Pagi itu, Zhao Yiran berdiri di halaman sekolah desain barunya. Gedungnya masih kosong, hanya ada cat bau baru, meja-meja kayu, dan papan tulis putih. Tapi ada ketenangan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia memilih ini. Ia menciptakan ini.
Sementara di kampus lama, Chen Mo memutar film dokumenternya di hadapan mahasiswa baru. Di akhir film, wajah Yiran muncul—bukan sebagai “ikon,” tapi sebagai seseorang yang pernah tersesat dan memilih kembali pulang.
Li Na menerbitkan buku keduanya, berjudul “Yang Tidak Terjahit.” Buku itu berbicara tentang ruang-ruang yang tidak selesai, tentang keputusan yang tak sempurna, dan tentang keberanian menjadi manusia.
Ketiganya—Yiran, Chen Mo, dan Li Na—bertemu diam-diam di sebuah kedai teh kecil tempat mereka dulu sering duduk. Tak ada sambutan, tak ada kejutan. Hanya tiga orang yang dulu berserakan, kini kembali dalam diam yang utuh.
Adegan terakhir memperlihatkan Zhao Yiran menutup pintu studio, mematikan lampu, dan berdiri sejenak sebelum tersenyum. Suara narasi: "Kamu tidak harus menang. Kamu hanya harus jujur. Dan kalau hari ini kamu berdiri di sini, maka kamu sudah sampai."