Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPAS.TV Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, sempat curhat saat menjawab kritik anggota Komisi IV DPR RI dalam rapat pada Rabu (2/7/2025).

"Tidak ada yang positif, saya catat semua yang Bapak sampaikan. Boleh lah saya curhat sedikit," ujar Mentan Amran Sulaiman.

"Berat itu jadi menteri. Saya doakan Bapak nanti jadi menteri berikutnya. Dan saya akan datang khusus, tak usah dibayar, saya mau jadi tenaga ahlinya Bapak," lanjutnya.

Baca Juga Titiek Soeharto Ingatkan Mentan Amran hingga Ungkap Temuan Beras Berkutu di Rapat DPR di https://www.kompas.tv/nasional/602941/titiek-soeharto-ingatkan-mentan-amran-hingga-ungkap-temuan-beras-berkutu-di-rapat-dpr

#pertanian #amransulaiman #dpr

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/602946/curhat-mentan-amran-jawab-kritik-anggota-komisi-iv-dpr-berat-jadi-menteri
Transkrip
00:00Izinkan kami memberikan jawaban hal-hal yang strategis dan kemudian kami berikan jawaban tertulis nantinya untuk menyeluruh Bu Ketua.
00:12Yang pertama, dari PDIP Pak Ketua, makasih Pak, tadi disampaikan disupport untuk ada impres baru untuk serapan bulog.
00:31Insya Allah mungkin Jumat atau minggu depan kami rakor, kami sudah minta menengko khusus rakor untuk hal ini.
00:39Kemudian potensi kerugian, izin Bu Ketua kami sampaikan apa yang meletar belakang ini, potensi kerugian Rp99 triliun.
00:51Sebenarnya kami tidak ingin juga melakukan hal itu, bahwa mengecek.
00:57Tetapi ada anomali terjadi dua bulan lalu, tiga bulan berturut-turut, harga di petani turun, tetapi harga di konsumen naik.
01:09Stok banyak.
01:12Kalau dulu kami pengalaman tujuh tahun di Kabinet, ini alasan selalu mengancam kita, mengancam pemerintah.
01:23Dan itu kami mengecek langsung.
01:27Mengancam bahwa harga naik, stoknya hanya satu juta waktu itu, import.
01:35Jujur, kami merasakan tekanan luar biasa dulu.
01:40Lima tahun, enam tahun.
01:43Di rakor tas, di ratas, di sidang kabinet.
01:47Kami mencoba mengecek, karena kesempatan ini mungkin langkah terjadi bahwa stok kita banyak.
01:57Akhirnya, kami turunkan tim bersama Satgat.
02:01Kami turun tim di lumbu pangan kita, ada 10 provinsi seluruh Indonesia.
02:05Kami mengecek satu-satu, mulai premium medium yang tidak sesuai aturan, itu 85%.
02:15Dan itu melanggar semua, Bu.
02:18Kami gunakan lab 13, karena kami tidak mau kecolongan.
02:23Kami tidak ingin, ini harus betul presisi.
02:26Karena ini dampaknya besar.
02:28Kami ngerti bahwa ini dampaknya, bahkan kemarin hari Bayangkara, kami ditegur khusus oleh petinggi.
02:37Kami tidak sebutkan namanya.
02:39Bahwa hati-hati dengan itu.
02:44Saya katakan, Pak, ini merugikan negara, merugikan rakyat, merugikan petani, merugikan konsumen.
02:52Jadi kami betul-betul persiapkan dengan baik.
02:56Ini didasarkan pada data semua, Bu Gatua.
03:00Sekarang pemeriksaannya, tadi subuh, kami telpon, kami cek.
03:04Kami sudah terima datanya yang bersangkutan, sudah dilayangkan pemeriksaan.
03:10Maraton.
03:10Oleh Satgas Pangan, oleh Reskrim Mabes Polri.
03:14Kami sudah menyurat langsung ke Pak Kapolri, kami telpon, Pak Jaksa Agung kami telpon, dan kami menyurat langsung.
03:21Ini tidak boleh dibiarkan.
03:23Ijin Bu Ketua, ini tidak boleh dibiarkan.
03:26Ini kesewenangan-wenangan.
03:29Karena kami periksa, supermarket di Pasar BC dan seterusnya, melakukan hal serupa.
03:35Dan yang benar hanya 11%.
03:38Yang 88 ini tidak benar.
03:43Kesempatan kita benahi.
03:45Jadi yang dirugikan adalah, dirugikan konsumen, kemudian yang dirugikan adalah petani.
03:50Petani yang tengah mati kerja.
03:52Jadi kami lakukan ini, Bu, datanya lengkap, kami tidak buka.
03:57Mereknya yang tidak sesuai 212 merek.
04:01Kami sudah serahkan di polisi karena itu domennya untuk menyidik.
04:05Dan kami bersama-sama Satgas Pangan.
04:07Sekarang pemanggilan mulai kemarin.
04:10Karena kami minta segera ditindalan juti.
04:15Hari ini, kami hari ini sudah, saya kemarin sudah ada pemanggilan.
04:20Hari ini sudah mulai diperiksa.
04:24Ini ada 268 sampel, tapi 212 yang bermasalah.
04:28Kemudian SPHP, Bu, izin.
04:33Kami sudah rakortas.
04:35Kami bahas.
04:37SPHP dilepas, tidak ada alat kontrol untuk mengetahui bahwa SPHP ini dijual benar.
04:42Setelah kami ngecek bersama Satgas Pangan, bukan kami sendirian, Bu.
04:46Kami undang perdagangan.
04:48Kami ada Kepala Bapak Penas, Pak Arief Hadir.
04:52Semua yang terkait kita undang.
04:54Ayo kita bahas bersama.
04:56Ini masalah kita bersama.
04:57Karena seperti dikatakan tadi, bahwasannya bukan kewenangan kami sendirian.
05:04Setelah SPHP, kita lihat tanya langsung di tempat-tempat penyerwa SPHP.
05:13Yang dilakukan adalah, ini informasi dari mereka 20% dipajang.
05:2180% ini dibongkar, kemudian dijual premium.
05:242 ribu naik, 2 ribu sampai 3 ribu.
05:28Negara subsidi 1.500.
05:32Kemudian dia angkat naik lagi harga 2 ribu, 3 ribu.
05:36Kita hitung kerugian negara, bukan kerugian masyarakat, Bu, di luar.
05:40Itu 2 triliun.
05:42Itu 1 tahun.
05:44Kalau ini terjadi 5 tahun, itu 10 triliun.
05:48Dan yang diambil adalah 1,4.
05:52Memang izin, Bu, mungkin memang berat bagi kami.
05:55Tapi kami sudah siap tanggung resiko, tegala resiko.
05:57Ini sudah lama kami bergelut dengan ini.
06:02Dan selalu sasaran tembaknya ke saya, waktu itu.
06:05Ini kesempatan kita memperbaiki.
06:08Memang kalau ada resikonya, izin, Bu, kami sudah siap tanggung.
06:12Ini sementara pemeriksaan.
06:17Kemudian, Ubi Kayu, upaya kami sudah maksimal.
06:23Kami sudah menghadap langsung presiden untuk Ubi Kayu.
06:25Dan beliau setuju untuk segera ditindaklanjuti.
06:29Insya Allah besok rapat jam 10.
06:33Untuk mengambil keputusan, kami minta lartas atau tarif.
06:38Dan nggak bisa ditawar.
06:39Karena kenapa? Maaf, Pak Ketut, maaf teman-teman lain.
06:43Terkadang semuanya mentan.
06:46Kan bukan domain kami.
06:48Bulok, maaf, bukan.
06:50Kami tetap bertanggung jawab.
06:51Tetapi ini bidang kita masing-masing.
06:54Jadi saya meminta belas kasih.
06:57Itu kan bukan domain kami, harga dan seterusnya.
07:01Kalau sudah produksi tinggi kan, jagung tinggi, turun harga.
07:04Jadi berarti sebenarnya sampai di situ tugas kami.
07:07Ubi naik, harga jatuh, tugas kami sampai di situ.
07:11Tapi kalau kami berhenti di situ, yang bermasalah adalah pertanian.
07:15Karena petani tidak mau tanam.
07:17Jadi Pak, insya Allah doakan mudah-mudahan besok kita selesaikan.
07:20Kami sudah sepakat, tetapi berat sekali industri dia patuhi karena ada impor masuk.
07:27Kemudian dari SID, insya Allah Pak, SOP, kita perbaiki Pak.
07:35Dari Pak Andrianus, Golkar, kita perbaiki.
07:39Bila perlu kami tindakin nanti Pak.
07:42Ditunggu saja kabarnya ada minggu ini, satu minggu, dua minggu ke depan.
07:47Yang tidak patuh ataukah sengaja mempersulit di bawah.
07:57Betul harga daging itu Pak, kami sudah diskusi, kami sudah beritahu, ya kewengan menangan Kapolri Pak.
08:06Itu bocor dari sebelah.
08:08Masuk sebelah dari penyelundupan Pak.
08:11Program irigasi dari Ibu Duita, Gerindra.
08:22Ijin interupsi Pak Bantuan.
08:24Soal SID Pak.
08:26SID kita benahi Pak.
08:28Aku bentuk tim khusus nanti.
08:30Yang itu kami setuju Pak, nanti dibagi.
08:37Yang lambat kami batalkan kontraknya, batalkan kurangi jatahnya, kemudian pindahkan ke Perguruan Tinggi Pak.
08:44Itu kami akan lakukan.
08:46Terima kasih Pak masukannya.
08:47Ibu Duita, oh sudah pergi ya.
08:54Pak Sulaiman, dari Nasdem.
08:59IP 100 betul Pak.
09:01Yang kami beri brigade karena uang kita terbatas.
09:04Yang kita berikan brigade adalah, IP 1 harapan kita jadi 2.
09:09Jadi itu strategi kita.
09:10Yang IPnya 2-3, nanti belakangan Pak.
09:13Kalau ada lebih lagi anggaran kita, baru ke sana.
09:17Harapan kita meningkat dulu produksi.
09:19Itulah yang menyebabkan peningkatan produksi kita cukup signifikan.
09:23Biasanya Pak, rumusnya maksimal 5 persen itu.
09:26Alhamdulillah sekarang 14 persen.
09:28Sampai dengan hari ini Pak.
09:34Kemudian,
09:38Kurina, 6 triliun itu.
09:41Sudah ada impresnya.
09:42Anggaran 6 triliun sudah ada, Bu.
09:45Itu
09:45Sudah disetujui Bapak Presiden.
09:486 triliun untuk beli jagung.
09:50Itu ada.
09:55Kemudian Pak, dari PKS, Pak Johan.
09:59Izin Pak Menteri yang untuk
10:00Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian itu belum dijawab.
10:05Nanti tertulis semua.
10:06Kami yang sensitif dulu, Bu.
10:08Izin Bu Ketua.
10:09Kami yang, kalau perakitan apa, Bu.
10:13700 miliar, Bu.
10:14Tuhu kan manajemen, tapi jelasan.
10:16Kalau bisa nanti kami kirim tertulis.
10:19Tetapi yang sensitif dulu, yang betul-betul ini isu-isu yang strategis.
10:25Tapi kami akan jawab tertulis nanti.
10:26Pak, dari PKS, sama tadi 99 triliun, seperti itu kejadiannya, Pak.
10:34Dan kami hitung bersama.
10:37Kami tidak ingin satgas pangan.
10:40Setelah kami masukkan di lab, itu lab kami gunakan 13, Pak.
10:45Termasuk Sukopindo.
10:45Kami tidak mau kecolongan, jangan sampai.
10:49Padahal pertanian punya lab.
10:51Tetapi ini sangat sensitif.
10:53Karena menyangkut, ini Pak lab yang kami pakai.
10:56Lab-nya bulu kita pakai, semua pakai.
10:58Kenapa?
10:58Kita tidak mau ini backfire.
11:00Ini serangan balik terjadi dari publik.
11:04Ini sangat hati-hati, Pak.
11:05Karena kepentingan orang banyak.
11:1210 provinsi, Pak.
11:13Tapi itu lubung pangan kita semua.
11:15Sudah terwakili.
11:17Dari sana sumbernya yang, maaf, memang mungkin agak ribut nih.
11:21Karena orang besar.
11:22Perusahaan sangat besar yang dipanggil hari ini.
11:27Dan kami sudah, Pak Kapolri, tolong jangan dikasih kompromi.
11:41Dari Pak Heri.
11:42Makasih, Pak.
11:44Cuma Pak Heri.
11:45Boleh curhat aku.
11:47Ya, Bapak, masalah dikirimi.
11:48Selesai-selesaikan.
11:49Tidak dikirimi SMS.
11:51Terima kasih, Pak Mentan.
11:52Itu saja aku tunggu TKS.
11:54Tapi, ya, nggak apa-apa lah.
11:55Nggak apa-apa.
11:55Di akhirat nanti.
11:57Belum, Pak.
11:58Masih ada SMS.
11:59Wah, aku di SMS.
12:00Terima kasih.
12:01Kami butuh masukan seperti itu, Pak.
12:03Pak Heri selalu lakukan.
12:06Kami senang.
12:07Jujur, boleh tanya dirjennya itu sampai masuk pasang cici.
12:11Re-cici itu aku kejar kalau Bapak SMS.
12:15Teri jantung.
12:16Kemudian, irigasi, irigasi tertia sekunder itu sudah satu impresnya, Pak.
12:25Sekaligus, Pak Ketua sudah.
12:27Impresnya sudah keluar.
12:28Kita bekerja memang ini maraton.
12:30Uangnya di PU.
12:32Yang tiap kami ratas pasti sebut irigasi, pupuk sudah aman, kemudian jagung, kemudian ubi.
12:40Setiap, maaf, Pak.
12:41Setiap ratas.
12:43Bukan ratas saja.
12:44Setiap ketemu Bapak Presiden.
12:48Dan Bapak Presiden izin beliau semua setuju.
12:52Yang penting urusan rakyat percepat.
12:54Tapi memang butuh kesebaran sedikit, Pak.
12:57Karena bukan di tempat kami saja.
12:59Bukan di kemengko pangan saja.
13:01Tapi ada di kemengko ekonomi.
13:03Jadi kami harus minta tolong juga ke tanah.
13:13Sedikit ayam, Pak.
13:15Bisa nggak, Bapak?
13:17Tunjuk saja, Pak, yang mana mau import.
13:19Parent stock.
13:22Apa segala macam.
13:23Banyak yang datang itu, Pak, langsung kami penuhi.
13:25Kenapa?
13:26Kami tidak ingin orang menopoli.
13:28Ini jadinya kalau orang menopoli next.
13:29Ada kemarin, Pak, tidak memenuhi syarat.
13:32Saya beritahu Direkturnya.
13:33Buat supaya memenuhi syarat.
13:35Karena dia baru belajar.
13:37Kalau ada juga usulan dari Bapak.
13:39Kami setuju.
13:40Hari ini kurangnya yang besar, Pak.
13:42Dijen.
13:43Supaya.
13:44Siapa nanti dengan Dijen teknisnya saja saya bicara.
13:46Iya.
13:47Makasih, Pak.
13:47Kalau didapat ini banyak teman-temannya yang nggak paham, Pak.
13:50Paham.
13:50Teman-teman nanti nggak paham.
13:52Kalau saya ngomong GPS, nggak paham.
13:54Nggak paham.
13:54Jadi lama dapatkan.
13:55Nanti dengan Dijen saja.
13:56Terima kasih, Pak Menteri.
13:57Aku tidak mau tahu.
14:00Terima kasih, Pak.
14:01Banyak yang dengar.
14:04Jadi banyak yang dengar.
14:06Pak Guntur.
14:08Pak Guntur.
14:09Bapak sahabatku kan sudah lama sejak dulu 2004 lah.
14:12Janganlah begitu.
14:13Saya ini, maaf.
14:14Aku bercur hati ya, Pak Guntur.
14:16Aku per tiga tuh.
14:17Ngurusin.
14:18Sampai nggak bisa bangun.
14:20Di H-2.
14:21Lebaran.
14:21Tapi kami tidak mundur.
14:23Masa Bapak.
14:24Perbaiki dulu.
14:25Capaian sudah baru 88%.
14:26Ini baru bulan 6, Pak.
14:28Belum Desember, Pak.
14:29Yang capaian.
14:31Terap gabah.
14:32Bulob.
14:33Saya bilang, Pak.
14:35Guntur.
14:36Tidak ada positif.
14:37Saya catat semua yang Bapak sampaikan, Pak.
14:41Bolehlah saya curhat juga sedikit sama Bapak.
14:43Berarti itu jadi Menteri.
14:45Saya doakan Bapak nanti Menteri berikutnya.
14:47Saya doakan.
14:48Terima kasih, Pak.
14:49Dari kalbuku yang paling dalam.
14:51Aku doakan Bapak jadi Menteri.
14:52Dan saya datang khusus.
14:55Tidak usah dibayar.
14:56Saya mau jadi tenaga ahlinya, Pak.
14:57Beri sop, Pak.
14:58Bagaimana rasanya jadi Menteri.
15:00Terima kasih, Pak.
15:00Masa 80% juga.
15:02Sampai saya di visi, Pak Wamin.
15:03Kencang ya.
15:04Saya bilang enggak.
15:05Memang begitu.
15:05Begitu kalau bersahabat.
15:06Sahabat yang baik adalah menekan sahabatnya.
15:08Apa enggak, Pak Ketua?
15:14Pak, izin Pak.
15:16Ijin Bu Ketua sekalian karena beliau tanya ulang.
15:20Saya ulangi.
15:21Yang beras lama 1,7.
15:24SPHP 1,2 hasil rakor.
15:30Kemudian ditambah 362.
15:34Berarti 1,5 juta ton.
15:371,5 juta ton dikurang.
15:401,7 lebih.
15:42Berarti tinggal 100 ribu.
15:44100 ribu sudah aman, Pak.
15:47Artinya, semua nanti akhir tahun Desember,
15:51semua beras baru.
15:53Ya, Pak ya.
15:54Saya ulang.
15:541,5 juta lebih.
15:57Dikurang 1,7.
15:58Dan di antara 1,7 pasti ada beras yang pengadanya Desember.
16:03Berarti masih bagus.
16:04Jadi aman, Bu.
16:06Betul, Pak.
16:06Saya ulang.
16:07Jadi nanti ini kita melepas 1,5 juta ton.
16:12Sedangkan beras lama 1,7.
16:14Padahal ada di bulan Desember,
16:16impornya masuk.
16:18Bahkan ada yang masuk menyeberang ke Januari.
16:20Berarti berasnya masih bagus, Bu.
16:22Karena ini habis nanti.
16:26Sudah berjalan, Bu.
16:27Sekarang sudah berjalan.
16:29Harusnya mulai Juni.
16:31Juni harus habis, Bu.
16:35360 ribu ton.

Dianjurkan