Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 11/7/2025
Perusahaan afiliasi pengusaha nasional asal Kalimantan Selatan, Andi Syamsudin Arsyad atau lebih dikenal dengan Haji Isam ini, masuk sebagai investor baru anak
Transkrip
00:00Kita masuk ke segmen Kopas Besis Saudara bersama saya Bria Banatena ya.
00:05Nama perusahaan Syangkara Fortuna Nusantara muncul dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia alias BEI.
00:13Perusahaan afiliasi pengusaha nasional asal Kalimantan Selatan Andi Syamsudin Arsyad atau lebih dikenal dengan Haji Isam ini
00:20masuk sebagai investor baru anak usaha fast food Indonesia yang punya hak merek dagang KFC di Indonesia.
00:27Sebagai informasi saudara FFI atau kita sebut dengan kode saham fast ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan juga restoran.
00:36Perusahaan ini mulai komersil pada tahun 1979 dan punya kantor pusat di jalan MT Haryono Jakarta.
00:42Nah sampai 31 Desember 2024 fast ini mengoperasikan 762 gerai restoran.
00:49Kemudian bagaimana detailnya? Kita akan ke data selanjutnya.
00:53Kami masih memakai sumber keterbukaan informasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
01:00Saudara, Nis Syangkara Fortuna Nusantara atau disikat SFN akan mengakuisisi saham PT Jagonya Ayam milik fast food Indonesia.
01:11Jumlahnya adalah 41.877 unit seri A.
01:16Jumlah ini setara dengan 15% dari total saham yang diterbitkan oleh PT Jagonya Ayam Indonesia atau JAI.
01:25Nilai akusisi yang dikeluarkan oleh perusahaan afiliasi Haji Isam ini adalah 54,44 miliar rupiah.
01:33Kalau kata perusahaan, rencana transaksi ini merupakan bagian dari strategi untuk mendukung ekspansi dan juga operasional Jagonya Ayam Indonesia.
01:42Lewat penguatan, pendanaan, kemudian percepatan proyek strategis, serta peningkatan efisiensi dan juga fleksibilitas usaha.
01:51Namun katanya perusahaan tetap menjaga keselarasan visi dan arah strategis sebagai pengendali.
01:57Tapi kenapa kemudian sampai ada investor baru yang masuk?
02:01Bagaimana kinerja perusahaan selama ini? Kita ke data berikutnya.
02:05Kita akan ke laporan pendapatan Induk KFC saudara yang mencatat bahwa selama periode 2020 hingga 2024
02:16pendapatan cenderung turun yang secara tingkat pertumbuhan tahunan gabungan ini negatif sampai 0,18%.
02:24Rugi tahun ini berjalan perusahaan mencapai ataupun sampai 2024 ini juga dalam tren yang berfluktuatif.
02:32Nah selama periode tersebut saudara ini masih tercatat KFC belum ada labanya gitu ya.
02:39Data kerugiannya ada di grafis ini saudara.
02:42Di tahun 2020 di angka 377,18 miliar rupiah kemudian turun di 2021 menjadi 300,6 miliar rupiah.
02:58Di tahun 2022 ini sempat turun lagi agak signifikan saudara di 77,4 miliar rupiah.
03:05Namun di tahun 2023 ini langsung melonjak luar biasa bahkan melebihi di data tahun 2020 yaitu mencapai 415,6 miliar rupiah.
03:16Terakhir di tahun 2024 ini kerugiannya bahkan bisa hampir dua kali lipatnya yaitu di 796,7 miliar rupiah.
03:27Kita ke data berikut ya saudara, kita akan bicara terkait dengan saham fast food Indonesia atau KFC yang berada di performa paling tinggi itu pada tahun 2020.
03:39Tepatnya kita ambil data di tanggal 13 Juli 2020 itu harganya masih 930 gitu saudara.
03:47Tapi kemudian dalam 5 tahun terakhir kita tarik langsung ke 2025 saudara, grafisnya juga kita lihat kecenderungannya turun.
03:56Ini seiring dengan kinerja perusahaan yang merugi.
04:00Kalau kita lihat kemarin harga di hari Kamis saudara, saham fast food Indonesia di tanggal, ini tanggal tanggal 7 saudara, di tanggal 7 362 per unit.
04:12Atau sebenarnya agak lumayan naik sebenarnya kalau kita bandingkan di posisi terendah, di 159 per unit.
04:20Nah, naiknya saham fast ini juga seiring dengan kejelasan aksi korporasi atau divestasi saham ke perusahaan afiliasi Haji Isam.
04:29Nah, kemudian pertanyaan saudara, ini siapa sebenarnya Shankara Fortuna Nusantara?
04:35Kita ke data berikutnya.
04:36PT Shankara Fortuna Nusantara atau SFN saudara ini berdiri di tahun 2024, yaitu anak Haji Isam yang merupakan afiliasi Haji Isam.
04:52Punya porsi saham Shankara Fortuna Nusantara sampai dengan 45 persen, Liana Saputri.
04:58Kemudian ada juga Putra Rizki Bustaman yang merupakan menantu dari Haji Isam, ini juga punya 45 persen saham.
05:06Sisanya 10 persen dimiliki oleh Bani Aditya Suni Semiarso, sebesar 10 persen.
05:14Nah, kalau data dari keterbukaan informasi setebal 54 halaman di Bursa Efek Indonesia saudara,
05:20ada pertimbangan makroekonomi atas aksi korporasi ini, yaitu perkiraan pertumbuhan ekonomi yang terjaga
05:28dan ditopang oleh penyelesaian berbagai proyek strategis nasional atau PSN dan investasi swasta didukung insentif dari pemerintah.
05:38Seharusnya inilah yang akan kami bahas pada Kopas Bisnis kali ini, tapi jangan kemana-mana saudara, kita akan ke pembahasannya setelah jeda berikut ini.
05:48Tetap bersama kami di Kopas Bisnis.
05:50Anda kembali di Kopas Bisnis Saudara, kita akan masih membahas terkait dengan prospek saham FAS,
06:14yang merupakan induk dari merek dagang KFC, setelah ada investor baru, yaitu afiliasi Haji Isam yang masuk.
06:22Nah, kami sudah bergabung bersama dengan Novi Vianita, analis saham Panin Sekuritas.
06:27Selamat pagi, Mbak Novi.
06:29Halo, selamat pagi.
06:31Ya, Mbak Novi, ini pertanyaan pertama nih, saya penasaran sebenarnya, kan ada data yang disebutkan, ini oleh kantor jasa penilai publik Ferdinand,
06:40dan Isan dan Rekan, terkait dengan SFN yang sekarang tuh lagi beli saham induk KFC-nya, itu harganya mahal Mbak, di angka 54,44 miliar rupiah.
06:49Kalau kata mereka ini harganya jauh dari harga wajarnya di 21,72. Anda setuju dengan hal ini, Mbak?
06:58Ya, baik. Memang kalau dilihat dari nilai transaksinya ya, ya betul itu tidak wajar, karena nilai transaksinya itu dia kan 54 miliar ya,
07:08sedangkan berdasarkan OJK, kalau kita mempertimbangkan batas atas dan bawah, itu untuk batas atasnya aja, untuk nilai wajar ada di 23,3 miliar,
07:17sedangkan batas bawahnya itu ada di 20 miliar. Jadi memang bisa dikatakan untuk transaksinya itu, yang sebesar 54 miliar, itu tidak wajar ya, Mas ya.
07:27Dan kemarin saya sempat cek-cek gitu ya, mengenai nilai wajar berdasarkan PIB gitu ya,
07:33saya menemukan bahwa valuasi transaksi tersebut, itu menunjukkan rasio harga terhadap PIB itu sekitar 1,2 kali untuk JAI.
07:42Di mana itu di atas Malindo ya, yang pemain-pemain besar lah gitu, sedikit di atas Jamfla juga, yang PIB itu 1,1 kali,
07:52namun dia memang masih berada di bawah Cepin, gitu Cepin itu kan 2,5 kali ya, sedangkan JAI ini 1,2 kali, seperti itu.
08:00Oke, tapi kemudian kalau kita lihat tadi soal belinya di harga yang tidak wajar gitu ya, SFN ini belinya si saham JAI,
08:08kemudian apakah ini keputusan yang tepat? Apakah si SFN ini sebenarnya rugi karena belinya lagi di mahal-mahalnya,
08:16atau malah lagi untung nih karena memang harga saham JAI ini lagi trennya murah, karena memang kondisi perusahaannya lagi rugi gitu?
08:24Baik, untuk perihal ini pastinya SFN juga saya lihat sudah mempertimbangkan ya prospeknya seperti apa gitu mas,
08:32karena kan yang namanya bisnis itu melihat ke depan gitu, terlebih seperti yang saya kemarin saya sempat cari-cari tahu gitu ya,
08:39kalau bisnis SFN sendiri kan itu di perdagangan daging ayam dan juga olahan ayam,
08:44sedangkan untuk JAI dia itu lebih terintegrasi mas, jadi dia selain dia tuh mulai dari memproduksi pakan,
08:52terus juga penetasan, pembesaran, pemotongan, bahkan sampai pengolahan daging ayam,
08:57itu tuh kan terintegrasi bisnisnya, jadi saya asumsi bahwa SFN ini tuh nanti ada potensi akan memanfaatkan posisinya,
09:05agar dia bisa dapat pasokan ayam dari JAI seperti itu, jadi meskipun kelihatannya memang transaksinya itu tidak wajar,
09:13tapi pastinya SFN ini juga mempertimbangkan prospek ke depannya gitu, karena JAI ini kan juga bisnis di bawah atau anak usahanya KFC ya,
09:23jadi dia punya rentai bisnis yang kuat gitu, jadi itu juga pasti jadi pertimbangan untuk SFN masuk dan membeli saham JAI dari KFC seperti itu.
09:32Oke, ada potensi memanfaatkan efisiensi gitu ya Mbak ya, karena memang lini bisnisnya bisa saling mendukung gitu ya,
09:41tapi kalau Anda melihat Mbak Novi, ketika kondisi industri FNB yang lagi kurang baik nih sepertinya ya,
09:48apakah keputusan pembelian saham SFN ini riskan gitu loh Mbak, apalagi di tengah saat ini pelemahan daya beli masyarakat,
09:55kemudian juga ada isu boycott yang melanda brand ini seperti itu?
09:59Ya, pertama saya bisa bilang kalau keputusan SFN ini memang cukup berani ya,
10:05untuk membeli saham di tengah industri FNB yang lagi menghadapi banyak tantangan,
10:10tapi sebenarnya balik lagi ke SFnya ya, kalau ternyata asumsi di awal tadi benar,
10:15kalau ternyata SF memanfaatkan posisinya untuk bisa mendapatkan ayam dari JAI,
10:20itu berarti prospeknya bagus gitu ke depannya, karena kan bisnisnya sendiri tadi kita sudah bicarakan bahwa
10:29dia fokusnya ke perdagangan ayam, jadi dia tidak ada peternakan,
10:33dan dengan ini dia bisa dapat potensi pasokan ayam dari JAI,
10:37atau bahkan dia memasuk daging ke KFC gitu,
10:40karena kan kita tahu bahwa KFC masih banyak sekali atau kurang lah gitu untuk pasokan dagingnya gitu.
10:47Oke, jadi ada itu tadi ya bahas kayak lagi terkait dengan potensi adanya efisiensi dalam rantai pasokan ayam gitu ya.
10:55Kemudian Mbak Novi yang kami cermati juga yang menarik tadi sempat disampaikan juga di segmen sebelumnya,
11:01terkait dengan saham PT FAS ini yang melambung di tanggal 4 Juni,
11:05itu ketika memang kemudian ada kabar pembelian saham JAI oleh SFN.
11:11Jadi yang sebelumnya ini di angka sekitar 280-an,
11:14kemudian di tanggal 4 Juli ketika kita dengar kabar itu,
11:17naik tuh jadi di atas 300,
11:19bahkan sampai dengan hari ini terakhir juga masih di 300 atas gitu Mbak.
11:23Bagaimana kemudian Anda melihat ini,
11:25memang apakah dampaknya positif bagi FAS dalam segi harga sahamnya gitu ya,
11:30dan efeknya akan kira-kira berapa lama sih Mbak?
11:33Kalau ngomongin efek, kita bisa ambil contoh setelah penguatan kemarin ya,
11:38itu kan menguat cukup signifikan 24,46% di 4 Juli lalu ya, di hari Jumat.
11:43Dan penguatnya singkat banget,
11:45karena di hari Seninnya itu ternyata dia walaupun menguat,
11:49tapi closing price-nya itu masih ada atau ditutup melemah dibanding opening price-nya di hari Senin gitu.
11:55Dan ternyata di Selatan sampai Rabu juga masih melanjutkan kelemahan.
11:59Jadi memang biasanya kalau terkait dengan momentum gitu ya,
12:02aksi korporasi seperti ini,
12:04biasanya singkat sih Mas untuk efeknya ya.
12:07Itu bisa ada yang mingguan,
12:08atau bahkan juga di bawah satu minggu seperti itu.
12:12Nah tapi kalau misalkan nih,
12:13kita mau lihat dari POV fundamental,
12:15kira-kira efeknya bakalan kayak gimana,
12:18berapa lama,
12:19itu juga butuh waktu,
12:21apalagi kalau untuk fundamental ini.
12:22Karena kan kalau fundamental kita lihat ke depan ya.
12:25Dan untuk pembangunan tempat produksinya saja,
12:29sekarang itu masih dalam proses.
12:30Jadi at least mungkin 21-22 tahun untuk bisa lihat efeknya kayak gimana gitu.
12:36Kalau dari POV fundamental.
12:37Cuman kalau dari segi harga,
12:40ya itu biasanya sih singkat ya,
12:41mainnya momentum kalau kayak gini.
12:43Dan tadi juga saya sempat lihat chart-nya,
12:46untuk FAS ini itu udah tembus MA5 ya gitu.
12:50Dan ada gap juga kan dari hari Kamis ke Jumat,
12:54jadi ada potensi tuh nanti itu akan ada penutupan gap tersebut.
12:58Cuman ya belum tahu kapan ya ya,
13:00itu akan diturunkan seperti itu Mas.
13:02Nah tapi kemudian yang paling penting nih,
13:04bagi investor ataupun trader misalnya,
13:06yang kemudian melihat tren positif terakhir ini,
13:09walaupun tidak terlalu,
13:10apa masih fluktuatif gitu ya.
13:12Apa ini bisa jadi cukup pertimbangan gitu Mbak,
13:15untuk beli saham FAS,
13:16atau justru harus FAS pada,
13:17karena takutnya tadi gitu ya,
13:18VK hanya sementara, singkat, malah nanti nyangkut di atas gitu.
13:23Kalau untuk trader mungkin ini boleh ya,
13:26bisa dipertimbangkan.
13:27Tapi untuk investor,
13:28karena jangka panjang,
13:30better wait and see sih Mas.
13:31Karena kondisi kompani,
13:33saya tuh lihat kemarin cecek laporan keuangannya,
13:35itu masih rugi per kuartal 1 2025.
13:40Cuman memang,
13:41saya mengapresiasi ya kinerja FAS ini,
13:44karena dia walaupun rugi,
13:46tapi ruginya tuh improve.
13:47dari kuartal pertama 2024,
13:49dia tuh masih mencatatkan kerugian sekitar 196 miliar,
13:53tapi improve ke minus 37 miliar di kuartal pertama ini.
13:58Dan dia juga mencatatkan penjualan yang tumbuh,
14:01walaupun sebenarnya pipis sih,
14:031,8 persen year on year ya.
14:05Sehingga untuk 2025 ini,
14:07saya sendiri masih memandang netral ya untuk FAS,
14:10di tengah industri F&B yang masih banyak tekanan gitu ya,
14:15khususnya untuk food service,
14:17yang masih tertekan,
14:18kelemahan daya beli,
14:19terus juga perubahan preferensi.
14:21Dan kalau kita lihat pincenya Mas,
14:24ada CSMP,
14:25terus juga PTSP gitu ya,
14:28yang CFC kalau tahu gitu.
14:30Itu juga masih mencatatkan kerugian,
14:32seperti itu.
14:33Jadi memang industri masih tertekan saat ini.
14:35Oke, jadi untuk jangka panjang,
14:37terutama untuk investor,
14:38ini harus entarlah lihat dulu ya,
14:40karena memang ini kita tuliganya cuma aksi korporasi
14:44yang kemudian bisa naikin sesaat,
14:46tapi untuk trader masih bisa dipertimbangkan
14:47kira-kira nanti bagaimana nih mainin saham di PT FAS.
14:51Terima kasih.

Dianjurkan