KOMPAS.TV - Israel menyetujui gencatan senjata dengan Iran yang tahapannya dikoordinasikan Amerika Serikat.
Meski demikian, situasi konflik masih rawan. Potensi berbalas serangan rudal masih terjadi melewati tenggat gencatan senjata.
Presiden Amerika Serikat yang merasa punya peran dalam gencatan senjata itu, murka karena Israel maupun Iran sama-sama melanggar kesepakatan.
Kedua pihak masih saling serang. Setelah gencatan senjata, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim negaranya meraih kemenangan bersejarah.
Ia menegaskan serangan Israel berhasil menghancurkan dua ancaman sekaligus: program nuklir Iran dan proyek 20 ribu rudal balistik yang sedang dibangun Teheran.
Iran dan Israel sepakat gencatan senjata. Namun, apakah kesepakatan ini bisa berlangsung lama? Faktor apa saja yang bisa mengoyak kesepakatan ini?
Kami akan membahasnya bersama pengamat hubungan internasional UI, Suzie Sri Sudarman, dan Kapuspen TNI 20102014, Iskandar Sitompul.
Baca Juga Gencatan Senjata Israel-Iran oleh Donald Trump Bukan Sinyal Perdamaian? Rupanya Ini Tujuannya| SINAU di https://www.kompas.tv/video/601688/gencatan-senjata-israel-iran-oleh-donald-trump-bukan-sinyal-perdamaian-rupanya-ini-tujuannya-sinau
#iran #israel #gencatansenjata #amerikaserikat
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/internasional/601690/full-as-bom-iran-hanya-untuk-memuaskan-israel-dan-bersifat-simbolik-ini-kata-pengamat
07:13Walaupun mereka ini harusnya sudah terdaftar.
07:17Yang kata Bu Susi bilang di dalam kontroling.
07:19Namun mereka ini kan kadang-kadang ada yang negara.
07:22Israel itu dia mau disurvey.
07:25Dia punya nuklir.
07:26Tapi Iran mungkin tidak mau.
07:29Seperti ini.
07:29Nah, ini sangat berbahaya kalau tidak diredakan.
07:34Korbanlah masyarakat begitu banyak.
07:36Kita bisa lihat bom atom di Jepang.
07:40Nah, bagaimana itu?
07:42Bahaya sekali.
07:43Kenapa?
07:44Nuklir-nuklir ini kalau digandakan-digandakan.
07:46Kepuatannya seperti bom atom.
07:48Itu akan kena radiasi.
07:50Akan korban 75 tahun.
07:52Akan cacat orang semua 75 tahun.
07:54Itu kalau kita tinjau dari kesehatan.
07:56Manusia ini.
07:57Kita mau kemana ini sebenarnya?
07:59Ini.
08:00Kalau menurut saya.
08:01Jadi apapun kejadian.
08:02Menurut saya semua negara harus hati panas kepala dingin mendamaikan ini.
08:06Karena ini negara-negara yang budaya.
08:09Maunya perang-perang terus.
08:11Dulu mereka belum punya nuklir.
08:13Masih konvensional biasa.
08:15Sekarang mereka semua punya nuklir.
08:17Iran 50 tahun.
08:20Dia sudah merancang.
08:21Dia menjalin.
08:22Dia meneliti dan pengembangan tentang nuklirnya.
08:26Berarti sudah hebat.
08:27Di belakang-belakang ini juga bahaya sekali.
08:30Ini menurut saya.
08:30Apapun kejadiannya seluruh dunia harus merespon ini menuju tadi yang kata Presenter tadi harus bisa damai seterusnya.
08:41Kalau enggak ini sangat bahaya.
08:42Jadi tidak hanya bersifat sementara atau fragile tapi bersifat permanen atau selamanya.
08:46Bu Susi, sebenarnya posisi Amerika Serikat dalam gencatan senjata ini seperti apa sih?
08:51Kita tahu bahwa ada kursif diplomasinya Presiden Trump.
08:54Tapi kita tahu juga bahwa Iran mengklaim bahwa Iranlah yang menang.
08:58Di sisi lain, Israel juga mengklaim bahwa Israellah yang menang.
09:03Ini istilahnya dalam ilmu sosiologi adalah management of impressions atau mengelola kesan.
09:14Mengelola kesan itu bisa menggunakan teknologi informasi.
09:18Jadi sebesar-besarnya dia melakukan komunikasi itu akan menggambarkan satu pihak itu menang atau satu pihak itu sebetulnya kawah.
09:29Jadi di sini mungkin kalangan yang punya intelligence di Amerika melihat bahwa sebetulnya bunker baser bank itu tidak sampai ke wilayah yang harusnya dibom habis.
09:43Jadi mereka masih penasaran gitu ya.
09:45Di samping juga punya pemimpin yang punya kriminalisasi.
09:50Jadi double lah.
09:52Saya pikir orang Zionis tidak begitu saja melepaskan Amerika.
09:55Dia akan meneliti di dalamnya.
09:58Mungkin di dalam CIA, di dalam Pentagon itu ada orang Zionis.
10:03Karena mereka menjadi warga negara Amerika.
10:05Jadi mereka bekerja seperti warga negara.
10:07Tapi sebetulnya dia membagi intelligence itu kepada Israel.
10:10Nah di sini yang terbongkar, malah New York Times yang menggambarkan bahwa sebetulnya bunker baser bomb itu tidak berhasil.
10:21Kurang berhasil, bukan tidak berhasil.
10:24Dia berhasil membolongi cuma sampai 60 meter.
10:27Sedangkan elemennya itu 90 meter di bawah tanah.
10:32Jadi sebetulnya mungkin ada yang membocorkan ya.
10:36Lalu membocorkan ini New York Times kan di New York itu penuh.
10:40Artinya kekuatan nuklir Iran masih sangat penuh seperti itu ya Bu Susi ya?
10:44Apa?
10:45Kekuatan nuklirnya Iran artinya masih sangat penuh?
10:49Kan dipindahin enrich uraniumnya beberapa hari sebelumnya.
10:53Oke.
10:54Jadi ini semacam ya kalau saya teoretikus ya.
10:58Saya teoretikus yang mengatakan ini dramaturgi.
11:01Yang sebetulnya dilakukan Trump karena dia ingin memenangkan hadiah Nobel.
11:06Jadi dia berusaha menyenangkan Netanyahu dengan mengatakan kami akan membom sesuai dengan permintaan kamu.
11:13Lalu dia menyenangkan juga Iran bilang dia sudah sukses padahal mungkin diberikan intelligence untuk memindahkan enrich uranium.
11:22Kita kan gak pernah tahu sampai nanti 50 tahun kemudian dokumen-dokumen itu keluar.
11:28Baru terbuka.
11:29Pak Iskandar terakhir, kalau menurut Anda dari kacamata strategi perang,
11:35Seberapa besar sih atau mungkin bisa dikatakan dalam prosentase kekuatan militer antara Iran dan Israel sudah dikeluarkan?
11:43Dan sisanya masih berapa persen lagi kekuatan militer mereka?
11:47Ya oke ya.
11:48Kalau kita melihat yang disampaikan si Ibu tadi itu semuanya bagus ya.
11:54Nah sekarang kita kembali kekuatannya.
11:56Ini kalau saya lihat, kekuatan-kekuatan ini kita lihat di media ya.
12:01Kita lihat di media.
12:03Karena senjata mereka utamanya adalah nuklir.
12:07Otomatis apa yang digunakan ini belum semuanya.
12:10Baru katakanlah baru seperempat.
12:13Baru seperempat, hanya teaser artinya ya.
12:15Baru betul, ini baru seperempat.
12:17Kenapa?
12:18Baru hanya apartemen, kantor ini, gedung ini, intelijen ini.
12:24Tapi kalau sudah menggunakan kekuatan penuh, baru digunakan nuklir, nah itu baru penuh kita bilang.
12:31Tapi kalau ini sudah kejadian, ini sangat bahaya.
12:34Nah, jadi kalau ditanya berapa persen, ini kalau menurut saya, saya baca di media, saya baca di perkembangan, saya baca kekuatan mereka.
12:42Mereka mempunyai kekuatan nuklir, misalnya Israel.
12:46Kalau saya baca dari katalog-katalog itu, ada hampir 90.
12:52Kalau nggak salah, nanti saya dikoreksi, Bu Susi.
12:54Misalnya Amerika ada berapa ratus, 230 atau berapa.
12:59Ini satu pun belum ada.
13:00Belum ada, baru yang ICBM, Intercontinental Ballistic Missile.
13:06Baru yang kecil-kecil.
13:08Jadi kalau saya bilang, ini baru permulaan.
13:10Jadi baru, ya pemanasan lah kalau menurut saya.
13:12Kalau sudah itu, selesai dunia kita ini, Mbak.
13:15Artinya, semua pihak, setiap negara harus sama-sama mendukung perdamaian antara Israel dan Iran secara menyeluruh agar gencatan senjata ini tidak bersifat sementara lagi.
13:28Terima kasih, Pak Iskandar Sitompul, Kapus PEN TNI, periode 2010-2014.
13:33Dan juga, Bu Susi Sri Sudarman, pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia.