristiwa tapi memang tidak terekspos atau seperti apa, Mas?
07:18Betul. Banyak, memang ada banyak peristiwa dan itu hal biasa di dalam satu pendakian memang di sana ada risiko.
07:27Dan biasanya persoalan ini minimnya informasi yang membuat para pendaki pemula ini cenderung mengalami beberapa persoalan, mengalami kendala dalam pendakian.
07:39Jadi hampir setiap tahun, cuman yang tahun ini saja yang cukup menghebohkan dan cukup viral.
07:46Dan ini melibatkan empat warga negara asing.
07:49Pertama itu yang dari Brazil yang Juliana, kemudian pada minggu yang sama ada yang dari Malaysia, kemudian tanggal 16 kemarin ada yang dari Swiss,
07:57yang Marcel, Benedict Marcel, dan kemudian yang terakhir kemarin arah tamar Pan Fulton itu memang tahun ini agak sedikit lebih lah dari biasanya.
08:08Jadi setiap tahun memang selalu ada korban ya, kita bilang selalu dalam tanda kutip, kadang lokal, pendaki lokal, kadang pendaki asing.
08:15Tapi sudah saatnya, saat ini memang DTNGR harus berbenah untuk menyiapkan beberapa fasilitas-fasilitas yang untuk mendukung proses evakuasi,
08:26maupun proses operasi penyelamatan bagi korban pendakian, Mas Bidi.
08:30Mas Haping tadi, Mas Haping juga menyebut ini salah satu penyebabnya adalah kurangnya informasi dari para pendaki, terutama pendaki pemula.
08:37Memangnya informasi apa saja yang harus diketahui oleh para pendaki pemula sebelum mendaki rinjani?
08:43Mas Bidi, biasanya kalau pendaki-pendaki lokal, pendaki-pendaki juga lokal Indonesia, warga negara Indonesia,
08:50mereka sebelum melakukan pendakian biasanya teman-teman pendaki ini mengumpulkan data.
08:55Nah sementara para pendaki wisatawan asing ini, mereka kadang-kadang tiba-tiba saja ingin naik gunung rinjani karena penawaran yang bagus,
09:03itu karena mereka biasanya open trade, biasanya mereka beli, atau mungkin mereka beli paket di lombok atau sebelumnya
09:10tanpa mengetahui karakter rinjani, tanpa memahami seperti apa informasi-informasi terkait motelah rinjani.
09:18Karena otomatis minimnya informasi terkait pendakian juga akan menambah risiko di dalam pendakian itu sendiri, Mas Bidi.
09:24Berarti kesiapan apa saja yang harus dilakukan oleh setiap pendaki sebelum mendaki rinjani yang memang tidak akan mudah?
09:33Rinjani ini agak berbeda dengan karakter gunung-gunung yang ada di Indonesia, Mas Bidi.
09:39Jadi biasanya gunung-gunung yang ada di Indonesia, yang vulkano-vulkano semua itu bisa juga lakukan pendakian dalam waktu sehari ataupun dua hari.
09:48Nah rinjani ini karakternya berbeda, jadi sangat membutuhkan informasi yang lengkap terkait rinjani.
09:55Sebelum melakukan pendakian harus menyiapkan informasi yang lengkap, kemudian fisik tentunya.
09:59Dan yang paling penting dari segala itu, dari semua itu, itu logistik, Mas Bidi.
10:04Karena pendakian rinjani tidak bisa sehari ataupun dua hari.
10:07Rata-rata pendakian rinjani itu memaklukan waktu tiga hari, dua malam, itu paling cepat ya.
10:11Jadi sebaiknya kepada para pendaki pemula, selain memahami tentang rinjani itu sendiri, harus mempersiapkan fisik yang betul-betul.
10:20Dan mental, mental ini sangat mempengaruhi, terutama di dalam di track-track khusus yang diwileh bagian puncak dan logistik, Mas Bidi.
10:30Karena logistik yang banyak juga akan memberikan berjalan bagus pada semangat.
10:34Mas Api, kalau Anda menilai sejauh ini sistem keamanan dan pengawasan terhadap pendaki yang ingin mendaki rinjani ini, seperti apa?
10:43Kalau sistem pengawasan yang sudah diterapkan oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani sudah cukup bagus, Mas.
10:52Cuman kita kan di rinjani ini salah satu gunung yang rame sehari itu bisa 700 pendaki yang melakukan pendakian.
10:58Jadi dalam dua hari itu bisa ada lebih dari seribu pendaki.
11:02Jadi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani memang harus memiliki formula-formula khusus yang diperlukan.
11:09Karena jumlah pengunjung, pengindaknya sangat banyak, berbeda dengan gunung-gunung yang ada di luar Lombok.
11:14Jadi so far, sistem yang diberlakukan oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani sudah cukup bagus.
11:21Hanya saja masih memerlukan banyak, terutama kepada para operator pendakian, pada tracking organizer mungkin di situ harus ada pemakalan kembali,
11:32harus ada pelatihan-pelatihan kembali terkait masalah ilmu mountainering-nya, terutama bagi guide ataupun porter.
11:39Paling tidaklah ketika para guide atau porter ini memahami ilmu mountainering, mereka bisa melakukan penyelamatan lebih dini sebelum ada tim dari Basana.
11:50Mas Aping, singkat saja mas. Karena terlalu banyak pendaki yang naik ke Rinjani, mereka harus bersisian ketika mungkin pergi mereka naik atau mereka turun,
12:00sehingga di lereng yang sempit ini berbahaya kan mas? Atau seperti apa? Sehingga memang harus ada pengurangan.
12:05Sepertinya harus dimahalkan ya, harus dimahalkan ya, paket-paket Rinjani harus dimahalkan,
12:12artinya lebih ditingkatkan fasilitas supaya jangan tidak terjadi perang tarif antar utama tracking organizer.
12:21Jadi supaya pendakian Rinjani juga lebih dimahalkan dan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani juga lebih bijak dalam menesapkan kuota antar setiap pintu,
12:32kuota pendakian maksudnya Mas Aping.
12:33Mas Aping, terima kasih untuk penjelasan dan informasinya di Kompas Siang hari ini.