- kemarin dulu
KOMPAS.TV - Serangan besar-besaran dilancarkan Israel terhadap lebih dari 100 target militer dan nuklir Iran yang meliputi Natanz, Isfahan, dan Teheran mulai 13 Juni 2025 dalam operasi yang disebut Rising Lion . Iran membalas dengan serangkaian rudal balistik dan serangan drone, termasuk Operation Glad Tidings of Victory dengan sasaran pangkalan AS di Qatar, dan meluncurkan ratusan drone/rudal menuju Israel.
Pada 23 Juni 2025 malam, Presiden AS Donald Trump mengumumkan, melalui Truth Social bahwa Israel dan Iran telah menyetujui gencatan senjata total "dalam waktu sekitar 6 jam". Rabu, 24 Juni 2025, Iran mengonfirmasi gencatan senjata setelah perang 12 hari, disampaikan melalui Dewan Keamanan Nasional Tertinggi dan Presiden Pezeshkian.
Namun, diketahui gencatan senjata IranIsrael adalah langkah sementara bukti ketidakpastian jangka panjang. Peran AS dan mediasi Teluk menjadi kunci stabilisasi, namun ancaman baru dan ketegangan ekonomi bisa muncul jika ketegangan kembali.
Lalu, seperti apa antisipasi Presiden Prabowo serta bagaimana evakuasi WNI yang telah dilakukan? Simak penjelasan lengkap bersama Wartawan Istana Harian Kompas 20042025, Suhartono, di Podcast Istana & Presiden, hanya di YouTube KompasTV!
Baca Juga BOCOR! Adanya Pertemuan Investor Dengan Luhut Binsar Panjaitan, Bahas Ini | Istana & Presiden di https://www.kompas.tv/talkshow/601405/bocor-adanya-pertemuan-investor-dengan-luhut-binsar-panjaitan-bahas-ini-istana-presiden
#presidenprabowo #indonesianonblok #gencatansenjata #perangiranisrael #damaiditimurtengah
Digital Manager : Haris Mahardiansyah
EP: Anna Ariestania
Produser: Leiza Sixmansyah
Video Editor: Noval
Grafis Thumbnail: Farhan
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/602879/full-gencatan-senjata-iran-israel-presiden-prabowo-ingatkan-hal-ini-istana-presiden
Pada 23 Juni 2025 malam, Presiden AS Donald Trump mengumumkan, melalui Truth Social bahwa Israel dan Iran telah menyetujui gencatan senjata total "dalam waktu sekitar 6 jam". Rabu, 24 Juni 2025, Iran mengonfirmasi gencatan senjata setelah perang 12 hari, disampaikan melalui Dewan Keamanan Nasional Tertinggi dan Presiden Pezeshkian.
Namun, diketahui gencatan senjata IranIsrael adalah langkah sementara bukti ketidakpastian jangka panjang. Peran AS dan mediasi Teluk menjadi kunci stabilisasi, namun ancaman baru dan ketegangan ekonomi bisa muncul jika ketegangan kembali.
Lalu, seperti apa antisipasi Presiden Prabowo serta bagaimana evakuasi WNI yang telah dilakukan? Simak penjelasan lengkap bersama Wartawan Istana Harian Kompas 20042025, Suhartono, di Podcast Istana & Presiden, hanya di YouTube KompasTV!
Baca Juga BOCOR! Adanya Pertemuan Investor Dengan Luhut Binsar Panjaitan, Bahas Ini | Istana & Presiden di https://www.kompas.tv/talkshow/601405/bocor-adanya-pertemuan-investor-dengan-luhut-binsar-panjaitan-bahas-ini-istana-presiden
#presidenprabowo #indonesianonblok #gencatansenjata #perangiranisrael #damaiditimurtengah
Digital Manager : Haris Mahardiansyah
EP: Anna Ariestania
Produser: Leiza Sixmansyah
Video Editor: Noval
Grafis Thumbnail: Farhan
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/602879/full-gencatan-senjata-iran-israel-presiden-prabowo-ingatkan-hal-ini-istana-presiden
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Ternyata muncul melalui pernyataannya Pak Teddy, Sekretaris Kabinet, bahwa Presiden memimpin rapat terbatas untuk mempersiapkan dan mengantisipasi apa yang akan terjadi bila mana perang itu benar-benar terjadi dan berkelanjutan.
00:16Kesepakatan kenjatan senjata sudah tidak ada lagi saling merudal dan membalas rudal lagi.
00:22Tapi kan realnya ada ya, dan itu kemungkinannya kalau itu terjadi dan Israel menganggap ada serangan rudal dari Iran ke Tel Aviv, terus dibalas lagi, Iran mau tidak mau menutup surat hormus.
00:34Nah padahal itu jalur vital untuk distribusi minyak.
00:41Hai Sahabat Kompas TV, balik lagi di Istana dan Presiden bareng saya Friska Klarissa dan Mas Soehartono, wartawan senior di Istana Kepresidenan.
00:51Apa kabar, Mas Ahab?
00:53Baik, Mbak Friska.
00:55Kita kabarnya baik, tapi juga deg-degan ngeliat gimana perang Iran dan Israel yang eskalasinya terus meningkat, meskipun ada potensi deeskalasi dengan katanya gencatan senjata.
01:06Tapi kan kita nggak tahu ya sampai mana.
01:08Nah sekarang kita akan ngobrolin soal bagaimana update-nya Israel versus Iran, termasuk apa aja sih antisipasinya dari Presiden Prabowo Subianto menghadapi kondisi ini.
01:19Dan soal gencatan senjata, gimana update-nya?
01:22Kita akan bahas nih Mas Har, pertama yang dekat dulu aja dari soal Indonesia.
01:27Pak Prabowo kan waktu ke Singapura sudah bilang menekankan bahwa kita harus mendorong ke upaya damai.
01:34Gitu pula saat ada di Rusia di SPIV, di St. Petersburg International Economic Forum.
01:40Nah gimana kalau kita lihat juga sepulang dari kunjungannya ke luar negeri, ada rapat khusus bahkan di hamba lah.
01:47Apa aja update soal ini Mas?
01:49Ya, memang kan informasi terbaru ada gencatan ya, ada gencatan senjata di sana.
01:58Di sini sih ada apa tidak gencatan senjata, kita tetap tenang aja.
02:01Tapi memang berdampak buat kita.
02:04Maka itulah yang dilakukan oleh Presiden Prabowo kemarin setelah pulang dari kunjungan ke Singapura, Praha dan Rusia, istirahat di Hambalang.
02:19Dan siang Senin kemarin mengundang rapat terbatas bidang politik dan keamanan.
02:26Kan itu hadir selain Pak Budi Gunawan ya, Menko Polkam dan jajarannya.
02:32Ada Kapolri, ada Panglima, lalu ada menti-menti terkait ya di bidang politik dan juga keamanan.
02:43Itu kan membahas ya.
02:45Nah memang dari cerita teman-teman itu ternyata nggak ada konferensi PES, padahal itu penting banget gitu ya.
02:53Kita pikirkan ada keluar pernyataan resmi gitu ya.
02:58Apa hasil dari rapat tertutup itu gitu ya Pak?
03:01Karena di sana saling rudal-merudal, di sini kita was-was gitu ya.
03:08Nah ternyata kan muncul melalui pernyataannya Pak Teddy, Sekretaris Kabinet.
03:13Bahwa Presiden memimpin rapat terbatas untuk mempersiapkan dan mengantisipasi apa yang akan terjadi bila mana perang itu benar-benar terjadi dan berkelanjutan.
03:28Hingga akan menimbulkan berbagai dampak ekonomi, sosial, politik, bahkan keamanan ya.
03:34Nah jadi menurut Pak Teddy, Pak Presiden memutuskan apa yang harus kita siapkan.
03:42Kesiap-siagaan kita menghadapi bila mana terjadi turbulensi sosial, politik, ekonomi akibat perang.
03:50Jadi sebetulnya itu Mbak.
03:52Apa yang bisa kita siap-siagakan?
03:55Misalnya dari sisi ekonomi, yang paling dekat kan harga minyak pasti ini diprediksi meroket.
04:00Kalau kita lihat dengan penutupan Slat Hormuz yang disampaikan Iran, kalau misalnya ini macam-macam lagi, Amerika macam-macam ditutup nih Slat Hormuz.
04:08Padahal kan itu pelintasan untuk minyak bumi, itu juga lah kenapa Eropa ketar-ketir ya Mas Har?
04:14Harusnya dengan kesepakatan kenjatan senjata sudah tidak ada lagi saling merudal dan membalas rudal lagi gitu ya.
04:24Tapi kan nelirnya ada ya dan itu kemungkinannya kalau itu terjadi dan Israel menganggap ada serangan rudal dari Iran ke Tel Aviv.
04:34Nah terus dibalas lagi, Iran mau tidak mau menutup Slat Hormuz.
04:39Nah padahal itu jalur vital untuk distribusi minyak ya dari Timur Ternah ke sejumlah negara.
04:47Nah kalau Slat Hormuz ditutup, harga minyak mentah yang sekarang mendekati 80 dolar per barel itu bisa meningkat sampai 120-an sampai 130 dolar per barel.
05:04Dan itu dampaknya buat kita, mau nggak mau APBN kita anggaran pendapatan dan belanja negara terutama untuk subsidi BBM akan meningkat.
05:15Karena harga minyaknya kan bertambah ya, jadi subsidinya akan meningkat juga.
05:20Terus juga rupiah, mendatukar rupiah dan nenek harga saham yang juga sudah turun dari kemarin bakal ambruk lagi.
05:29Dan dia akan bisa terjadi malah bisa terjun bebas gitu ya dan akhirnya disuspen dan itu jangan sampai terjadi lagi.
05:39Seberapa khawatir istana dengan kondisi ini?
05:41Ya dengan kondisi seperti ini pastilah.
05:47Ini akan membuat pekerjaan dan proses pemantauan yang dilakukan oleh presiden di istana akan semakin sibuk.
05:57Sementara kan saya dengar juga jadwal minggu depan tuh mau ke Cepuh, mau ke Banyuwangi, lalu ada mau kunjungan Perdana Menteri Malaysia, bahkan presiden mau juga ke Arab Saudi lho mbak.
06:14Nanti awal Juli Arab Saudi, terus juga mau ke beberapa negara lain ya, tanggal 1 sampai 10 Juli lho mbak itu.
06:23Nah jadi yang harusnya menjadi tugas rutin presiden mau tidak mau, istana harus lebih kerja keras untuk memantau dan mengantisipasi bila mana terjadi perang berkelanjutan dan dampak-dampaknya.
06:38Pertama kan tadi ekonomi, politik juga harus dijaga, sosial politiknya gitu ya, munculnya fanatisme-fanatisme yang bisa berpotensi membuka ruang keamanan, konflik di dalam juga.
06:54Itu yang harus diantisipasi, termasuk juga kan, kalau selain kita mengantisipasi dampak segi ekonomi, sosial, politik, dari dampak keamanan geopolitik sekarang,
07:06juga sebenarnya kan kita itu punya semangat, kita tuh punya amanat di konstitusi.
07:12Undang-undang dasar tahun 1945, kita harus turun-turun dalam perdamaian dunia.
07:16Tapi seberapa bisa Indonesia berjuang untuk ke sana gitu, di dalam kondisi yang sulit karena kan Mas Hargita?
07:22Betul, memang dari pembukaan undang-undang dasar 1945 ya, linia keempat kan kita memang tujuan bernegara adalah ikut menciptakan perdamaian dunia gitu ya.
07:33Dan itu sudah dilakukan dari zaman Bung Karno dengan mendatang, mengirim pasukan perdamaian sampai saat ini.
07:42Nah, dengan dasar itu, kita Presiden, meskipun kemarin sempat ada spekulasi ya, kan beliau diundang juga ke Kanada G7, tapi nggak datang.
07:56Presiden memilih terus ya, ke St. Petersburg Forum, ya kan?
08:01Nah, berbeda kan itu hadir, kalau di Kanada kan Amerika dan negara-negara Barat, kita diundang juga sebagai peninjau saja.
08:10Tapi di sana kan nuansa sejumlah negara yang mendukung Israel kuat, jadi kunjungan ke Rusia, jadi menimbulkan spekulasi, jangan-jangan ini mendukung bloknya Rusia ya, ada Iran.
08:26Tapi kan Presiden menyatakan Indonesia tetap netral, karena kita berpegang pada pembukaan itu, pembukaan Undang Dasar 25, dan kita sebagai negara non-blok yang tidak berpihak kepada negara manapun juga.
08:41Nah, kaitannya dengan itu, sebetulnya kemarin juga harapannya bila mana dari hasil pertemuan itu ya, rapat terbatas, misalnya Menlo diundang menyatakan,
08:55Kita akan berjuang juga di PBB untuk ikut mengajukan solusi-solusi yang terbaik untuk meredakan perdamaian di Iran versus Israel itu.
09:07Nah, tapi kan mungkin dilakukan ya, diam-diam, tapi secara terbuka itu tidak gitu ya, padahal berdasarkan amanat Undang Dasar itu, kita bisa melakukan ikut berbicara di PBB untuk menekan misalnya PBB untuk menghentikan peperangan gitu ya.
09:28Nah, tapi itu kan kembali lagi kepada kita ya, kepada kemauan politik kita dan juga diplomasi serta memang kan banyak juga orang bertanya, memang Indonesia bisa apa gitu ya.
09:43Nah, sebelum kita masuk ke Indonesia bisa apa, termasuk juga kita mendorong lewat PBB, yang harus diselamatkan saat ini adalah warga negara Indonesia yang ada di Iran maupun di Israel.
09:54Nah, apresiasi karena setidaknya 97 UNI yang ada di Iran ini sedang dipulangkan bertahap ya, meskipun yang sudah datang pada Selasa 24 Juni adalah gelombang pertama dari yang digunakan, yang diangkut menggunakan, dievakuasi menggunakan Turkish Airlines, masih ada dua gelombang yang tahan di Qatar ya mas, tapi setengahnya kan ini sudah menjadi upaya yang kita apresiasi dari Kementerian Luar Negeri ya.
10:20Betul, betul. Jadi sudah kembali ya, masih tinggal dua kloter lagi ya, yang di Dubai ya.
10:29Iya, betul yang di Qatar.
10:30Karena di Dubai itu kan memang pesawatnya juga masih mempertimbangkan untuk terbang atau tidak ya, karena kekhawatiran ada serangan-serangan yang nyasar gitu ya.
10:42Belum lagi masih ada yang di Azerbaijan, dari total 386 warga negara Indonesia ada yang mau dievakuasi sebagian, bertahap lah ya ini ya.
10:51Bahkan ada yang nggak mau ya, kata-tahap bertahan ya. Padahal kan memang sulit banget loh, dalam kondisi kalau misalnya zaman Pak SBY, waktu konflik politik internal di Mesir,
11:05itu kita kan bisa melalui itu ya, ratusan mahasiswa dan pelajar Indonesia bisa melalui kota Teheran untuk masuk ke pesawat bandara.
11:17Nah ini kan lingkup udara ya, yang bisa saja terjadi ada rudal kemana-mana, jadi tidak ada yang berani.
11:26Jadi memang harus jalur darat, harus keluar dari Teheran, dan dia harus masuk ke Baku ya, Baku ibu kotanya Azerbaijan itu.
11:36Nah dari sana ada yang pakai pesawat terbang juga, bahkan ada yang dari Jeddah ya, akan diterbangkan ke sana itu.
11:42Nah jadi memang salah satu yang memang harus dijaga adalah warga negara Indonesia itu.
11:52Kita harus memberikan apa, keselamatan ya, kepada jaminan keamanan pada mereka.
11:59Karena kan memang harusnya negara melindungi, satu pun orang Indonesia ada di luar negeri yang terancam, dia harus dijaga.
12:07Nah apalagi ini 386 warga negara Indonesia ya, jadi itu cukup besar ya.
12:13Nah jadi memang proses evakuasi sedang berjalan, kita harapkan kalau nggak salah pada Kamis,
12:22mendatang ya, diharapkan sudah selesai ya, melalui beberapa tahapan penerbangan ya.
12:27Ya kita harapkan juga yang di Dubai bisa segera kembali gitu ya, bisa terbang dan sampai di Jakarta seperti saudara-saudaranya yang hari ini sudah tiba.
12:39Ya, saat kita tapping ini selasa 24 Juni, sudah tiba sebagian di antaranya, ya kita harapkan proses pemulangan dalam beberapa tahap ini bisa berjalan baik.
12:53Karena memang nyawa warga negara Indonesia itu betul-betul jadi concern negara ya mas ya, concern pemerintah Indonesia.
13:00Dan itu yang memang ditegaskan oleh Presiden ya, waktu kunjungan di Rusia itu langsung menyatakan,
13:08memerintahkan Pak Sugiono Menlo untuk membuat rancangan kontingensi dan evakuasi.
13:16Dan tahapan itu sudah dijalankan, hingga tahapan pertama sudah kembali ke Jakarta dengan selamat.
13:23Kita harapkan sisanya juga segera kembali, karena memang kita punya hubungan negara yang baik dengan berbagai negara ya.
13:32Karena kuncinya itu, sehingga kita bisa melakukan diplomasi, lobby-lobby, sehingga mereka ikut membantu.
13:42Kalau dilihat kan Azerbaijan kan juga negara kecil ya, tapi kita tetap harus membina hubungan dengan baik.
13:50Sehingga bila mana terjadi hal-hal seperti ini, kita dengan mudah dan lebih cepat dan cepatlah untuk melakukan penyelamatan dan menghindari resiko-resiko dari itu.
14:04Dan jalur komunikasi juga disampaikan oleh beberapa WNI yang saya wawancara juga di Iran, itu sangat baik dari Kementerian Luar Negeri.
14:12Jadi saat ada serangan dari Israel ke Iran, itu langsung diberitahukan harus apa, jika evakuasi kemana, ya itu memang info yang dibutuhkan.
14:22Dan langkah cepat dari tim Kemlu lewat KBRI ya mas?
14:27Betul kan dasarnya juga, seingat saya kan Presiden Jokowi juga pernah datang ke Iran ya, terus Presiden Iran juga datang ke Indonesia waktu itu ya.
14:37Jadi memang kedekatan kita ya, meskipun waktu itu isu politiknya tinggi sekali bahwa Iran melakukan perkayasaan nuklir ya, itu yang membuat jemas sejumlah negara-negara besar.
14:53Nah tapi dengan peran Indonesia yang punya hubungan baik secara bilateral maupun multilateral dengan beberapa negara mas Har, tapi kayaknya untuk mewujudkan perdamaian negara yang berkonflik, apalagi setelah Amerika Serikat campur tangan.
15:06Iya, betul.
15:08Diajukan ke PBB, kayaknya sampai sekarang nggak ada tuh peran PBB yang signifikan terhadap penyelesaian konflik ini, selain misalnya mengutuk, oke lah kalau mengutuk kan semua negara juga sama.
15:19Iya, tapi peran aktifnya juga sulit ya kalau misalnya sudah turun tangan negara ini ya.
15:26Yang saya ikuti memang sekian PBB ya, Guterres itu hanya meminta aja, meminta tapi Dewan Keamanannya juga tidak berdaya.
15:33Oh Amerika di situ punya itu.
15:35Nah karena kan Amerika salah satu negara dari lima negara besar itu ya yang mempunyai hak prerogatif ya untuk menentukan, meskipun negara-negara minta A, tapi salah satu dari lima negara itu mengeluarkan hak prerogatifnya, sudah nggak bisa berdaya lagi.
15:51Mandek seperti Gaza kan berkali-kali juga begitu, minta kenyataan senjata nggak bisa-bisa aja.
15:56Bisa efektif PBB itu, makanya kalau melihat zaman dulu kan, Bung Karno merasa tidak efektif ini, untuk menegaskan sikap Presiden waktu itu.
16:11Kan boleh dibilang hanya satu-satunya mungkin ya, jadi ada beberapa negara yang berani keluar dari PBB hanya Indonesia.
16:18Maka perlu Indonesia begitu sekarang?
16:21Iya, kalau Indonesia ingin benar-benar menjalankan amanat alinya keempat pembukaan undang dasar 45, bahwa di muka bumi, di dunia ini tidak boleh lagi ada kolonialisme atau penindasan, ada kejadian.
16:36Ya Indonesia harus betul-betul konkret masuk ke dalam, mbak, melalui PBB ya.
16:42Misalnya, kan kita punya juga duta besar Indonesia di PBB.
16:48Iya, betul.
16:48Yang bisa berjuang untuk itu.
16:50Tapi sampai saat ini, kayaknya belum ada pemberitaan-pemberitaan yang dunia juga kelihatannya malah jangan-jangan terkesima dengan rudal-rudalnya.
17:00Iya, kayak menahan diri untuk kemana.
17:03Rusia pun juga kan tidak terang-terangan mendukung Iran ya, meskipun Menlo Iran terakhir berkunjung ke Rusia, meminta bantuan.
17:10Tapi tidak secara terang-terangan seperti Amerika membela sekutunya, proksinya Israel.
17:16Betul, memang ini contohnya kan kemarin ketika Ukraina dan Rusia berperang juga kan, ya meskipun ada bantuan diam-diam ya dari Amerika ataupun dari Eropa gitu ya.
17:33Tapi tidak menimbulkan ini gitu ya, apa, negara-negara lain ikut campur gitu ya, saling akhirnya blok Rusia dan blok Eropa ikut campur.
17:44Nah, ini juga kita harapkan sih perang Israel dengan Iran ya, Amerika sebaiknya jangan ikut gitu ya, menahan diri, biarlah ini dilokalisir di sana.
17:58Seperti dulu juga kan kita pernah juga perang teluk, perang teluk ya, Iran-Irak ya, tapi tidak melibatkan negara-negara Timur Tengah untuk mendukung salah satunya.
18:09Dan kalau bicara kondisinya sekarang, bagaimana kita melihat perjalanan Indonesia ya, dari zaman Bung Karno sampai Pak Prabowo Bung Karno tadi kan sudah sempat disinggung bahwa berani keluar dari PBB deh kalau dianggap bahwa kok nggak ada dampak besarnya.
18:27Nah, bagaimana lagi cerita-cerita dari zaman Bung Karno sampai sekarang?
18:30Yang tadi saya singgung mengenai Indonesia bisa apa ya, Indonesia dengan dasar itu sebetulnya bisa melakukan apapun juga gitu ya, Presiden misalnya untuk bersikap hadir, tampil gitu ya, untuk menunjukkan langsung Presiden menyatakan,
18:50minta dihentikan itu dan mendesak PBB melakukan langkah paling konkret gitu ya.
18:56Nah, begitu juga menurut. Tapi itu kan sebatas apa yang disampaikan oleh Pak Seskap ya, bahwa kita juga mendukung untuk solusi damai di sana tanpa ada langkah konkret, Mbak, untuk itu.
19:11Nah, kalau menjelaskan langkah-langkah dari dulu, langkah Presiden ya, pertama Presiden Soekarno ya, Soekarno itu kan memang orang yang sosok itu ya, pemersatu bangsa dia ya, meskipun orangnya meledak-meledak begitu ya,
19:30Tapi kan gagasannya, dia sebetul-betul seorang pemimpin yang punya karismatik, seperti yang tadi saya bilang, dia kalau prinsipnya dia ada yang tidak dia terima, dia berani keluar dari PBB.
19:43Karena ketika itu, Malaysia akan dimerdikakan oleh Inggris. Nah, ini yang dianggap Bung Karno adalah bentuk kolonialisme baru yang ada di dekat Indonesia.
19:58Sehingga dia menolak dan mencanakan untuk mengganyang Malaysia waktu itu. Nah, tapi PBB kan diam saja. PBB malah menerima Malaysia sebagai negara baru, anggota baru di sana.
20:13Dan Bung Karno menegaskan sikapnya menarik keluar. Nah, memang sikap Bung Karno itu, sosoknya itu memang begitu ya, Mbak.
20:25Dia bisa, waktu itu masih adanya kolonialisme, dia galang negara-negara Asia Afrika, dia bikin konvensi Asia Afrika, gerakan non-blok di sana.
20:39Dan sikap itu dia tunjukkan juga ketika memerdekakan Al-Jasair ya.
20:44Bung Karno diam-diam mengirim pasukan senjata loh, untuk kemerdekaan Al-Jasair.
20:48Nah, jadi ada juga yang bilang nih, kalau sekarang presidennya Amad al-Bung Karno mungkin dia akan maju mendukung Iran begitu, barangkali gitu ya.
21:00Karena sikap dia yang anti kepada penjejahan kolonialisme Israel ya, yang dengan gerakan sionisme itu.
21:10Nah, mungkin seperti itu, zaman Bung Karno itu, dia sosok yang keras.
21:15Tapi dia juga tidak bisa berani menyatakan perang juga loh, Mbak, waktu itu kan.
21:21Irian Barat masih dikuasai, diduduki oleh Belanda.
21:24Akhirnya dengan Trikomando, dia berupaya merebut kembali.
21:28Dan sampai akhirnya diteruskan di eranya Pak Harto, ada penentuan pendapat rakyat.
21:33Nah, mereka akhirnya memutuskan kembali, menjadi salah satu provinsi di Indonesia.
21:40Nah, di era Pak Harto juga, dia juga sebagai pemimpin juga, dia datang langsung ketika terjadi konflik politik ya, di Bosnia-Herzegovina ya.
21:52Kan Presiden suatu datang ke sana, meskipun waktu itu diingatkan untuk menggunakan baju anti peluru ya.
22:02Tapi dia tidak mau, dia tidak mau pakai, dia tetap ke sana.
22:05Dan di sana memastikan, selain keselamatan warga negara Indonesia yang ada di Bosnia,
22:12juga dia ikut mencari jalan solusi perdamaian.
22:17Nah, terus di eranya Pak Habibie, ya boleh dibilang satu tahun lebih itu praktiskan berkutat untuk masalah transisi pemerintahan di dalam negeri ya, reformasi.
22:34Dan juga, dan beliau kan justru akhirnya Timur-Timur yang sebetulnya menjadi bagian Indonesia akhirnya melalui jajak pendapat, akhirnya lepas.
22:46Dan memerdekakan diri sekarang gitu.
22:50Dan sikap Pak Habibie itu memang sikap yang boleh satu sisi dibilang adalah demokratis gitu ya.
22:57Tapi pada akhirnya kan melalui sidang istimewa MPR di Impic.
23:02Dan beliau akhirnya harus turun dan digelar pemilihan umum ya waktu itu.
23:09Dan di eranya Pak Gustur, Pak Gustur juga di awal pemerintahan justru akan mencoba mencari jalan damai antara Palestina dan Israel.
23:22Diam-diam kan Gustur melakukan lobby ya, baik ke Israel maupun ke Palestina.
23:29Tapi itu juga tidak ada apa, kemajuan juga ya.
23:35Tetap berseteru sampai sekarang.
23:37Nah, setelah Pak Gustur adalah Bumega.
23:41Bumega itu boleh dibilang menghadapi krisis politik dan cenderung akan terjadi peperangan antara Korea Utara dan Korea Selatan.
23:53Tapi dia ingat dengan pesan bapaknya kan, Bung Kano, bahwa kamu harus menjaga, merekonsiliasi antara Korea Utara dan Korea Selatan.
24:05Nah, beliau datang baik ke Korea Utara maupun ke Korea Selatan mencoba untuk datang ke Korea Utara bilang ke Kim Jong Il bahwa Korea Selatan ingin rekonsiliasi.
24:17Begitu juga sebaliknya, upaya-upaya itu selalu dilakukan oleh Bumega untuk melakukan, membawa pesan damai buat negara di Korea Utara itu dan Korea Selatan.
24:29Nah, setelah Bumega, Pak SB juga concern meneruskan pengiriman pasukan perdamaian ke Libanon, terus ikut-ikut juga dalam upaya-upaya yang saya ingat waktu itu kan ada perselisihan Indonesia dengan Singapura dan Malaysia mengenai perbatasan kan.
24:55Nah, itu kita tidak menempuhnya dengan perang gitu ya, tapi Pak SB melakukan penyelesaian itu secara politik dan akhirnya memang selesai kan soal perbatasan itu juga ketika waktu ambalat dengan Malaysia.
25:11Nah, Presiden SB juga melakukan penyelesaian secara damai melakukan kontak dengan Perdana Menteri Malaysia untuk menyelesaikan sengketa di perairan antara Indonesia dengan Malaysia.
25:26Nah, di eranya Pak Jokowi juga terjadi perang Ukraina dan Rusia.
25:33Nah, Pak Jokowi kan memberanikan diri untuk datang ke dua negara itu ya, datang ke Ukraina dan juga datang ke Rusia.
25:41Nah, di samping itu juga saya ingat Pak Jokowi itu juga memerintahkan Bu Ratno ya, untuk menjadi penengah waktu itu pertikaian antara Iran juga dengan sejumlah negara-negara Arab Saudi ya.
26:01Nah, Bu Menlo itu mengundang duta besarnya datang ke kantornya untuk menyampaikan pesan Presiden untuk menyelesaikan perseteluan antara negara-negara di Timur Tengah dengan Iran.
26:16Nah, itu upaya-upaya yang dilakukan oleh Presiden.
26:20Di antaranya seperti itu, Pak.
26:23Ya, itulah kenapa bahwa Indonesia harus selalu berperan aktif ya, tapi bicara soal kembali lagi ke perang Iran-Israel itu, mengapa kita harus tetap berperan aktif meskipun posisinya kan sulit.
26:36Kalau misalnya untuk mendamaikan dua negara dengan kondisi sekarang, itu jauhlah dari mungkin sulit banget.
26:43Hampir tidak mungkin bahkan.
26:45Nah, tapi bagaimana Indonesia agar bisa tetap berperan dalam perdamaian dunia seperti yang tadi kita singgung soal amanat konstitusi?
26:54Ya, dengan dasar amanat konstitusi itu, tentu juga harus ada rasa kepercayaan diri Presiden dan pemerintah Indonesia dan dilandasi apapun hasilnya terus berusaha.
27:08Terus berusaha mungkin melalui Menlu atau melalui Dita Besar atau Presiden sendiri mengambil inisiatif untuk misalnya langsung berbicara dengan sekian PBB atau dengan representasi dari Iran atau dengan Israel.
27:32Kan kita juga terbuka ya, politik Indonesia kan terbuka juga meskipun tetap bebas aktif, artinya kita tidak membatasi diri untuk hanya dengan Iran saja atau dengan Israel saja.
27:45Tapi semua pihak yang bertiga bisa diajak bicara.
27:48Nah, langkah-langkah itu penting karena Indonesia ini di tengah situasi sekarang harus memastikan stabilitas ekonomi, stabilitas politik, sosial, dan juga keamanan, Mbak.
28:03Tanpa itu, kita akan kedodoran ya.
28:07Misalnya nih, kalau dari sisi ekonomi ya, kalau misalnya nanti ada harga minyak mentah, kuit oil itu terus melonjak gitu ya, itu kita kan harus merevisi anggaran pendapatan belanja kita ya.
28:24Karena asusi APBN-nya ya segitu.
28:26Nah, iya, terutama kan subsidi itu bakal terubah gitu.
28:30Nah, bagaimana kita kalau harus melakukan revisi subsidi, kita ya bisa mengurangilah Indonesia melakukan langkah-langkah misalkan mengurangi ketergantungan terhadap energi posil gitu.
28:47Nah, kita punya begitu banyak potensi energi yang ada, air, udara, dan juga angin.
28:57Nah, itu yang bisa digunakan oleh Indonesia untuk mengurangi ketergantungan kita dengan minyak.
29:05Yang kebetulan harga minyak mentah ini juga lagi tinggi gitu ya.
29:09Nah, meskipun sempat turun ya sejak tadi Trump bilang bahwa ada gencatan senjata yang diklaim, pun juga ada angin segar itu sempat turun sedikit.
29:18Tapi kan masih fluktuatif, kita nggak tahu ke depannya kayak gimana.
29:20Masih belum tahu kan, permanenkah atau hanya sementara saja gencatan senjata itu.
29:26Jadi, memang sebuah keniscayaan bahwa Presiden kita memang harus mengusahakan perdamaian.
29:36Dan mungkin juga kepala-kepala negara lainnya harus bersama-sama mengusahakan itu.
29:41Karena betul, Mbak, kita membutuhkan stabilitas itu, sosial ekonomi politik ya.
29:46Kalau tidak, kita akan terdampak pada turbulensi ekonomi, politik yang dampaknya ke kita meskipun sebetulnya ada di luar.
29:58Nah, inilah yang langkah-langkah yang harus kita lakukan.
30:02Semoga deeskalasi segera terjadi, biar tidak semakin efeknya buruk untuk tidak hanya di Timur Tengah, tapi juga kita akan terkena imbasnya.
30:13Terima kasih banyak, Mas Har.
30:15Untuk Istana dan Presiden kali ini, kita ketemu lagi pekan depan.
30:19Bahas apa banyak yang seru di depan dan di belakang layar seperti biasanya.
30:23Biasanya jangan kemana-mana, tetap like, komen, share, subscribe, apapun itu.
30:29Biar Istana dan Presiden semakin banyak episode-nya.
30:32Saya Friska Kolarisa dan juga Mas Hartanel.
30:35Sampai jumpa.
30:35Pamit, dadah.
Dianjurkan
8:40
|
Selanjutnya
1:05
1:56