Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini
JAKARTA, KOMPAS.TV - Olahraga padel tengah digandrungi oleh berbagai kalangan dalam beberapa bulan terakhir.

Kerap disebut mirip dengan tenis, padel kini berkembang pesat melalui berbagai turnamen tingkat nasional dan internasional.

Simak dialog KompasTV bersama Mochtaar Saman, Wakil Ketua Perkumpulan Besar Padel Indonesia, serta Concita Caroline, public figure yang kini menjadi penggemar olahraga padel.

Baca Juga Nias Pro 2025 dan Maniamolo Fest: Kolaborasi Olahraga Kelas Dunia dan Warisan Budaya Nias di https://www.kompas.tv/regional/601539/nias-pro-2025-dan-maniamolo-fest-kolaborasi-olahraga-kelas-dunia-dan-warisan-budaya-nias

#padel #influencerpadel #turnamenpadel

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/602223/serba-serbi-fakta-olahraga-padel-gaya-hidup-sehat-atau-sekadar-fomo
Transkrip
00:00Olahraga pedal ini tengah digandrungi oleh banyak kalangan padel atau pedal ya mbak Jain?
00:05Dan saya mendapat informasi terbaru yang benar adalah padel.
00:09Oh iya padel ya, olahraga yang sering disebut serupa dengan tenis ini juga terus berkembang melalui pertandingan tiket nasional maupun internasional.
00:21Siapa dari Anda yang sedang terpedal-pedal?
00:25Tidak heran ya, karena olahraga pedal saat ini tengah populer.
00:29Meskipun sekilas hampir mirip dengan olahraga tenis, tapi pedal memiliki perbedaan yang sangat signifikan.
00:36Jenis raket yang digunakan dan jumlah pemain yang terlibat di olahraga ini menjadi pembeda dengan olahraga tenis.
00:43Wakil Ketua Perkumpulan Besar Pedal Indonesia, Mohtar Sarman menyebutkan,
00:48pedal bukan hanya olahraga sosial, dibutuhkan atlet pedal yang mumpuni agar bisa menoreh juara di tingkat internasional.
00:56Memang sekarang ini sangat sosial, ya karena hampir menyangkut semua kalangan, dari anak-anak, dari dewasa, sampai orang tua pun juga sudah main.
01:06Tapi kita juga harus menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi, yang bisa mereprestasikan Indonesia di kancah pertandingan internasional.
01:18Jadi, pedal ini sudah banyak turnamen-turnamen internasionalnya, dan semoga dalam waktu dekat sudah bisa masuk ke cabang medali di Olimpiade.
01:32Sedangkan di Indonesia sendiri, pedal ini sudah menjadi cabang olahraga ekshibisi pada pond di Sumut Aceh tahun lalu.
01:42Kimberly, salah satu penggemar pedal mengaku, mulai tertarik mencoba latihan pedal karena melihat teman-temannya.
01:51Kimberly bahkan rela merogoh kocek sampai 5 juta rupiah per bulan untuk memenuhi hobi pedalnya.
01:58Wah, padahal sekarang di Indonesia kayaknya sedang hits-hitsnya ya, jadi di mana-mana lihat orang setiap hari itu ada main-main pedalnya.
02:06Kayaknya ini bakal jadi cabang olahraga yang hits tahun ini.
02:10Pokoknya di atas 5 juta sih.
02:12Oh, 5 juta buat seminggu tuh?
02:14Enggak, buat sebulan.
02:17Untuk bermain pedal, diperlukan lapangan khusus yang dapat disewa dengan tarif mulai dari 400 ribu rupiah per jamnya.
02:25Tidak sekadar mengikuti tren, olahraga pedal juga bisa menjadi pilihan olahraga permainan yang seru bersama teman atau keluarga.
02:35Bagaimana? Apakah Anda tertarik mencoba?
02:39Putri Oktaviani, Ghaniar Febrian, Kompas TV, Jakarta.
02:45Demikian Sapa Indonesia malam akhir pekan.
02:48Saya Insana, kebar.
02:50Saya Udwe Chandra, pamit sampai jumpa di Sapa Indonesia malam akhir pekan selanjutnya.
02:53Aduh, Alhamdulillah akhirnya selesai juga.
02:57Tapi ribet-ribet juga.
02:59Banyak belibetnya.
03:00Mas, ayo.
03:01Nah, kita bisa.
03:02Mau apa?
03:03Olahraga, saya udah nyewa lapangan.
03:05Hah?
03:06Fotografer.
03:07Warung setempat udah saya sewa semuanya.
03:08Ih, setedak banget.
03:10Ini mau makan apa olahraga?
03:11Emang mau olahraga apaan kita?
03:13Yang mbak, saya mbak sederita.
03:15Nah, ini saya punya olahraganya nih.
03:16Olahraganya pakai ini.
03:18Wah, bukan ini?
03:19Padel yang booming.
03:21Kalau kamu itu kalau gini, pakaiannya nggak total bukan olahraga.
03:26Olahragu.
03:28Ada ragu-ragu?
03:29Ini olahraga apa nggak ya?
03:30Apa namanya?
03:31Padel.
03:32Nah, itu mah masakan padang kali?
03:33Bukan.
03:34Itu, itu.
03:35Itu jerus tuh sekarang yang lagi nge-trend.
03:39Kostumnya bukan gini.
03:40Padahal saya udah latihan, sah-sah.
03:43Udah latihan saya.
03:44Coba kalau nggak bisa nggak?
03:45Kalau ini bola.
03:46Coba kalau nggak bisa nggak?
03:47Coba padel kan tadi gimana?
03:48Padel tuh harus gini, dibentur-benturin kayak gitu loh.
03:52Nah, ini juga bukan padel, rakyatnya padel.
03:55Ini rakyatnya ngamuk.
03:57Belajar kalau gini, kalau nanti sudah terlanjur beli alatnya, ternyata saya kemudian bosen.
04:03Kan banyak kan?
04:04Kayak dulu sepeda, rame-rame beli sepeda, pada bosen.
04:07Takutnya kalau langsung beli yang mahal, nanti terus bosen kan nggak enak.
04:13Tapi kalau bawa itu, kalau bawa ini malah ketahuan tinggal di kebon.
04:18Kebanyakan nyamuk.
04:19Iya, bener-bener.
04:20Kan tas, tas, tas.
04:21Tunggu, tunggu, tunggu.
04:22Tapi aku penasaran-penasaran dulu sih.
04:24Tapi sebenarnya kan Mas Firza, Mas Akbar ini kan artis ya.
04:27Kan padel ini kan identiknya sama artis.
04:31Dan standarnya harus foto di depan jari.
04:34Nah, di depannya harus foto bareng.
04:37Angkor sama Mas Firza gimana?
04:39Terpadel-padel juga nggak?
04:40Sementara ini masih belum terpadel-padel.
04:42Tapi kayaknya istri sudah mulai ya.
04:46Istri saya juga, tapi padel jahidi.
04:49Padil, itu padil.
04:51Ya udah deh kalau itu, daripada ngomongnya lebih ngawur lagi, kita panggil ini yang memang jagonya padel.
04:57Oke.
04:58Ini salah nih berarti ya?
04:59Berarti kita ngeberkata, lu salah alatnya.
05:02Lu mending nanti tanya-tanya juga, kita juga tanya-tanya informasi.
05:06Sebenarnya, cara atau apakah benar nih padel ini harus beli, ini beli, ini nombornya.
05:11Mahal ya, tanya-tanya juga 5 juta katanya.
05:13Boleh?
05:14Kita tanya, ini duduk?
05:16Boleh.
05:16Oh, duduk ya?
05:17Langsung duduk-duduk.
05:18Kita sama renang.
05:19Dan kita mau ngundang?
05:20Ya, ada.
05:20Kita mau ngundang?
05:21Ada.
05:22Bersama kita ada Pak Mokhtar Saman, Wakil Ketua Perkumpulan Besar Padel Indonesia.
05:27Dan ada Koncita Caroline.
05:28Ini salah satu publik figure yang juga sekarang menjadi penggemar padel.
05:31Halo, Mbak Koncita.
05:32Ini benar lah ini, ini raket padelnya?
05:37Bukan dong.
05:38Oh, ini kayaknya tenis meja, pingpong.
05:39Oh, iya, benar-benar.
05:40Pak Mokhtar.
05:41Sehat Pak Mokhtar, silahkan Pak Mokhtar.
05:43Kalau apa?
05:44Nah.
05:44Ini Pak Katanya, mau ini tadi momen padel, tapi malah ini kostumnya begini gimana?
05:49Silahkan, ya.
05:49Tidak, ya.
05:50Oke, oke, oke.
05:51Nah, ini tanya-tanya baru, kita paham.
05:54Aduh, salah kostum ini.
05:56Nah, ini langsung ke Pak Mokhtar nih ya.
05:58Pak Mokhtar, padel ini olahraga baru apa lama sih sebenarnya, Pak?
06:01Maksudnya, kan kita mengenalnya baru sekarang nih.
06:05Sebenarnya sejarahnya itu sudah dari dulu atau sekarang-sekarang ini?
06:09Sebenarnya sejarah padel itu sudah dari tahun 70-an.
06:11Ya, diciptakan itu di Meksiko sebenarnya.
06:13Padel?
06:14Padel.
06:14Padel, bukan pedal ya.
06:16Ya, salah.
06:17Tapi ya, biar keren terjadi salah.
06:19Iya, kita dikeren pedal.
06:21Terus, terus Pak?
06:21Nah, mungkin mulai populer itu di tahun 90-an, di tahun 2000-an.
06:25Mulai populer karena banyak pemain bola itu main padel.
06:29Oh, dasarnya sudah benar.
06:31Oh, iya, sudah benar.
06:33Saya pasang buku, tapi belum kelar.
06:36Terus?
06:37Terus, Pak, lanjutkan?
06:38Memang sudah sangat populer di Eropa.
06:41Oke.
06:41Mungkin masuk di sini itu, di Indonesia itu sekitar 4-5 tahun yang lalu.
06:46Ya.
06:46Pada waktu pas pandemi, di Bali itu banyak yang turis-turis atau residen asing itu mulai,
06:55daripada bosen kita mendingan buka lapangan padel.
06:58Oke.
06:58Nah, mulai dari situlah.
07:00Ya, yang coba, ada yang main.
07:02Karena kan masih baru kan ya, ada orang kita ya.
07:04Dicoba main, akhirnya jadi, kalau dibilang terpadel-padel.
07:08Terpadel-padel.
07:09Terpadel.
07:09Terpadel.
07:10Nah, dari Bali baru akhirnya masuk ke kota-kota lainnya, khusus di Jakarta.
07:15Oke, kalau Mbak Karolis ini mengenal padel, kemudian juga akhirnya jatuh cinta sama padel, mulai kemana?
07:20Ini mungkin bisa dibilang memasuki tahun ke-2, jatuh cintanya sudah dari pegang rakyat pertama kali.
07:28Kalau pegang rakyatnya nyewa.
07:30Oh, kalau pegang rakyatnya sudah jatuh cinta?
07:32Itu kebetulan jatuh sakit.
07:33Oh, jatuh sakit.
07:34Karena rakyat nyamuk, ya kan?
07:36Kalau belum pantas.
07:37Kan begitu pegang rakyat pertama jatuh cinta.
07:39Lu pegang paket, jatuh miskin lu.
07:43Mahal-mahal, emang mahal-mahal.
07:45Gak juga, gak juga kan tadi aku bilang, pertama masih sewa.
07:49Oh, ada sewa juga?
07:51Ada.
07:52Bahkan rata sekarang tempat atau court paddle itu juga sekaligus menyediakan penyewaan raket.
07:57Bola memang harus beli sendiri, bawa sendiri.
08:00Tapi kalau raket tuh kita bisa sewa dulu.
08:02Jadi gak harus, kan mindset orang kayak aduh raketnya mahal banget, mesti beli raket apa segala macam.
08:07Gak juga.
08:07Tapi memang 90% yang sudah pegang raket, nah, udah gak salah pas itu.
08:12Harusnya raket, raket sih kepenan.
08:16Tapi sekarang ngumpetin raket, biar gak ketahuan istri, dimana ya?
08:20Itu mah kepenan.
08:22Ini jangan khawatir, nanti istri punya raket sendiri.
08:24Nah, yang paling benar istri diajak juga.
08:27Kan sekarang semua kalangan usia, gender bisa.
08:29Makanya diajak, tadi katanya gak mau ngajak, katanya sama istrinya, mendingan sama maafir saja.
08:34Bahaya, bahaya tadi kalau sudah terpadel-padel gitu ya.
08:37Iya, kalau sudah terpadel-padel.
08:39Nah, Pak Mohtar, kan banyak yang bilang dasarnya ini mirip-mirip tenis.
08:43Ini sebenarnya apa yang membedakan dengan tenis?
08:45Padahal ini sangat berbeda dengan tenis atau olahraga raket lainnya.
08:50Kayak bulu tangkis.
08:51Bulu tangkis, ada squash, walaupun sama-sama dengan tembok atau dengan kajak, tapi sangat berbeda.
08:58Teknik pemainnya berbeda, bolanya berbeda, raketnya berbeda.
09:01Mungkin yang mirip-mirip itu cara hitungnya misalnya, 15, 30, 40, dan sebagainya.
09:08Tapi di luar itu sangat berbeda.
09:11Apalagi padel ini harus double.
09:14Oh, double?
09:14Harus berdua.
09:15Padel itu harus berpasangan?
09:16Betul, harus berpasangan.
09:18Tidak ada.
09:18Oh, gak ada kategori single gak ada ya?
09:20Tidak ada.
09:21Maka dari itu padel ini, padel ini bukan olahraga solo.
09:25Oh, solo aja di Jawa Tengah ya?
09:28Iya.
09:28Nah, biasanya kalau sendiri itu kan pakai headphone gitu, kalau padel ini harus sosial.
09:34Oh, sosial.
09:35Harus berkomunikasi, harus.
09:37Jadi kalau gini Mas, kalau ini kan Mas Birsa sama Mas Akbar, berarti bisa cocok dong.
09:42Tapi kalau dua-duanya belum bisa gimana? Langsung aja main gitu.
09:45Kami satu-satu megang dua raket.
09:47Oh, iyalah.
09:48Kesulitan, ya oke silahkan.
09:51Kalau dibilang dua-duanya belum bisa, jangan khawatir.
09:54Padel ini entry barrier-nya sangat-sangat mudah.
09:56Ya, jadi pakai ada raket, ada bola, udah bisa membalikin bola.
10:00Oh, yang penting main aja.
10:02Betul, beda dengan olahraga lainnya, mungkin agak sulit ya.
10:04Saya ambil contoh misalnya golf misalnya.
10:06Nah, itu sulit itu.
10:08Harus latihan, harus ini.
10:09Kalau padel itu...
10:10Sulit daftarnya di awal aja kalau gol.
10:13Tapi Mbak Kojita kan ada yang bilang, banyak bilang kalau bermain padel itu,
10:18Oh, outfit-nya harus kayaknya mahal.
10:21Terus, apa yang bilangnya raketnya ya?
10:22Rakyat.
10:22Rakyatnya juga mahal.
10:24Ini emang semahal itu yang dibayangkan?
10:25Atau sebenarnya balik lagi ya.
10:28Karena kan mahal murah itu relatif.
10:30Dan preferensi masing-masing orang.
10:31Ada yang ngerasa mood mainnya tuh lebih keangkat di saat outfit-nya di atas ke bawah kece.
10:36Sesuai.
10:37Jadi tadi kalau katanya Mas Akbar, untuk foto di depan net tuh kelihatannya bagus.
10:41Ya, semuanya.
10:42Tapi sebenarnya gak harus seperti itu juga.
10:44Bahkan kalau dibilang tenis itu kan biasanya memang ada baju yang sendiri.
10:48Ada trok tenis gitu.
10:50Kalau padel itu sebenarnya gak ada kewajiban ya Pak ya.
10:52Kita bisa pakai cana pendek, bisa pakai rok, apapun yang nyaman.
10:56Tapi memang satu kalau aku boleh saran, investasi pertama adalah sepatunya dulu.
10:59Betul.
11:00Ada sepatu khusus padel.
11:01Ini pahamnya harus susu.
11:03Boleh gak?
11:03Ini pulang.
11:04Udah pulang.
11:06Oh lumayan.
11:06Kalau pakai sepatu ini sayang lapangannya.
11:13Ada sepatu khusus Pak untuk padel?
11:16Ada sepatu khusus.
11:17Saya ceritain coba.
11:18Iya bisa.
11:18Kenapa aku bilang investasi pertamanya itu adalah sepatu?
11:21Karena kan kita tahu sama-sama bahwa teksturnya lapangan padel itu berbeda dengan tenis.
11:26Ada pasirnya juga.
11:27Jadi kalau kita gak memilih sepatu yang tepat, bahayanya nih takutnya selain dari kita bisa cedera.
11:33Itu ya sepatu yang kita punya juga cepat abis soalnya.
11:35Karena kan pergerakannya dinamis ya.
11:38Jadi memang investasi pertama, kalau dibilang apa kira-kira yang sekiranya bakal keluar uang duluan nih justru mungkin di sepatu.
11:44Tapi gak apa-apa, sepatu itu bisa awet lumayan lama.
11:46Nah tapi berarti kalau kayak Mas Firza ini off-fitnya udah oke kan?
11:50Katanya tadi boleh pakai celana pendek?
11:51Boleh.
11:52Boleh.
11:53Boleh tinggal sepatu.
11:56Ini kos kaki sepanjang ini tapi ya asal pede dilihatin sih gak apa-apa sih.
12:00Lo kira-kira mau nanya apa berkaitan dengan padel ini tadi?
12:03Apa gak sanggup nanya?
12:05Enggak saya mau nanya nih.
12:07Biasanya olahraga itu kayak football.
12:10Iya.
12:11Di Indonesia jadi sepak bola.
12:12Padel tuh bahasa Indonesianya apa?
12:15Resah banget ya.
12:16Padel itu memang bahasa dari sonornya udah padel.
12:19Gak bisa diindonesiakan.
12:21Gak bisa ya?
12:21Udah padel itu udah.
12:23Kira-kira ada indonesianya apa gitu gak ada?
12:25Ada gak Pak?
12:27Sebenarnya belum ada.
12:28Ya sebenarnya tenis lah.
12:29Tapi bukan hanya padel itu sebenarnya itu nama olahraganya.
12:33Tapi banyak dalamnya istilah-istilah juga.
12:35Ya ada fibora, ada cikita, ada apa lagi, ada bandeha gitu loh.
12:41Nah nanti kita ciptakan bahasa Indonesianya deh.
12:43Yang khusus padel.
12:44Nah ke depannya ini padel ini kan sekarang sudah ada organisasinya.
12:52Federasi.
12:53Federasi, istilahnya federasi.
12:55Betul.
12:55Nah target terdekat ini kan sudah masuk ke misalnya serius nih padel menjadi cabang olahraga.
13:01Target ke depan terdekat mau masuk langsung dipertandingkan di Seagampon atau Olimpade.
13:08Itu kira-kira kapan gitu Pak?
13:10Oke jadi dari saya melakukan federasi.
13:12Jadi dari tahun lalu cabang olahraga padel ini sudah dipertandingkan di PON sebagai cabang ekshibisi.
13:20PON di Aceh kemarin?
13:21PON Aceh Sumut.
13:22Ya kebetulan pas pertandingan itu di Medan.
13:26Oke di Medan.
13:27Nah tahun ini sendiri kita sudah melakukan sirkuit nasional.
13:31Ya.
13:31Yang diikuti oleh ya semua provinsi.
13:34Keputisi ya.
13:35Jadi bulan Mei.
13:37Ya.
13:38Kemudian bulan Juni ini kita sudah melakukan dua pertandingan internasional.
13:43Dari federasi internasional langsung yang menuju kita.
13:46Dari FIP.
13:47Oke.
13:47Itu satu di Jakarta, satu di Bali.
13:49Ya.
13:50Bulan depan kita melakukan sir nas kedua di Bandung.
13:53Dan untuk program sampai akhir tahun.
13:56Ya.
13:56Tadi Mas tertanya bagaimana dengan SEA Games?
14:00Ya.
14:01Karena cabang ini cabang masih baru.
14:02Kami juga dari federasi internasional sedang melobby SEA Games supaya ada cabang di Pertandingan.
14:07Oke.
14:08Nah kalau gitu pertanyaannya kalau buat Mbak Conchita kan biasanya ini ngam si gitu ya.
14:14Ya.
14:14Jangan-jangan mau ini nih.
14:17Jadi apa?
14:18Atlet.
14:19Ya atlet.
14:20Ada nggak mau pengen kayak gitu nih?
14:21Kalau Mbak Conchita melihat padel ini menjadi olahraga lifestyle atau olahraga sosial.
14:28Apakah ini bisa misalnya kayak golf nih.
14:31Ini olahraga kan jadi ya ajang networking.
14:35Ya.
14:35Nah apakah dengan circle dari padel sendiri yang kita tahu ya.
14:41Itu selebritis, pengusaha.
14:43Nah apakah bisa ke depannya ini juga menjadi cabang olahraga yang ya untuk networking lah.
14:48Lobby-loby seperti itu.
14:49Ya ya ya.
14:50Kalau tadi Kak Audrey bilang niat untuk jadi atlet, profesional sih kayaknya dari usia sekarang udah agak terlambat ya.
14:56Mungkin bisa tapi jadi ketinggalan jauh banget lagi.
14:59Cuma no worries karena sekarang yang main untuk rekreasi pun turnamennya tuh udah banyak banget.
15:04Dari komunitas-komunitas.
15:05Jadi kita tetap bisa ngerasain euforia pertandingan ala turnamen.
15:09Oke.
15:10Kalau untuk networking itu bisa banget.
15:12Karena percaya nggak percaya.
15:14Job aku ya dari perpadelan ini, besok aku nge-MC nih.
15:18Turnamen padel juga.
15:19Karena memang dari segi bisnis, kacamata bisnis, aku ngeliat padel pun menjadi satu lahan yang cukup rame.
15:25Cukup basah nih beberapa tahun terakhir.
15:27Karena itu tadi semua orang nyemplung.
15:29Bener-bener berbagai background.
15:31Dan akhirnya banyak dari mereka yang kemudian punya budget lebih.
15:34Karena jatuh cinta sama olahraganya.
15:36Mereka pun menciptakan entah event.
15:37Atau kemudian lapangan padel dan lain-lain yang yaudah bikin menambah lapangan kerja baru lagi.
15:44Iya benar juga.
15:45Nah ini bisa dicontoh.
15:47Ikut padel belajar.
15:49Siapa tau kan jadi ikut.
15:50Butuh kan kalau turnamen kan butuh orang bersihin, butuh orang.
15:55Kenapa kejadian?
15:57Butuh kru, ya kan butuh kru, butuh L.O.
16:01Lu bisa.
16:02Kayaknya itu terlalu bagus aja gojeknya aja.
16:06Dengan ternyata saja.
16:07Tapi siapa tau ada job stand abis-sono.
16:10Bisa, abis-sono.
16:11Ada tau?
16:12Ada turnamen stand-up juga.
16:13Yang kemudian kalau gak salah para komikanya tuh main padel.
16:17Gitu.
16:18Oh kemarin tuh yang ini, Marcel.
16:19Marcel, Marcel Cup.
16:21Bener.
16:24Jadi yang disampaikan oleh Conchita, ini bener bahwa saya padel ini adalah olahraga sosial juga ya.
16:30Sponsor banyak lho.
16:32Sponsor banyak lho yang mau sponsor ini.
16:35Pak, ini kan kita sementara masih melihat, ini di ibu kota ya.
16:41Perkembangan di luar Jakarta sendiri dari informasi yang Bapak terima.
16:45Wah.
16:46Udah kelopet ini.
16:47Maaf ya, malu.
16:48Oh iya, salah kelopet.
16:50Bagaimana momen padel.
16:50Cobot.
16:51Lu jangan malu-maluin dong.
16:54Masa kayak gitu.
16:56Pak, kasih numputin nanti.
16:58Pak, jangan diajak padel.
17:00Iya, Pak.
17:00Iya, Pak.
17:00Iya, Pak.
17:03Gimana sih?
17:04Ente gimana mau ikut padel, investasi sepatu aja lu bisa.
17:08Iya, iya, iya, iya, iya.
17:10Itu pas ini masuk semua nanti, kan.
17:12Oke.
17:14Lu ikut Tarkam dulu deh.
17:16Iya, iya.
17:17Oke.
17:18Oke, aja.
17:19Nah, perkembangan di luar Jakarta.
17:20Kalau saya lihat sih, ya mungkin dari postingan-postingan masih di Jakarta aja.
17:24Nah, perkembangan yang di luar Jakarta, Pak?
17:26Sangat pesat juga ya.
17:28Iya.
17:28Kita sendiri dari federasi sendiri sudah ada 11 pengprof.
17:33Oh.
17:35Terus siap hampir setiap minggu ada yang request.
17:39Pembentukan pengprof, pembentukan pengprof gitu.
17:40Jadi memang kita, syaratnya harus punya lapangan dulu.
17:46Ah, oke.
17:46Supaya pengprof itu bisa membina atlet-atlet usia muda juga di sana.
17:50Bukan hanya untuk rekreasi saja atau sosial, tapi harus berprestasi.
17:55Oke.
17:55Jadi, ya bukan hanya di Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, di Medan sudah ada.
18:02Nanti sebentar lagi ya, di Aceh sudah ada di bentuk pengprof ya.
18:05Mungkin nanti kita yang bangun lapangan dari sana.
18:06Tapi berarti itu rumputnya juga rumput spesial gitu ya.
18:09Maksudnya gak bisa yang misalnya.
18:11Betul.
18:11Bawahnya rumput.
18:12Ya, rumput sintetis.
18:14Perbedaannya hanya kalau either pakai kaca atau pakai tembok.
18:20Kalau pakai kaca itu lebih komersial kan bisa dilihat.
18:23Oh, iya, iya.
18:23Untuk live show atau live streaming bisa.
18:26Kalau tembok itu aslinya tembok sebenarnya.
18:28Tembok beton.
18:29Asbest gak boleh gitu.
18:31Asbest.
18:33Pak, mohon maaf nih Pak ya.
18:35Pak, mohon maaf.
18:37Aslinya tembok.
18:39Bukan kaca.
18:40Lu kebayangin dikelilingin tembok, main.
18:42Kan harus onsenya makanya harus nonton.
18:44Di tembok-tembok gini.
18:48Ya kan Pak?
18:48Di tembok-tembok gini dong jadinya.
18:51Dilihatin.
18:52Jatuhnya kan kayak nonton di napi.
18:55Jatuhnya kayak pager komplek.
18:58Ya kan.
18:58Ada pager komplek gini.
19:01Kasusnya tembok.
19:02Aslinya di ciptakan di tembok.
19:03Tapi lama-lama dengan inovasi.
19:05Kan kembali lagi.
19:06Olahraga ini kan harus ada sport science-nya.
19:10Ya.
19:11Jadi dibuat lebih saintifik.
19:13Rakyat juga dari dulu.
19:15Beda rakyat dulu dan rakyat sekarang.
19:16Jadi ada penajuan.
19:18Tapi yang agak repot nih gini ya.
19:20Kalau padel nih Pak.
19:22Bulu tangkis.
19:23Kita belum punya lapangan.
19:24Bisa main di jalan.
19:26Bola bisa main di jalan catur.
19:28Bisa main di jalan basket.
19:29Bisa jadinya.
19:30Kalau padel harus di lapangannya ya Pak?
19:32Sebenarnya gini.
19:33Banyak atlet-atlet itu.
19:35Kalau latihan.
19:36Mereka latihan di garasi biasanya.
19:38Mereka latihan di garasi.
19:40Makanya kita juga gitu.
19:41Karena gini.
19:42Ini untuk refleks sebenarnya.
19:43Jadi melatih refleks.
19:45Padel ini.
19:46Oh yang penting ini ya.
19:47Karena tangan.
19:48Jadi gini.
19:48Padel ini.
19:50Bukan hanya harus menggerakkan fisik.
19:52Badan, kaki.
19:53Kan semua bergerak gitu.
19:55Tapi kita juga harus melatih otak kita juga.
19:58Ini mau dibalikin langsung.
20:01Mau dipukul ke kaca lagi.
20:04Jadi.
20:06Yang berlatih refleks.
20:07Iya, iya, iya, iya.
20:08Oke Pak bisa peraturan singkat aja deh Pak.
20:12Peraturan permainan padel yang benar-benar pertandingan gitu.
20:17Yang resmi.
20:18Aturannya lapangan ukuran berapa gitu.
20:20Ukuran lapangan biasanya standar.
20:2310 x 20.
20:24Oke.
20:25Kalau level.
20:28Istilahnya level pemain itu.
20:30Level pertandingan ada dari bronze.
20:32Iya.
20:33Silver, gold.
20:34Oh sama kayak.
20:35Oke.
20:35Jadi ada istilahnya ada rankingnya.
20:41Nah kita sendiri dari PB juga sudah mengatur ranking-ranking tersebut.
20:44Jadi misalnya ranking di silver tidak bisa main di level bronze.
20:48Oke.
20:49Pak Kocita.
20:49Tapi kalau misalnya kan ini permainan fisik juga nih ya.
20:53Ada gak sih misalnya harus makan apa dulu biar kuat fisiknya?
20:56Atau sebenarnya sama aja kayak olahraga-olahraga lainnya?
20:58Kalau menurut aku sih sama aja ya.
21:00Malah aku tidak menghancurkan sebelum main itu makan.
21:02Kalau mau dijadain.
21:03Karena kan sebenarnya seperti yang tadi aku bilang ya.
21:05Padahal ini kan lapangan lebih kecil daripada tenis.
21:07Meskipun terlihat mudah.
21:08Karena ada partnernya.
21:09Pergerakannya tuh lebih dinamis.
21:10Bahkan kalau menurut aku satu poinnya bisa lebih lama.
21:14Karena pantulan bola ke kaca itu masih bisa dimainkan lagi untuk jam poin.
21:17Jadi biasanya kalau kita terlalu mepet antara makan ke main itu bisa jadi mual.
21:23Tapi kalau makanan sih sebenarnya sama aja ya.
21:25Semua yang jelas harus tetap terhidrasi.
21:27Karena memang pergerakannya banyak.
21:29Game-nya lebih panjang.
21:31Dan kita keringetan.
21:32Kalau Kocita rutin sekarang?
21:34Lumayan.
21:34Biasa aku mau main lagi.
21:35Seminggu 4 kali, 5 kali.
21:40Ya 6 kali sekalian lah.
21:43Sari doang 6 minggurnya.
21:44Kalau Pak, kan saya lihat tuh kalau di TV.
21:46Kalau di tayang, matinya kalau gimana sih Pak?
21:50Udah langsung aja gitu.
21:51Matinya kalau.
21:53Mungkin permainan ini mirip dengan tenis.
21:55Pantulan harus sekali ke lantai.
21:58Selama belum pantul ke lantai lagi, bolanya masih hidup.
22:02Jadi mau dibalikan langsung.
22:04Mau dipantulkan ke kaca, itu terserah.
22:07Dia akan dianggap poin mati kalau?
22:10Sudah mantulnya 2 kali.
22:12Atau mungkin mantul, kemudian kena fence itu ya Pak.
22:15Si pagar besinya.
22:17Jadi ada beberapa pantulan yang kalau udah ke lantai lantai.
22:20Lantai situ.
22:21Oke.
22:22Gampang lah peraturan yang penting main dulu.
22:23Ya udah.
22:24Kita tutup dulu.
22:25Lu gak main dulu sekarang.
22:27Ya, nanti dulu.
22:28Bener ya, aku sewein korps ya.
22:30Udah, sampai malam ya Pak.
22:32Nanti ya, janji-janji.
22:33Ya udah, terima kasih Pak Mokhtar.
22:34Terima kasih.
22:35Terima kasih.
22:36Terima kasih.
22:36Terima kasih.
22:36Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:37Terima kasih.
22:38Terima kasih.
22:38Terima kasih.
22:38Terima kasih.
22:39Terima kasih.
22:39Terima kasih.
22:39Terima kasih.
22:39Terima kasih.
22:39Terima kasih.

Dianjurkan