Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPASTV - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membeberkan sejumlah fakta di lapangan yang dialami kepala daerah ketika bertugas.

"Justru menurut saya, yang berat dihadapi itu adalah para politisi. Standarisasinya tidak ada, tuntutan publiknya kuat, resikonya tinggi. ASN itu ada standarnya, politisi itu enggak ada standarnya. Ini problem. Politisi itu enggak bisa membedakan mana gaji, mana operasional. Kenapa? Karena gaji dan tunjangannya adalah operasional," kata Dedi.

Hal itu disampaikan Dedi Mulyadi saat mengisi pidato dalam acara Rapat Koordinasi Pencegahan Korupsi di Ancol, Kamis (10/7/2025).

Ia pun menyarankan daripada operasional digabungkan, dianggap sebagai tunjangan bagi para pejabat negara, lebih baik dikasih plot.

"Dari total APBD yang dimiliki, berapa plot yang disiapkan oleh pemerintah dalam bentuk nilai, misalnya gubernur itu misalnya taruh Rp5 miliar atau Rp10 miliar, yang itu bisa didisposisi untuk menyelesaikan problem-problem sosial secara langsung, agar dia bisa eksekusi," katanya.

Menurutnya kepala daerah itu bisa tampil menyelesaikan masalah namun tak sedikit yang jarang turun ke lapangan.

"Kalau nengok banjir, tidak cukup dibanjir. Sembakonya, penanganan mesinnya, segala macam. Nah, kepala daerah yang tidak siap dengan fiskal tunai itu enggak mungkin yang kemarin saja belum balik harus keluar lagi," kata Dedi.

Dedi pun membeberkan tidak ada pejabat yang ingin didatangi Direktur Penyidikan.

"Kita menginginkan tidak ada satupun orang menjadi pejabat negara ingin dipanggil oleh Direktur Penyidikan. Semuanya ingin diundang oleh Direktur Pencegahan. Enaknya Direktur Pencegahan itu bisa senyum-senyum, bisa pegang-pegang, bisa peluk-peluk. Kalau Pak Ujang Direktur Penyidikan enggak akan sebaik ini," kata Dedi.

Produser: Yuilyana

Thumbnail Editor: Novaltri

#dedimulyadi #korupsi #rakorkpk

Baca Juga Cara Pindah KK Antarkabupaten atau Antarkota, Ini Syarat dan Prosedurnya di https://www.kompas.tv/nasional/604471/cara-pindah-kk-antarkabupaten-atau-antarkota-ini-syarat-dan-prosedurnya



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/604483/dedi-mulyadi-singgung-politisi-hingga-kendala-kepala-daerah-cegah-korupsi
Transkrip
00:00Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
00:14Sampurasun, Pak Direktur yang sehormati,
00:19Pak Gubernur Banten, Gubernur Lampung, Gubernur Sumata Selatan,
00:24dan seluruh Bupati, Wali Kota, para Ketua DVRD.
00:27Saya tidak mungkin menyampaikan paparan yang seperti yang tadi sampaikan,
00:33tetapi saya ingin ngomong hal-hal yang realistis,
00:37yang itu akan menjadi harmonisasi dalam efektivitas pemerintahan agar tercapai tujuan.
00:46Pemberantasan korupsi itu kan intinya bahwa negara harus memiliki kecukupan fiskal
00:52agar tujuan-tujuan pembangunan tercapai.
00:56Satu, layanan pendidikan harus meningkat,
00:59dua, layanan kesehatan harus meningkat,
01:02tiga, layanan infrastruktur harus meningkat,
01:05yang keempat, layanan publik lainnya harus meningkat termasuk layanan investasi.
01:10Saya selalu menyampaikan korupsi itu ada dua,
01:13ada korupsi struktural yang melanggar pasal,
01:17diancam dengan pidana, didakwa, dan dituntut,
01:21karena itu merugikan negara.
01:23Tetapi juga ada korupsi kultural,
01:26artinya sesuatu yang dianggap legal,
01:29tetapi sesungguhnya merugikan negara.
01:33Mana itu letaknya?
01:35Letaknya adalah negeri ini masih kuat inefisiensi.
01:41Inefisiensi bukan hanya yang dicontohkan oleh Pak Presiden,
01:45kita melakukan pembenahan terhadap seluruh struktur anggaran.
01:51Tetapi realitasnya pertama adalah
01:53bahwa efektivitas pembangunan akan berjalan
01:58apabila ada kesetaraan.
02:02Di mana letak kesetaraannya?
02:04Pertama, kita realistis saja.
02:07Hubungan, percepatan pengelolaan anggaran
02:10yang diajukan oleh pemerintah daerah kepada DPR.
02:16Di mana problemnya?
02:18Problemnya adalah bahwa di DPR sendiri
02:22itu ada problem anggaran.
02:26Jujur, kita tidak usah lagi ngomong bahwa
02:29ini kita sudah cukup, ini tidak cukup, tidak.
02:32Setiap orang pasti ingin ada peningkatan kesejahteraan.
02:38Ini contoh yang harus segera dikoreksi.
02:39anggota DPRD mengikuti perjalanan dinas
02:44keluar kota, keluar provinsi,
02:48tujuannya selain kunjungan kan ada benefit
02:51yang bisa dibawa pulang.
02:53Kita kalau jujur begitu.
02:55Hari ini benefit itu tipis.
02:58Tapi tipis pun harus dijalankan.
03:01Inefisiensinya di mana Pak Direktur
03:04yang harus ini segera dikerjakan dengan pemerintah adalah
03:07satu anggota DPR berangkat
03:09yang mendampingnya tujuh orang.
03:14Sudah habis tujuh tiket pesawat,
03:18tujuh tiket kereta api,
03:20tujuh kamar hotel.
03:21dapatnya 500 ribu.
03:27Tikum pay-nya itu.
03:29Bagaimana ini?
03:31DPR itu berangkat apa?
03:33Kok kita tidak setara dengan DPR RI misalnya?
03:36Provinsi keupat itu.
03:37DPR RI itu jelas.
03:39Nah sehingga di DPR RI ketika menjadi anggota DPR
03:44enggak usah lagi berpikir fokir rasa yang ngalamin.
03:47Enggak usah lagi berpikir aspirasi yang ngalamin.
03:49Karena dari aspek yang kita terima tiap bulan saja
03:53sudah cukup.
03:56Nah anggota DPR di provinsi dan kabupaten
03:59biaya politiknya sama dengan DPR RI.
04:04Tetapi ketika masuk
04:07itu kedudukan keuangannya menjadi jauh berbeda.
04:13Karena jauh berbeda
04:15nyarinya itu harus dari perjalanan dinas.
04:18Tapi ineficiency sehingga anggaran DPRD ke provinsi itu gede banget.
04:22Tapi masuk ke kantong DPRD-nya kecil banget.
04:25Itu kan cerita klasiknya begini.
04:27Untuk itu forum ini saya minta
04:30ke Pak Direktur Pencegahan di KPK
04:34segera dirumuskan
04:36agar kedudukan keuangan ini menjadi setara.
04:41Untuk apa?
04:43Maka akan ada penurunan anggaran DPR.
04:46Sudah turun anggarannya
04:47tikumpenya menjadi besar.
04:49Sehingga uangnya ini akan bermanfaat
04:52untuk percepatan pembangunan.
04:55Dibanding seperti sekarang
04:57jadi bolak-balik cerita bahwa
05:00tidak boleh meminta fokir
05:01dalam bentuk arah yang bersifat kepentingan individual.
05:05Iya di forum KPK.
05:07Di pembahasan tetap ada.
05:08kan dilemanya adalah
05:13kita jujur saja dilema kepala daerah
05:16diikutin nanti ikut selaka
05:19enggak diikutin regulasi pemerintah macet.
05:22kan ini harus diomongin terbuka.
05:25tidak boleh lagi kita pura-pura
05:28tidak butuh tapi butuh
05:30jangan pura-pura di depan orang lain
05:33baik banget di belakang itu diajak ke belakang.
05:36Ini hal yang harus untuk itu
05:39saya meminta bantuan jajaran pimpinan KPK
05:43agar kedudukan keuangan DPRD
05:46itu sudah lah daripada
05:48tikumpenya diputriin dulu nyewa hotel, nyewa pesawat
05:51langsung saja honor-honor diberikan
05:54berdasarkan rapat-rapat di DPR.
05:56Dari mulai rapat komisi
05:58rapat badan mesyawara
06:00rapat badan anggaran
06:02rapat paripurna 1, 2, 3-nya
06:05itu semua
06:06kalau sudah seperti ini
06:07anggota DPRD setiap hari akan di kantor
06:11karena kalau tidak ke kantor
06:12tidak rapat, tidak rapat, tikumpenya
06:15selesai Pak.
06:17Setelah itu ekonominya berputar lokal
06:19di daerah itu
06:21tidak lari keluar
06:22ini kan kasihan daerah-daerah
06:24yang dapetinnya dari PBB
06:26parkir, pajak restoran
06:29yang kecil-kecil dikumpulin habis itu
06:31uang restoran yang dipungut dari restoran yang kecil
06:34dipakai makan di restoran berbintang di kota besar.
06:39Ini harus segera dibenahin
06:42kalau negeri ini ingin baik.
06:44Nah kelemahan dari DPRD, provinsi dan kabupaten
06:47tidak bisa membuat aturan sendiri
06:50karena seluruh aturannya dibuat oleh kementerian.
06:54beda dengan DPR RI
06:56bisa ngundang kementerian
06:58langsung aturannya bisa direvisi
07:00itu bedanya
07:01modalnya sama
07:03kedudukannya berbeda.
07:05Ini pertama.
07:06Yang kedua
07:07di internal birokrasi
07:09ada inefesiensi birokrat.
07:12Apa itu?
07:14Jumlah pejabatnya banyak.
07:18Jumlah orang yang memiliki
07:19golongan 4B, 4C, 4D-nya itu banyak.
07:23Di provinsi
07:26orang yang sudah punya jabatan
07:28itu enggak bisa
07:29kayak di kepolisian
07:30langsung menjadi perwira diparkirkan.
07:34Dia akan gugat ke PT UN
07:35harus punya jabatan.
07:39Karena dia harus punya jabatan
07:40walaupun merit system
07:42itu kan administrasi merit system itu.
07:44Bekerja itu kan bukan pada wilayah angka
07:46pada wilayah eksekusi.
07:47Nah akhirnya
07:50di hampir semua pemerintah daerah itu
07:54memiliki struktur jabatan yang sangat
07:57banyak
07:58memiliki jumlah penjabat yang sangat gemuk
08:02kemudian juga
08:05sistem pengelolaan birokrasinya
08:07tunjangan terhadap pegawainya adalah
08:09tunjangan kinerja.
08:12Ini inefisiensi keuangan yang sangat luar biasa.
08:15itu terambil dana untuk pembangunan
08:17untuk itu sangat besar
08:19hampir 60%
08:20dan yang paling utama adalah
08:22hari ini kita harus tahu
08:23semua orang bahagia
08:26lewat apa?
08:27Laporan administratif
08:29yang bersifat digital.
08:31Akhirnya
08:31tukin-tukin itu hanya ditukerin
08:34dengan foto
08:34dengan video.
08:35Tukin dengan foto dan video
08:39yang tidak berbasis praktis
08:41dan kebutuhan publik itu
08:43itu memiliki dampak yang luas
08:45terhadap rendahnya layanan birokrasi.
08:49Nah kalau bicara rendahnya layanan birokrasi
08:51apa sih yang dituntut oleh masyarakat
08:54terhadap pejabat publik
08:55ceritanya itu tidak panjang mereka itu.
08:58Satu mereka pasti bercerita
09:00pengen punya jalan yang baik.
09:01Dua pasti pengen punya cerita
09:05punya layanan
09:06kesehatan yang memadai
09:08semakin dipilih oleh rakyat
09:11maka rakyat ingin selalu free.
09:14Free puskesmas
09:15free rumah sakit
09:17kemudian free sekolah
09:19semua free.
09:21Seluruh free ini juga
09:23mohon maaf
09:23tidak berbanding terbalik
09:25dengan perilaku publik.
09:28Satu sisi negara
09:29mengeluarkan uang semikian besar
09:31untuk layanan publik
09:32tapi publik juga
09:33tidak punya kesadaran
09:34untuk membangun
09:35postur dirinya.
09:36Saya berikan contoh
09:37negara memberikan layanan
09:39terhadap layanan pendidikan free
09:41dari SD sampai SMA
09:43terutama di sekolah
09:44merintah.
09:45Free.
09:46Tetapi di sisi lain
09:48anak-anak sekolah kita
09:49uang jajannya
09:5025 ribu sampai 30 ribu.
09:53Tidak berbanding terbalik
09:54antara apa?
09:55Peningkatan ekonomi rakyat
09:58dengan beban belanja
09:59pemerintah yang tinggi.
10:00Akhirnya beban pemerintah
10:02belanja yang tinggi
10:03rakyatnya juga
10:04tidak memberikan
10:05tidak berikan edukasi
10:07untuk melakukan efisiensi
10:08dalam hidupnya.
10:09Akibatnya laju
10:10pertumbuhan ekonominya
10:11rendah
10:12dan konsumtif.
10:15Nah hari ini
10:16tuntutan negara
10:17itu hanya mengarah
10:18pada pejabat negara.
10:20Selalu katakan
10:21ganti pemerintah
10:23ganti gubernur
10:24ganti bupati.
10:26Kalau menurut saya
10:27dalam analisis saya
10:28rakyatnya juga harus diganti.
10:30Tidak bisa Pak.
10:35Model pendekatan warga
10:37seperti hari ini
10:38apalagi model pendekatan
10:40media sosial yang saya jalani
10:42dan saya lihat
10:42tidak bisa.
10:44Jadi pemimpinnya
10:45kalau tidak memiliki
10:46tangan besi
10:47publiknya juga harus
10:48di edukasi.
10:49Bukan hanya pejabat publiknya
10:51bukan hanya
10:52anggota DVR-nya
10:52publiknya harus
10:54di edukasi.
10:54Saya berikan contoh
10:56misalnya
10:57pelaporan ke KPK
10:59saya sampaikan
11:00kepada Direktur
11:01apakah murni
11:03didasarkan pada
11:04orang yang konsen
11:05pada korupsi?
11:08Tidak.
11:09Kebanyakan orang
11:10yang tidak terpuaskan
11:11kalah tender
11:12lapor KPK
11:13kalau mana
11:14enggak lapor?
11:17Anaknya tidak diterima
11:19di SMA negeri
11:20pakai kata
11:21BLEC
11:22langsung besoknya
11:23bongkar korupsi
11:23kepala sekolah.
11:26Nah
11:26hari ini
11:27saya sampaikan
11:28ke Pak Direktur
11:29korupsi bisa terjadi
11:30di desa.
11:32Kenapa?
11:33Setiap hari
11:33kepala desa
11:34didatangin orang
11:35yang mengaku
11:35ormas
11:36orang yang mengaku
11:37LSM
11:38orang yang mengaku
11:39wartawan
11:39itu sekali datang
11:4010 orang
11:41cepek itu dikasihnya
11:42sejuta itu
11:43kepala desa sehari.
11:46Kemudian
11:47di kabupaten
11:48kalau bupati
11:49wali kotanya
11:50enggak tahan
11:50pasti banyak orang
11:52yang mengaku
11:52A, mengaku B
11:53itu melakukan
11:54tekanan dan nyari salah.
11:56Kemudian
11:56setelah itu
11:57dia bergaining
11:58dapat jatah
11:59di kerjasama A
12:01kerjasama B
12:02kerjasama C.
12:03Nah
12:03ini yang jadi problem
12:05adalah Pak Direktur
12:06gubernurnya punya
12:08daya tahan
12:09misalnya
12:09para bupatinya
12:10punya daya tahan
12:11tapi kepala
12:12SKPD-nya
12:13itu belum tentu
12:14punya daya tahan.
12:15Kenapa?
12:16Gubernur enak
12:16SKPD-nya tinggi Pak
12:18jauh jaraknya
12:19ke masyarakat.
12:20Kalau bupati
12:21wali kota
12:21itu dekat
12:22ketatangganya
12:23didatangin tiap hari
12:24pusing
12:24akhirnya dilayanin.
12:26Jadi pemerintah ini
12:27yang terjadi
12:28di Indonesia hari ini
12:29adalah
12:29semakin dia
12:30strukturnya
12:31makin rendah
12:32tingkat resikonya
12:33makin tinggi
12:34sorutan publiknya
12:35makin tajam
12:37biayanya
12:38paling rendah.
12:40sehingga
12:41ini problem
12:42yang harus
12:43segera dibenah.
12:44Untuk itu
12:45terakhir
12:46apa sih sebenarnya
12:47solusi dari ini semua
12:49untuk membalik
12:50branding publik
12:51kemudian
12:52agar terarah
12:52tidak ada jalan lain
12:54bagi pemerintah
12:55untuk memanfaatkan
12:57platform media sosial
12:58secara terbuka.
13:00Kalau saya nantang-nantangan
13:01aja
13:01sudah saja
13:02APBD kita
13:03di-youtubkan
13:04di-tiktokkan
13:05di-IG-kan
13:07sampaikan detil
13:08itu anggaran
13:09secara terbuka
13:10kasih gelondongannya
13:11mereka suruh
13:12baca sendiri
13:13karena dengan
13:13itulah sesungguhnya
13:15brand atau
13:16trust kepercayaan
13:17akan tumbuh.
13:18Karena orang Indonesia
13:19itu punya tradisi
13:20semakin
13:20diceritakan
13:21semakin
13:22dijelaskan
13:23maka dia
13:23semakin
13:24tidak peduli
13:25semakin
13:25ditutupi
13:26semakin penasaran
13:27dan orang Indonesia
13:28itu seneng
13:29penasaran
13:30semakin
13:32ditutupi
13:33itu semakin
13:34penasaran
13:34semakin
13:35di-intip
13:35jadi kalau pintunya
13:37dibuka
13:38enggak berani
13:38masuk orang Indonesia
13:39tapi kalau pintunya
13:40dibuka dikit
13:41orang Indonesia
13:41itu seneng
13:42masuk
13:42karena ini
13:43penasarannya
13:43jadi itu
13:45cuman yang terakhir
13:46dibalik itu semua
13:48juga
13:48bahwa seluruh
13:50keterbukaan
13:51harus diimbangi
13:52juga dengan
13:53tingkat
13:53kesejahteraan
13:55aparatur
13:55dengan baik
13:56di luar ASN
13:57justru menurut saya
13:58yang berat
13:59dihadapi itu
14:00adalah para politisi
14:01standarisasinya
14:03tidak ada
14:04tuntutan publiknya
14:05kuat
14:05resikonya
14:06tinggi
14:06ASN itu
14:07ada standarnya
14:07politisi itu
14:08enggak ada standarnya
14:09ini problem
14:10politisi itu
14:11enggak bisa
14:11membedakan
14:12mana gaji
14:14mana operasional
14:15kenapa
14:17karena gaji
14:18dan tunjangannya
14:19adalah operasional
14:19itu itu problem
14:21nah
14:21itu bagaimana
14:23solusinya
14:23Pak Direktur
14:24solusinya begini
14:25saja menurut saya
14:26daripada
14:27operasional
14:28digabungkan
14:29dianggap sebagai
14:30tunjangan
14:30bagi para
14:31pejabat negara
14:32lebih baik
14:33dikasih
14:34flot
14:34dari total
14:37APBD
14:38yang dimiliki
14:39berapa
14:40plot yang
14:41tidak
14:41plot yang
14:43disiapkan oleh
14:44pemerintah
14:44dalam bentuk
14:45nilai
14:46misalnya gubernur
14:47itu misalnya
14:47tarolah 5 miliar
14:48atau 10 miliar
14:49yang itu
14:50bisa
14:50didisposisi
14:52untuk menyelesaikan
14:53problem-problem
14:54sosial
14:54secara langsung
14:56agar dia
14:56bisa eksekusi
14:57kenapa
14:59kalau saya
15:00barangkali
15:01bisa turun eksekusi
15:02wajar lah
15:02kenapa
15:03karena
15:04saya punya
15:04platform media
15:05sosial
15:06yang memiliki
15:07nilai
15:07tapi kan
15:08tidak semua
15:09para gubernur
15:10punya
15:10tidak semua
15:11para bupati
15:12punya
15:12ketika
15:13mengeksekusi
15:14ke lapangan
15:15ada banjir
15:16bendungannya
15:17harus diambil
15:18alih
15:19hari ini
15:19kot alat beratnya
15:21harus diturunkan
15:22sembakonya
15:23harus dikeluarkan
15:24kepala daerah
15:25yang taat
15:26asas
15:26terhadap
15:27anggaran
15:28tidak akan
15:28bisa berbuat
15:29apa-apa
15:29kenapa
15:30belum dibahas
15:32belum ada
15:34pengajuannya
15:35nah
15:35dia harus
15:36bergerak
15:36nyari kemana
15:37tidak semua
15:38daerah kaya
15:39tidak semua
15:40daerah punya
15:40perusahaan yang
15:41digerakkan
15:41bayar CSR-nya
15:42banyak yang
15:43pas-pasan
15:44dia nyaris
15:45mati
15:46karena tidak
15:47punya langkah
15:48eksekusi
15:48yang bersifat
15:49benar
15:49menurut negara
15:50ini yang
15:53mesti
15:53saya katakan
15:55harus ada
15:56platform
15:57yang bisa
15:57dikeluarkan
15:58oleh pemerintah
15:59yang itu
16:00darurat
16:00dan diaudit
16:01secara baik
16:02oleh BPK
16:03dan BPKV
16:04serta bisa
16:05dipertahankan
16:05sehingga apa
16:06kepala daerah
16:07itu bisa tampil
16:08menyelesaikan
16:09masalah
16:09kenapa kepala daerah
16:11jarang turun
16:11kalau turun
16:12itu tuntutannya
16:13banyak
16:14kalau nengok
16:16banjir
16:17tidak cukup
16:17di banjir
16:19sembakonya
16:20penanganan
16:21mesinnya
16:22kepala daerah
16:24yang tidak
16:25siap
16:25dengan
16:26piskal
16:27tunai
16:28itu
16:28tidak mungkin
16:29yang kemarin
16:30saja belum
16:30balik
16:30apa harus
16:31keluar lagi
16:31ini
16:32fakta-fakta
16:34yang
16:35mesti
16:35didiskusikan
16:36bersama
16:37karena tugas
16:38pencegahan
16:38adalah
16:39mencegah
16:40seluruh
16:40aparat
16:41pemerintah
16:42untuk
16:42tidak berbuat
16:43yang bersifat
16:44koruptif
16:45dengan cara
16:46membuat
16:47ruang
16:47piskal
16:48agar
16:48para kepala daerah
16:49memiliki
16:50kecukupan
16:51piskal
16:52untuk menyelesaikan
16:52setiap problem
16:53publik
16:54yang terjadi
16:55barangkali itu
16:56pengantar dari saya
16:57semoga pertemuan ini
16:58menjadi penentuan
16:59pengantar dan
17:00pencarahan
17:00dan kita
17:01menginginkan
17:02tidak ada satupun
17:03orang menjadi
17:04pejabat negara
17:05ingin dipanggil
17:06oleh direktur
17:07penyidikan
17:08tidak ada
17:09semuanya
17:10ingin diundang
17:11oleh direktur
17:11pencegahan
17:12enaknya
17:13direktur pencegahan
17:14itu bisa
17:15senyum-senyum
17:16bisa pegang-pegang
17:17bisa peluk-peluk
17:18kalau Pak Ujang
17:19direktur penyidikan
17:20tidak akan
17:20sebaik ini
17:21gitu loh
17:23untuk itu saya
17:24ucapkan terima kasih
17:24saya mohon maaf
17:25yang sebesar-besarnya
17:26mudah-mudahan
17:27platform media sosial
17:29kita sekali lagi
17:30bisa dimanfaatkan
17:32untuk
17:32menampilkan
17:34seluruh
17:34anggalan publik
17:35kita secara
17:36baik
17:37dan rakyat bisa
17:38mengakses dan
17:39membacanya detil
17:40anggaran itu
17:40itulah cara
17:41transparansi
17:42dan yang kedua
17:43adalah
17:44seluruh belanja
17:45harus terarah
17:46bagi kepentingan
17:47belanja publik
17:48dan yang ketiga
17:49adalah
17:50sudah semestinya
17:51kita membicarakan
17:52bahwa
17:52aparatur harus
17:54efektif
17:54dalam melakukan
17:55pengelolaan keuangan
17:56jumlah pegawai
17:58juga harus efektif
17:59dan yang terakhir
18:00Pak Direktur
18:01hari ini
18:02tuntutan kita
18:02di daerah itu
18:03ada yang
18:03mempusingkan
18:04jumlah guru
18:06yang pensiun
18:08banyak
18:08tidak semuanya
18:09masuk P3K
18:10pemerintah harus
18:11menyekolahkan
18:12anaknya
18:13kalau saya
18:13denargetkan
18:13sampai SMA
18:14tapi pemerintah
18:16hari ini bingung
18:16mengangkat P3K
18:18tidak bisa
18:18mengangkat
18:19honorer
18:20tidak bisa
18:20sedangkan jumlah
18:21muridnya semakin
18:22banyak dan
18:23tidak bisa
18:24semuanya punya
18:25sekolah
18:25negara menyiapkan
18:26itu juga problem
18:28itu juga problem
18:29untuk itu
18:30saya ucapkan terima kasih
18:31Wallahumwafiq
18:32lakwa metorik
18:32Assalamualaikum
18:33Warahmatullahi Wabarakatuh
18:34Sampurasul
18:35Waalaikumsalam
18:36Warahmatullahi Wabarakatuh
18:37terima kasih
18:38berikan aplaus kembali
18:39untuk Pak Gubernur
18:40Sampai jumpa di video selanjutnya
18:44Sampai jumpa di video selanjutnya

Dianjurkan