Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
KOMPAS.TV - Ketua Umum Solidaritas Merah Putih, Silfester Matutina ditantang Sekjen TPUA, Azam Khan untuk mengungkapkan nama asli tokoh politik dan partai yang menjadi dalang Kasus Ijazah Jokowi "Berbaju Biru".

Setelah Jokowi melempar pernyataan ada agenda besar politik di balik kasus ijazahnya, kini para relawannya lebih gamblang dengan menyebut ciri tokoh politik besar yang menyokong Roy Suryo cs: berbaju biru.

Baca Juga Silfester Ungkap Ciri Dalang Ijazah Jokowi, Yunarto: Satu Koalisi, Kenapa Tak Diselesaikan Prabowo? di https://www.kompas.tv/nasional/607669/silfester-ungkap-ciri-dalang-ijazah-jokowi-yunarto-satu-koalisi-kenapa-tak-diselesaikan-prabowo

#ijazahjokowi #tpua #silfester

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/607676/panas-jawaban-silfester-saat-ditantang-sekjen-tpua-untuk-sebut-nama-dalang-kasus-ijazah-jokowi
Transkrip
00:00Bung Azam, Bung Azam tadi kan disebutkan bahwa ada partai politik berwarna biru yang membackingi tim Anda.
00:05Tanggapan Anda seperti apa?
00:06Jadi kalau kita, ada Gium ya, Duralek, Setlek.
00:11Gium ini menegaskan bahwa proses sekarang ini bukan politik,
00:16yaitu penegakan hukum tanpa ada pandang buluh,
00:20tanpa ada di spesial, dikhususkan, diistimewakan.
00:25Itu dulu. Yang terjadi itu.
00:27Nah kalau narasi apa yang tadi disampaikan,
00:35sebenarnya narasi itu muncul dari Pak Jokowi yang mengatakan bahwa ada agenda besar.
00:42Nah bahasa seorang mantan presiden tentu ditangkaplah sama publik ya.
00:48Mau tokoh, mau profesional ya, mau urusan akademisi, pasti ada apa ini kan begitu kira-kira.
00:54Nah sebenarnya dalam konteks ini sederhana kok.
00:57Artinya jangan menabur sebuah narasi politik yang seolah-olah Bapak Presiden mantan
01:04ketujuh ini mengatakan bahwa ada agenda.
01:07Tunjuk ajalah langsung.
01:09Itu maksud saya.
01:11Nah kalau kita bicara berbaju biru, berbaju biru ada di pendukung beliau semua.
01:17Artinya Anda ingin mendorong bahwa Pak Jokowi sebut aja siapa tokohnya?
01:20Mudah, sederhana. Beliau ini mantan presiden.
01:25Berarti masih melekat ya.
01:27Artinya melekat yang dimaksud itu orang-orang dia dibin, dibais, dan semua itu tau lah kira-kira.
01:35Kan tinggal tunjuk aja.
01:36Saya merasa agenda ini besar, ini terus terang aja.
01:41Saya, akhir-akhir begitu.
01:43Saya ini sekarang ini dikepung oleh sebuah kekuasaan politik.
01:48Namanya ini, jadi mudah.
01:50Oke baik, kita akan anda untuk kemudian menyebutkan secara langsung.
01:53Pak Jokowi jangan memberikan metafora.
01:55Siapa sebenarnya tokoh dibalik tuduhan ijasa palsu, Bung Silvester?
01:59Jadi gini Bang, ya Bang Dipo.
02:01Intinya bahwa tuduhan ijasa palsu ini sebenarnya sama dengan tuduhan mengenai pemaksulan.
02:08Terus tuduhan matahari kembar.
02:11Dan kemarin isu Indonesia gelap itu.
02:13Nah ini kan dimainkan oleh, ya saya bilang tadi, para petinggi negara ini yang dulu yang orang-orangnya kalah dipilpres.
02:27Terus yang kedua adalah orang-orang yang diberangus nih, organisasi terlarangnya HTI, FPI.
02:34Termasuk yang orang ingin bermain di 2029.
02:38Tapi ini ada buktinya, Bung Silvester?
02:40Ada, kalau umama kayak isu demo-demo Indonesia gelap, sudah terbukti.
02:48Sudah ada aliran dana dari para koruptor.
02:51Jadi ada koruptor juga.
02:52Ada.
02:53Yang manajer pemerintahan Jak TV dan salah satu ketua baser itu, udah ada dan mereka udah ditahan.
03:02Tapi untuk ijasa dan ini belum ada.
03:04Ya, jadi karena begini.
03:05Karena para bohir di belakangnya ini gak bersatu Bang.
03:10Gitu loh.
03:11Mereka bermain sendiri-sendiri.
03:12Maksud Anda, tudingan ijasa palsu ini dilemparkan oleh TPUA dan kawan-kawan, ini didanai?
03:16Ya pastinya.
03:17Siapa yang gak mendanai yang begini-begini?
03:20Gitu loh.
03:20Saya ingin langsung ke Bung Azam.
03:21Bung Azam, investigasi yang tim Anda lakukan, pengusutan yang Anda lakukan disebut didanai.
03:26Betul, Bikin?
03:26Itu salah, Bung Silvester.
03:28Jangan itu ucapan itu cabut.
03:30Tidak ada seorang pun yang mendanai ini.
03:32Kami masing-masing.
03:33Tidak ada.
03:34Tolong cabut itu.
03:35Supaya gak berkembang kemana-mana.
03:37Dan itu bias itu.
03:38Jadi, sama sekali bergerak dari, bukan cuma TPUA itu kan gabungan.
03:43Artinya gabungan sejak tahun 2002.
03:462002 itu mulai dari penangkapan Gurs Nur Bambang Tri yang diketuai oleh Bang Egi.
03:53Sampai sidang tidak ada pembuktian.
03:55Hanya fotokopi, tapi tetap di pidana.
04:01Dan terus berlanjut sampai ada gugatan ke PN Pusat.
04:05Jadi, sama sekali itu berjalan.
04:08Saya sebut nama Allah karena saya Muslim.
04:10Demi Allah, demi Rasul.
04:11Tidak pernah ada yang namanya orang yang membiayai.
04:15Jadi, tolong juga Bung Silvester jangan membuat narasi yang berkembang kurang sehat.
04:21Artinya kalau Anda maknai ketika proses hukum sedang berjalan tetapi digeser ke ranah politik,
04:26arahnya kemana menurut Anda?
04:27Kita kan sudah jelas ini persoalan hukum.
04:30Yang menyeret politik ini siapa?
04:33Nah, tadi kan sudah disebutkan oleh Pak Jokowi.
04:35Bahwa ini ada agenda besar.
04:38Maksud saya, gak apa-apa.
04:40Artinya Pak Jokowi, karena menurut feelingnya ada agenda besar,
04:46karena ada ijasa palsu dan pemakzulan Sapa Gibran,
04:49tunjuk aja, gak apa-apa.
04:51Pasti ya, maksud saya rakyat akan mendukung kalau memang itu benar.
04:56Saya minta tanggapan Bung San Asram, Anda diminta mencabut statement.
05:01Enggak, kalau yang lainnya enggak.
05:02Kenapa?
05:03Sudah terbukti isu Indonesia Gelap itu didanai dan ditahan.
05:07Sudah ada.
05:08Jadi saya gak boleh cabut.
05:09Tapi kalau untuk Bang Asam, oke lah.
05:11Saya mengharga itu, Bang.
05:12Jadi, jangan biarkan saya punya pengetahuan saya mengenai itu,
05:20itu juga gak bisa saya bilang gak ada yang mendanai.
05:23Ada isu-isu ini, Bang.
05:25Tapi kalau Bang Asam bilang enggak, saya harga itu.
05:27Enggak.
05:28Tapi kalau yang saya bilang tadi, Abang,
05:31sudah jelas-jelas, Pak Prabowo sendiri juga mengatakan bahwa
05:34Indonesia Gelap itu dibiayai oleh koruptor yang dalam hal ini koruptor sawit itu.
05:40Dan aliran dananya ada, Bang.
05:41Iya, beda nih.
05:42Tapi kan kalau kembali ke ijasa ini.
05:43Berbeda dengan TPUA itu.
05:45Oke, gini.
05:46Baik, saya silahkan.

Dianjurkan