Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo menyebut ada agenda politik di balik polemik ijazah miliknya.

Lantas, benarkah ada kepentingan politik tertentu dalam kasus ini? Siapa pihak yang diduga memiliki agenda politik di balik tudingan ijazah palsu Jokowi?

Isu ini akan kita bahas bersama Wakil Ketua Umum Jokowi Mania, Andi Azwan, salah satu pihak yang menuding adanya ijazah palsu, Rismon Sianipar, serta Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro.

#jokowi #rismon #ijazah

Baca Juga [FULL] Keterangan-Potret Nadiem Makarim Usai Diperiksa soal Dugaan Korupsi Laptop, Apa Hasilnya? di https://www.kompas.tv/nasional/605637/full-keterangan-potret-nadiem-makarim-usai-diperiksa-soal-dugaan-korupsi-laptop-apa-hasilnya

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/605638/full-teka-teki-agenda-besar-di-balik-isu-ijazah-jokowi-pemakzulan-gibran-siapa-dalangnya
Transkrip
00:00Saudara Jokowi sebut ada agenda politik dalam kasus ijazahnya, lalu benarkah demikian?
00:05Apa dan siapa yang memiliki agenda politik dalam kasus ijazah Jokowi ini?
00:10Kita bahas bersama Wakil Ketua Umum Jokowi Mania Andi Azwan,
00:13salah satu penuding ijazah pasu Jokowi Rismon Sianipar,
00:16serta Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro.
00:19Saat malam bawa Pak.
00:21Malam Mas Radhi.
00:22Malam Mas Radhi.
00:24Saya ke Bung Andi dulu.
00:27Bung Andi, jadi berdasarkan komunikasi Anda dengan Pak Jokowi,
00:31apa yang dimaksud dengan agenda politik dibalik kasus ijazah pasu ini menurut Pak Jokowi?
00:37Ya, kalau kita melihat ya, sebetulnya kan ini sejak 2 bulan yang lalu kita sudah mengendus
00:43ada agenda-agenda politik dibalik kasus dengan ijazah pasu ini.
00:48Karena ini berkaitan gitu kan, dari ijazah pasu, terus ada tiba-tiba ada Purnawirawan ya,
00:55kemudian muncul ada lagi penumpang gelap yang namanya Betor gitu kan,
01:00mengarang sebuah cerita fitnah-fitnah itu.
01:02Dan ini nanti kemur-murahnya akhirnya terjadi apa?
01:05Ya Pak Mak Zulain itu kan begitu.
01:07Jadi kita membaca itu, ini bukan murni sebetulnya.
01:10Ada agenda-agenda politik dibalik itu.
01:13Dan itu disadari juga oleh Pak Jokowi.
01:15Karena kalau misalnya tidak agenda seperti itu, yaudah lah.
01:18Kita tunggu aja proses pengadilan itu sebetulnya.
01:21Kemudian apapun itu, keputusan apapun itu ya, tinggal kita ikuti saja sebetulnya.
01:26Karena kan berbagaimanapun ini sudah cukup lama ya, kasus ini.
01:30Dan akhirnya yang terjadi adalah jadi bola-bola liar, ya yang tidak bisa terkendalikan gitu loh.
01:36Akhirnya macam-macam lah yang terjadi kan.
01:38Banyak sekali agenda-agenda di luar yang masuklah ke dalam itu.
01:43Sehingga mencoba mencari celah-celah untuk bisa mengganti Mas Gibran sebagai wakil presiden.
01:48Oke.
01:49Menurut Anda ada relevansinya ke situ berarti ya Bung Andi ya?
01:52Ya, ya. Pasti itu ada relevansinya ke situ gitu.
01:55Oke.
01:55Tapi yang konkretnya, sepertinya kalau Pak Jokowi sudah bicara seperti itu,
02:01berarti beliau juga sudah tahu sebenarnya ada agenda politik besar yang dimaksud itu tadi.
02:04Tapi kenapa tidak dibungkap saja anggota politik seperti apa yang detail gitu?
02:08Karena kalau memang tidak diungkap seperti ini, takutnya malah jadi, apa namanya, jadi kisru saja begitu akhirnya.
02:14Ya, sebetulnya masyarakat juga sudah cukup cerdas lah ya.
02:18Apa sih yang terjadi di balik kekisruan ini, kegadun-kegadun ditimbulkan ini.
02:24Cukup cerdas lah untuk itu.
02:26Tidak perlu untuk diungkapkan siapa dalangnya A, B, atau C sebetulnya.
02:30Itu sudah menggambarkan dari nanti saja bagaimana terjadi di proses pengadilan sebetulnya.
02:35Itu yang bisa mengungkapkan, misalnya kalau misalnya dalam pengadilan itu sudah diputuskan,
02:40misalnya kami yang katakanlah kota-kota kami itu menang gitu kan,
02:46bahwa jasa kami ada dari jasa prajoknya ada asli.
02:49Apakah ada kegadun-kegadun selanjutnya?
02:51Kalau ada kegadun-kegadun selanjutnya itu tidak teredam,
02:54berarti memang agenda itu berkonfirmasi.
02:56Oke, saya ke Bung Rismon. Benar Bung Rismon ada arah atau ada relevansinya
03:01dengan upaya pemakzulan Wakil Presiden kita Gibran Raka Buming?
03:07Ya kami kan hanya mengeksaminasi hak-hak kami, ya, hak dan kewajiban kami sebagai warga negara.
03:14Ya, bahwa kami mematuhi, ya, hadir di Polda Metro Jaya atas laporan Pak Joko Widodo,
03:21ya itu juga bagian dari kewajiban kami sebagai warga negara.
03:24Ya, tetapi samping kewajiban kan kami juga punya hak untuk melaporkan Pak Jokowi.
03:30Dan apa yang kami laporkan juga merupakan kontradiksi atau kontroversi yang dibuat sendiri oleh Pak Jokowi,
03:40begitu loh, ya.
03:41Pada tahun 2017, berdialog dengan Pak Kasmujo,
03:45dan di situ publik menyimpulkan bahwa Pak Kasmujo adalah dosen pembimbing skripsi dari Pak Kasmujo.
03:51Ternyata setelah saya datang ke perpustakan Fakultas Kota Nanu GF,
03:56bahwa nama Pak Kasmujo tidak ada di skripsi yang diduga atas nama Jokowi Dodo tersebut.
04:01Oke.
04:01Dan dikoreksi kemudian oleh Pak Jokowi bahwa Pak Kasmujo adalah dosen pembimbing akademiknya.
04:08Dan ketika saya temui, jawaban Pak Kasmujo membantah keduanya.
04:12Oke.
04:13Bukan sebagai dosen pembimbing skripsi maupun dosen pembimbing akademik.
04:16Dan itu terkonfirmasi.
04:19Jawaban tersebut juga diberikan Pak Kasmujo kepada seorang jurnalis,
04:23Pompas TV, dia bernama Bung Dipo.
04:26Oke.
04:26Jadi ini kan konsisten, oleh karena itu ini harus kita sudahi.
04:30Dan kami ingin mengeksaminasi, mengeksaminasi ya hak-hak kami sebagai warga negara.
04:36Dan Pak Jokowi juga harus tunduk dong kalau dipanggil,
04:40dia seperti, siapa seperti kami, datang dong.
04:43Begitu.
04:43Dan kami meminta tadi, dan berkesempatan untuk bertemu dengan Direktur Reslimsus,
04:49Pol BDG, bahwa beliau akan secara hati-hati,
04:53seksama untuk meneliti laporan kami tadi.
04:56Begitu, Bang.
04:56Baik.
04:57Jawaban Anda ini tetap dalam pusaran kasus.
04:59Tapi pertanyaan saya tadi adalah sebenarnya untuk menanyakan kembali,
05:04benarkah Anda ada upaya-upaya lain dibalik kasus dugaan ijazah palsunya Pak Jokowi ini?
05:10Sebenarnya satunya tadi, kalau kata Bung Andi, soal pemakzulan katanya.
05:16Bung Risma.
05:17Baik, Pak.
05:17Ya, Bung Risma, silakan.
05:18Kaitannya dengan apapun.
05:20Ini kan murni sajian ilmiah yang dituduhkan kepada kami menjadi berita bohong.
05:27Padahal ini kan cuma ilmu dasar dalam image dan video processing.
05:31Ini kan ilmu dasar bahwa semester, mahasiswa semester 5, semester 6 pun tanggup menganalisa ini,
05:38ya, bahwa dengan font identification, itu font times new roman di lembar pengesahan skripsi,
05:45dan dari bendel dari yang didapatkan buktifah pun sekarang terkonfirmasi bahwa teknologi pada lembar pengesahan skripsi tahun 1985,
05:54itu mesin ketik dan itu diberikan langsung oleh si pemilik.
05:58Dokumen asli tersebut, baik transkrip nilai, ijazah maupun skripsi, itu terkonfirmasi dengan analisa kami.
06:07Begitu, Bang.
06:08Jadi tidak ada motif politik apapun.
06:10Kami bertiga murni adalah pendapat akademik, ya, analisa akademik, dan siap untuk dibantah.
06:17Itulah indahnya demokrasi dalam akademik. Begitu, Bang.
06:20Mas Agung, kalau gitu saya juga tanya ke Anda, analisis Anda sendiri, betul ada relevansinya dengan agenda-agenda politik besar
06:26seperti yang dikatakan Pak Jokowi soal kasus ijazah dugaan ijazah palsunya Pak Jokowi ini?
06:32Ya, Pak Jokowi ini kan, apa ya, bukan istilahnya aktor politik kemarin sore, ya,
06:37dan apa yang menjadi kasus yang dihadapi berturut-turut dan bertubi-tubi menyerang beliau dan putra beliau, ya,
06:46Mas Wapreski, beran semacam itu memang susah untuk tidak terkait satu sama lain,
06:51karena momennya, waktunya itu bersamaan.
06:55Jadi, saya sebagai analis juga, kalau misalkan di panggung depan ini kasus hukum,
07:00Bang Rismon bilang beliau peneliti, nggak ada masalah saya.
07:03Tapi sebagai analis politik, saya harus melihat operasi di belakang panggung itu.
07:07Ya, bagaimana pola-pola pemakzulan, pola-pola ijazah ini bekerja, terorkestrasi,
07:13orang-orangnya siapa, waktunya gimana, bagaimana pola dan momentumnya, semacam itu.
07:18Dan saya melihat memang arahnya jelas, karena Pak Jokowi ini terlalu kuat, Mas Radi.
07:22Ya, Anda mengatakan, ya, silahkan lanjut, Mas Agung.
07:27Karena terlalu kuat, maka harus di delegitimasi.
07:29Oke, baik.
07:31Caranya ya tadi, dengan pemakzulan, dengan ijazah, istilah kata, dua titik kasus,
07:36usak susu sebelanga, gitu.
07:38Jadi, legacy law ingin dihancurkan juga.
07:40Jadi, orang nggak akan ingat infrastruktur,
07:42nggak akan ingat capaian kita bisa melewati pandemi.
07:46Sekarang yang orang ingat top of mind-nya adalah ijazah dan pemakzulan.
07:50Ijazah dan pemakzulan, baik.
07:51Nah, ini kan menurut saya kurang sehat.
07:53Kenapa?
07:53Karena dibalik kekurangan beliau ada kelebihan.
07:56Sebagaimana kita lihat Pak SBY, Pak Prabowo, Ibu Mega, dan seluruh presiden yang ada.
08:01Nah, maksud saya, ini kan harus diobjektifikasi.
08:04Nggak ada masalah kasus ini berlanjut dalam proses hukum yang proporsional, yang profesional.
08:09Tapi harapannya ini bisa diobjektifikasi.
08:13Bahwa dibalik itu semua juga ada jasa-jasa beliau.
08:16Nah, itu saja yang paling penting yang ingin saya sampaikan.
08:19Anda mencoba objektif begitu ya dengan kondisi saat ini.
08:21Nah, tadi saya tertarik dengan ada operasi-operasi sebenarnya di belakang itu berdasarkan analisis Anda sebagai analisis politik.
08:29Saya menarik perhatian saya juga.
08:31Saya akan tanyakan hal ini nanti ke Mas Andi juga, ke Bung Andi juga.
08:36Apakah betul ada operasi-operasi tentu dan siapa yang mengoperasikan?
08:39Tetaplah bersama kami di Sapa Indonesia Malam.
08:41Kami segera kembali.
08:51Masih bersama Sapa Indonesia Malam, ada Wakil Ketua Umum Jokowi Mania Andi Azwan,
09:00lalu penuding izasa palsu Jokowi Rismon Sienipar, dan Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro.
09:05Saya tadi menindaklanjuti pernyataan Mas Agung yang bilang bahwa berdasarkan analisisnya,
09:11sepertinya memang tidak bisa dipisahkan ada antara operasi-operasi tertentu,
09:15terutama operasi politik yang seperti singgung Pak Jokowi.
09:17Nah kalau gitu saya tanyakan ke Bung Andi juga, Bung Andi Anda tahu operasi-operasi soal
09:21yang Anda katakan tadi memang ada motif politik begitu,
09:25Anda tahu ada operasi-operasi tertentu dan siapa yang mengoperasikannya kira-kira Bung Andi?
09:30Ya, Bang Radit ya, saya setuju apa yang dikatakan Mas Agung itu.
09:33Ibu akuratnya gini, ada orang buang gas ya,
09:37baunya kecium semua tapi orangnya nggak ada gitu, susah ditebak.
09:42Seperti itulah analoginya gitu.
09:44Yang jelas memang ada hal-hal seperti itu ya,
09:48kenapa? Karena rangkaiannya ini itu berkesinambungan gitu loh.
09:53Jadi backdoor-nya ini memang luar biasa untuk itu ya,
09:56untuk memanfaatkan situasi-situasi yang ada gitu.
09:59Karena itu juga dikatakan juga kan beberapa para pengamat politik
10:07yang mengatakan dengan argumen-argumen mereka gitu kan,
10:10ya sebagai contoh misalnya bahwa Mas Kirwan itu hanya pelangga plongo ya,
10:15tidak bisa melakukan kegiatan-kegiatan,
10:17dan juga mendesak DPR untuk menjawab surat dari para punawirawan,
10:22ya itu konteksnya kita bisa lihat.
10:24Yang terakhir kan kemarin kita bisa lihat,
10:26ketika Mas Urio dan kawan-kawan itu ada adik pula disitu kan,
10:30ada Mayor Jenderal Sunarko disitu kan,
10:33ada Pak Rajasa juga disitu kan,
10:36dari perwakilan dari punawiran Abri,
10:38dan juga ada lagi nih, ada Pak Seretidu disitu,
10:42saya juga bingung apa konteksnya dia bergabung disitu gitu.
10:45Oke.
10:45Ya kan?
10:46Karena gak ada korelasinya.
10:47Nah ini membuat suatu tanda tanya besar kepada kita semua,
10:51dan juga bisa menjadikan suatu apa namanya,
10:54ya jadi bola-bola liar gitu.
10:56Oke.
10:56Jadi menganalisa-menganalisa yang jadi bola-bola liar akhirnya yang terjadi.
11:00Dan itu buat kita, itu sudah ada suatu gambaran di dalam itu.
11:04Yang itu kembali lagi, kita ini bukan orang yang selalu akan menuduh
11:08tanpa ada bukti dan maupun data.
11:10Begitu Mas Radius.
11:11Saya juga ingin minta tangkapan juga kalau gitu dari Bung Rismond.
11:15Bung Rismond tadi mengatakan tidak ada motif apa-apa.
11:17Ini murni soal, apa, untuk mengungkapkan soal kebenaran asli atau tidaknya ijazahnya Pak Jokowi.
11:22Tapi menurut Bung Andi kemarin, ada beberapa rekan Anda juga Bung Rismond.
11:26Ada Mas Roy Suryo di sana, ada Pak Said Didu kehadiran dengan Purnaweran TNI
11:32yang sebelumnya mengusulkan Pak Mak Zulan Gibran.
11:36Bagaimana tangkapan Anda soal ini?
11:40Bung Rismond?
11:42Ya, Pak.
11:44Ya.
11:44Ini narasinya terlalu liar sekali, apalagi saya ya.
11:48Ini narasinya Bung Andi ini terlalu liar tanpa ada apa namanya pembuktian latar belakang saya, bagaimana.
11:57Saya menulis buku ratusan Pak Andi ya di Amazon.
12:01Jadi saya murni ini dan saya juga akan mempertimbangkan untuk melaporkan Pak Jokowi atas dugaan skripsi palsu.
12:11Karena memang tidak mendapatkan jawaban yang puas atas keterangan, metode forensik yang dilakukan oleh Bareskrim
12:20terkait penggunaan cuma indera merasa, diraba, terus disimpulkan bahwa itu produk dari letterpress.
12:29Kami ingin ya itu diuji ulang, khususnya skripsi itu.
12:33Untuk narasi-narasi liar itu, yang disebutkan Bung Andi, itu tidak menghentikan langkah saya
12:40supaya sejarah Indonesia ini diluruskan dan ke depan tidak ada lagi capres yang memiliki latar belakang khususnya pendidikan yang abu-abu.
12:50Ini untuk generasi masa depan.
12:53Artinya, Bung Rismond, artinya kehadiran Mas Roy Suryo kemarin, lalu kehadirannya Pak Isidu,
12:58Saedidu itu tidak ada kaitannya dengan Anda begitu? Anda ingin mengatakan seperti itu ya, Bung Rismond?
13:03Kan mencapiskan ini kan murni, sejak awal kan saya tidak ada kaitan dengan siapapun.
13:09Jadi, ya murni saya analisa sesuai dengan kompetensi saya, dan itu siap diperdebatkan,
13:15dikatakan saya salah, dan kita siap seminar, itu tidak ada kaitannya dengan aktivitas-aktivitas politik.
13:23Apapun ini tidak ada. Ini murni, ya saya datang kejoknya, ya biaya sendiri.
13:28Kemana pun saya biaya sendiri, Bung Andi.
13:30Jadi, ya itu terlalu liar lah, khususnya untuk saya.
13:35Boleh saya jawab ya?
13:36Sebentar, Bung Andi, saya ke Mas Agung dulu, nanti saya kare kesempatan ke Bung Andi.
13:42Mas Agung, kalau melihat pernyataan Pak Jokowi yang kemarin itu, bahwa ada motif politik, ada agenda politik besar begitu ya Mas Agung.
13:51Sebenarnya Pak Jokowi ini menargetkan siapa?
13:52Saya yakin juga ini sebenarnya Pak Jokowi pengen mengarahkan kepada auktor-auktor politik, misalnya,
13:59yang dianggap oleh dirinya, ini membuat agenda besar yang ingin mendeskreditkan pribadinya Pak Jokowi.
14:06Kira-kira siapa yang disasar sebenarnya oleh Pak Jokowi?
14:08Ya, saya baca in data indikator politik Indonesia, Mas Agung, surveinya, yang dilakukan 27 Mei, 17 sampai 20 Mei 2025.
14:20Di situ memang krosstabulasi mengungkapkan ketika dibahas soal isu ijazah ini, memang yang percaya, ya,
14:28paling besar itu kelompok Capres, Anies Medan, dan Cak, Pak Cainin ya, itu nomor satu.
14:35Itu jumlahnya lumayan besar, 40,2 persen.
14:39Kemudian yang tertinggi kedua, Ganjar Pranowo dan Pak Mahfud ya, 20,4 persen,
14:45dan yang ketiga baru Pak Prabowo, Mas Kibran, 15,2.
14:49Jadi, dari tiga Capres ini, yang kemarin maju, ternyata yang terpapar dan percaya dengan isu, ya,
14:55dugaan ijazah palsu Pak Jokowi ini ada di kelompok Anies dan Ganjar, semacam itu.
15:00Tentangnya jauh dengan tentang dari kelompok pendukung Pak Prabowo.
15:04Ada nggak kelompok Pak Prabowo yang percaya? Ada, tapi sangat rendah.
15:07Di kelompok pendukung Anies dan kelompok pendukung Ganjar.
15:11Itu yang saya maksud ketika memang ada residu-residu.
15:15Dua priori kepemimpinan Pak Jokowi yang melukai sebagian kalangan,
15:19kemudian ada ekses dari Pilpes 2024,
15:22dan itu terafirmasi oleh temuan indikator politik lewat telesurveinya.
15:27Jadi, datanya itu secara kuantitatif.
15:30Dijawab dengan data oleh Mas Agumi ya?
15:32Ya, karena jangan sampai ini jadi debat kusir yang...
15:35Jadi, saya bicara ketika ada ekses dan residu,
15:39itu basisnya adalah telesurvei indikator secara nasional
15:42dengan margin of error 2,8 persen.
15:45Jadi, saya, Mas Burhan, melakukan itu.
15:47Nah, secara kualitatif, ya kalau ditanya ini tidak berkelindan,
15:52dan berdiri masing-masing secara tunggal,
15:55saya susah untuk tidak mengatakan ini tidak sesederhana itu.
15:59Karena apa?
16:00Karena dibalik politik kita yang dinamis ini kan ada aktor-aktor,
16:04ada kingmaker, ada dewa-dewanya, Mas Radi.
16:06Yang harus dalam tanda petik diseimbangkan oleh Presiden Prabowo.
16:10Ada dewa di Cikeas, ada dewa di Tuku Umar,
16:14ada dewa di Hambalang, ada dewa di Cikganjur, Cendana, dan seterusnya.
16:19Nah, saya kira dewa-dewa inilah yang saya kira sedang bermain
16:21dalam tanda petik untuk melihat situasi yang ada sekarang.
16:25Nah, dewa di Solo ini harus berupaya menyimbangkan itu.
16:29Ya, saya kira ini permainannya yang sedang dilakukan oleh
16:33ya Bang Rismon, Bang Roy Surya, dan Mbak Tifa.
16:38Ini ya bermain saja, tapi ekses dari permainan ini
16:41itu sedang dipantau oleh dewa-dewa di tempat-tempat tadi.
16:44Jadi Bang Rismon memang peneliti murni,
16:47Bang Rismon profesional di situ.
16:48Tapi ekses dari yang dilakukan Bang Rismon itu
16:50dinikmati oleh para dewa-dewa tadi di luar.
16:54Baik, Bung Andi singkat, Anda ada tanggapan
16:57soal jawaban dari Bung Rismon tadi? Silahkan.
17:01Ya, menurut saya begini.
17:03Bung Rismon ini baper banget gitu.
17:05Saya katakan itu yang duduk pada saat itu.
17:08Mungkin Bang Rismon kan enggak ada di sana.
17:10Saya sepakat lah apa yang dikatakan Mas Agung itu
17:13bahwasannya yang Bang Rismon ya
17:14sebagai ilmuwan aja gitu, tidak ada campur masalah politik.
17:19Tapi yang kemarin duduk bareng itu
17:21dan press conference itu memang itu adalah orang politik.
17:25Saya katakan quote-unquote di situ.
17:27Karena yang dibahas itu macam-macam kan berlebar semuanya gitu.
17:30Ya, sampai juga masalah jawab pemangzulan juga seperti itu.
17:34Ya kan?
17:35Jadi intinya sebetulnya adalah
17:37saya sepakat dengan Mas Agung itu
17:39bahwasannya itu apa yang ini terkonfirmasi lah.
17:43Saya kan sudah mengatakan ya,
17:44itu tiga bulan yang lalu bahwa ada empat kelompok kekuatan di sini
17:48yang ingin mendiskreditkan Pak Jokowi dan keluarganya.
17:51Ya, satu saya bilang HPI dan EPI.
17:54Ya, kedua yaitu para menteri yang dipecah pajam Jokowi.
17:58Ketiga oligarka hitam.
17:59Nah, yang keempat ini yang tadi digambarkan oleh Mas Agung.
18:03Yaitu anak abang dan anak bakanteng itu kan.
18:05Yang istilahnya yang mereka tidak move out.
18:08Nah, inilah terkonfirmasi semua.
18:09Jadi, melihat celah-celah itu
18:12akhirnya apa?
18:13Ingin ya membuat kegaduhan pengendiri ini
18:16sehingga terjadi sesuatu yang mungkin
18:18ya mungkin saja mengadu domba antara kita semua gitu.
18:22Yang penting begini Mas Radit.
18:24Bahwasannya, apa yang dilakukan oleh Pak Prabowo
18:28dan juga Mas Gibran ini
18:29adalah satu paket ya.
18:32Satu paket untuk membangun negeri ini
18:34dipilih oleh rakyat Indonesia 58%.
18:37Ya, itulah intinya.
18:39Baik, Bung Rismond.
18:40Saya beri kesempatan Anda terakhir
18:41untuk benar-benar meyakinkan publik
18:44bahwa Anda ini terpisah
18:45antara kasus hukum dan kasus politik.
18:47Apa yang bisa Anda yakinkan pada publik?
18:49Singkat saja, Bung Rismond.
18:50Statemen saya bahwa kekayaan
18:54apa namanya perdebatan atau diskursus publik ini
18:58khususnya para ilmuwan atau akademisi itu
19:02harus kita glorifikasi
19:04untuk mengedukasi publik
19:06bukan lewat narasi-narasi liar
19:08yang menurut saya
19:09ya justru
19:11apa namanya menggeser esensi dari
19:14perdebatan atau diskursus
19:16untuk menguji keautentikan
19:18ya, keaslian dari ijazah Pak Jokowi.
19:20Saya pikir
19:21ini mengedukasi publik bahwa
19:23ya Bang
19:25jadi
19:26jauh sekalilah
19:28kalau itu saya
19:29dipolesikan kepada saya.
19:31Begitu.
19:32Baik, Bung Rismond.
19:33Dan saya yakin juga
19:34kok saya punya keyakinan
19:35Pak Jokowi tetap akan merespons ini
19:37dan saya dengar nanti
19:38akan ada pidato-pidato
19:40politik berikutnya
19:41terutama nanti di
19:42Kongres PSI ya
19:43kalau saya tidak salah
19:44Pak Jokowi akan menyampaikan
19:46pidato-pidato politik
19:47saya percaya
19:48hal ini akan diungkit kembali
19:50pada saat itu
19:51dan menarik untuk kita cermati.
19:52Terima kasih
19:52Bung Andi, Bung Rismond
19:54dan juga Mas Agung
19:55telah bergabung di
19:57Sapa Indonesia Malam hari ini
19:58sampai jumpa lagi
19:59Selamat malam
20:00Selamat malam

Dianjurkan