Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPASTV - Penasihat Ahli Kapolri Irjen (purn) Aryanto Sutadi buka suara usai Kompolnas ke TKP Indekos almarhum Arya Daru Diplomat Kemlu.

"Ya kalau ini temuan Kompolnas jadi sangat titik menambah terang ya. Semoga bukan cuma titik terang. Sampai sekarang menurut saya titik terangnya belum ada," kata Penasihat Ahli Kapolri Irjen (purn) Aryanto Sutadi dari wawancara Sapa Indonesia Malam KompasTV, Selasa (22/7/2025).

Menurutnya untuk mengungkap kasus ini ada dua pertanyaan yang perlu dijawab oleh polisi.

"Yaitu nomor satu, mengapa korban itu meninggal? Dan kemudian yang kedua adalah bagaimana meninggalnya itu?," lanjutnya.

Lebih lanjut ia menyatakan ada cara untuk mengungkap bukti kuat kematian diplomat Kemlu.

"Kalau menurut saya ini satu-satunya bukti yang terkuat untuk menentukan kenapa korban ini meninggal. Ya dari patologi dan kedokteran forensik itu yang menentukan. Karena kalau dia sudah jelas kematiannya begini, maka bisa disimpulkan apakah kematiannya itu karena dengan sendirinya atau ada karena efek daripada serangan orang lain," jelasnya.

Video Editor: Frashiva Rizaldi

#aryanto #kompolnas #diplomatkemlu

Baca Juga Kuasa Hukum Minta Jokowi Diperiksa Polisi di Solo Terkait Kasus Ijazah Palsu | SAPA MALAM di https://www.kompas.tv/regional/606778/kuasa-hukum-minta-jokowi-diperiksa-polisi-di-solo-terkait-kasus-ijazah-palsu-sapa-malam



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/606789/penasihat-ahli-kapolri-ungkap-bukti-kuat-untuk-tahu-penyebab-kematian-diplomat-kemlu
Transkrip
00:00Kalau menurut saya ini satu-satunya bukti yang terkuat untuk menentukan kenapa korban ini meninggal,
00:06ya dari patologi dan kedokteran forensik itu yang menentukan itu.
00:11Kita lihat hari ini ada temuan yang bisa jadi titik terang.
00:15Dari mulai bukti CCTV yang lengkap sudah dilihat juga oleh Kompolnas bersama penyelidik atau penyidik,
00:22lalu juga termasuk ada kunci slot, tadi dikatakan Kompolnas juga jadi temuan baru yang cukup signifikan.
00:28Sebenarnya kalau dari sisi Anda, apakah ini jadi titik terang?
00:34Apakah kasus ini kemungkinan besar akan bisa terungkap dalam waktu cepat setelah dua pekan publik menunggu?
00:40Ya, kalau ini temuan Kompolnas bersama sangat titik menambah terang ya, semoga bukan cuma titik terang.
00:47Sampai sekarang menurut saya titik terangnya belum ada.
00:50Karena kalau kita mau mengungkap, mengungkap kasus ini itu sebenarnya dua pertanyaan yang harus perlu dijawab oleh polisi.
00:57Ya, itu nomor satu itu mengapa korban itu meninggal?
01:02Dan kemudian yang kedua adalah bagaimana meninggalnya itu.
01:06Apakah dia meninggalnya sebelumnya mengalami kekerasan atau karena kecelakaan atau karena sakit dan sebagainya.
01:14Nah, mengapanya ini yang harus dibuktikan nunggu daripada hasil otopsi.
01:21Itu Kapolda mengatakan Scientific Crime Investigation.
01:25Scientific Crime itu adalah alat.
01:27Alat untuk memulihkan.
01:29Dalam hal ini alatnya adalah satu psikologi forensik dan patologi forensik.
01:35Dan kalau yang tindakan-tindakan itu adalah otopsi ataupun fism.
01:42Atau kalau perlu nanti ekshumasi.
01:44Nah, sementara ini, sampai sekarang kemarin kan ditunggu katanya satu minggu gitu ya.
01:49Tapi ternyata dua minggu.
01:51Karena apa?
01:52Ternyata forensik itu meriksanya paling cepat dua minggu.
01:56Karena apa?
01:57Kalau meriksa toksikologi itu, tidak hanya ketemu kemudian dilihat di mikroskop selesai urusannya.
02:03Kadang-kadang butuh reaksi.
02:05Reaktor apa gitu.
02:06Ini zat apa.
02:07Kemudian direaksikan dengan ini.
02:08Oh, ini berarti ini.
02:09Jadi membutuhkan reaksi ya.
02:12Sehingga makan waktu.
02:14Itulah kira-kira yang membuat prediksi yang tadinya diperikirakan cuma seminggu.
02:18Selesai.
02:19Kemudian ternyata sampai dua minggu juga belum selesai.
02:22Saya yakin dulu waktu kapoda itu ya menerima pengangkat kasus itu dari polsek diangkat kapoda.
02:28Dulu pasti asumsinya bahwa ini kasus ini sederhana.
02:31Sehingga dengan bukti-bukti yang ada, itu sudah bisa disimpulkan.
02:35Tapi ketika kemudian diteliti lebih lanjut, kemudian kan jadi aneh ini karena si korban ini terlilit dengan itu lester sampai full.
02:45Takban ya.
02:46Sehingga bingung ini.
02:47Ini meninggalnya karena sampai sekarang pun kan belum tahu itu.
02:50Apakah meninggalnya dia itu ketutup hidungnya sehingga nggak ada e-udungnya di otak atau di perut atau di paru-parunya.
02:58Sampai sekarang kan belum bisa.
03:00Nah itulah makanya sehingga waktu ini jadi lebih lama gitu.
03:03Berlama.
03:04Kemudian temuan dari kompulasi itu tadi, itu hanya menambah titik terang bahwa kejadian sebelum itu memperkuat daripada CCTV yang katanya sudah lengkap tadi.
03:14Kan membuktikan seakan-akan tidak ada orang dari luar lagi.
03:18Kemudian hanya ada orang dari dalam.
03:21Karena dikunci dari dalam.
03:22Tetapi di situ tidak ada kerusakan.
03:25Berarti di situ kan tidak ada keterasan.
03:27Kesimpulannya kurang lebih kayak gitu.
03:28Jadi lebih mengerucut.
03:30Jadi mungkin kemungkinan adalah korban ini tidak ada orang lain yang ada di situ.
03:34Kurang lebih gitu mengerucutnya.
03:36Tapi ini hanya baru kira-kira kan.
03:38Karena CCTV di dalam itu tidak ada.
03:40Dan saksi pun tidak ada yang mengatakan.
03:42Dan juga jejak-jejak digital, jejak-jejak saintifik yang harusnya diperiksa di sini adalah Inavis.
03:48Itu sitik-sitik jari.
03:50Pasti itu sudah rusak.
03:51Karena kan sudah berapa hari di situ.
03:53Di situ sudah boleh-boleh orang datang.
03:55Seperti tadi komponas masuk itu juga.
03:58Kalau apa, mestinya itu harusnya disterilkan itu tempat-tempat itu.
04:02Tidak ada terlalu banyak orang keluar masuk.
04:04Tidak semua orang yang tidak ada perlunya.
04:06Tidak boleh masuk.
04:07Di situ kan harusnya diperiksa betul teliti ya.
04:09Siti jari itu bukan hanya di teliti yang dilakban saja.
04:13Kemarin ketemunya kan dilakban.
04:14Wah hanya Siti jari dia sendiri.
04:16Belum diumumkan.
04:18Di meja, di tempat tidur, di pintu, di kembok itu.
04:22Pastinya kan banyak sekali jari-jari yang harus dikembangkan gitu.
04:26Dan pembangkan Inavis itu tidak butuh waktu yang singkat.
04:29Karena kita tidak membuktikan hanya kesocokan antara Siti jari itu dengan pemiliknya.
04:35Yang di situ kan cuma tinggal Siti jari-siti jari.
04:38Bekas-bekas orang yang mekan di situ.
04:40Belum tentu siapa tersangkanya.
04:41Itulah makanya itu.
04:43Jadi menurut tema saya ini ya.
04:44Jadi lama itu karena pertama kali diprediksi bahwa kasus itu simpel.
04:48Ternyata tidak simpel waktu buktinya ya.
04:52Kalau dilihat dari bukti-buktinya.
04:54Ini kasusnya simpel karena apa?
04:55Buktinya sudah lengkap ada di situ semua.
04:57Tapi begitu untuk menyimpulkan mengapa orang ini meninggal.
05:01Nah itu yang jari lumit.
05:02Karena itu butuh bantuan scientific crime investigation.
05:06Yang membutuhkan waktu lama gitu.
05:09Pak Arianto, dalam kasus seperti ini misalnya.
05:12Ada barang bukti yang ada di TKP rusak.
05:16Apakah yang jadi golden evidence atau bukti emasnya yang ditunggu-tunggu.
05:22Untuk mengungkapi puzzle yang masih keruh ini adalah otopsi.
05:27Hasil otopsi nanti.
05:28Yang artinya kondisi patologi itu jadi satu-satunya yang bisa dipegang sebagai bukti kuat.
05:35Kalau menurut saya ini satu-satunya bukti yang terkuat untuk menentukan.
05:39Kenapa korban ini meninggal.
05:41Ya dari patologi dan kedokteran forensik itu yang menentukan itu.
05:46Karena kalau dia sudah jelas kematiannya begini.
05:49Maka bisa disimpulkan.
05:51Apakah kematiannya itu karena dengan sendirinya.
05:53Atau ada karena efek daripada serangan orang lain.
05:56Hadis itu yang disebutkan pasti dia.
05:59Tapi kalau meninggalnya itu hanya karena forensik.
06:02Analisis di dalam perut.
06:03Kan nggak mungkin dibunuh orang lain.
06:04Kecuali dia diracun, dibaksa minum racun.
06:07Kurang lebih begitu.
06:08Jadi kuncinya ini adalah hasil otopsi itu tadi.
06:12Tapi di sini bukan otopsi yang cuma yang dalam tarap standar.
06:17Misalnya cuma menemukan ada U2 di paru-paru atau tidak.
06:21Tapi kayaknya pakai toksikologis forensik ini.
06:24Yang kira-kira harus membuktikan apa itu reaksi-reaksi itu tadi yang membutuhkan waktu lama.
06:30Kira-kira itu pergiraan saya.
06:31Sehingga kasus ini jadi lama.
06:33Dan artinya kalau pun biasanya dari waktu dilakukannya sampel terhadap jenazah.
06:41Atau dilakukannya otopsi terhadap jenazah.
06:43Biasanya 6 hari kemudian bisa dilihat hasil forensiknya.
06:47Untuk kasus ini bisa lebih dari itu.
06:48Bisa jadi lebih dari pekan ini juga Pak Arianto.
06:51Saya kira tidak terlalu ya.
06:54Jadi gini.
06:55Kalau dulu ya kita kirain kan forensik itu kan otopsi itu ya.
06:59Karena meriksa oksigen di dalam paru-paru itu.
07:02Seketika itu kan bisa tahu disimpulkan.
07:04Tapi kalau otopsi logis forensik itu.
07:07Kita butuh reaksi tadi.
07:09Dari dokter yang reaksi itu mengatakan bahwa paling cepat 2 minggu.
07:12Itu artinya 2 minggu itu adalah menunggu hasil reaksi itu.
07:16Saya kira gitu ya.
07:17Jadi lamanya karena perkiraannya memang paling cepat 2 minggu.
07:22Seperti kayak DNA itu lah.
07:23Meriksa DNA itu gak bisa 1 hari 2 hari selesai.
07:26Dulu pertama kali 2 minggu.
07:28Tapi belakangnya ini bakal lebih cepat.
07:30Jadi lamanya ini karena itu tadi.
07:32Kayaknya scientific investigation yang kita harapkan itu adalah dari otopsi.
07:36Dan itu membutuhkan waktu yang lama.
07:38Memang sampai sekarang belum ditemukan teknologi yang beli-beli untuk mempercepat gitu.
07:43Pak Rianto bisa dijelaskan secara sederhana.
07:47Karena kita kan sering mendengar scientific crime investigation.
07:50Apa yang membedakan ini secara singkat saja.
07:52Apa yang membedakan dengan proses biasanya dalam proses penyelidikan maupun penyelidikan satu kasus.
07:57Gini.
07:58Crime scientific investigation itu adalah alat.
08:00Alat pembuktian secara teknologi ilmiah.
08:04Itu artinya itu ya.
08:06Nah wujudnya itu bisa seperti inavis itu ya.
08:11Identifikasi fingerprint itu.
08:13Itu kan pakai teknologi itu ya.
08:15Itu yang makanya scientific crime investigation untuk membutuhkan jejak-jejak sipit jari.
08:20Sama juga dengan toksilokologi forensik itu.
08:23Untuk membuktikan sebab-sebab pematian yang dilihat dari dalam enzim-enzim yang di dalam perut itu.
08:30Dengan membandingkan reaksi dan sebagainya.
08:32Kalau patologi itu setahu saya.
08:34Sorry kalau saya salah ini.
08:36Itu melihat luka-luka di dalam tubuh itu yang secara fisik itu.
08:40Sehingga kedokteran forensik akan bisa menentukan oh ini sebabnya karena ini.
08:45Jadi apalagi banyak scientific crime.
08:47CCTV itu juga scientific crime investigation suka.
08:51Tapi itu hanya untuk melihat jejak-jejak digital ya.
08:54Yang terjadi sebelum terjadi, saat terjadi, dan sesudah terjadi itu.
08:58Itu scientific itu artinya itu.
09:00Jadi pendukti secara ilmiah.
09:02Ya, dan ini harus dilakukan secara cermat, hati-hati.
09:05Yang penting juga nanti hasilnya terbuka ke publik.
09:08Jadi biar bisa terang kasus yang jadi sorotan publik.
09:10Apalagi dua pekan terakhir ini.
09:12Terima kasih Pak Arianto, Yerijian Purnawirawan Arianto.
09:15Setadi penasihat ahli kabur.
09:16Selamat malam.
09:17Selamat malam.
09:24Saya Harjuno Pramodito.
09:27Saksikan program-program Kompas TV melalui siaran digital, pay TV, dan media streaming lainnya.
09:33Kompas TV, independen, terpercaya.
09:34Terima kasih.
09:36Terima kasih.

Dianjurkan