Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
NUSA TENGGARA BARAT, KOMPAS.TV - Tim SAR gabungan berhasil mencapai lokasi warga negara asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani. Korban ditemukan dalam kondisi tewas di kedalaman 600 meter.

Hingga Rabu (25/6/2025) siang, Tim SAR masih melakukan proses evakuasi jenazah di tengah cuaca buruk.

Lalu, bagaimana langkah evakuasi hingga tantangannya sehingga memakan waktu cukup lama?

Simak keterangan Kepala BPBD NTB, Ahmadi melalui tayangan berikut.

#evakuasi #gunungrinjani #pendakibrasil #brasil

Baca Juga Breaking News! Proses Evakuasi Jenazah Pendaki Brasil di Rinjani Dramatis di Tengah Cuaca Buruk di https://www.kompas.tv/nasional/601606/breaking-news-proses-evakuasi-jenazah-pendaki-brasil-di-rinjani-dramatis-di-tengah-cuaca-buruk

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/601614/terungkap-bpbd-ntb-jelaskan-alasan-evakuasi-jenazah-pendaki-brasil-di-rinjani-cukup-rumit
Transkrip
00:00Sementara kami bergabung dengan Kepala Pelaksana BPBD NTB, Pak Ahmadi, selamat siang.
00:08Selamat siang.
00:10Pak Ahmadi, apa yang dilakukan oleh tim SAR dan juga pihak BPBD saat ini terkait dengan evakuasi?
00:18Ya, jadi keterkaitan dengan evakuasi oleh tim SAR gabungan, bukan hanya tim SAR saya, tapi tim SAR gabungan.
00:28Sekarang ini sedang melakukan vertikal evakuasi, karena ini dia berada di tebing, jadi diangkat itu dengan memakai tali temali.
00:42Sekitar kedalaman 400an meter lah dari punggung gunung Rinjani.
00:49Itu yang sedang lagi proses sekarang ini.
00:52Artinya yang dilakukan saat ini adalah vertikal evakuasi dan tidak menggunakan helikopter ya, Pak?
00:58Tidak bisa, karena kondisi medan yang cukup ekstrim.
01:05Kalau pakai helikopter, di bagian sebelah bukit ini ada pasir.
01:13Jadi kalau ada kena baling-baling, kemungkinan pasirnya akan penerbangan dan bisa mengancam engine daripada helikopter.
01:21Maka dipilih strategi memakai secara manual, yaitu dengan tali temali, dengan beberapa pembuatan angkur,
01:30karena memang batuannya di situ lemah dan berada di atas pasir.
01:36Itu kesulitannya.
01:38Pak Mahdi, kami memastikan kembali posisi jenazah korban apakah masih di kedalaman 600 meter, apakah sudah berhasil diangkat?
01:47Masih dalam proses, Pak.
01:50Masih dalam proses, karena begitu dalamnya ya, sampai 400 meter, itu butuh waktu yang agak-agak lama untuk mengangkatnya sampai ke punggung.
02:01Untuk strategi dari tim SAR gabungan, apakah ada tim SAR gabungan yang ada di bawah dan juga ada tim SAR yang berada di atas untuk menyambut jenazah?
02:16Seperti apa dalam strategi evakuasi ini?
02:20Ya, jadi dalam strategi ini, semua plan A itu, plan B, plan A itu semua sudah diantisipasi dan dikerjakan di lapangan.
02:32Karena kondisi di sana ini setiap saat bisa berubah dalam hitungan menit.
02:37Jadi dibagi ada yang di bawah, yang ada di sekitar dasar Danau Segaranak.
02:42Ya, apabila tidak mungkin dari atas, dia bisa naik merampat ke atas, apabila tidak bisa dari bawah, dia bisa dari atas.
02:51Nah, itu sudah dipikirkan sama teman-teman di lapangan.
02:55Mana yang paling mudah dilakukan?
02:58Dan ternyata yang paling mudah juga adalah di vertical rescue ke atas, walaupun agak berat, butuh tenaga yang cukup banyak untuk menarik tambang ke atas gunung di punggung Gunung Gurijani.
03:16Ya, artinya dalam vertical rescue atau evacuation ini, ada petugas yang memang disiagakan di bawah dan juga ada petugas yang bersiaga di atas begitu.
03:25Lalu bagaimana dengan kontur tanah di sana? Kita ketahui bahwa Rinjani, apalagi dari setelah vegetasi begitu, ini berpasir dan juga berbatu.
03:36Apakah ini menyulitkan proses evakuasi?
03:40Ya, betul-betul sekali.
03:43Secara topografi, sudut kemiringan lereng ini kan mendekati 90 derajat, Pak.
03:49Di tempat yang agak landis sedikit itu ada tumpukan gerusan pasir di situ.
03:55Jadi apabila kita injak, kita bisa meloros ke bawah sampai ke kedalaman 1 km, sampai ke dasar Danau Segaranan.
04:03Ais itu berbahayanya.
04:05Kemudian, batuan di sana, itu juga batuan lapuk.
04:11Ya, jadi harus hati-hati kita memasang angkur yang sampai terlepas.
04:15Karena di titik itu juga vegetasi juga hampir tidak ada ya, yang bisa membawa, dibebani oleh beban orang yang ramat lewat tali.
04:28Nah, itu kesulitan-kesulitannya.
04:29Lalu bagaimana dengan cuaca pada siang ini, Pak Hamadi, saya melihat di gambar tadi yang terbaru sangat berkabut begitu?
04:40Ya, dari tadi jam 12 siang ini sedang hujan rinti-rinti ya, hujan ringan lah.
04:46Tapi tetap berkabut, mendung di sekitar Sempalun sampai ke tempat evakuasi.
04:57Antisipasi apa saja yang dilakukan, Pak Hamadi, mengingat cuaca juga berkabut dan sedikit krimis seperti Anda bilang tadi, kontur tanah yang berpasir, berbatu, dan juga bebatuan yang rapu begitu.
05:11Agar juga proses evakuasi ini tidak membahayakan petugas ataupun tim gabungan, antisipasi apa saja yang dilakukan?
05:19Ya, antisipasi yang kita lakukan pertama memang membatasi jumlah tim yang turun ke bawah.
05:26Mengingat satu-satunya tali, jangan sampai terlalu besar bubannya, dan kekuatan angkur bisa saja lepas.
05:33Sehingga bisa petugas justru terlepas daripada ikatan tali tersebut.
05:41Itu dibatasi betul pergerakan daripada tim yang ada di tempat pengambilan jenazah.
05:49Jadi hanya tujuh, tujuh orang yang di bawah bekerja untuk melakukan packing jenazah tersebut.
05:59Sekaligus mengenai logistik petugas yang ada di tebing itu selalu dikirim untuk menjaga kebugaran mereka.
06:10Karena mereka kan tidak balik-balik, jadi nginep juga di sekitar angkur tersebut.
06:17Jadi setelah nanti kalau korbannya sudah diangkat, baru mereka juga ikut naik ke atas.
06:22Jadi itu tentangannya.
06:24Berapa total jumlah petugas yang diterjunkan?
06:27Pak Ahmadi, tadi Anda sebutkan bahwa di bawah ada tujuh, sedangkan di atas berapa?
06:31Jadi totalnya berapa petugas yang diangkat?
06:33Kalau petugas yang ada di atas sama petugas setambahan itu lebih dari lima puluhan orang lah ya.
06:39Gabungan ya, Tim Sar, BPPD, kemudian dari TNGR, dari TNI Polri,
06:47dan juga termasuk juga nanti tenaga-tenaga porter yang lainnya
06:52untuk evakuasi jenazah dari punggung Gunung Rinjani sampai ke titik penyebutan di kawasan TNGR.
07:01Artinya porter juga turut diterjunkan dalam proses evakuasi ini, Pak?
07:09Ya, nanti menggotongnya, Pak.
07:12Karena harus cepat ya, menggotongnya.
07:16Karena kalau itu butuh waktu yang cukup lama kalau mengingat medan sekarang.
07:23Jadi mungkin berganti-berganti estapet orangnya, Pak.
07:26Mungkin per satu kilo ganti personil lagi, satu kilo ganti personil supaya segera.
07:33Jadi tidak bisa satu tim saja yang menggotongnya.
07:37Jadi saling estapet nanti kalau sudah sampai ke titik penyebutan di bawah.
07:42Ya, Pak. Ini skemanya akan seperti apa?
07:44Apabila nanti jenazah berhasil diangkat, apakah akan menggunakan helikopter untuk menuju ke Lombok?
07:50Lombok? Ataukah akan digotong begitu?
07:54Dan melalui jalur pendaki yang mana?
07:56Karena memang tadi pendaki melalui sembalun.
07:59Ya, perkiraannya, perkiraan dari tim pasar nasi gabungan ini,
08:04korban akan dibekuasi malam hari.
08:07Baru nyampe ke punggung itu malam hari.
08:09Jadi kalau malam hari, keberkabung juga mungkin tidak bisa memakai helikopter.
08:17Maka skemanya adalah skema manusia.
08:21Ya, artinya skemanya mengangkat jenazah dari lokasi menuju ke Gerbang Sembalun begitu ya, Pak?
08:29Baik, tampaknya terputus dengan Kepala Pelaksana BPBD NTB, Pak Ahmadi,
08:40terkait dengan proses evakuasi jenazah pendaki asal berhasil di Gunung Rinjani.
08:46Namun, ada beberapa hal yang bisa digarisbawahi dari perbincangan kami bersama Pak Ahmadi tadi,
08:52bahwa proses evakuasi masih terus dilakukan hingga saat ini,
08:58seperti yang visual Anda yang saksikan di layar kaca, begitu.

Dianjurkan