Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini
JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas) Marsyda TNI Mohammad Syafii mengatakan perkembangan hasil pencarian korban KMP Tunu Pratama yang tenggelam di Selat Bali.

Syafii mengatakan belum ada temuan baru terkait pencarian korban.

"Dari upaya potensi SAR yang melaksanakan operasi. Informasi terakhir bahwa jumlah korban yang ditemukan belum ada penambahan. Jadi 30 (orang) selamat, 6 meninggal dunia," ujar Syafii ditemui di kantornya, Jakarta, pada Kamis (3/7/2025).

Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam saat berlayar di lintasan Ketapang-Gilimanuk, Selat Bali, pada Rabu (2/7/2025) malam.

Disebutkan, KMP Tunu Pratama Jaya membawa 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal.

Baca Juga Update! Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali hingga Kronologi Kejadian di https://www.kompas.tv/regional/603050/update-pencarian-korban-kapal-tenggelam-di-selat-bali-hingga-kronologi-kejadian

#basarnas #kapaltenggelam #selatbali

Video Editor: Noval

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/603163/full-pernyataan-kabasarnas-update-hasil-pencarian-korban-kapal-tenggelam-di-selat-bali
Transkrip
00:00Mungkin boleh di-update sedikit untuk informasi sampai dengan 3 Juli sore hari ini
00:04sudah berapa korban yang ditemukan itu kemudian terkait dengan teknik pencariannya.
00:12Ya terima kasih dari upaya seluruh potensi SAR yang melaksanakan operasi
00:18informasi terakhir bahwa jumlah korban yang ditemukan masih belum ada penambahan.
00:26Jadi 30 selamat, 6 meninggal dunia.
00:28Dan operasi tetap dilaksanakan dan mudah-mudahan dengan doa kita semuanya
00:35pelaksanaan operasi bisa menghasilkan, kita bisa menemukan korban dalam kondisi selamat.
00:43Itu yang kita harapkan.
00:45Kemudian Pak terkait dengan teknik pencarian di lokasi,
00:48kalau dari Basra sendiri ini seperti apa tekniknya?
00:51Ya jadi pola operasi yang kita laksanakan pasti didasarkan atas ilmu yang harus kita gunakan dalam pelaksanaan operasi.
01:02Di mana dalam pelaksanaan operasi rata-rata biasanya area itu, area kejadian itu akan dipetakan dalam area 1, 2, 3.
01:08Area 1 difokuskan di tempat lokasi di mana kecelakaan itu terjadi.
01:15Dan karena ini di laut, kemungkinan di area 1 itu akan kita laksanakan operasi underwater.
01:23Artinya kita dengan menggunakan personil-personil yang memiliki kemampuan untuk menyelam,
01:28untuk bisa menemukan kapal yang mengalami kecelakaan.
01:33Untuk yang area 2, area 3, bahkan mungkin ke area 3, area 4,
01:39itu biasanya kita laksanakan dengan pertimbangan kemungkinan korban-korban yang tadinya kecelakaan di satu titik,
01:47di area 1, mungkin karena ada pergeseran karena arus, kemudian cuaca,
01:53sehingga memungkinkan korban-korban itu sudah bergeser di titik itu.
01:57Sehingga kita akan melaksanakan operasi di area 2, area 3, dan area 4.
02:01Ini biasanya akan ditentukan pada saat briefing, rapat koordinasi untuk pembangkian tugas.
02:08Untuk operasi yang tua tersebut,
02:12Jadi hari ini saya sampaikan operasi difokuskan kepada korban-korban selamat tentunya.
02:25Sehingga mungkin rekan-rekan media monitor juga bahwa kebanyakan korban-korban yang selamat,
02:37dia masih menggunakan life jacket, kemudian dengan pelampung yang ada itu terapung dengan lama waktu yang seharian ini,
02:48ternyata masih bisa kita temukan selamat.
02:50Nah, untuk besok, kita memang hari ini baru mendatangkan personel-personel yang memiliki kemampuan untuk menyelam,
02:59nanti dibantu sama potensi SAR yang juga memiliki kemampuan selam,
03:03kemungkinan baru besok, baru dilaksanakan untuk kita masuk di kedalaman.
03:08Berapa dalam sebabnya dalam sih Pak?
03:10Kalau dari peta, peta itu kan sudah bisa mendetek kedalaman.
03:15Di titik itu kira-kira berkisar antara 50 sampai 60 meter itu, kira-kira.
03:26Tapi untuk persisnya memang nanti akan bisa dilihat gitu.
03:30Tadi saya sampaikan bahwa Basarnas dengan seluruh potensi SAR yang tergabung dalam SAR gabungan,
03:45update terakhir lebih dari 400 personel.
03:50Di mana dari potensi SAR yang tergabung,
03:52pasti yang terbanyak ada teman-teman dari TNI, ada dari Polri,
03:58begitu juga dari potensi-potensi SAR yang lainnya,
04:02dan juga masyarakat yang ada di sekitar.
04:05Begitu juga alutsista atau sarana-prasarana yang digunakan,
04:09cukup banyak yang tergabung.
04:12Kita tahu budaya dari orang kita pada saat ada kedaruratan terjadi,
04:16budaya untuk saling membantu, untuk bisa secepat mungkin menyelamatkan,
04:23itu sudah terbiasa di kita.
04:25Dan Alhamdulillah, kita dari seluruh potensi SAR yang ada di wilayah,
04:30bahu-membahu untuk membantu.
04:33Pak, sejauh ini ada tanggap waktunya nggak sih, Pak, untuk proses pencarian?
04:37Sesuai aturan atau prosedur, operasi normalnya itu dilaksanakan tujuh hari.
04:42Namun, tidak menutup kemungkinan operasi itu selesai sebelum tujuh hari,
04:48kalau memang seluruh korban sudah bisa ditemukan.
04:51Tapi memungkinkan juga untuk diperpanjang apabila korban belum semuanya ditemukan.
04:57Masuki, jam tambahan, Pak, untuk ini kan tadi pasirnya sampaikan 60 sampai dengan 60 meter dalam itu.
05:03Ada alat bantu nggak sih, Pak, mungkin alat-alat tertentu begitu untuk membantu proses evakuasi
05:08yang mungkin diduga masih ada berada di dalam kapal ini, Pak?
05:11Ya, jadi yang pasti kita menggunakan sarana-prosarana yang ada untuk bisa memantau.
05:19Soal nanti bantuan apa yang dibutuhkan pasti disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di lapangan.
05:23Dan yang tahu persis adalah teman-teman kita yang ada di lokasi.
05:27Sebagian memang sudah dipulangkan, kemudian sebagian langsung diarahkan ke rumah sakit terdekat.
05:51Yang ada di Gilimanu, Simbrana ya.
05:56Simbrana ya.
05:57Simbrana di negara.
05:58Saya, Muhammad Syahreza.
06:08Saksikan program-program Kompas TV melalui siaran digital, RTV, dan media streaming lainnya.
06:14Kompas TV, independen, terpercaya.
06:17Terima kasih.
06:18Saksikan program-program Kompas TV melalui siaran digital, RTV.

Dianjurkan