KOMPAS.TV Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan sejumlah wilayah di Indonesia terendam banjir. BMKG menyebut, potensi curah hujan dengan intensitas tinggi masih akan berlangsung hingga 12 Juli mendatang.
Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Jabodetabek selama sepekan terakhir menimbulkan beragam tanya. Pasalnya, bulan Juli yang seharusnya sudah masuk musim kemarau justru dilanda hujan dengan intensitas yang tinggi.
Baca Juga BMKG: Musim Kemarau 2025 Mundur, Curah Hujan Tinggi Masih Terjadi hingga Oktober |KOMPAS SIANG di https://www.kompas.tv/regional/603906/bmkg-musim-kemarau-2025-mundur-curah-hujan-tinggi-masih-terjadi-hingga-oktober-kompas-siang
#hujan #bmkg #bpbd
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/603999/full-potensi-hujan-di-musim-kemarau-bmkg-kerjasama-dengan-bnpb-lakukan-modifikasi-cuaca
00:00Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Jabodetabek selama sepekan terakhir menimbulkan beragam tanya.
00:08Pasalnya, bulan Juli yang seharusnya sudah memasuki musim kemarau, justru dilanda hujan dengan intensitas yang tinggi.
00:16Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut, sebanyak 25 RT di seluruh Jakarta masih terdampak banjir hingga selasa pagi.
00:24Dirinya juga mengatakan akan berkoordinasi dengan sejumlah kota penyangga lainnya untuk mengatasi banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
00:34Pramono Anung juga bilang banjir yang terjadi di Jakarta tidak hanya karena curah hujan, tetapi juga karena banjir kiriman dari wilayah lain.
00:45Jadi sekarang tinggal 25an, dan itu biasanya di tempat-tempat yang seperti ini.
00:49Tetapi kalau di jalan-jalan utama, kemarin memang sempat terjadi di Prasunasait, saya sudah meminta kepada Bu Kadis dan Bina Marga untuk segera membersihkan tali air, gorong-gorong, selokan, dan sebagainya.
01:04Supaya tidak boleh terulang lagi, terutama jalan protokol.
01:06Ya, saya segera mengkoordinasikan dengan terutama wali kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Bekasi, dan pada hari ini saya juga akan merima wali kota Bekasi,
01:18karena memang tidak bisa menyelesaikan persoalan di Jakarta itu sendirian.
01:23Karena memang konstribusi terbesar, kadangkala kondisinya cerah seperti ini, tiba-tiba banjir seringkali terjadi, karena memang kiriman dari atas.
01:33Banjir tak hanya merendam wilayah Jabodetabek, sejumlah wilayah di Karawang, Jawa Barat, dan Mataram, Nusa Tenggara Barat, terendam banjir sepakan terakhir.
01:46Kepala BMKG Dwi Korita mengungkapkan, dinamika atmosfer yang tidak lazim mengakibatkan mundurnya musim kemarau di sebagian wilayah Indonesia, dan meningkatkan potensi cuaca ekstrim.
01:57Potensi hujan lebat bahkan bisa ekstrim, khusus untuk wilayah Jawa Barat, ini terutama ya, dan Jabodetabek,
02:09masih diprediksi akan berlangsung hingga anggal 8 Juli ini.
02:18Namun ada tren, pada periode tanggal 10 hingga 12 Juli, potensi hujan signifikan atau hujan lebat bisa sampai ekstrim ini akan bergeser ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
02:39Dengan masih tingginya intensitas hujan di sejumlah wilayah, BMKG mengimbau masyarakat agar terus memantau informasi cuaca dan memerhatikan peringatan dini.
02:51Tim Liputan, Kompas TV
02:53Untuk membahasnya saat ini sudah bergabung dengan kami, Gus Wanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG.
03:02Selamat malam Pak Gus
03:03Selamat malam Bung Radi
03:06Baik, Pak Gus, potensi cuaca hujan tinggi yang sekarang terjadi tidak hanya di Jabodetabek sepertinya, ya di NTB, di Mataram, ini terjadi curah hujan yang cukup tinggi, padahal ini musim kemarau gitu.
03:17Apa yang bisa Anda jelaskan soal ini?
03:20Baik, Bung Radi, sebenarnya faktor yang mempengaruhi untuk terjadinya hujan itu ada banyak sekali ya.
03:27Namun saya sampaikan bahwa di sini yang pertama itu kenapa bisa terjadi di musim kemarau itu masih ada hujan yang begitu cukup masif.
03:38Kita lihat bahwa beberapa waktu yang lalu disampaikan adanya kemarau basah ya.
03:45Karena sudah dari awal BMKG itu menangkap bahwa angin monsoon Australia yang harusnya bertiup membawa udara kering ini terjadinya cukup lemah.
03:57Jadi tidak sekuat atau normal seperti biasanya.
04:02Inilah yang menyebabkan bahwa udara kering ke Indonesia itu berkurang.
04:08Namun kelembapan udara yang dibawa itu masih tetap tinggi dan ini aktif untuk pembentukan awan hujan.
04:15Itu yang pertama.
04:16Yang kedua juga ditambahkan bahwa adanya suhu muka laut di wilayah Indonesia khususnya di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara itu masih sangat menghangat sekali.
04:30Dan ini menjadi sumber untuk mendorong terbentuknya awan konvektif yang menyebabkan hujan.
04:38Di samping ada labilitas atmosfer atau ada kita lihat juga fenomena atmosfer global misalkan seperti gelombang Kelvin ya.
04:48Yang saat ini ini juga mendorong untuk terbentuknya awan hujan secara signifikan.
04:54Kira-kira itu.
04:54Baik, bagus.
04:56Tapi kalau saya tanyakan soal rekomendasi atau apa yang bisa dilakukan supaya bencana hidrometeorologi ini tidak semakin besar.
05:03Terutama di musim kemarau saat ini ya kita bicara musim kemarau itu biasanya kan Juni-Juli.
05:07Nah Juni-Juli itu juga banyak kegiatan keluarga biasanya yang dilakukan.
05:12Sebelumnya liburan sekolah segala macam biasanya liburan ke laut atau kemana gitu ya ke pantai.
05:16Nah apa yang bisa dilakukan kira-kira?
05:17Yang pertama yang kita lakukan BMKG tetap gencar memperkuat sistem peringatan dini namun kan satu sistem peringatan dini itu dibutuhkan early action daripada masyarakat.
05:33Jadi BMKG mengeluarkan early warning namun nanti di masyarakat juga mengeluarkan early actionnya.
05:40Artinya kalau kita memberikan peringatan dini bagi warga masyarakat misalkan yang sedang berpergian, kan kita jampaikan bahwa akan terjadi hujan ataupun akan terjadi kilat dan petir itu sebaiknya juga dilakukan, diikuti.
05:55Artinya memberikan reaksi sedini mungkin.
06:00Kemudian yang kedua kami juga saat ini bekerja sama dengan BNPB itu melakukan teknologi modifikasi cuaca yang di home base-nya di Halim Perdana Kusuma sejak tanggal 8 kemarin.
06:15Nah edukasi ini juga ditambahkan adanya kolaborasi barang kali Bung Rady ya jadi kita harus tingkatkan kolaborasi antar stakeholder nih.
06:25Jadi kemudian BMKG, BRIN, BNPB, PU, KLHK dan semuanya TNPOL bersatu padu bagaimana memperkuat sistem peringatan dini ini menjadi medianya.
06:39Nah jadi kan kami memberikan peringatan dini ini di hulu, sedangkan hilirnya kan masyarakat.
06:45Nah di media inilah yang harus diperkuat.
06:47Oke baik.
06:47Nah untuk menyampaikannya, kira-kira itu.
06:50Baik, Pak Gus terakhir ini saya mengutip pernyataan juga dari Greenpeace ya, organisasi lingkungan juga ini.
06:57Ada fenomena climate change juga sebenarnya ketika turun hujan di musim kemarau.
07:02Anda punya penjelasan soal pernyataan yang mengatakan bahwa hari-hari ini juga terjadi climate change di musim kemarau?
07:09Baik, kayak gini. Climate change itu adalah perubahan parameter ataupun komponen daripada iklim yang sangat lambat sekali ya.
07:21Artinya namun dampaknya ini bisa dirasakan.
07:24Misalkan kalau kita lihat frekuensi untuk terjadinya ekstrim, ini biasanya dulu kan ada yang 5 tahunan, 3 tahunan, kemudian 2 tahunan.
07:35Bahkan sekarang hampir setiap tahun itu terjadi ekstrim.
07:38Kemudian yang kedua, disamping mempengaruhi intensitasnya, kita juga melihat bahwa kebiasaan misalkan untuk fenomena siklontropis itu jarang sekali masuk di 10 derajat lintang selatan ataupun di lintang utara Indonesia.
07:53Namun beberapa kali sudah kita jumpai, mulai dari Seroja sudah masuk di tumbuh dan berkembangnya sudah di wilayah Indonesia, di dalam ya.
08:03Artinya kurang dari 8 derajat lintang selatan itu sudah muncul.
08:08Jadi kebiasaan-kebiasaan ini, hukum-hukum alam ini sudah mulai bergeser.
08:12Inilah yang dampak daripada adanya perubahan iklim itu, itu yang bisa kita lihat.
08:19Nah imbauan untuk masyarakat sendiri, bagaimana Pak menghadapi cuaca yang tidak menentu hari-hari ini?
08:23Baik, kalau imbauan kepada masyarakat, tetap kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada akan adanya cuaca ekstrim walaupun di musim kemarau.
08:35Karena sebenarnya bencana hidrometeologi itu mengintai Indonesia itu sepanjang masa.
08:42Artinya pada saat musim kemarau itu ada bencana hidrometeologi kering ya, seperti kebakaran hutan dan lahan, atau kekeringan.
08:51Pada saat musim hujan itu ada hidrometeologi basah seperti longsor, banjir, banjir bandang, dan lain sebagainya.
08:58Kemudian kami juga mengimbau kepada masyarakat agar waspada dan melakukan mitigasi secara personal.
09:07Artinya dengan mengetahui perakiran cuaca, mengetahui kondisi lingkungan tempat tinggalnya, itu merupakan hampir 90% mitigasi yang sudah dilakukan.
09:20Dan itu merupakan tindakan yang paling tepat.
09:22Dan yang terakhir adalah berkolaborasi dengan masyarakat lain untuk melakukan gerakan bersama, bersatu padu dengan masyarakat maupun swasta atau pemerintah,
09:33untuk bagaimana kita bisa memitigasi bencana akibat cuaca ekstrim.
09:40Jadi kalau hari-hari ini masyarakat biasanya kalau mau beraktivitas ya sedikit mengabaikan perakiran cuaca, sekarang sih harus rajin-rajin begitu kira-kira ya Pak Gus Wattu.
09:47Karena kami ada storm, ada badai, atau ada hujan, curah hujan tinggi, ya lebih baik mempersiapkan diri sebelum beraktivitas begitu ya.
09:57Betul, baik.
09:58Baik, terima kasih Pak Gus Wattu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG telah berbagi pandangan jadi Sapa Indonesia Malam.