Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPAS.TV - Pebisnis masih terus dilanda kecemasan.

Belum usai kekhawatiran dampak dari perang dagang, kini krisis geopolitik di Timur Tengah muncul sebagai kekhawatiran baru.

Selain dampak perang dagang dan krisis geopolitik di Timur Tengah, tekanan juga datang dari pelemahan daya beli masyarakat dan pemutusan hubungan kerja atau PHK yang tak kunjung mereda.

Kombinasi tekanan tersebut turut menciutkan keyakinan para petinggi perusahaan di Indonesia.

Para petinggi korporasi juga menyoroti kondisi perekonomian nasional.

Sejumlah CEO ikut mencermati risiko fiskal, daya beli dan politik nasional.

Ruang gerak para pebisnis untuk menggelar ekspansi usaha masih sempit.

Lalu, apakah kombinasi tekanan tersebut turut menciutkan keyakinan para petinggi perusahaan di Indonesia? Dan apa saja sektor yang paling terancam?

Kompas Bisnis akan membahasnya bersama Redaktur Harian Kontan, Sandy Baskoro.

Baca Juga Harga Beras Naik di Kediri dan Ambon, Daya Beli Masyarakat Menurun | KOMPAS SIANG di https://www.kompas.tv/regional/603899/harga-beras-naik-di-kediri-dan-ambon-daya-beli-masyarakat-menurun-kompas-siang

#dayabeli #kompasbisnis #perangdagang

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/605459/krisis-global-daya-beli-melemah-indeks-keyakinan-ceo-indonesia-menurun-sapa-pagi
Transkrip
00:00Saudara menyaksikan Kompas Bisnis bersama saya Putri Oktaviani.
00:03Bebisnis masih terus dilanda kecemasan.
00:06Belum usah kekhawatiran dampak dari perang dagang,
00:09kini krisis geopolitik di Timur Tengah muncul sebagai kekhawatiran baru.
00:15Selain dampak perang dagang dan krisis geopolitik di Timur Tengah,
00:20tekanan juga datang dari pelemahan daya beli masyarakat
00:23dan pemutusan hubungan kerja atau PHK yang tak kunjung meredah.
00:26Kombinasi tekanan tersebut turut menciutkan keyakinan para petinggi perusahaan di Indonesia.
00:33Para petinggi korporasi juga menyoroti kondisi perekonomian nasional.
00:38Sejumlah CEO ikut mencermati resiko fiskal, daya beli, dan politik nasional.
00:46Ruang gerak para pebisnis untuk menggelar ekspansi usaha masih sempit.
00:51Belum hilang kecemasan atas perang dagang, kini meletup krisis geopolitik di Timur Tengah.
00:56Lalu apakah kombinasi tekanan tersebut turut menciutkan keyakinan para petinggi perusahaan di Indonesia
01:01dan apa saja sektor yang paling terancam?
01:04Kompas Bisnis akan membahasnya bersama dengan redaktur harian kontan Sandi Baskor
01:09yang saat ini sudah hadir di Studio Kompas TV.
01:11Selamat pagi Mas Sandi.
01:12Selamat pagi Mbak Uta.
01:13Mas Sandi kita melihat, mungkin dijelaskan dulu deh,
01:16soal indeks keyakinan CEO Indonesia atau ICCI yang dilakukan oleh kontan,
01:21ini apa sih sebetulnya Mas?
01:22Baik Mbak Uta, terima kasih.
01:23Yang pertama saya ingin jelaskan bahwa indeks keyakinan CEO Indonesia
01:28atau kita sebut sebagai CEO indeks ya,
01:31itu kita sudah mengembangkan dan melaksanakan survei terhadap puluhan CEO di Indonesia itu,
01:38itu sejak 2017, artinya ya sejak 8 tahun Mbak.
01:42Jadi ini sebenarnya penilaian survei secara kuartalan.
01:47Apa yang kita ukur?
01:48Yang kita ukur itu adalah keyakinan, optimisme para CEO petinggi perusahaan di Indonesia
01:54terhadap melihat prospek bisnis 3 bulan ke depan, kuartalan.
01:58Jadi konteksnya itu memang dalam 3 bulan ke depan.
02:02Seperti itu Mbak.
02:03Jadi ada sekitar 6 pertanyaan kunci yang kami lontarkan kepada para CEO.
02:10Itu yang pertama terkait dengan ekonomi makro.
02:13Kedua terkait dengan belanja pemerintah.
02:17Ketiga daya beli.
02:18Keempat itu tentang ekonomi global.
02:22Yang kelima tentang politik nasional.
02:24Dan yang keenam itu tentang ekspansi bisnis.
02:27Nah itu ada sekitar, sorry ada 5 indikator nilai ya.
02:33Jadi skalanya itu 1 sampai 5.
02:35Satu itu paling pesimis.
02:38Yang kelima itu paling optimis.
02:40Oke, satu pesimis, lima paling optimis.
02:42Nah itu hasilnya gimana mas?
02:44Dan itu ada pengelompokannya gak?
02:46Misalnya sektor mana yang paling babak belur?
02:47Kemudian indikator bisa dikatakan, oh ini keyakinannya bagus, ini tidak gitu.
02:51Oke baik, saya jelaskan hasil survei teman-teman kontan ya.
02:56Selama kuartal ketiga 2025, ini menunjukkan bahwa indeks keyakinan CEO kontan
03:02itu berada di level 3,01.
03:063,01 itu sebenarnya cenderung optimis.
03:12Tapi memang ada di bawah, di atas sedikit ya tipis, optimisnya para CEO.
03:18Nah, tapi jangan lupa mbak, bahwa sebenarnya keyakinan para CEO di Indonesia ini sebenarnya paling rendah dalam 5 tahun terakhir atau sejak pandemi.
03:29Itu paling rendah.
03:30Bahkan dalam 5 bulan berturut-turut, 5 kuartal berturut-turut itu turun.
03:35Ini yang menyebabkan apa?
03:38Nah, sebenarnya ada 2 faktor mbak.
03:40Yang pertama, itu daya beli masyarakat yang memang menjadi perhatian ya, kecemasan para CEO perusahaan di Indonesia.
03:48Yang kedua adalah dinamika ekonomi global.
03:53Pertama, ada perang Timur Tengah, dan yang kalah penting ini sebenarnya perang dagang ya, yang sudah ditabuh Donald Trump ya sejak April.
04:02Seperti itu mbak.
04:03Oke, mas tadi dikatakan menarik nih.
04:05Soal ini kan kalau di dalam artikelnya juga dikatakan bahwa indeks keyakinan CEO di kuartal 3 2025, 3,01 ini bisa dikatakan terburuk sejak pandemi COVID-19.
04:14Nah, tapi kondisinya sekarang sudah nggak pandemi.
04:16Artinya ini bisa dikatakan jadi titik kritis atau ada titik kritisnya nggak sih mas?
04:20Ya, ini bisa dikatakan memang titik krusial, titik kritis, di mana CEO memandang bahwa sebenarnya ekonomi Indonesia itu katakanlah tidak baik-baik saja.
04:31Kenapa memang keyakinan para CEO itu cenderung turun.
04:35Jadi ada 2 faktor tadi, daya beli.
04:37Nah, daya beli ini ada kaitannya dengan gelombang PHK yang sejak awal tahun ya, begitu marak.
04:43Di sektor tekstil, ya berbagai manufaktur, dan lain sebagainya, itu kan terjadi gelombang PHK.
04:54Bahkan ada prediksi yang menyebutkan bahwa gelombang PHK sampai akhir tahun itu bisa menembus angka di atas 100 ribu.
05:03Artinya apa? Artinya memang lebih tinggi dibandingkan angka PHK di 2024 yang angkanya itu sekitar 70-80 ribu.
05:11Seperti itu mbak. Dan ini menjadi kecemasan ya para CEO di Indonesia dalam memandang itu.
05:18Dalam memandang itu. Oke, jadi Mas Andi, apa saja yang menjadi fokus perhatian dan kecemasan CEO dalam memandang perekonomian selama kuartal ke-3 ini secara khususnya mas?
05:27Oke, secara khusus pertama, ini sebenarnya para CEO ini menunggu gebrakan dari pemerintah ya.
05:32Terutama terkait dengan belanja pemerintah. Ini sebenarnya perlu diakselerasi, perlu diperkuat dan dipercepat ke sektor-sektor produktif.
05:44Karena selama ini kan sebenarnya ekonomi kita itu didrive oleh konsumsi masyarakat.
05:49Dan ini kita tahu ya bahwa penghasilan pertumbuhannya itu nggak sampai 2 digit, 2-3 persen dalam 6 tahun terakhir itu kan ada data kompas demikian.
06:01Sementara biaya lain-lain termasuk biaya pendidikan itu bisa 2 digit.
06:07Artinya apa? Artinya memang pertumbuhan pendapatan masyarakat itu tidak bisa melampaui pertumbuhan barang-barang dan jasa.
06:16Oke, jadi kalau dari hasil survei yang dilakukan oleh kontan ini, sebetulnya apa sih Mas yang dipandang oleh para CEO ini?
06:23Apa yang menyebabkan sebetulnya daya belinya itu menurut apakah tadi punya salah satunya atau satu-satunya itu adalah karena maraknya PHK dan lain sebagainya?
06:30Atau memang ya kondisi ekonominya lagi nggak baik-baik aja?
06:32Betul, ini sebenarnya kombinasi antara internal dan eksternal.
06:35Nah eksternal tadi kan permintaan dari luar pun itu kan lemah.
06:39Otomatis kapasitas produksi dikurangi.
06:42Kemudian tadi permintaan di dalam negeri ada PHK, terus konsumsi melemah, penghasilan juga rendah,
06:53tidak melampaui kenaikan harga barang dan jasa.
06:58Kombinasi-kombinasi ini yang menyebabkan daya beli turun.
07:01Dan inilah, kalau menurut saya faktor krusialnya, artinya apa?
07:04Ya kuncinya, ya pemerintah semestinya negara hadir ya untuk memberikan kepastian dalam ekonomi, bisnis.
07:14Ya salah satunya tadi ya, dengan stimulus, stimulus ekonomi.
07:19Oke, itu tadi kalau soal daya beli.
07:21Nah kalau dari asas survei juga, Mas Andi gimana para CEO melihat adanya perang tarif,
07:26kemudian konflik geopolitik global yang terjadi saat ini?
07:28Ya, oke. Seperti kita tahu Mbak ya, bahwa update terakhir itu Presiden Donald Trump
07:34menetapkan ya tarif untuk produk ekspor Indonesia itu turun ya.
07:41Dari sebelumnya 32 persen menjadi 19 persen.
07:45Ini sebenarnya angin segar.
07:47Kenapa angin segar?
07:47Karena daya saing produk kita di pasar Amerika itu tentunya akan tetap punya daya saing.
07:54Kenapa demikian? Karena kan Vietnam juga kena itu 20 persen, artinya lebih tinggi dari kita.
08:00Sementara Malaysia juga, pesaing kita juga itu 25 persen di pasar Amerika.
08:04Artinya apa? Ya daya saing kita bagus.
08:06Cuma memang problem selanjutnya sebenarnya nggak sampai di situ.
08:11Yang pertama, ini otomatis defisit.
08:14Neraca pendagangan kita dari Amerika pasti defisit.
08:18Dari sebelumnya kan surplus ya, sampai Mei ini kan sebenarnya kita sekitar 2,8 miliar.
08:23Itu masih surplus.
08:24Tahun lalu juga surplus.
08:26Nah, sampai akhir tahun nih kemungkinan besar kalau tarif ini berlaku
08:29dan kita juga ada komitmen untuk mengimpor barang-barang dari Amerika
08:35termasuk agriculture dan juga migas,
08:38itu otomatis nanti akan, apa namanya, kita akan mengalami defisit.
08:42Perdagangan dengan Amerika.
08:44Nah, PR pemerintah adalah bagaimana untuk mengganti defisit dari Amerika
08:48dengan ya kita ekspansi ke pasar di luar Amerika.
08:52Itu PR bagi pemerintah sih.
08:53Ini kan di kuartal 3, Mas.
08:55Artinya ini menggambarkan bagaimana hasil di dalam waktu dekat ini.
08:58Ini bisa jadi kekhawatiran berikutnya nggak sih, Mas?
09:01Kalau misalnya tadi PR-PR pemerintah belum diselesaikan di kuartal yang ini.
09:03Tentu, Mbak.
09:04Tadi saya bilang, jadi ada beberapa harapan sebenarnya dari pemerintah.
09:08Nah, tadi yang pertama soal percepatan belanja pemerintah.
09:13Yang kedua, pemerintah ini sebenarnya harus memberikan semacam intervensi ya, stimulus.
09:20Katakanlah, untuk masyarakat kelas menengah.
09:24Ini kan yang sebenarnya masih sangat minim.
09:27Misalkan, subsidi tarif listrik.
09:30Itu sebenarnya kemarin itu sangat membantu, tapi kan sekarang nggak ada.
09:33Nah, ini bisa sangat membantu daya beli masyarakat.
09:36Yang kedua, seperti PTKP, penghasilan tidak kena pajak,
09:43itu mestinya pemerintah sudah mulai memikirkan untuk menaikkan.
09:47Dengan menaikkan itu, daya beli masyarakat, terutama kelas menengah, itu akan meningkat.
09:52Seperti itu.
09:53Juga sama perluasan subsidi PPH 21.
09:58Sebaiknya memang tidak hanya di sektor padat karya, tapi lebih.
10:03Biar, apa namanya, lebih kuat daya dorongnya.
10:07Oke, itu tadi para pemerintah.
10:08Mungkin mas bisa jadi catatan untuk para CEO ke depannya,
10:11karena kan ini juga kita masih menghadapi berbagai permasalahan tadi di eksternal maupun juga di internal selain tadi untuk pemerintah.
10:17Untuk para pengusaha atau CEO, sepertinya apa nih mas?
10:20Apakah ini saatnya mengencangkan ingat pinggang lebih kencang lagi untuk ke depannya atau bagaimana untuk menghadapi tantangan?
10:25Jadi ada satu pertanyaan kunci yang kami lantarkan kepada CEO,
10:29yaitu pertanyaan ekspansi bisnis.
10:32Nah, ekspansi bisnis, para CEO memang memandang di kuartal 3 ini optimis.
10:38Cuma optimis ini tadi turun juga.
10:41Kenapa turun tadi?
10:42Karena para CEO itu masih wait and see, menunggu aksi nyata pemerintah yang tadi saya sebutkan tadi.
10:50Apa namanya, melakukan gebrakan ya.
10:53Mendongkrak daya beli, terus menggencarkan belanja pemerintah ke sektor produktif.
10:58Juga tadi memberikan semacam insentif, terutama kepada kelas menengah yang memang belum kelihatan sampai saat ini ya.
11:06Kalau untuk masyarakat miskin itu sudah banyak ya.
11:12Oke, ini tentunya harus bisa menjadi tidak hanya catatan bagi itu tadi yang masih para CEO yang masuk dalam survei di Kuantan,
11:19tapi juga untuk pemerintah juga soal tadi di dalam atau misalnya menciptakan iklim bisnis yang sehat,
11:25tentu harus diperhatikan tadi bagaimana belanja pemerintah, adanya intervensi,
11:29kemudian juga bagaimana memperhatikan soal dinamika yang terjadi, ada banyaknya PHK dan lain sebagainya,
11:33karena ini akan bergantung pada daya beli yang ini tentu akan menjadi tantangan bagi para pengusaha.
11:36Terima kasih.
11:38Redaktur Harian Konten Mas Andi Baskeru sudah bersama di Kompas Bisnis.
11:40Selamat salam Mas Andi.
11:41Ya.
11:41Ya.
11:41Ya.
11:42Ya.
11:42Ya.

Dianjurkan