Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 16/7/2025
KOMPAS.TV Benarkah ada agenda politik untuk mendiskreditkan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo?Sejauh mana isu ini memengaruhi reputasi politik Jokowi?

Polemik ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, semakin memanas. Beberapa tokoh besar turut memberikan komentar atas perselisihan antara Jokowi dan Roy Suryo CS.

Presiden Jokowi menduga ada agenda politik di balik kembali diangkatnya isu ijazahnya. Jokowi menegaskan, dirinya akan membuktikan langsung di persidangan untuk menjawab semua tudingan tersebut.

Baca Juga Golkar Buka Suara Tanggapi Curhatan Jokowi soal 'Agenda Politik' di Kasus Ijazah-Pemakzulan Gibran di https://www.kompas.tv/nasional/605584/golkar-buka-suara-tanggapi-curhatan-jokowi-soal-agenda-politik-di-kasus-ijazah-pemakzulan-gibran

#jokowi #ijazahjokowi #ijazah

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/605602/full-roy-suryo-respons-statemen-jokowi-soal-agenda-politik-bener-bener-kekalutan
Transkrip
00:00Presiden ke-7 Joko Widodo menilai ada agenda politik dibalik tudingan ijazah palsu.
00:06Namun upayanya melaporkan para penuding ijazah palsu dinilai sebagai bentuk kriminalisasi.
00:15Polemik ijazah Presiden ke-7 Joko Widodo semakin panas.
00:21Bahkan, mantan jurubicara Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Dino Patijalal,
00:26ikut berkomentar soal perselisihan antara Joko Widodo dan Roy Suryo CS.
00:33Dalam komentarnya di akun X, Dino menyesalkan tindakan Jokowi yang memidanakan orang-orang yang vokal soal ijazahnya.
00:42Dino bilang, Jokowi sedang berupaya menakut-takuti masyarakat.
00:46Menurutnya, kriminalisasi terhadap Roy Suryo CS memberikan kesan Jokowi sedang panik
00:52dan justru semakin menyulut tanda tanya publik.
00:56Menanggapi hal tersebut, Jokowi Widodo menduga ada agenda politik dibalik kasus ijazahnya.
01:03Menurut Jokowi, kasus ijazah digulirkan untuk menurunkan reputasi politiknya.
01:08Jokowi menegaskan akan menunjukkannya di persidangan.
01:12Perasaan politik saya mengatakan ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik,
01:23untuk mendowngrade yang ya buat saya biasa-biasa aja.
01:30Salah satu penuding ijazah Jokowi palsu, Rismon Sianipar menegaskan,
01:37tidak terafiliasi dengan partai politik atau kekuatan politik apapun.
01:42Tujuannya bersuara soal ijazah Jokowi adalah murni kajian akademik.
01:46Jadi tidak ada motif politik apapun.
01:50Kami bertiga murni adalah pendapat akademik, analisa akademik, dan siap untuk dibantah.
01:57Sementara politikus PDI Perjuangan Arya Bima menilai,
02:01seorang negarawan seharusnya sudah terbiasa diterpaisu.
02:05Menurut Arya, polemik yang ditujukan dan dialami Jokowi merupakan hal biasa di dunia politik.
02:11Isu pemakzulan, juga itu menyangkut masalah ijazah.
02:18Saya melihat itu satu hal yang biasa dalam satu dinamika politik di negeri ini.
02:27Juga dirasakan oleh PDI Perjuangan, oleh Pak Prabowo, oleh Pak SBY, oleh Pak Erlangga.
02:36Kan semua merasakan itu.
02:37Dantau juga tidak disampaikan ke publik.
02:44Tapi, rakyat membutuhkan dorongan dan semangat dari Pak Jokowi selaku negarawan,
02:51selaku orang yang pernah menjadi pemimpin Presiden Republik ini,
02:57Presiden dua periode, Gubernur dan Wali Kota.
02:59Pak Jokowi perlu memberikan semangat pada rakyat dan bangsa ini untuk bangkit.
03:08Namun, Direktur Eksekutif Trias Politika menyebut sosok Jokowi yang terlalu kuat,
03:14memang membuatnya jadi target politik.
03:16Isu ijazah dan pemakzulan Gibran menjadi cara mendelegitimasi Jokowi.
03:23Karena terlalu kuat, maka harus di delegitimasi.
03:27Caranya ya tadi, dengan pemakzulan, dengan ijazah, istilah kata dua titik kasus pusak susu sebelanga gitu.
03:35Jadi, legisilo ingin dihancurkan juga.
03:37Jadi, orang nggak akan ingat infrastruktur, nggak akan ingat capaian kita bisa melewati pandemi.
03:43Sekarang yang orang ingat top of mind-nya adalah ijazah dan pemakzulan.
03:46Jokowi dan para penggugat ijazahnya saling lapor ke polisi dalam polemik ini.
03:53Laporan soal dugaan ijazah palsu diproses di Baris Krim Polri.
03:57Sementara, lima laporan pencemaran nama baik Jokowi ditangani Polda, Metro Jaya.
04:03Tim Liputan, Kompas TV.
04:05Benarkah ada agenda politik mendiskreditkan Presiden ketujuh Jokowi Dodo?
04:17Dan sejauh mana dampak isu ini kepada reputasi Jokowi?
04:23Kita akan bahas bersama Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia
04:27dan Peneliti Laboratorium Psikologi Politik UI Lawan Kurniawan.
04:31Selamat malam Bang Doli, Mas Wawan.
04:33Selamat malam.
04:34Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
04:36Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
04:39Saya ke Bang Doli.
04:41Apakah pernyataan Pak Jokowi yang menyebut bahwa ada agenda politik
04:47dibalik isu ijazah Jokowi bentuk kepanikan seperti yang ditudingkan sejumlah pihak?
04:52Halo?
04:57Halo, Bang Doli bisa dengar suara?
04:58Iya, iya.
04:59Saya ulang lagi.
05:00Apakah pernyataan Pak Jokowi yang menyebut bahwa ada agenda politik dibalik tudingan ijazah,
05:07ada agenda politik ini disebut sebagai kepanikan oleh sejumlah pihak?
05:12Salah satunya Pak Dinopati Jalal.
05:14Anda setuju dengan ini, Bang Doli?
05:15Ya, saya kira juga kita harus mencermatinya secara mendalam, ya.
05:21Dan kita harus hati-hati, gitu.
05:24Menanggapi soal isu yang kemudian tadinya soal, ya, bisa jadi, ini kan soal personal, ya.
05:33Soal ijazah yang kemudian sekarang dibawa ke ranah publik, gitu.
05:38Apalagi kalau kemudian, apa, dikaitkan dengan ada agenda-agenda politik besar, gitu.
05:48Jadi saya kira kita harus betul-betul mencermati dan mendapatkan pasti itu agenda-agenda apa sebenarnya.
05:55Dan kalau kita tadi bicara dua hal, ya, soal isu pema'zulan dengan soal ijazah palsu,
06:03menurut saya dua hal yang juga cukup berbeda, ya kan.
06:08Apa namanya, kalau soal isu pema'zulan, ya, tadi seperti ada yang menanggapi,
06:15kalau ada aspirasi masyarakat, ya, menyampaikan adanya dugaan, misalnya,
06:22dan keinginan untuk memaksudkan salah satu presiden dan atau kepresiden,
06:27nah itu tentu ada mekanismenya.
06:29Dan sekarang sudah sampai di DPR.
06:32Tapi kalau soal ijazah ini kan, itu urusan Pak Suryo,
06:38Pak Suryo dan kawan-kawan yang kemudian melakukan gugatan
06:41dan kemudian dapat ditanggapi gugatan balik.
06:45Dan itu kita serahkan saja, toh, masalah ini dengan masalah yang kena negara kita,
06:50negara hukum, ya, ada orang yang mencahkan aspirasi, ditanggapin,
06:55ada orang yang tidak senang laporkan ke pihak yang berunang,
06:59ke pihak berwajib, yang kemudian juga merasa tidak senang dilaporkan,
07:03melapor lagi, itu hal biasa saja menurut saya,
07:06yang diselesaikan saja dalam mekanisme hukum yang berlaku.
07:08Tapi Bang Doli melihat ada kaitan agenda politik atau tidak?
07:11Dan apakah ada upaya mendiskreditkan Pak Jokowi atau tidak
07:14dengan ijazah, kasus ijazah yang berlarut-larut hingga saat ini?
07:18Ya, pertama kalau kami misalnya di Partai Golkar,
07:23sampai sejauh ini belum melihat, ya.
07:26Karena kan ukuran ada gerakan-gerakan politik itu,
07:29sebenarnya kan pasti melibatkan partai politik,
07:32kalau di dalam negara yang sistem politiknya,
07:35seperti sistem demokrasi yang sudah kita pilih, gitu.
07:38Nah, sampai sejauh ini kami di Golkar sih tidak pernah,
07:41no issue sama sekali bahwa ini adalah agenda-agenda politik, ya.
07:46Kalau dalam perspektif atau kaca pantai kami,
07:49partai politik yang menjadi bagian penting dalam konstelasi
07:53dan pergerakan politik di Indonesia, gitu.
07:56Nah, soal tadi mendiskreditkan, ya ini kan sebetulnya bisa gampang,
08:02bisa susah saja, ya.
08:04Kita, ya, kan ini soal ijazah, ya, sangat personal.
08:09Kalau misalnya Pak Jokowi memang, apa namanya,
08:15apa, mau menyelesaikan, ya, masalah ini,
08:19ya, kan tinggal soal menunjukkan ijazahnya saja, kan, sebetulnya, ya.
08:25Nah, dan kalau soal mendiskreditkan,
08:30ya, belum tentu juga kalau tadi disebutkan ada yang menyampaikan bahwa ini upaya
08:35untuk melupakan jasa-jasanya Pak Jokowi yang memang,
08:39saya kira bangsa kita ini juga sudah,
08:41atau masyarakat kita, masyarakat yang cerdas, gitu ya.
08:44Mereka tahu kok mana orang yang bekerja,
08:46mana yang tidak, gitu ya,
08:48mana yang berbuat yang terbaik atau tidak, gitu.
08:50Jadi, setiap pemimpin, setiap tokoh itu pasti ada legasi yang memang akan diingat,
08:56yang mau diapapai juga pasti masyarakat akan selalu mencatat itu, kira-kira, gitu.
09:02Dan soal ini sebenarnya kamu juga sudah menghubungi penuding ijazah Jokowi,
09:07ya, Niroi Suryo, tadi sudah sempat bergabung,
09:09tapi masih terputus komunikasinya, nanti kita coba kembali.
09:12Saya ke Mas Awan Kurniawan dulu.
09:14Mas Awan, bagaimana membaca pernyataan politiknya Pak Jokowi
09:18yang bilang bahwa ada agenda politik di balik ini?
09:21Tapi ada politik juga yang datang dari Pak Dinopati Jalal,
09:25misalnya, yang bilang bahwa ada kepanikan dari Pak Jokowi.
09:27Gimana Mas Awan, dari sisi psikologi politik?
09:30Baik, terima kasih, Mbak.
09:31Jadi, mungkin kita bisa membaca peristiwa polemik ini
09:35di hal memegang narasi opini publik sekarang yang terjadi.
09:40Jadi, apa yang dilakukan dalam respon ijazah palsu ini
09:46sebenarnya adalah layak mengamankan narasi yang sudah berkembang.
09:52Jadi, ketika narasi ijazah palsu itu semakin melebar
09:57dan mereka merasa ini sebagai ancaman,
10:00maka secara kejahat langsung mungkin mereka berupaya melakukan counter.
10:05Nah, di sini upaya pelaporan itu mungkin adalah salah satu upaya
10:09di mana Jokowi mencoba memegang narasi kembali
10:14dan ini memperlihatkan bahwa beliau masih punya power
10:17dan itu yang akan dikembangkan terus-menerus
10:20dan itu bisa jadi manuver politik yang diupayakan.
10:25Nah, bagaimana, tapi melihat respons ya,
10:28untuk agenda politik ini kan ruang abu-abu ya, Mas Awan.
10:31Bagaimana kita untuk membaca sisi politis dari kasus yang sebenarnya
10:36kalau soal ijazah dianggap personal,
10:38tapi nama Pak Jokowi tidak bisa dilepaskan juga sebagai tokoh politik,
10:41tokoh besar politik bahkan, Mas Awan?
10:44Ya, tentu saja memang ini akan sangat besar efeknya.
10:48Memang personal, tetapi mau tidak mau,
10:51Pak Jokowi dengan track recordnya dan statusnya sebagai tokoh-tokoh di Indonesia
11:00dan punya nama besar, itu tentu akan berdampak.
11:04Tapi yang perlu kita pahami adalah
11:06politik sebenarnya akan bermain di dunia framing.
11:10Nah, ketika satu kelompok akan menghadirkan serangannya
11:14dengan membentuk framing,
11:16menyebutkan bahwa ini adalah agenda politik,
11:18tentu itu bisa dilihat sebagai strategi untuk merespon
11:21isu-isu yang sedang menyerang beliau.
11:24Nah, tapi di sisi lain,
11:26ini sebenarnya bisa jadi bumerang,
11:27karena kalau beliau mengatakan ini ada agenda politik tertentu,
11:33kan sebenarnya ini akan menguji
11:36bagaimana literasi politik masyarakat kita,
11:38kalau memang Jokowi atau Bapak Jokowi ini punya kekuatan
11:41dalam menjelaskan bahwa ini ternyata tidak benar
11:46atau isu itu ternyata sekadar agenda politik,
11:49kan sebenarnya bisa di-clearkan sejak awal,
11:51cuma memang ketidakjelasan dan isu-isu yang beredar itu
11:55mesti ditepis atau mesti dihadapi dengan cara-cara
11:58yang mungkin lebih transparan lagi.
12:01Oke, saya tanyakan sekarang ke Mas Roy Suryo
12:04yang sudah terhubung penuding ijasa Jokowi.
12:08Selamat malam Mas Roy.
12:09Mas Roy, saya dengar suara saya.
12:13Tadi moga-moga nggak berhubung.
12:16Ya, gimana Mbak?
12:17Ya, oke. Mas Roy, bagaimana tanggapannya Mas Roy?
12:21Apa ia setuju, ya kalau setuju sih kayaknya nggak ya sama Pak Jokowi,
12:25apakah melihat ada agenda politik nggak sih
12:27dibalik kasus tundingan ijasa yang terus berdua ya?
12:31Ya, saya sangat setuju dengan statementnya Bang Dino,
12:38padahal ya, bahwa ini kepanikan atau kelutan yang luar biasa.
12:41Yang pertama, saya tidak bisa membalas dengan ilmiah.
12:45Karena statement soal isah palsu itu adalah statement ilmiah.
12:48Dan ini makin terbukti lagi.
12:49Hari ini, ya Prof. Sofjan Effendi, mantan rektor UM,
12:53sudah juga ketemu dengan beberapa guru besar
12:55dan memastikan bahwa itu palsu.
12:57Ya, gitu. Jadi artinya hanya saksa dana muda.
12:59Ada bukti-bukti fisik yang sudah ditemukan.
13:01Kemudian, kami sudah mengumpulkan juga beberapa ijasa-ijasa asli.
13:06Ya, asli ya. Kata 18, 18, 18, 18, yang semuanya tahun 1985.
13:10Jadi itu clear ya.
13:11Itu akan kita bandingkan dan akan kita uji.
13:14Ya, berani nggak dia ngeluarkan dia?
13:16Dia sudah mengeluarkan hukum.
13:19Jadi, ilmiah, efek dilawan dengan hukum.
13:23Ini kan nggak fair dan nggak ada sama sekali.
13:25Tiba-tiba sekarang berubah ke politik.
13:28Jadi ini kan nih, kayak orang bajir gitu,
13:31dia mencoba, bukan nanti gitu.
13:33Kayak misalnya, maafin, orang hutan gitu, atau monyet gitu ya.
13:37Dari pohon di atas, dia bisa meraih.
13:39Apa namanya, tiang-tiang.
13:41Maksudnya gimana, Bang Roy?
13:42Jadi, ya, lihat saja.
13:44Masyarakat bisa menilai nanti apa yang dia lakukan.
13:47Karena sudah dia teknis nggak bisa.
13:49Hukum pun mungkin insya Allah akan terpatahkan kalau polisi itu fair ya.
13:54Karena kita punya banyak bukti, banyak juga saksi,
13:57dan termasuk juga ada pelaporan yang dari ini juga kan kemarin.
14:00Dr. Esmo juga laporkan dia gitu.
14:03Ke daerah Sopad Yogyakarta, ke DADIY ya.
14:06Karena kebohongan.
14:07Kebohongan tahun 2017, yang kemudian bersama dengan Pak Kas.
14:11Jadi, kalau kita sih, kita tunggu aja, Bang.
14:14Kalau dia keluar statement politik,
14:16yang menurut saya itu benar-benar kekalutan yang,
14:19apa namanya, kita bisa menertawakan saja gitu, Pak.
14:22Oke, saya ke Bang Doli, Dul.
14:24Bagaimana menurutkan kasus ini?
14:26Karena kan, bagaimanapun juga kalau statement Pak Jokowi
14:29akan dibantahkan oleh Mas Roy dan kawan-kawan.
14:32Tapi, tentu saja untuk Pak Jokowi yang punya nama besar
14:35sebagai tokoh politik,
14:37bagaimana agar tidak terganggu namanya
14:40dengan kasus ijasa ini?
14:42Bagaimana juga menjawab tudingan-tudingan dari Bang Roy CS,
14:45Bang Doli, kalau Anda melihatnya?
14:47Ya, sederhananya,
14:50kasus ini jangan berlarut-larut gitu ya.
14:54Makin berlarut-larut, mungkin ini makin
14:56carut-marut gitu ya.
15:00Dan kemudian makin menarik
15:01publik ya,
15:03untuk terlibat di dalamnya.
15:06Nah, sederhananya,
15:08simpelnya itu tadi,
15:09ya, kan yang diminta oleh Pak,
15:12apa, Mas Roy dan setelah macam itu kan
15:14yang ijasa asli gitu ya.
15:16Ini kan asli atau tidak asli gitu.
15:19Nah, saya kira akan cepat selesai
15:21kalau misalnya ditunjukkan gitu.
15:23Dan Pak Jokowi juga akan ditunjukkan di pengadilan,
15:25itu langkah yang betul
15:27kalau ditunjukkan di pengadilan oleh Pak Jokowi.
15:30DPR, klien.
15:32Ya, maksudnya, ya terserah ya,
15:35Pak Jokowi mau menyerahkan di mana.
15:37Tapi kan sekarang masyarakat semua menunggu.
15:39Ada dua pandangan.
15:40Ada yang mengatakan,
15:41yang satu palsu, ada yang mengatakan asli.
15:44Nah, jawabannya itu kalau kemudian
15:46mana yang asli itu ditunjukkan,
15:48sehingga memang tahu,
15:49oh ini yang asli, ini yang palsu gitu.
15:51Mau di pengadilan,
15:53atau mau di mana gitu ya,
15:57apa namanya,
15:58terserah saja mau di mana gitu tempatnya.
16:01Yang penting itu ditunjukkan.
16:02Makin lama ditunjukkan,
16:04atau makin lama ini nggak selesai,
16:06ya makin ke mana-mana ini bisa
16:08ke politik, bisa ke hukum,
16:10yang sebetulnya kita tidak inginkan.
16:12Yang kira-kira gitu ya.
16:13Oke.
16:14Nah, Bang Roy,
16:15kalau Pak Jokowi kan terakhir ya,
16:16ditunjukkannya akan di pengadilan.
16:18Anda siap dan kawan-kawan,
16:19kalau ini segera masuk ke pengadilan?
16:22Untuk menunjukkan?
16:22Sangat siap,
16:23tapi terus terang,
16:24sangat siap harus kami gak ingin.
16:26Karena berkali,
16:27upaya untuk menunjukkan di pengadilan itu,
16:29selalu dipatahkan oleh dia.
16:31Di Solo, itu di NO.
16:33Jadi dia khawatir,
16:34takut untuk menunjukkan di pengadilan.
16:35Saya juga dengan Bang Amandali Kurnia ya,
16:37jadi ini benar sekali.
16:39Tunjukkan saja, gitu,
16:40clear.
16:40Begitu ditunjukkan,
16:41kita juga bisa langsung membandingkan
16:43dengan ijazah saya sepamanya.
16:44Itu selesai,
16:45kita juga gak akan mempidanakan dia.
16:48Saya gak ada target apapun ya,
16:49secara personal ya.
16:51Kita hanya ini,
16:52target adalah target secara negawan,
16:54secara hukum kita.
16:55Jadi begitu clear,
16:56selesai.
16:57Ada orang yang tanya.
16:59Tapi kan gak lucu,
17:00dia kan kayaknya berusaha betul
17:02mempidanakan kami semua.
17:03Mempidanakan saya,
17:04dok,
17:06padahal ini murni ilmiah.
17:07Ya begitu ilmiah itu dihadapkan dengan ilmiah,
17:10selesai.
17:10Ilmiah kok dihadapkan dengan hukum.
17:12Sekarang dihadapkan lagi dengan petik ya,
17:13jadi gak nyambung gitu.
17:14Tapi saya terima kasih Bang Doli,
17:16saya setuju.
17:16Ayo kita buka ini kitab ini
17:18dengan tunjukkan,
17:19dan saya kira akan mempercepatkan
17:21dengan Indonesia.
17:22Gak gaduh lah.
17:23Terima kasih.
17:23Oke, tapi kalau dari Golkar,
17:25masih bersama Pak Jokowi gak sih
17:27Bang Doli dalam artian begini,
17:29kan isu yang besar.
17:30Meskipun tadi disampaikan
17:31ijazah ini adalah ranah personalnya,
17:34tapi Golkar masih membackup gak sih
17:37soal nama baiknya Pak Jokowi?
17:39Bang Doli.
17:39Ya begini,
17:42bangsa ini kan bangsa besar ya,
17:44dan bangsa besar ini harus dijaga,
17:48harus tetap harmonis,
17:49damai,
17:50tentram gitu ya.
17:52Dan itu semuanya karena komunikasi.
17:55Adanya relasi yang baik
17:56antara individu dengan individu,
17:58antara institusi dengan institusi,
17:59antara individu dengan institusi gitu ya.
18:02Nah, jadi kami selama ini membangun,
18:05Partai Golkar membangun komunikasi itu
18:07semuanya dengan baik,
18:08relasi itu dengan baik.
18:09Hubungan kami dengan Pak Jokowi sangat baik.
18:12Dulu tentu kami sebagai Partai Pengusung Pak Jokowi,
18:16hubungannya institusional gitu.
18:18Nah, tapi sekarang kan kita tentunya
18:20menempatkannya secara proporsional,
18:22hubungan pribadi kita kan harus tetap kita jaga
18:24dengan baik.
18:25Jadi hubungan Golkar dengan Pak Jokowi
18:27sampai saat ini sangat baik,
18:29tetapi kalau hubungan institusional,
18:32misalnya kelembagaan,
18:34tentu kan sekarang kita ada pemerintahan yang baru,
18:38Presiden kita adalah Pak Prabowo,
18:39gitu ya.
18:40Dan saya juga yakin Pak Jokowi juga memberikan dukungan
18:43yang penuh terhadap Pak Prabowo dan Pak Gibran.
18:46Jadi hubungan institusionalnya,
18:49apa namanya,
18:51Golkar dalam posisi mendukung pemerintahan sekarang.
18:53Tapi komunikasi yang baik,
18:55termasuk dengan Pak Jokowi,
18:57dengan semua tokoh-tokoh bangsa,
18:59tentu harus kami.
19:00Oke, jadi tetap komunikasi baik sama Pak Jokowi,
19:06tapi fokusnya di pemerintahan saat ini,
19:08kalau dari Golkar ya.
19:09Bang Roy, tapi kemarin itu kan Bang Roy sempat ketemu juga
19:11dengan Forum Purnawirawan, betul?
19:13Bahasa apa itu?
19:14Oh iya,
19:16saya kebetulan diminta selaku ahli dari Purnawirawan,
19:19karena ada 4 poin yang ada pada surat Purnawirawan itu,
19:23kan yang pertama soal MK,
19:24yang kedua soal kompetensi,
19:27yang ketiga itu soal FUFAFA.
19:28Nah saya kan kebetulan meneliti suhu FUFAFA,
19:30apa hipotesisnya saya 99,9 persen,
19:33FUFAFA adalah Gibran Rakapumi Raka,
19:35clear.
19:36Dan terakhir,
19:37saya juga menemukan bahwa akun Gibran Rakapumi,
19:40itu follow akun judi online,
19:42sekali lagi,
19:43follow akun,
19:44follow orang yang Gibran Rakapumi Neter.
19:47Itu dari Baru.
19:48Ya, dia follow akun judi online.
19:49Kenapa?
19:51Clear ya?
19:52Jadi dia follow akun online.
19:54Itu kan merupakan tindakan yang tidak patut.
19:57Dan itu juga oleh seketua pres, oh ya memang itu follow-up, tapi sudah follow kok.
20:02Loh kan aneh, kok sebanyak Puan Alvo sama aja udah mencuri, tapi begitu mencuri udah dikembalikan kok.
20:08Itu kan aneh, gitu loh. Jadi ya ini, aneh lah.
20:11Oke, jadi itu soal usulan pembangunan, ini karena memang bukan soal ijazah,
20:15tapi sudah dijawab sama Bang Roy, saya harus klirkan dulu ini ke Bang Doli.
20:19Ternyata yang di bertemu dengan Forum Purna Wirawan,
20:23oke, ternyata terputus dengan Bang Doli.
20:25Saya ke Mas Wawan, jadi gimana, ini kan tampaknya akan semakin luas ya,
20:29kalau ditarik ke ranah politik, dan juga bagaimana hal-hal di sekitar kasus ini terus berkembang,
20:37menjadi bola salju yang lebih besar lagi Mas Wawan.
20:40Apa yang bisa men-stop semua ini? Apa yang bisa menghentikan?
20:44Isu ini semakin bergulir, semakin tidak selesai juga kasusnya,
20:48dan semakin juga bisa mengerus nama baik Pak Jokowi, apa yang bisa dilakukan oleh para pihak?
20:55Sebenarnya yang paling berperan penting itu adalah Pak Jokowi sendiri,
20:59gimana ketika Mas Doli tadi sudah menjelaskan bahwa ketika ijazah yang sebenarnya disampaikan
21:05atau diperlihatkan ke publik, nah itu mungkin akan menutup kasus ini.
21:09Tetapi dengan berbagai kondisi dan narasi yang sudah berkembang di masyarakat,
21:13kita tentu tidak bisa membendung spekulasi dari berbagai lapisan masyarakat,
21:18bahwa ini adalah agenda politik, ini adalah pengalihan isu atau hal-hal yang sejenisnya.
21:24Makanya kita sebagai masyarakat tentu berharap bahwa pihak yang dituntut ini
21:32mencoba melakukan upaya transparansi yang bisa memberikan kepercayaan pada publik
21:38dan isu ini bisa selesai dengan lebih cepat dan lebih efisien.
21:43Karena kita tahu masyarakat juga sudah cukup lelah dengan isu polemik ini
21:48dan sudah cukup lama juga waktu yang kita habiskan dengan membahas kegaduhan dari proses yang terjadi hari ini.
21:56Ya, semakin tidak selesai, semakin kisruh juga, semakin melebar kemana-mana,
22:02ini yang harus segera dituntaskan.
22:04Terima kasih Mas Owan Kurniawan, Peneliti Laboratorium Psikologi Politik UI
22:09dan tadi juga bergabung Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Noli Kurnia
22:13dan Penuding Ijazah Jokowi Roy Suryo.
22:15Selamat malam.
22:16Selamat malam.

Dianjurkan