- 25/5/2025
BANDUNG, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi hadir dalam acara Hari Ulang Tahun ke-64 Bank Jawa Barat dan Banten atau BJB di Bandung, pada Jumat, 24 Mei 2025.
Dalam pidatonya, Dedi Mulyadi menyinggug sindiran yang menyebut dirinya sebagai Mulyono jilid II.
"Meskipun saya menjadi Mulyono dua, tapi bagi saya tidak apa-apa menjadi Mulyono dua, tiga, empat. Karena memang nama saya Mulyadi. Itulah marketing, kita dunianya sudah seperti ini," ujar Dedi Mulyadi, seperti dikutip dari tayangan Youtube Lembur Pakuan.
Baca Juga Deretan Pidato Dedi Mulyadi hingga Momen Haru Peluk Siswa Lulus dari Barak Militer - PARASOT di https://www.kompas.tv/video/595276/deretan-pidato-dedi-mulyadi-hingga-momen-haru-peluk-siswa-lulus-dari-barak-militer-parasot
#dedimulyadi #gubernurjabar #jabar
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/595471/full-dedi-mulyadi-singgung-dirinya-disebut-mulyono-jilid-ii-saat-pidato-di-acara-hut-bank-bjb
Dalam pidatonya, Dedi Mulyadi menyinggug sindiran yang menyebut dirinya sebagai Mulyono jilid II.
"Meskipun saya menjadi Mulyono dua, tapi bagi saya tidak apa-apa menjadi Mulyono dua, tiga, empat. Karena memang nama saya Mulyadi. Itulah marketing, kita dunianya sudah seperti ini," ujar Dedi Mulyadi, seperti dikutip dari tayangan Youtube Lembur Pakuan.
Baca Juga Deretan Pidato Dedi Mulyadi hingga Momen Haru Peluk Siswa Lulus dari Barak Militer - PARASOT di https://www.kompas.tv/video/595276/deretan-pidato-dedi-mulyadi-hingga-momen-haru-peluk-siswa-lulus-dari-barak-militer-parasot
#dedimulyadi #gubernurjabar #jabar
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/595471/full-dedi-mulyadi-singgung-dirinya-disebut-mulyono-jilid-ii-saat-pidato-di-acara-hut-bank-bjb
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Meskipun saya menjadi Mulyono 2, tapi bagi saya gak apa-apa jadi Mulyono 2, Mulyono 3, Mulyono 4, karena memang nama saya adalah Mulyadi.
00:14Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:19Sampurasun.
00:20Seluruh jajaran Komisaris Utama dan para anggota Bang Jabar Peduli yang barusan kata sahabat saya Bosmen,
00:31gimana kalau Bangnya menjadi Bang Aing Peduli.
00:39Mantan-mantan Dirut, kemudian mantan-mantan Komisaris, mantan itu sangat mulia dan berharga,
00:47manakala sudah berpisah saling tetap mengasihi.
00:53Sahabat saya, Abah, saya nyebutnya Abah, panggilannya Gus Miptah.
01:02Apa ciri sahabat?
01:04Ciri sahabat itu adalah dia hadir di sampingnya saat orang menghujatnya.
01:09Dia hadir di sampingnya saat orang meninggalkannya, itulah sahabat.
01:13Bukan yang berlari ketika orang susah, yang datang paling dulu ketika dia bahagia.
01:21Itu bukan sahabat, itu namanya politisi.
01:24Apa sih sebenarnya yang ada dalam pikiran saya?
01:26Saya ini hidup tanpa perencanaan, tanpa buku, tanpa pulpen, tanpa iPhone, dan tanpa laptop.
01:37Seluruh apa yang ada dalam diri saya hanya letakkan di alam bawah sadar saya.
01:45Mungkin ini satu sanyiannya Minizben di Indonesia.
01:48Karena saya meyakini bahwa manusia yang meletakkan kakinya di atas bumi,
01:56dan meletakkan pikirannya di langit, maka dia akan berjalan dalam panduan.
02:00Berjalan panduan siapa yang memandu?
02:04Yang memandunya adalah sang pemilik semesta.
02:08Dan siapa yang memberikan tongkatnya?
02:11Yang diberikan tongkatnya adalah alam semesta.
02:15Alam semesta ini itu punya ornamen alamiah yang disebut dengan leluhur.
02:22Maka leluhur itu dalam orang Sunda disebutnya karuhun.
02:26Maka kalau abah kan orang NU, abah meletakkan para karuhun itu, leluhur itu dengan bahasa,
02:32para awliya, para ambiya, para wali, kesananya para sahabat,
02:39sama meletakkan pada leluhur.
02:42Sehingga negara-negara yang meletakkan dirinya pada tanah yang dipijaknya,
02:49pada air yang diminumnya, pada udara yang dihisapnya,
02:52pada matahari yang membakar dirinya, dan dia berpegang teguh pada leluhurnya,
02:58saya melihat seluruh negara itu maju.
03:00Cuma perbedaannya adalah meletakkan leluhur pada tradisi,
03:04itu di kalangan kaum NU, kaum Nahdin, dan kami kaum tradisi,
03:09dan meletakkan kerangka leluhur dalam konstitusi.
03:11Maka yang meletakkan leluhur dalam konstitusi, itu adalah Inggris,
03:19Perancis, Jerman, Australia, Jepang, dan negara baru sekarang yang menjadi raksasa dunia,
03:26yang berani berdiri tegap di depan Trump adalah Tiongkok.
03:30Apa sih sebenarnya yang membuat majunya Tiongkok?
03:35Yang membuat majunya Tiongkok itu adalah ada seorang anak kandung ideologis komunis,
03:41yang dia memiliki watak berpikir ideologis komunisnya luar biasa,
03:46kemudian dia keluar dari cara berpikir umum, kemudian menekuni kapitalisme,
03:51belajar berkeliling dunia, memahami kapitalisme.
03:55Dia tentunya awalnya dibenci, tetapi kemudian kata dia berkata,
04:00sampai kiamat, kalau karena orang Tiongkok tidak percaya kiamat,
04:04sampai kapanpun Tiongkok tidak akan mengalami kemajuan,
04:08manakala mimbar-mimbar kita hanya diisi dengan bicara ideologi,
04:13bicara ideologi, tapi tidak pernah bicara bagaimana strategi meraih kemajuan dan kekinian.
04:19Maka anak kandung itu melakukan perubahan cara berpikir Tiongkok dari komunisme,
04:28kemudian dikelola basic ideologinya, diperkelola gotong royongnya,
04:33dikelola ketahanan mentalnya, dikelola ketahanan lingkungannya,
04:37kemudian menjadi raksasa dunia, kapitalisme dibangun di atas komunisme.
04:42Bayangin.
04:44Bisnis Amerika dilakukan oleh individu.
04:46Individunya kemudian melahirkan pajak, pajaknya untuk kesejahteraan,
04:53dan dia bekerja secara individu, kemudian negara membuat sistem kebebasan dia
04:57untuk berbisnis, berusaha, tapi rambu-rambu etika dalam usahanya,
05:03etika dalam bisnis, etika dalam politiknya sangat kokoh, lahirlah raksasa.
05:08Tetapi ini lebih cepat lagi, pebisnis dibungkus dengan namanya BUMN,
05:15menggerakkan ekonomi negara, menguasai tanahnya, menguasai airnya, menguasai udaranya,
05:21menguasai sumber daya alamnya, kemudian di-backup oleh militer,
05:25di-backup oleh agen intelijen, menggerakkan ekonomi lokal negaranya,
05:30kemudian mengekspansi negara-negara lain.
05:33Bayangin, negara mem-backup sebuah bisnis apa yang akan terjadi,
05:38raksasa yang tidak mungkin dikalahkan.
05:41Nah, out of the box adalah sebuah proses berpikir untuk merubah paradigma.
05:49Saya tidak ngerti perbankan, saya tidak ngerti komposisi anggaran,
05:55baca buku APBD pun sejarah.
05:58Apa yang membuat kita bangkrut?
06:01Menggunakan standarisasi pikiran dalam minijerial yang rumit,
06:05dalam perbankan, harus lulus ini, lulus ini, lulus ini, lulus ini.
06:10Sertifikat 7 truk tidak akan punya arti kalau rasa dan cintanya tidak ada.
06:16Buktinya BJB, hebat-hebat, lulus OJK, katipu dalam pantin luna.
06:21Apakah General Sudirman itu belajar ilmu militer sekolah di Amerika?
06:27Tidak.
06:29Apakah dia sekolah perang di Perancis?
06:31Tidak.
06:31Dia hanya seorang guru SMP Muhammadiyah.
06:36Apa yang membuat dia menang?
06:38Satu, dia berserah diri pada Allah.
06:41Yang kedua, berserah diri pada semesta.
06:46Maka dia bersatu dengan seluruh alamnya,
06:48maka alam menjadi petunjuk hidupnya.
06:50Maka ketika musuh datang, hujan pun turun.
06:55Jangan ngomong mistik, Pak.
06:58Tidak ada.
06:59Bagi saya semua hidup ini ilmiah.
07:01Jadi hubungan manusia dengan seluruh alam dan lingkungan,
07:05itu akan melahirkan sebuah kekuatan besar.
07:08CCTV yang banyak tidak akan ada arti di kantor, Pak.
07:12Tidak menurut saya.
07:13Saya ini orang yang sampai hari ini,
07:15yang teknologi modul tidak pernah lihat CCTV, Pak.
07:17Ngapain, Pak?
07:18Apa CCTV yang paling tajam dalam diri kita?
07:21Rasa kita.
07:23Rasa kita bisa membaca ini karyawan bohong atau tidak.
07:26Rasa kita bisa membaca ini karyawan kemudian nyelipin uang atau tidak.
07:31Jujur atau tidak?
07:32Di mana rasa itu bagi seorang pemimpin?
07:34Ada pada mimpinya.
07:37Ada pada getaran hatinya.
07:39Untuk itu, pemimpin itu beda.
07:42Karena pemimpin beda,
07:43maka pemimpin tidak boleh melakukan yang orang lain melakukan.
07:47Maka pemimpin harus melakukan yang orang lain tidak melakukan.
07:50Kalau sudah jadi pimpin,
07:52kalau nakal harus pilih-pilih.
07:53Jadi kalau Pak Dirut,
07:56enggak boleh lagi nakal sama pekaryawan, Pak.
07:58Kelasnya harus naik.
08:01Enggak boleh lagi,
08:02karena dia beda, Pak.
08:03Makanannya harus beda,
08:04minuman beda,
08:05cara berpuasanya beda.
08:06Pemimpin, Pak.
08:07Kalau Anda ingin bebas hidup kayak orang lain,
08:10jangan jadi pemimpin,
08:11karena pemimpin itu Brahmana.
08:14Dalam kaedah kebudayaan,
08:17Brahmana,
08:18Waisa,
08:19Satria,
08:19Sudra,
08:20itu bukan penggolongan manusia,
08:22tapi tingkatan manusia.
08:26Kata kaum Brahmana,
08:28ketika ada orang berjudi,
08:30biarin.
08:32Namanya juga Sudra.
08:34Bukan dalam perspektif syariat ya,
08:36ini pandangan kebudayaan.
08:38Ya Sudra,
08:39ya Sudra itu kebahagiaannya itu.
08:41Kupluk-kupluk dan enggak gede,
08:42dan enggak merugikan negara.
08:44Nyambung ayam,
08:46Sudra,
08:47joget-joget,
08:48di tempat gelap,
08:50itu Sudra.
08:51Karena Sudra itu,
08:52memperoleh kebahagiaan secara material.
08:57Gitu loh,
08:57ganti-ganti istri,
08:58itu Sudra.
09:00Karena meletakkan kebahagiaan pada aspek material.
09:03Sudra itu,
09:04hukumnya cuma,
09:05cuma dua.
09:06Bibir,
09:07basah,
09:08kanyut,
09:08basah.
09:10Sudra.
09:12Kalau Sudra itu,
09:13ya begitu.
09:14Kalau Sudra itu,
09:15Sudra itu yang diomongin itu.
09:17Nah,
09:18sehingga,
09:19kalau kaum Brahmana,
09:21dia sudah sejak kecil filosof,
09:23ketatanegaraan,
09:24minumnya beda,
09:25puasa Senin,
09:26kemis,
09:26enggak puasa Senin,
09:27kemis lagi,
09:28kayak Gus Mifta.
09:29Karena kaum Brahmana,
09:30tiap sehari,
09:32puasa sehari,
09:33enggak.
09:33Udah beda kelasnya,
09:34makomnya beda.
09:37Jadi kalau honornya beda,
09:38memang makomnya juga beda.
09:39Ini penting.
09:43Nah,
09:43ini tingkatan ini penting,
09:44beda.
09:45Sehingga,
09:46kalau dia bersinggasana,
09:48bertahta,
09:49bukan dia tidak mau campur,
09:51tapi tingkatannya.
09:53Nah,
09:54sehingga,
09:54Mas Ujot,
09:55itu kenapa enggak setuju sama demokrasi?
09:58Kenapa?
09:59Mas Didi,
10:00demokrasi itu dipilih,
10:02kata dia.
10:03Nanti Sudra jadi pemimpin.
10:06Jadi kalau Sudra jadi pemimpin,
10:08yang diomonginnya bukan tata negara,
10:10bukan filsafat,
10:12bukan nambah istri,
10:13honor ditaikin,
10:15enggak puasa,
10:16makanan enak.
10:17Ini bahaya bagi negara.
10:19Makanya jadi pemimpin itu sejak kecil sudah dibedakan.
10:42Nah,
10:43apa sih saya cerita ini?
10:45Apa?
10:45Cerita ini ini cerita perbankan.
10:49Cerita perbankan itu adalah cerita ketajaman pikiran bahan baca pasar.
10:54Nah,
10:54karena cerita ketajaman,
10:56pertama,
10:59apakah kita akan bangkrut?
11:01Tidak akan pernah.
11:03Apakah kita tidak akan kompetitif?
11:05Tidak akan pernah.
11:06Selama apa?
11:07Selama niat kita dan kemudian diri kita ada.
11:13Kata orang Sunda itu ngawiragasukma.
11:17Ngawiragasukma itu dalam bahasa biologi disebutnya bersenyawa.
11:22Kemudian dalam bahasa kebudayaan,
11:27manunggal.
11:27Kalau dalam bahasa abah,
11:30nauhin.
11:31Apa itu?
11:33Saya katakan ketika orang bekerja di BJB,
11:36maka BJB menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidupnya.
11:42Itu penting.
11:42Apa yang merusak sebuah perusahaan,
11:47sebuah korporasi,
11:48sebuah lingkungan,
11:50apa?
11:50Ketika yang mengisinya menjelekan tempat dia bekerja.
11:55Kemana-mana bercerita?
11:57Terbalik banget.
11:58Terbalik.
11:59Maka korup di TNI.
12:01Tidak boleh anak buahnya.
12:03Apapun yang terjadi,
12:04tidak boleh bercerita keluar.
12:05Maka korup.
12:06Maka untuk itu,
12:07kalau BJB ingin berhasil,
12:09seluruh pegawainya masukin barak militer.
12:11Serius, saya.
12:16Serius.
12:18Ini enggak main-main.
12:20Masukin barak militer.
12:21Untuk apa?
12:23Persenyawaan,
12:24penyatuan jiwa.
12:26Dan di barak militer nanti akan ketahuan
12:28mana pegawai yang punya visi,
12:30mana pegawai yang asal-asal.
12:32Diri situlah terjadinya seleksi.
12:34Alam yang akan menseleksinya.
12:36Disumpahin satu-satu.
12:37Saha anu nek maling KBJB,
12:39sanu tedi gawe KBJB,
12:41seumur hirup sia,
12:43setuju turunan sia,
12:44mau pernah berkah.
12:46Sumpahnya itu, Pak.
12:48Ini penting.
12:49Jadi,
12:50menyatukan diri.
12:52Saya ini, Pak,
12:54orang yang paling gila dalam berspekulasi.
12:58Kenapa?
12:59Saya kalau ditanya,
13:00guru Kang Deddy Mulyadi,
13:02di bidang ekonomi siapa?
13:03Ibu saya.
13:04Kenapa ibu-ibunya,
13:06apakah ibunya ahli ekonomi?
13:08Enggak.
13:08Sekolah SD aja,
13:09cuma kelas dua.
13:10Baca tulis aja enggak.
13:12Kok bisa?
13:13Ya bisa.
13:13Dia sebagai ekonom ulung.
13:16Dari mana letak ekonom ulungnya?
13:18Anaknya sembilan,
13:19gaji suaminya,
13:21hanya prajurit kepala,
13:23palang tiga,
13:24tapi anaknya sehat-sehat,
13:26bisa sekolah,
13:27bisa kuliah,
13:28tak ada sejengkal tanah pun yang terjual.
13:30Bukankah itu ekonomi ulung?
13:34Negara kita ini sudah berapa ton emas yang diangkut?
13:40Sudah berapa juta puluh juta miliar meter kubik itu,
13:45nikel dan kemudian batu bara yang diangkat?
13:50Sudah berapa puluh juta hektare hutan yang dibabat?
13:55Sudah berapa puluh miliar kubik pasir yang diangkat?
13:59Tapi kenapa hutangnya gede,
14:02kemakmurannya makin jauh?
14:05Padahal para menterinya dari dulu sampai sekarang,
14:08lulusan terbaik.
14:10Kenapa?
14:11Satu hal,
14:13bekerjanya tidak menggunakan rasa dan hati.
14:16Pendekatannya outcome benefit.
14:20Sehingga saya,
14:21ketika saya dulu,
14:22dan itu bisa saya lakukan sekarang,
14:24saya dulu ketika saya jadi bupati,
14:26yang saya tanya itu bukan pendapatan.
14:28Saya bilang ngapain ngomongin pendapatan?
14:31Pasti yang saya tanya belanja.
14:33Ini belanja duitnya dipakai apa?
14:38Maka saya lakukan sebelum sekarang jadi gubernur dan Pak Prabu jadi presiden,
14:44saya 15 tahun yang lalu sudah membuat namanya realokasi.
14:50Ini apa?
14:50Ini apa?
14:51Ini apa?
14:52Belanjanya untuk ini?
14:53Bagaimana percepatan agar belanjanya cepat?
14:56Saya bilang cepetin ini jalan,
14:58hibahin sama tentara,
14:59tentara yang ngerjahit.
15:00Itu dari dulu saya.
15:03Kalau sudah belanjanya diperbaiki,
15:08maka,
15:09saya ini Pak,
15:10ini barangkali satu-satunya pemimpin daerah,
15:13yang dalam setiap tahun itu,
15:15paling BGBK,
15:16paling tidak suka zaman itu bupati saya.
15:18Kenapa?
15:19Di saat kabupaten lain,
15:21silvanya satu triliun,
15:23saya minus tiga juta.
15:26Dan saya analisis betul tiap hari.
15:28HP saya itu lihat,
15:29eh hari ini berapa belanjanya?
15:31Hari ini berapa uang masuk?
15:33Saya itu kalau nyusun HP BD Pak,
15:35begini,
15:36saya bilang berapa jumlah anggaran pembangunannya?
15:39600 miliar Pak.
15:40Oke,
15:41penurunan tender berapa?
15:43Rata-rata 10 persen.
15:44Oke,
15:45berarti 60 miliar masuk lagi pendapatan.
15:47Tidak boleh lagi ini uang yang silva ini masuk ke tahun depan.
15:51Kenapa?
15:51Rakyat sudah bayar pajak sekarang.
15:53Tahun ini harus muter lagi.
15:55Harus muter lagi.
15:56Itu yang saya lakukan,
15:57sehingga cepat.
15:58Nah,
15:59saya katakan,
15:59ketika rakyat sudah bayar pajak,
16:01maka kita tidak boleh lama-lama nyimpen uang di tempat lain.
16:04Atau di bank,
16:05suruh muter.
16:06Terus tidak boleh berhenti.
16:07Kenapa?
16:08Ini siklus.
16:10Mataranti ekonomi yang tidak boleh berhenti.
16:12Ketika berhenti,
16:13ada orang yang tidak bekerja.
16:15Ketika berhenti,
16:16ada orang yang tidak makan.
16:17Karena berhentinya siklus ekonomi ini melahirkan kemandegan ekonomi,
16:22kelesuan.
16:22Maka duit harus muter.
16:24Tidak boleh diam.
16:25Dia harus muter karena tugas uang itu berputar,
16:28bukan diam.
16:28Nah,
16:31saya membuat kebijakan itu.
16:34Nah,
16:34kemudian,
16:35ini yang harus dilakukan oleh BCB.
16:39Tapi apa?
16:40Harus ada analisis.
16:41Analisis yang tertinggi dalam hidup kita ini apa?
16:44Rasa dan keteguhan.
16:47Keteguhan.
16:48Apa keteguhan?
16:49Sikap konsistensi kita,
16:51istiqomah kita dalam sebuah keputusan.
16:54Nah, ini.
16:55Dan kemudian belum,
16:56tidak akan ada orang kayak saya itu sebenarnya.
16:59Saya kalau menyusun APBD,
17:01yang sekarang belum berani.
17:02Nanti saya bikin itu.
17:04Sekarang itu,
17:04kemarin saya bikin minus 1 triliun.
17:07Masih begini.
17:08Saya itu dulu bikin minus, Pak.
17:10Kalau saya nyusun APBD,
17:12pendapatan asli berdasarkan analisis
17:14kepala badan keuangan itu,
17:161,2 triliun,
17:17maka saya menyusun 1,8 triliun.
17:19Sudah real.
17:20Kenapa?
17:21Karena dari 1,2,
17:22saya yakin tidak semuanya akan dibelanjakan.
17:25Pasti ada slipnya.
17:26Pasti ada langkah yang tersendatnya.
17:28Maka saya belanja 1,8.
17:30Kenapa?
17:31Yang 600 spekulasi saya.
17:33Untuk apa?
17:33Agar belanja pembangunannya cepat dikeluarkan.
17:36Belanja rutinnya tertahan.
17:37Kemudian,
17:38apakah selalu tertutup dalam setiap tahun?
17:40Selalu tertutup.
17:41Rezekinya datang tanpa dikira.
17:44Ini penting.
17:46Nah,
17:47bagaimana agar rezeki datang tidak terkira?
17:49Maka belanjanya harus menjadi doanya orang lain.
17:55Bagaimana belanja menjadi doa?
17:57Belanja jalan jadi doa.
17:59Belanja rumah sakit jadi doa.
18:01Belanja rumah rakyat miskin jadi doa.
18:03Belanja beasiswa orang-orang miskin jadi doa.
18:06Belanja pembebasan rakyat miskin dari berobat jadi doa.
18:09Doa ini, semua orang berdoa.
18:11Mudah-mudahan pemerintah ini uangnya banyak.
18:14Kenapa?
18:15Uang yang kami terima cukup manfaat.
18:17Menyelesaikan kemiskinan.
18:19Menyelesaikan orang sakit.
18:20Menyelesaikan rumah robo.
18:22Dan kaum nyingir pada waktu itu,
18:24melihat saya bahwa uang di Pemda Purwakarta zaman itu tidak pernah habis dan tidak berhenti membangun.
18:31Teng 3 Januari saya sudah membangun.
18:33Akhirnya mereka bersepekulasi.
18:35Pemda Purwakarta kaya karena bupatinya menikah dengan Nyiratu Kidul.
18:40Kalau saya dikitun disengajain kalau saya.
18:44Saya bilang lebih baik nyikah dengan Nyiratu Kidul.
18:47Melahirkan banyak uang daripada nikahin istri orang nanti digebukin.
18:52Nah ini.
18:56Untuk itu apa sih yang dilakukan hari ini?
19:00Saya ngajak selama ini adalah ngajak BJB untuk membelanjakan uang-uang ini menjadi doanya orang.
19:07Maka disebutlah BJB peduli.
19:10BJB peduli kalau nanti ada bisa-bisah ada trend baru adalah bang aing peduli.
19:15Maka ini akan masuk dalam alam bawah sadar orang.
19:19Kalau dalam alam bawah sadar orang maka saya yakin akan di tengah-tengah orang ketidak mulai menurunnya kepercayaan pada perbankan.
19:29Kadang ketakutan menyimpan uang disimpangkan.
19:32Kemudian muncul bang sebagai ohase di tengah gurun pasir dan dia menjadi sosok peduli.
19:38Maka semua orang akan berbondong-bondong menyimpan di bang ini.
19:42Takin sih.
19:49Apa yang ada dalam pikiran publik hari ini adalah ingin mencari seseorang yang dipercaya.
20:10ingin mencari perbankan yang terpercaya.
20:15Itu.
20:16Jadi orang Indonesia itu apakah tidak gotong royong?
20:18Kuat.
20:19Empatinya kuat.
20:20Ingat.
20:21Orang baik akan bertemu dengan orang baik.
20:25Orang ikhlas akan bertemu dengan ikhlas.
20:28Bank penebar kebaikan akan bertemu dengan nasabah penyumbang kebaikan.
20:32Tapi bank penebar kebusukan akan bertemu dengan nasabah penyumbang kebusukan.
20:39Garong akan bertemu dengan garong.
20:41Rampok akan bertemu dengan rampok.
20:43Lelaki hidung belang akan bertemu dengan PSK.
20:47Tuhan.
20:48Sudahlah.
20:50Tergantung kita ini berkumpul dengan siapa.
20:52Kalau kita senang berkumpul dengan mafia perbankan
20:58dan kita menjadi direktur karena peran mafia perbankan
21:01ya jangan pernah juga merasa sedih
21:04kalau banknya dirampok oleh mafia perbankan.
21:07Kenapa?
21:07Anda jadi direktur oleh perannya mafia.
21:09Maka bank Anda diambil duitnya oleh mafia.
21:12Tapi kalau ini kan lahir bukan di tangan mafia.
21:15Di tangan Prabu Siliwangi.
21:16Sudah.
21:22Nah ini penting.
21:36Nah untuk itu mari kita bangun kesadaran.
21:38Ini ideologi.
21:39Kenapa bagi saya ini ideologi?
21:41Nah di Indonesia ini nanti ada bank yang mampu menyelesaikan
21:46seluruh problem dirinya dalam waktu cepat merecovery.
21:50Kemudian lahir kepercayaan publik.
21:52berbondong-bondong orang menyimpan.
21:55Dan kemudian orang yang meminjam pun
21:57orang yang memiliki orientasi
21:59untuk pengembangan ekonomi,
22:01pengembangan pembangunan
22:02dan itulah namanya
22:04Bank Aing, BJB.
22:06Atau BJB Bank Aing.
22:09Sudah.
22:10Dan ini perlu atas ideologi.
22:11Saya ulang berulang-ulang ideologi.
22:13Saya selalu meneguri lingkungan di Pemda.
22:16Provinsi itu kamu bekerja tidak ideologis.
22:18Kamu bekerja hanya mengikuti aspek administratif.
22:23Tidak ada cinta apa yang kau kerjakan.
22:26Tidak ada rasa apa yang kau lakukan.
22:28Kau rugi di situ.
22:29Kenapa ruginya?
22:30Kamu tidak mendapat kebahagiaan dari apa yang kau lakukan.
22:34Hanya mendapat kelelahan.
22:35Tetapi lain kalau yang dengan cinta
22:38dia tidak akan pernah lelah
22:41karena cinta menghilangkan siang dan malam.
22:44Maka beruntunglah orang yang dalam setiap waktu dimabuk cinta.
22:48Karena dia akan lupa siang dan malam.
22:52Maka cintailah pekerjaanmu
22:53sebagai sendi utama dalam hidupmu.
22:56Tidak ada masalah.
22:57Lupakan istri yang ada di rumah.
22:59Cintai Bang Jabar sepenuh hati.
23:00Karena istrimu tidak akan pernah lari
23:03selama engkau bekerja di Bang Jabar.
23:05Tetapi ketika engkau di PHK oleh Bang Jabar
23:07maka istrimu akan lari ke tempat yang lain.
23:10Yakinlah itu.
23:13Ini penting.
23:15Dan yang paling suka terhadap ini adalah dirut.
23:18Karena dirut sering tidak pulang demi Bang Jabar.
23:21Dan dirut sering lupa pada istrinya di rumah demi Bang Jabar.
23:26Karena di Bang Jabar jauh lebih mudah dibanding yang di rumah.
23:30Ini penting Pak.
23:33Ini penting.
23:34Ini diuluki.
23:35Nah untuk itu saya ucapkan terima kasih.
23:38Ini Bang ini akan mengalami kemajuan.
23:40Saya terus-teruas saja membantu Pak.
23:43Saya barusan juga bertemu pegawai PMDA.
23:46Ini loh strategi kita.
23:48Ini pembayaran itu saya bilang yang kira-kira terjadi.
23:53Kita meragukan.
23:54Saya gini loh.
23:55Belanja hibah itu yang sering kita ragu.
23:57Yang sering menimbulkan problem.
24:01Saya katakan nanti jangan sekaligus.
24:03Saya bilang bikin 30, 30, 40.
24:07Kenapa?
24:08Pertama untuk mengatur ritme keuangan daerah.
24:11Yang kedua untuk memastikan penggunaan.
24:14Yang ketiga biar Bang BJB agak lama uang PMDA-nya tidak cair di tengah.
24:18Dan kalau dari sisi personality Dedy Mulyadi,
24:25Saya sangat rugi bermitra sama BJB.
24:29Rugi Bang.
24:30Rugi Bang.
24:31Satu menit 150 juta tidak bisa saya dapatkan.
24:36Kenapa?
24:36Karena saya pejabat.
24:38Tidak boleh saya mendapat sponsor di channel saya BJB.
24:42Tidak boleh.
24:42Dan BJB dengan nikmatnya mendapat tayangan-tayangan tanpa bayaran.
24:47Dan ini penting.
24:53Kenapa?
24:54Udahlah marketing yang terbaik hari ini adalah Youtube dan TikTok.
24:58Tidak ada yang bisa menyayangi hari ini.
25:00Mau pakai media apa Pak?
25:01Penontonnya sudah tidak ada.
25:03Dan tayangan di media mainstream, di channel Youtubenya,
25:07Itu mengambil dari tokoh-tokoh yang populer hari ini.
25:10Dari presiden, dari tokoh yang lain.
25:13Mungkin saya tokoh yang keberapa paling ujung.
25:15Itu yang mereka, ini Pak Helmi Yahya, hari ini tuh jujur aja.
25:20Mereka tuh butuh pada orang-orang yang setiap hari digemari oleh publik.
25:25Karena dari situnya viewer didapat.
25:28Bagaimana tempo menikmati wawancara saya berjuta-juta penonton.
25:32Meskipun saya menjadi Mulyono 2.
25:34Tapi bagi saya, tidak apa-apa jadi Mulyono 2, Mulyono 3, Mulyono 4.
25:41Karena memang nama saya adalah Mulyadi.
25:42Itu dalam marketing, kita, ini dunianya sudah seperti ini.
25:51Nah, untuk itu ya sudah, BJB tidak usah lagi.
25:55Makanya ngomong, saya tidak usah lagi, ada anggaran 4 ilklan, 400 kerjasama.
25:59Tidak usah, cukup nuturkan bujur dari Mulyadi.
26:02BJB peduli, BJB peduli.
26:03Nah terakhir, apa sih yang membuat kepemimpinan itu enerjik?
26:06Tidak usah hati, Pak.
26:09Bagaimana hati?
26:10Satu, tidak boleh ada protokoler, capek di MC-an.
26:13Yang terhormat, panjang.
26:15Lah, lila ting.
26:18Kalau saya itu, kalau sudah, tiut, tiut, tiut.
26:20Eh, ganeng, ganeng, ganeng, ganeng.
26:23Sudah, tidak, sudah.
26:24Dibikin simple, dibikin efektif.
26:27Kemudian kerjakan sesuatu berdasarkan selera kita.
26:30Pakailah baju yang membuat kita nyaman.
26:32Jangan memaksakan diri bajunya orang lain.
26:34Pakai baju orang lain itu tidak enak, Pak.
26:36Apalagi pakai istri orang lain digebukin, Pak.
26:39Kayak Abah, kan?
26:40Ya memang baju nyamannya ini.
26:43Baju nyamannya ini.
26:44Ini yang membuat wanita tergila-gila sama Abah.
26:48Tapi ada satu wanita yang belum bisa didapatkan.
26:51Yaitu wanita bidadari di surga yang belum ditemukan.
26:56Tidak akan keselew, Pak.
26:58Saya mah politisi, Pak.
27:01Dan saya kagumnya sama Abah itu apa sih?
27:04Kan dia hari gaul dengan artis cantik.
27:09Setiap malam berkeliling ke tempat-tempat hiburan.
27:12Menemui perempuan-perempuan dengan dada terbuka.
27:15Dengan rok yang naik ke atas, Abah itu bisa mencintai, tapi tidak pernah meniduri.
27:22Itu hebat.
27:26Habatnya Abah.
27:28Dan itu.
27:30Kemudian Abah memberikan kesadaran.
27:32Jadi kalau ditanya, siapakah yang selalu memberi tanpa pernah ingin dilayani?
27:38Ya Abah Miftah.
27:40Dia memberi ilmu, memberi bekal duit.
27:42Kan tidak pernah dilayani.
27:43Tidak hitungan kayak pegawai BJB.
27:46Tetapi, cinta yang sejatinya tetap sama Umi di rumah.
27:50Kenapa mencintai Umi di rumah?
27:52Karena Umi menemani sejak Abah tidak punya apa-apa dan bukan siapa-siapa.
27:56Dan lelaki yang hebat itu adalah lelaki yang tidak meninggalkan istrinya.
28:02Yang mendampinginya saat dia dalam kesusahan.
28:05Itulah lelaki hebat.
28:06Daripada mengganti lebih baik nambah.
28:10Itu pun kalau ada persetujuan.
28:11Kalau tidak persetujuan, biarkan engkau di sampingku.
28:15Dan biarkan aku menghayal pada yang lain.
28:22Tapi BJB enggak usah transfer sama saya.
28:25Walaupun ceramahnya agak mirip.
28:27Mirip Gus Miftah.
28:31Jadi inilah.
28:32Ini yang buat.
28:34Sampaikan apa adanya.
28:35Sampaikan ada dalam hati kita.
28:37Karena relung hati kita itu adalah
28:39perpustakaan abadi.
28:43Jadi perpustakaan abadi manusia itu adalah hatinya.
28:47Rasa dan cintanya.
28:48Itulah perpustakaan kita.
28:50Nah untuk itu saya ucapkan terima kasih.
28:52Selamat.
28:52BJB Bang Aing.
28:56Semoga semakin peduli.
28:58Kalau BJB punya buka tabungan,
29:01maka tabungan BJB adalah tabungan kebaikan.
29:08Tabungan kebaikan.
29:09Semakin dekat dengan saya,
29:11semakin kenal dengan teman-teman saya,
29:13insya Allah nanti ratusan teman-teman saya
29:14akan nyimpen di BJB.
29:16Kalau satu orang nyimpennya 25 miliar x 100,
29:202,5 triliun nyimpen di sini.
29:22Terima kasih Bang Helmi Yahya dan semua para anggota komisaris.
29:26Kita memiliki semangat.
29:27BJB!
29:28Bang Aing!
29:29BJB!
29:30Bang Aing!
29:31BJB!
29:32Bang Aing!
29:32Terima kasih.
29:33BJB Bang Aing, BJB Nu Aing.
29:36Jawa Barat istimewa.
29:37Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
29:42Sampurasun.
Dianjurkan
1:45
|
Selanjutnya