Setelah pertemuan tertutup antara Shen Ruoyi dan Leo Marchand, Zhao Yiran mendapat undangan mengejutkan: magang singkat di Marchand Studio di Paris. Namun tawaran itu datang dengan syarat—ia harus meninggalkan proyek kampus yang sedang ia pimpin.
Yiran terjebak dalam dilema. Ia ingin maju, tapi tak ingin mengkhianati timnya. Chen Mo mendukung apapun pilihannya, tapi hatinya goyah saat tahu bahwa Paris bisa berarti perpisahan.
Di kampus, tekanan makin besar. Mahasiswa lain mencibir bahwa Yiran hanya “menjual cerita sedih” untuk menang. Yiran memilih diam, membuktikan segalanya lewat karya, bukan kata-kata.
Episode ditutup dengan Yiran berdiri di ruang kelas kosong, memegang tiket ke Paris di satu tangan dan kertas sketsa seragam kampus di tangan lain—diam, tapi siap memilih.