Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer

Dianjurkan

  • kemarin
JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Komisi X dari Fraksi PDI Perjuangan, Mercy Chriesty menyampaikan kekesalannya terhadap Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.

Ia meluapkan kesedihan atas dugaan pemerkosaan massal tragedi '98 saat rapat dengar pendapat bersama Fadli Zon.

Saat sesi tanya jawab, Mercy menjelaskan ia memiliki 3 dokumen resmi terkait kasus ini. Salah satunya dokumen dari Tim Gabungan Pencari Fakta, TGPF.

Sambil menahan tangis, Mercy menyebut tidak ada satu korban pun yang berani untuk berbicara karena depresi.

Dan ungkapan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon yang sebut tidak ada pemerkosaan massal di kerusuhan '98 sangat amat melukai hati korban.

Di hadapan anggota dewan, Menteri Kebudayaan Fadli Zon meminta maaf jika pernyataannya soal peristiwa '98 dianggap tak sensitif.

Fadli Zon menegaskan soal bantahan kekerasan seksual "massal", tak ada niatnya untuk mereduksi peristiwa yang sudah terjadi.

Baca Juga Komentar Fadli Zon Usai Digeruduk Aktivis di DPR saat Rapat Bersama Komisi X di https://www.kompas.tv/nasional/602948/komentar-fadli-zon-usai-digeruduk-aktivis-di-dpr-saat-rapat-bersama-komisi-x

#fadlizon #pemerkosaan98 #komisixdpr

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/602955/usai-dicecar-dpr-fadli-zon-minta-maaf-terkait-pernyataannya-soal-pemerkosaan-massal-98

Kategori

🗞
Berita
Transkrip
00:00Kita mulai dari berita anggota Komisi 10 dari fraksi PDI Perjuangan Mercy Kriesti
00:05yang menyampaikan kekesalannya terhadap Menteri Kebudayaan Fadlizon.
00:09Ia meluapkan kesedihan atas dugaan pemerkosaan massal tragedi 98 saat rapat dengan pendapat bersama Fadlizon.
00:23Saat sesi tanya jawab, Mercy menjelaskan ia memiliki tiga dokumen resmi terkait kasus ini.
00:29Salah satunya dokumen dari Tim Gabungan Mencari Fakta atau TGPF.
00:33Sambil menahan tangis, Mercy menyebut tidak ada satu korban pun yang berani untuk berbicara karena depresi.
00:41Dan ungkapan Menteri Kebudayaan Fadlizon yang sebut tidak ada pemerkosaan massal di kerusuhan 98 sangat amat melukai hati korban.
00:53Kita paksa sendiri kenapa begitu berat menerima ini?
00:56Ini, kalau saya bicara ini kita sakit Pak.
01:01Saya termasuk bagian juga yang ikut mendatai itu testimoni.
01:06Testimoni sangat menyakitkan.
01:08Kita bawa itu testimoni dalam desingan peluru.
01:11Aduh, Bapak bicara dari tadi itu saya itu menahan, menahan, sangat menahan.
01:20Dan bukan cuma kasus kekerasan 98.
01:24Bapak bilang TSM, Bapak bilang tidak terima yang massal.
01:28Pak, kebetulan sebagian besar itu satu etnis.
01:32Ini kita tidak ingin membuka sejarah kelam itu.
01:35Satu etnis.
01:35Kalau diaspora, bisa siapa saja satu etnis.
01:41Banyak cerita Pak.
01:43Satu kasus saja sudah banyak.
01:46Lebih dari satu kasus.
01:47Tuh, masing-masing menanyakan dan masing-masing.
01:51Bentar dulu.
01:52Perubahannya 52.
01:53Di hadapan anggota Dewan, Menteri Kebudayaan Fadli Zon juga meminta maaf jika pernyataannya soal peristiwa 98 dianggap tidak sensitif.
02:04Fadli menegaskan soal bantahan kekerasan seksual massal tidak ada niat untuk mereduksi peristiwa yang sudah terjadi.
02:11Saya minta maaf kalau ini terkait dengan insensitivitas dianggap insensitif.
02:22Tapi saya sekali lagi dalam posisi yang mengutuk dan mengecam itu juga.
02:28Dan ini tidak ada hubungan dengan kasus-kasus yang lain ya.
02:31Karena secara spesifik tadi, kalau ada sedikit perbedaan pendapat terkait dengan diksi itu.
02:38Yang menurut saya itu pendapat pribadi ya.
02:41Yang mungkin kita bisa dokumentasikan secara lebih teliti lagi ke depan.
02:46Ini adalah hal-hal yang mungkin bagian dari perbedaan-perbedaan data atau pendapat yang perlu kita lebih akurat lagi ke depan untuk mendatanya.
02:58Saya kira tidak ada maksud-maksud lain dan tidak ada kepentingan.
03:01Sebenarnya dalam hal ini untuk mereduksi kalau itu sudah menjadi sebuah kenyataan-kenyataan apalagi ada dukungan dengan hukum.
03:11Dan memang...
03:12Terima kasih.
03:13Terima kasih.

Dianjurkan