Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini
JAKARTA, KOMPAS.TV - Satu pekan sudah, jenazah diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, ditemukan tewas terlakban di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Namun hingga kini, polisi belum memberikan keterangan resmi terkait hasil autopsi mengenai penyebab kematian, apakah sebagai korban pembunuhan atau pelaku bunuh diri.

Polisi terus menelusuri setiap jejak peristiwa untuk mengungkap penyebab pasti kematian Arya Daru, termasuk rekaman CCTV yang memperlihatkan penjaga indekos bolak-balik dan mengintip ke dalam kamar beberapa jam sebelum Daru ditemukan tewas.

Kepada polisi, istri almarhum mengaku sempat menelepon penjaga indekos sebanyak tiga kali untuk mengecek keberadaan suaminya.

Selain aktivitas penjaga indekos yang tampak mondar-mandir dan mengintip jendela di depan kamar sekitar pukul 00.28 WIB, potongan rekaman CCTV beberapa jam sebelumnya memperlihatkan almarhum sempat keluar kamar dan membawa plastik berwarna hitam pada pukul 23.24 WIB.

Sementara keluarga almarhum Arya menyebut jika Daru terakhir kali berkomunikasi dengan sang istri pada pukul 21.00 WIB.

Kala itu, Daru mengabarkan jika sedang menunggu taksi usai berbelanja di mal.

Staf Ahli Kapolri, Hermawan Sulistyo, menyatakan jika dilihat dari data sementara, ada kemungkinan Arya Daru Pangayunan meninggal dunia akibat dibunuh. Hermawan bilang hal ini dilihat dari lakban yang menutup wajah almarhum.

Diplomat Kemlu, Arya Daru, ditemukan tewas Selasa pagi, 8 Juli 2025, sekitar pukul 08.00 WIB. Jasadnya ditemukan dalam keadaan terlakban dan tubuh dibalut selimut.

Almarhum ditemukan di kamar kos, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Jenazah Arya Daru, yang rencananya akan kembali ditugaskan ke Finlandia pada akhir Juli, kini telah dimakamkan di Bantul pada Rabu pekan lalu.

Baca Juga Sebelum Meninggal Diplomat Muda Kemlu Sudah Siapkan Kepindahan Keluarga ke Finlandia di https://www.kompas.tv/nasional/605281/sebelum-meninggal-diplomat-muda-kemlu-sudah-siapkan-kepindahan-keluarga-ke-finlandia

#diplomattewas #diplomatkemlu #diplomat

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/605318/full-dokter-forensik-soal-teka-teki-hasil-otopsi-diplomat-tewas-terlakban-kompas-petang
Transkrip
00:00Polisi hingga kini belum menyampaikan keterangan resmi soal penyebab kematian diplomat muda yang ditemukan pada pekan lalu di kamar indekosnya.
00:09Lalu apa saja yang biasanya diperiksa dalam otopsi untuk bisa mengungkap penyebab kematian?
00:15Kita tanyakan langsung petang ini bersama dengan Dr. Boge Priyo Nugroho, Dr. Forensik dan Mediko Legal RSUD Tarakan Jakarta.
00:22Selamat petang, Dr. Boge dengan Maidob.
00:26Selamat petang, Mbak.
00:27Dokter, untuk bisa mengungkap kematian, penyebab kematian seseorang, apa saja yang biasanya diperiksa secara forensik?
00:36Ya, pertama kita akan melakukan persesan luar dulu, kemudian ditemukan apakah tanda-tanda-tanda kekerasan.
00:45Yang berikutnya kita akan melakukan otopsi atau bedah mayat untuk melihat adanya kelainan
00:51dan mengambil beberapa sedikit jaringan yang diperlukan untuk pemeriksaan adakah kasus-kasus otopsi keracunan
00:59atau kasus tanda-tanda kekulitan pernafas seperti itu.
01:03Jadi, hasil otopsi nanti akan bisa mengungkapkan bahwa bakatnya tidak terlalu.
01:11Oke, tanda-tanda kekerasan kan polisi bilang pada saat menemukan jasad ini terlakban
01:19dan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh jenazah.
01:23Kemudian, kalau misalnya kita lihat dari kasus ini, mungkin juga dokter mengikuti
01:26berapa lama untuk bisa mengungkap kasus kematian seseorang?
01:31Apa saja yang kemudian diperiksa setelah tadi tidak ada tanda-tanda kekerasan?
01:34Organ mana saja mungkin yang harus diperiksa untuk bisa menentukan penyebab kematian?
01:38Ya, memang tergantung dari pemeriksaan luar juga ya.
01:45Kalau tadi tidak ada tanda kekerasan, kita akan melakukan otopsi.
01:49Kita ambil beberapa sampel jaringan dari kepala, mungkin juga paru-paru, perongkongan.
01:55Dan kita lihat tanda-tanda aktifia atau tanda-tanda kulitan pernafas seperti itu.
02:00Kemudian, kita ambil beberapa sampel, lakukan pemeriksaan juga.
02:07Pemeriksaan punjang, di laboratorium khususnya.
02:10Juga mungkin akan dilakukan di laboratorium katologi anatomi untuk melihat apakah
02:15korban itu meninggal setelah dilakban atau meninggal sebelum dilakban.
02:23Dan itu memang memerlukan proses ya.
02:26Prosesnya itu tidak penting.
02:27Memakan waktu beberapa bintang sampai satu bulan.
02:30Oke. Berapa lama kemudian ini prosesnya, dokter?
02:36Berapa lama kemudian proses yang paling sulit untuk bisa menentukan penyebab kematian itu apa?
02:42Ya, seperti kalau saya lihat, untuk kasus-kasus yang ada di, apa namanya,
02:49tanda-tanda seperti adanya kekurangan bernafas ya tadi seperti ini.
02:55Juga itu saya rasa banyak ya yang perlu diambil untuk pemeriksaan jaringan.
03:02Selain juga adanya sampel darah, juga adanya sampel urin yang masih terpisah,
03:08atau jaringan-jaringan tadi yang seperti saya sebutkan,
03:11taruh paru, jantung, dan apa namanya, di daerah perongkongan juga.
03:14Itu melihat tanda-tanda, itu tadi seperti ada kekerasan,
03:19atau tanda-tanda apa namanya, meninggal sebelum dilakukan adanya lakban,
03:24atau meninggal setelah dilakukan kekerasan seperti ada yang lakban tadi ya.
03:28Itu lumayan cukup lama ya prosesnya,
03:31karena memang perlu keakuratan, perlu ketelitian dalam menentukan hasilnya.
03:37Tidak gampang untuk, apa ya, segera mungkin seperti orang melakukan
03:42atau mungkin EPS kehamilan gitu ya urin,
03:45setelah itu berhasil juga ini karena memang perlu proses
03:47memiliki mekanisme untuk melakukan hasilnya seperti apa.
03:52Perlu keakuratan, perlu ketelitian,
03:56ada banyak sampel dari organ yang harus diperiksa.
03:58Tadi dokter bilang ada sampel urin terakhir juga mungkin,
04:03kemudian juga dari bagian kepala.
04:06Tapi dari pemeriksaan sampel-sampel ini,
04:07mana yang kemudian paling menentukan?
04:09Organ tubuh mana yang kemudian sampelnya paling bisa dilihat
04:12untuk menentukan apakah memang jenazah ini korban pembunuhan
04:16atau pelaku bunuh diri?
04:20Kalau yang terutama, kita lihat memang dari saluran pernafasan,
04:26mungkin dari perpongkongan, perpaharungan,
04:28kita lihat, kemudian tadi seperti darah atau urin,
04:34kita tentukan juga apakah memang ada indikasi
04:38telah dilakukan ada yang mungkin keracunan dahulu
04:42atau dilacunkan dahulu seperti itu.
04:44Jadi tidak bisa spesifik untuk,
04:47oh ini karena pembunuhan atau tanah-tanah
04:52keputusan bernafas karena ini.
04:54Jadi apa itu namanya,
04:56kita juga melihat semua komponen yang ada di dalam tubuh korban,
05:00kita semua periksa dari ujung kaki,
05:03eh ujung kawang itu sampai ujung kaki ya,
05:06untuk menentukan semua sebab matinya,
05:09yang mendukung ke arah sebab mati.
05:11Jadi kita nanti ambil kesimpulan bahwa sebab matinya karena apa.
05:15Oke, kalau misalnya tadi seperti yang sudah dokter sampaikan,
05:20ini perlu langkah kehati-hatian,
05:22kemudian juga harus benar-benar diperiksa
05:25dari ujung rambut sampai ujung kaki,
05:27begitu juga termasuk organ-organ.
05:29Yang paling menentukan apa?
05:30Apakah kemungkinan dalam otopsi ini
05:32ada kemungkinan ketidaklengkapan atau kebutuhan
05:36sehingga kemudian membutuhkan ekshumasi dok?
05:42Saya rasa dari tim forensik pada saat binasa datang
05:47itu sudah diambil untuk keseluruhan yang diperlukan
05:50untuk menganggap kasus seperti ini,
05:52terutama dalam menemukan sebab mati.
05:54Yang kedua, memang juga kita diketatakan dalam pola TKP
06:01karena situasi kondisi di lingkungan tempat korban meninggal ini
06:07juga bisa memberikan kontribusi terhadap hasil temuan-temuan kita
06:12yang kita juga kan atau kita sangkakan terhadap organ yang akan kita peksa
06:16untuk menemukan sebab matinya seperti apa.
06:19Oke, kembali lagi ke sampel.
06:24Dari secara forensik ini, apakah bisa diketahui meninggalnya,
06:28jasad ini meninggalnya sudah berapa lama
06:31dan kemudian untuk bisa membuktikan fakta penyebab kematian ini,
06:37sampel-sampel yang diambil untuk sampel penyebabnya karena pembunuhan,
06:42apakah sampelnya sama juga dengan apakah memang ini meninggal karena bunuh diri?
06:46Sama sampelnya, dokter?
06:49Ya, kalau untuk waktu kematian,
06:52itu insya Allah kita bisa menegakkan dengan beberapa keteria yang pernah terhadapkan juga.
06:58Kemudian untuk sampel-sampel baik itu tadi karena pembunuhan,
07:03atau bunuh diri,
07:05itu sama untuk ambil sampelnya sama.
07:07Karena nanti ada beberapa teknik atau dalam istilahnya untuk menilai pola lukanya,
07:14bisa kita tentukan juga apakah mendukung, mendukung ke arah pembunuhan atau bunuh diri.
07:20Oke, untuk kasus seperti ini dokter, mungkin dokter juga lihat beritanya,
07:25ditemukan dengan kondisi meninggal di terlakban begitu,
07:31untuk bisa mengungkap kasus kematian atau penyebab kematian untuk kasus seperti ini,
07:37biasanya apa yang menjadi penghambat?
07:39Apa saja kemudian harus diperhatikan oleh seorang ahli forensik untuk bisa menyebab atau juga mengungkap penyebab kematian?
07:45Ya, tadi ya, selain kita untuk konsopsi, untuk kasus kematian,
07:52itu kan kita dibantu oleh adanya olah TKP untuk mendukung seperti itu.
07:57Kalau untuk kesulitan sih memang di dalam hal,
08:02apa itu namanya, untuk pemirsa peninjang,
08:04kita menerima dikatakan kematian dan kematian untuk mengukarkan dukung
08:08guna proses kasus kematian.
08:10Nah, untuk semuanya memang kita perlu adanya kerja kematian juga ya,
08:16dengan beberapa ahli patologi klinik,
08:20untuk penelaborasi, atau patologi anatomi,
08:22dan mungkin sampel juga tadi,
08:24psikologi yang kacung.
08:25Semua kita lakukan peneriksaan secara,
08:28apa namanya, pengini dan berdasarkan di semuanya.
08:32Dokter, kami juga ingin tahu,
08:34untuk kasus ini penyebab kematian yang juga masih diteliti secara forensik ini,
08:39apakah kemudian juga dibahas di lingkungan dokter forensik,
08:44apakah kemudian ini juga menimbulkan kontroversi soal pengungkapan penyebab kematian?
08:49Sejauh ini, kami tidak, apa itu namanya,
08:54tidak membahas secara kolegium ya, secara perimpunan.
08:58Tapi ini ada suatu, suatu, apa namanya,
09:02kumpulan ahli-ahli forensik,
09:05yang dimana melakukan untuk otopsi,
09:08yang melakukan otopsi itu,
09:10akan menimbulkan secara
09:12siktifikan,
09:14akan hasil-hasil kemuan.
09:15Karena memang ini belum ada kontribusi kami dari perimpunan,
09:21mungkin nanti juga,
09:22kalaupun diperlukan,
09:23nanti kita akan berdiskusi bersama.
09:26Tapi itu belum sampai ke arah.
09:27Baik, terima kasih sudah bergabung bersama kami di Kompas Petang hari ini,
09:32Dr. Boge Priyo Nugroho,
09:34Dr. Forensik dan Mediko Legal RS Udetarakan, Jakarta.
09:37Terima kasih dokter, sehat selalu.
09:39Sehat selalu, Pak.

Dianjurkan