Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
BANYUWANGI, KOMPAS.TV - Tim SAR gabungan menemukan dan merekam visual badan KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di dasar laut Selat Bali. Kapal dalam kondisi terbalik, berada di sekitar 3,9 kilometer dari lokasi tenggelam.

Kemenhub menerjunkan tim ahli untuk menangani proses penandaan dan pengangkatan badan kapal KMP Tunu Pratama Jaya.

Pengangkatan badan kapal akan dilakukan sesuai prosedur, dengan tim teknis yang paham soal penandaan dan pengangkatan badan kapal.

Pengangkatan bangkai kapal dinilai menjadi langkah strategis untuk proses investigasi lanjutan insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.

Kita terhubung dengan Dwi Rendra, jurnalis KompasTV, di Posko Terpadu ASDP Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Juga Hari Ke-3 Pencarian KMP Tunu Pratama Jaya: Barang Milik Korban hingga Benda Diduga Kapal di https://www.kompas.tv/nasional/604799/hari-ke-3-pencarian-kmp-tunu-pratama-jaya-barang-milik-korban-hingga-benda-diduga-kapal

#kapaltenggelam #pengangkatan #banyuwangi #sar

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/604970/pengangkatan-bangkai-kmp-tunu-terhambat-tim-sar-hadapi-cuaca-ekstrem-kompas-malam
Transkrip
00:00Saudara tim Sargambungan menemukan dan merekam visual badan KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di dasar laut Selat Bali.
00:06Kapal dalam kondisi terbalik berada di sekitar 3,9 km dari lokasi tenggelam.
00:12Operasi Sar Bawah Air kembali dilakukan tim gabungan di Selat Bali.
00:17Dengan menggunakan drone bawah laut dari KRI Spica, TNI Angkatan Laut melacak kapal penumpang Tunu Pratama Jaya yang tenggelam.
00:24Tim mendapatkan visual objek yang dipastikan sebagai badan KMP Tunu Pratama Jaya.
00:30Kapal ditemukan dalam kondisi terbalik di dasar laut dan berada di sekitar 3,9 km dari titik kecelakaan.
00:40Pada saat itu kita mendeteksi objek koal air yang memang sudah dibuka itu adalah KMP Tunu Pratama Jaya.
00:49Hasil yang kami sistemikan adalah dengan kita melihat nama, kemudian bagian bawah yang identik dengan KMP Tunu Pratama Jaya.
01:02Kemarin KRI Spica yang on-board di atasnya adalah tim bawa air dari diselam air Corona 2.
01:09Sehingga kita kolaborasi tim dari Pusitu Rosal dengan tim dari Corona 2 untuk mendeteksi itu.
01:16Tim Sargabungan masih mengalami kendala dalam upaya pengangkatan bangkai kapal Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali.
01:26Meski posisi kapal telah ditemukan, melalui drone bawah laut milik TNI Angkatan Laut,
01:30cuaca buruk berupa angin kencang, arus deras dan gelombang tinggi menjadi faktor penghambat utama.
01:37Kemenhub menerjunkan tim ahli untuk menangani proses penandaan dan pengangkatan badan kapal KMP Tunu Pratama Jaya.
01:50Pengangkatan badan kapal akan dilakukan sesuai prosedur dengan tim teknis yang paham soal penandaan dan pengangkatan badan kapal.
01:58Pengangkatan bangkai kapal dinilai menjadi strategis untuk proses investigasi lanjut insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
02:06Kita terhubung dengan Dwi Renra, Jurnalus Kompas TV di Posko Terpadu ASDP Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
02:32Dwi, bagaimana perkembangan pencarian 17 korban yang hingga saat ini belum ditemukan?
02:40Ya, baik. Untuk hari 12 pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya, saat ini masih ada 17 orang yang hilang dan artinya belum ditemukan.
02:57Sedangkan 18 jenazah telah dilakukan evakuasi. Sedangkan di hari pertama 30 orang dinyatakan selamat.
03:08Dan dari 18 jenazah, ada 3 jenazah yang belum dilakukan penyerahan kepada pihak keluarga.
03:16Karena sampai saat ini masih dalam proses identifikasi di Rumah Sakit RSUD Belambangan Banyuwangi oleh tim DVI Polda Jatim.
03:27Dan untuk saat ini, sejumlah keluarga masih terlihat di Posko Pelabuhan Ketapang.
03:35Mereka masih menunggu kedatangan anggota keluarga atau penemuan yang selanjutnya.
03:42Ya, Rendera, pengangkatan bangkai kapal Tunu Pratama Jaya terkendala cuaca buruk katanya.
03:49Lantas, seperti apa penjelasan dari Basarnas?
03:52Ya, pihak Basarnas masih terus melakukan evaluasi terkait strategi bagaimana pengangkatan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya
04:02yang berada di dasar laut kurang lebih kedalaman 49 meter.
04:07Dan saat ini kendalanya yaitu faktor cuaca.
04:11Meski begitu, saat ini Distrik Navigasi Tanjung Perak telah menerjurkan tim ahli dan tim teknis tujuannya untuk melakukan penandaan.
04:21Sehingga lokasi area di dasar KMP Tunu Pratama Jaya tidak diganggu oleh pihak operator lintas Jawa-Bali ini.
04:33Dan meski begitu, KMP Tunu Pratama Jaya saat ini telah dipastikan berada di Selat Bali dan jauh dari tabel PLN yang menghubungi Jawa-Bali.
04:45Ya, lantas bagaimana, apa tanggapan dari Basarnas terkait dengan pengangkatan yang sulit dilakukan?
04:54Ya, untuk saat ini pihak tim Sargabungan masih terus berkolaborasi dengan sejumlah TNI AL, pihak kepolisian, dan kitansi lainnya.
05:07Terus lama di BMKG, pihak Basarnas terus melakukan koordinasi BMKG terkait cuaca di Selat Bali.
05:14Dan untuk mengetahui sambutan dari Laksada Ribut Eko Suyata, ini dia laporan yang diberikan oleh Deputi Operasi Ketiapan Siap Jagaan Basarnas.
05:29Kesulitan yang utama adalah faktor alam.
05:35Angin, gelombang, dan arus.
05:38Perlu rekan-rekan media ketahui, untuk operasi penyelaman, saya tidak merekomendasi arus permukaan lebih dari 0,8.
05:48Kemarin, mungkin rame, sudah ada sampling diver turun dengan menggunakan tali sling pengaman turun langsung terbawa arus.
06:05Jadi, untuk operasional penyelam, kekuatan arus permukaan tidak lebih dari 0,8 ataupun 1.
06:13untuk perlunan ROV tidak lebih dari 2 0, karena akan menyulitkan ROV untuk bermanufar.
06:26Ya, saat ini faktor angin, gelombang, dan arus yang berada di dasar laut menjadi salah satu penyebab proses evakuasi yang belum bisa dilakukan.
06:41Dan, meski begitu, sudah ada 34 penyelam yang telah bersedia, yang telah standby di pelabuhan Ketapang ini.
06:53Mereka siap untuk dikomando ketika tim Sargabungan telah melakukan evaluasi.
07:00Dan, terkait jenazah yang belum diidentifikasi, saat ini pihak tim DVI telah menurunkan 31 ahli forensik yang berada di RSUD belabangan.
07:13Baik, terima kasih Dwi atas laporan Anda. Kita akan tunggu laporan Anda berikutnya terupdate esok hari. Selamat malam.

Dianjurkan