Pengamat politik Rocky Gerung tidak terima dengan pidato Presiden Prabowo Subianto di acara Kongres PSI beberapa waktu lalu.
Prabowo menyamakan PSI yang kini berlogo gajah dengan PSI yang didirikan oleh sejumlah tokoh nasional pada 1948, seperti Sutan Syahrir hingga ayah Prabowo sendiri, Sumitro Djojohadikusumo. Bahkan, Rocky menyebut Prabowo tidak memahami sejarah PSI yang berdiri salah satunya berkat buah pikir sang ayahanda.
Rocky memaparkan, PSI didirikan pada 1948 untuk menjaga demokrasi yang dianggap terancam karena indikasi otoritarianisme pada diri Presiden Soekarno. Karena sikap partai itu juga, PSI akhirnya dibubarkan Soekarno pada 1960.
Sikap dan tujuan PSI sosialis yang sangat berbeda dengan PSI solidaritas itu membuat Rocky mendesak agar Prabowo segera mengoreksi pidatonya.
PSI yang kini dipimpin Kaesang Pangarep begitu menjunjung tinggi sosok Presiden ke-7 RI, yang juga ayah Kaesang, Jokowi. Bahkan sosok Jokowi dijadikan paham yang dianut sebagai pegangan partai dalam berpolitik, yakni Jokowisme.
Di saat PSI sosialis menentang pengkultusan sosok seperti Soekarno, PSI solidaritas justru mengagung-agungkan sosok Jokowi.
Menyamakan kedua partai itu hanya berdasarkan singkatannya, menurut Rocky, Prabowo telah serampangan.