Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
Transkrip
00:00Mana ini makin malu dan menyesal, dia berdekat untuk menjadi murid Buddha.
00:07Matahari baru saja naik.
00:27Cahayanya hangat, menyentuh genteng-genteng rumah dan permukaan air yang tenang.
00:32Angin laut berhembus pelan, membawa aroma asin khas pesisir.
00:39Di pelataran rumah, air masih tenang menggenang.
00:43Belum terlalu tinggi, mungkin satu jam lagi, rap akan datang.
01:02Di desaku, perlahan tapi pasti, air laut naik merambat masuk ke gangga kecil, menyentuh undakan teras, dan tanpa permisi masuk begitu saja ke dalam rumah.
01:18Makanya, batu di bawah barang-barang seperti ini sudah jadi hal yang wajar di desa Seriwulan.
01:26Kemarin sore, jalan ini bisa kulalui dengan kakek kecilku.
01:39Meski basah, tapi masih bisa kupijak dengan yakin.
01:44Tapi pagi ini, semuanya berubah begitu cepat.
01:49Jalanannya tenggelam, berubah menjadi lautan tenang yang menyimpan diamnya bahaya.
01:54Kemarin aku berani berjalan sendiri, tapi kalau seperti ini, aku takut.
02:01Takut terpeleset, takut hanyut, takut tak sampai.
02:06Ini yang harus aku lalui, setiap hari demi sampai di sekolah.
02:12Aku percaya, walau air terus naik, tapi semangatku tak akan surut.
02:24Selamat pagi, anak-anakku yang lipat.
02:52Makin, makin, makin, makin luar biasa.
02:59NKRT berkembali.
03:03NKRT berprestasi dan mandiri.
03:09Oke, terima kasih sekali buat anak-anakku yang hebat.
03:15Untuk pagi ini, kita pembelajaran adalah mengenai gerhana bulan dan gerhana matahari.
03:23Pak Bambang menjelaskan, gerhana bulan itu terjadi saat bumi berada di tengah-tengah antara matahari dan bulan.
03:38Nah, karena bumi menutupi cahaya dari matahari, bulan pun jadi tertutup bayangan.
03:43Makanya, saat gerhana bulan terjadi, bulan bisa tampak gelap atau kadang berwarna merah, tembaga.
03:54Tapi, tahukah kamu, gerhana bulan bukan cuma indah untuk dilihat.
03:59Ternyata, ada dampaknya juga loh, terutama buat kami yang tinggal di desa pesisir.
04:07Saat gerhana bulan terjadi, biasanya air laut bisa pasang lebih tinggi dari biasanya.
04:13Orang-orang menyebutnya air hrop.
04:17Jalan-jalan yang biasa kami lewati bisa berubah jadi laut kecil.
04:21Perahu jadi lebih sering digunakan untuk kami bisa pergi ke sekolah.
04:28Ini dampak yang kita rasakan saat kita mau berangkat ke sekolah.
04:32Di mana-mana tergenang oleh air.
04:35Ini betul-betul berdampak pada aktivitas belajar untuk anak-anak.
04:42Ya kan?
04:43Tapi, sembuh yang kita jangan mau kalah dengan gak ada apa.
04:48Apapun yang terjadi, kita harus semangat untuk belajar.
04:53Prestasi adalah nomor satu.
04:59Meskipun banyak keterbatasan, Pak Bambang dan guru-guru di sini tak pernah putus asa mengajar kami.
05:06Makanya, semangat itu juga menular ke kami.
05:09Dan kami benar-benar tidak mau kalah dengan keadaan.
05:13Air boleh naik, jalan boleh tenggelam.
05:16Tapi, semangat kami tetap berdiri tegak.
05:19Sekolah kami mungkin sederhana.
05:21Tapi, prestasi kami tanpa batas.
05:24Ini dinda.
05:26Dinda nyata.
05:28Di sekolah dia bisa juara dua.
05:30Ranking dua.
05:31ARA bisa juara satu tingkat kabupaten.
05:36Dalam Lomba Bahasa Ibu.
05:38Ada sininya.
05:39Juara satu kecamatan Lomba.
05:41Mau cepat.
05:46Hari ini, Pak Bambang tidak hanya menjelaskan secara teori.
06:06Tapi juga mau langsung menunjukkan ke kami bagaimana ekstrimnya Ejirop yang terjadi di desa kami.
06:12Ya, ini adalah contoh dampak dari ROP yang ada pada sekitar kita.
06:21Yang dekat dengan SD kita.
06:22Kelas ini dulu kelas yang betul-betul bagus.
06:26Tahun 2010, kelas ini sangat bagus sekali.
06:30Sampai sekecamatan kelas kita yang paling bagus.
06:34Dampak dari ROP itu sangat luar biasa.
06:35Ada beberapa faktor.
06:37Satu, penurunan tanah.
06:38Dan tingginya semakin ROP itu.
06:40Sehingga kelas yang dulu kita tinggikan sepaha itu,
06:45sampai satu meter itu masih terkena.
06:48Sehingga, ROP itu pasti masuk ke sini.
06:51Jadi, mau gak mau pelaku ini harus.
06:56Sebelum sekolahku mendapat bantuan renovasi,
06:59ini adalah salah satu kelas yang paling sering terdampak air ROP.
07:02Setiap kali air laut pasang, air asin masuk ke ruang kelas.
07:11Mengalir pelan tapi pasti.
07:13Membasahi lantai, kaki-kaki meja,
07:16dan perlahan merusak barang-barang sekolah.
07:19Belajar jadi tidak nyaman.
07:21Dulu, setiap pulang sekolah,
07:25kami sudah terbiasa menaikkan kursi ke atas meja.
07:28Agar kursi-kursi itu tidak terendam semalaman.
07:33Besok paginya, kami turunkan lagi satu persatu.
07:36Sambil berharap air tidak datang lebih tinggi dari biasanya.
07:42Kelas ini adalah saksi perjuangan kami.
07:44Tempat kami belajar, bertahan, dan tidak menyerah meski dikepung air ROP.
07:50Contoh ini, yang tadi pagi kita berangkat,
07:58ya toh, ROPnya masih tinggi, sekarang surut.
08:02Tadi pagi kita ke sini, jam segini, ya kan?
08:05Nah, sekarang sudah mulai surut.
08:09Beda dengan banjir.
08:10Kalau banjir, belum tentu langsung surut sampai berhari-hari.
08:14Tapi kalau ROP, tidak bisa disamakan dengan banjir.
08:18Karena ROP itu siklusnya lain.
08:19Kadang pagi, ROP, jam sembilan surut.
08:23Ya kan? Sering terjadi seperti itu, kan?
08:29Setelah direnovasi, sekolahku berubah seperti sekolah panggung.
08:34Semua ruang kelas dibangun di bagian atas,
08:37agar jauh dari jangkauan air ROP.
08:40Kini kami bisa belajar dengan tenang,
08:42tanpa takut air tiba-tiba masuk ke ruang kelas.
08:46Buku-buku tetap kering.
08:47Lantai tidak lagi licin,
08:51dan suara tawa kami bisa terdengar jelas,
08:54tanpa terputus oleh genangan.
09:00Sekolah kami memang berada di desa pesisir.
09:04Tapi simpangat kami tetap tinggi,
09:06setinggi panggung tempat kami belajar sekarang.
09:08Kami berkebun sejak 2022.
09:26Kami terinspirasi dari mama,
09:28karena kami waktu itu pulang ke mama,
09:30mama sedang berkebun,
09:31dan tumbuhannya subur-subur banget ya.
09:33Jadi kami coba-coba dulu,
09:35ternyata lumayan.
09:36Jadi kita lanjutin sampai sekarang.
09:38Labu botol sudah dipanen,
09:39labu madu juga sudah.
09:41Bagus kan?
09:41Ini hasil dari organik,
09:43lebih sehat.
09:44Saksikan Bumigus Satu,
09:46Jumat 25 Juli 2025,
09:49jam setengah delapan malam,
09:50hanya di DAI TV.
09:54Kebahagiaan lahir saat kita tersenyum.
09:58Selamat pagi Pak Yono.
10:00Selamat pagi Pak.
10:03Kebahagiaan dapat kita bagikan saat kita peduli kepada sesama.
10:06Sini saya Bang Tumak.
10:08Terima kasih Pak Yono.
10:11Kepedulianmu memberikan artis senyum kebahagiaan di wajahnya.
10:16Terima kasih kepada Artko yang telah mendukung misi kebaikan bersama DAI TV.
10:22Satu toples, tiga keajaiban.
10:29Luna mengubahnya jadi sesuatu yang menakjubkan.
10:34Bagaimana keseruan Luna bersama toples keramiknya?
10:41Saksikan kisah kebaikan,
10:44Minggu, jam setengah lima sore,
10:46hanya di DAI TV.
10:52Tingkat pertumbuhan manusia memberi dampak dan pengaruh
10:56untuk kesenambungan pelestarian alam di muka bumi.
11:00Tingginya tingkat konsumsi dan pola gaya hidup penduduk bumi saat ini
11:03telah melampui batas kapasitas regeneratif bumi
11:06untuk memperbaharui sumber daya alam yang dimiliki dan dibutuhkan manusia.
11:11Ciptakan kebijaksanaan hidup untuk menjaga dan melestarikan bumi
11:14dengan mengubah pola makan dan pola hidup kita sehari-hari.
11:18Pesan ini dipersembahkan oleh SAKO dan DAI TV.
11:22Hai, Sobat Rangkong.
11:24Ikut aku terbang mengelilingi dunia yuk.
11:27Pertama-tama, kita akan berkunjung ke rumah Rangkong yang asri.
11:32Sobat Rangkong bisa bertemu dengan hewan-hewan lain juga lho.
11:38Selanjutnya, Sobat Rangkong akan diajak
11:41mengenal berbagai macam profesi
11:43sesuai dengan cita-cita kalian.
11:45Kita juga akan pergi ke berbagai negara
11:49dengan pemandangan yang indah
11:51seperti Menara Eval di Perancis.
11:55Saksikan Keliling Dunia Anak
12:00setiap Senin dan Selasa
12:01jam 4 sore
12:03hanya di DAI TV.
12:05Rol model kamu untuk dunia rapper siapa sih?
12:12Saksikan Anak Indonesia
12:13setiap Sabtu dan Minggu
12:15jam 6 sore
12:16di DAI TV.
12:17Terik matahari belum terlalu menyengat
12:35dan angin laut bertiup lembut
12:37menemani perjalananku bersama teman-teman.
12:41Dan tentu saja, Pak Bambang.
12:44Kami duduk rapat di atas berahu kayu
12:46yang perlahan membelah air
12:48kurang lebih 45 menit
12:51waktu yang kami tempuh
12:52menuju desa Bendono.
12:57Tapi desa ini
12:58tak seperti kampung pada umumnya.
13:01Sepanjang mata memandang
13:03yang terlihat bukan lagi jalan-jalan
13:05atau rumah-rumah padat menduduk
13:07melainkan hamparan air laut yang tenang.
13:14Desa ini seperti bukti nyata
13:16bahwa di hadapan alam
13:17manusia begitu kecil.
13:22Hari ini tujuan kami adalah rumah Mak Jah.
13:26Satu-satunya warga
13:27yang masih bertahan di desa ini.
13:29Dan apa yang Mak Jah lakukan
13:31sungguh luar biasa.
13:34Mak Jah lagi nana makruf ya.
13:36Aku sama teman-teman mau bantuin.
13:38Ya, terima kasih cipunya
13:40bantuin.
13:41Makasih.
13:41Makasih.
13:53Menjaga kelestarian hutan mangrove di sini
13:55bukan hanya slogan.
13:58Bagi Mak Jah,
13:59ini adalah kerja nyata
14:00yang ia lakukan setiap hari.
14:03Dengan tangan sendiri
14:04dan dibantu keluarganya.
14:05Mak Jah menanam
14:08satu demi satu bibit mangrove
14:10mulai dari memilih bibit,
14:12menanam di lumpur pesisir
14:13yang lengket dan dalam
14:15hingga menyulam kembali
14:17pohon yang hilang
14:18di terjang ombak.
14:20Karena itulah
14:21Pak Bambang mengajak kami
14:23membantu Mak Jah hari ini
14:24supaya kami juga merasakan
14:27bagaimana rasanya
14:28menjadi pahlawan bumi
14:29walau hanya sehari.
14:30Aku ingin suatu saat nanti
14:34menjadi pahlawan lingkungan
14:36seperti Mak Jah
14:37dengan semangat yang sama
14:38melindungi alam
14:40satu pohon demi satu pohon.
14:44Sudah 25 tahun
14:46dan puluhan ribu pohon
14:47yang ia tanam.
14:48Hasilnya
14:49bisa langsung
14:50kami lihat hari ini.
14:53Gerumbur pohon mangrove
14:54dari yang kecil
14:55hingga menjulang tinggi.
14:57Mereka menahan abrasi
14:59menjadi rumah bagi burung,
15:01ikan-ikan dan kepiting kecil
15:02yang mondar-mandir
15:03di setelah akar.
15:09Mak Jah
15:10tak banyak bicara.
15:11Taksi
15:12yang lebih hijau,
15:13lebih aman,
15:14dan lebih kuat.
15:15Tadi kan
15:41kita sudah ikut
15:43Mak Jah menanam
15:44mangrove.
15:46Silahkan
15:47kalian kalau mau bertanya
15:49pada Mak Jah
15:50tentang apa saja
15:51untuk mengetahui
15:52kehidupan Mak Jah di sini.
15:54Kenapa Mak Jah kok
16:12masih mau tinggal di sini?
16:15Nggak apa-apa,
16:15Nihati aku di sini saja.
16:17Nihati aku di sini saja.
16:18Nihati aku
16:19kesepian,
16:20nggak apa-apa.
16:20Nihati
16:21nge-nge.
16:22Nggak pengen
16:23nabor teman-teman
16:25nge-mentas.
16:34Ya,
16:35Mak Jah dan keluarganya
16:37adalah satu-satunya
16:38yang masih tinggal di sini.
16:41Sudah tiga kali
16:42pemerintah melakukan
16:43relokasi warga
16:44ke daratan yang lebih aman.
16:46Tapi Mak Jah
16:46tetap memilih bertahan.
16:48bukan karena
16:50tak peduli resiko,
16:52tapi karena inilah
16:53satu-satunya rumah
16:54yang ia miliki.
17:08Di sekeliling rumahnya,
17:10kini hanya
17:11hamparan air laut
17:12dan hutan mangrove.
17:13Tapi meskipun mangrove
17:15sudah tumbuh rimbun,
17:17alam tetap tak bisa
17:19ditaklukkan sepenuhnya.
17:21Air tetap datang,
17:23pasang tetap naik,
17:25dan Mak Jah
17:26tetap harus
17:26menguruk rumahnya.
17:29Mak Jah kenapa
17:30suka menanam
17:31mangrove?
17:33Oh,
17:34menanam mangrove itu
17:35ada manfaatnya
17:36banyak.
17:39Mertahan umbak,
17:40mertahan angin,
17:41tanggung rumah burung,
17:44tanggung rumah ikan,
17:46ikan segala apa ada.
17:49Rumahnya Mak Jah
17:50ke Al-Kamdulillah
17:52atau
17:52mertahan nangin,
17:54umbaknya,
17:55bisa
17:56pesannya aman.
17:59Meskipun air
18:00selalu naik
18:00setiap hari,
18:02semangat Mak Jah
18:02tak pernah surut.
18:05Dengan suara tenang
18:06dan mata yang menatap
18:07jauh ke laut,
18:08ia berkata,
18:09tidak ada yang namanya sia-sia
18:11kalau kita menanam mangrove.
18:14Itu pasti berguna
18:15dan bermanfaat.
18:17Setiap akar mangrove
18:18yang tumbuh
18:18adalah harapan.
18:21Setiap batang yang berdiri
18:22adalah perlindungan
18:23dan setiap daun yang ribun
18:25adalah bukti
18:26bahwa perjuangan sekecil apapun
18:27bisa berdampak besar.
18:29Mak Jah juga bilang
18:39hari ini mungkin sulit.
18:42Tapi jika terus menjaga
18:43dan merawat,
18:44alat akan terlahan pulih
18:46dan desa ini
18:47akan tetap punya harapan
18:48untuk hidup.
18:49Tinggal di sini
18:58bukanlah hidup yang nyaman,
18:59teman.
19:01Tapi dari ketuguhan Mak Jah,
19:03kami belajar bahwa rumah
19:04bukan sekedar bangunan berdinding,
19:07tapi tempat di mana
19:08seseorang
19:09menggantungkan harapan
19:10meski harus berdiri
19:12di atas tanah
19:13yang perlahan hilang.
19:13Dalam perjalanan kedua saya
19:36di Samosin,
19:38saya ingin mengajak pemirsa
19:39menjejaki tempat ini
19:40lebih dekat lagi.
19:43Apung!
19:47Bertemu dengan
19:48sanak saudara
19:49di Samosir.
19:50Wah, lihat pemirsa ini
19:51banyak sekali alat tenunnya.
19:53Melihat kebanggaan budaya lokal.
19:56Saksikan potret
19:57Kamis jam 7 malam
19:59hanya di DAI TV.
20:02Harmonisasi kehidupan
20:04memberikan ketenteraman jiwa.
20:07Hidup selaras dengan alam
20:09adalah sebuah cara
20:10menjaga keharmoni
20:12semasa depan kita.
20:13Hidup ku
20:15masih meminginkan
20:16Di mana sampai itu
20:17aku pesantren.
20:17Justru malah aku bilang
20:18sama temen-temen gitu
20:19sama temen-temen di pondok gitu
20:21kalau pemimpinnya
20:22nanyain atau guru nanyain
20:23terus itu kemana?
20:24Cari aja aku di studio musik
20:25kalau enggak lagi nyanyi di kafe.
20:27Setelah lulus SMA
20:28ngirim demo
20:29ke major label
20:30tanpa sepengetahuan ayah juga.
20:31Ternyata responnya baik
20:33akhirnya masuklah major label itu.
20:34voice of DAI
20:38minggu 20 Juli 2025
20:40jam setengah 7 malam
20:41hanya di DAI TV.
20:44Bagi saya
20:45memasak adalah konsistensi
20:47dalam ketekunan,
20:49ketampilan,
20:50dan ketelitian.
20:51Pastikan bahwa semuanya
20:53mendapatkan kualitas yang terbaik ya.
20:54Karena setiap hidangan yang sempurna
20:57dimulai dari langkah pertama yang tepat.
20:59Dunia kuliner vegetarian
21:03tidak hanya tentang kesehatan
21:04tetapi juga tentang kreativitas.
21:07Dengan keterampilan yang tepat
21:08setiap hidangan
21:09bisa menjadi karya seni
21:10yang menggugah.
21:13Waktunya mengumpulkan informasi
21:15Kau Puk Clifford.
21:16Saksikan Clifford
21:18setiap hari
21:19jam 8 pagi
21:20dan 5 sore
21:21di DAI TV.
21:29Jalan-jalan yang ada di sekitar sini
21:58kamu lihat sendiri tadi
21:59penuh dengan air
22:01dan sudah habis
22:03tapi dampak dari rop itu
22:05rumah-rumah itu seperti ini.
22:07Akhirnya banyak rumah yang ditinggal
22:09dari dampak rop tadi.
22:11Sehingga sekolahan
22:12murid semakin sedikit.
22:19Abrasi yang terjadi di desaku
22:21semakin hari
22:22semakin mengkhawatirkan teman.
22:25Ratusan hektare permukiman warga
22:27sekarang sudah terendam rop.
22:30Air laut yang terus naik
22:31dan tak pernah benar-benar surut.
22:38Di sini menguruk rumah
22:40jadi hal yang biasa
22:41supaya tetap bisa ditinggali.
22:48Setiap tahunnya
22:49tingga air rop
22:50terus bertambah.
22:52Sekitar 10 sampai 25 cm.
22:57Angka yang mungkin terdengar kecil
22:59tapi di sini
23:00itu berarti banyak.
23:03Itu berarti
23:04ruang gerak kami
23:05semakin sempit.
23:07Rumah yang kemarin kering
23:08hari ini bisa terendam.
23:11Dan itu juga
23:12berarti banyak dari teman-temanku
23:14terpaksa
23:15pindah ke tempat yang lebih aman.
23:18Sekolahku juga
23:19semakin sepi.
23:21Murid-murid
23:22makin sedikit.
23:24Air rop
23:24bukan cuma terlihat menyeramkan.
23:26Dampaknya
23:27benar-benar terasa
23:28untukku
23:29dan anak-anak lain
23:30di desa Sriwulan, teman.
23:35Kami jadi lebih sulit
23:36mendapatkan hak kami
23:37untuk sekolah.
23:41Jalan menuju sekolah
23:42kadang terendam penuh
23:43dan harus naik perahu.
23:46Area bermain kami hilang.
23:48Lapangan berubah
23:49jadi kolam.
23:51Gang kecil
23:51berubah jadi arus.
23:52Kadang kami hanya bisa bermain
23:55di atas loteng
23:55dan ya
23:57kami takut.
23:59Takut tenggelam,
24:00takut terserang penyakit
24:01dari air kotor.
24:04Takut atap rumah kami
24:05suatu hari
24:06ikut hayat bersama genangan.
24:08Mungkin enggak sih Pak
24:10kalau desa kita ini
24:11tidak akan terkenal
24:13rop lagi.
24:14Kemungkinan
24:14desa kita
24:15tidak terkenal rop lagi
24:16itu bisa.
24:18Kita
24:18istilahnya menjaga
24:19jalan tol itu tadi.
24:22Jalan lingkar yang dibuat
24:23oleh pemerintah
24:24nanti antara Semarang
24:25dan Demak.
24:26Dan jalan lingkar
24:27yang menghubungkan
24:28antara desa
24:29Sriwulan
24:30sama desa
24:31Genduk
24:32yang ada di Kota Semarang ini.
24:33Kita
24:33menghantungkan itu.
24:36Kalau itu nanti
24:36bisa terlaksana
24:38dengan baik
24:38mungkin
24:39di desa kita ini
24:41tidak bisa terkenal rop lagi.
24:43Kita berdoa saja
24:44semoga pemerintah
24:46bisa cepat
24:47menerserkan
24:48tanggung.
24:49Semoga saja
24:50itu bisa cepat terjadi
24:51ya teman.
24:53Agar kami di sini
24:54tidak lagi was-was
24:55saat tidur malam.
24:58Agar kami
24:58bisa bersiap
24:59ke sekolah
25:00tanpa harus khawatir
25:01air sudah masuk
25:02ke dalam rumah.
25:04Dan yang paling penting
25:05agar kami bisa
25:06kembali merasakan
25:07rasa aman dan nyaman
25:09karena kami juga
25:11ingin tumbuh
25:11dengan gembira.
25:12pelajar tanpa takut
25:15bermain tanpa tergesah.
25:36Apa yang kami lakukan ini
25:39mungkin terlihat sederhana.
25:40kami mengumpulkan
25:42sampah dari rumah
25:43dari sekolah
25:45dari sekitar desa
25:46lalu kami bersihkan.
25:49Pilah
25:50dan ubah
25:50jadi barang-barang baru
25:51yang cantik.
25:53Ada atas
25:53yang bahkan
25:54bisa dijual.
25:57Ini bukan sekedar
25:58kegiatan sekolah
25:59ini adalah
26:00cara kami
26:00ikut menjaga bumi
26:02dimulai
26:03dari lingkungan terdekat.
26:06Karena kami tahu
26:07sampah plastik
26:08bisa jadi masalah besar
26:09kalau dibiarkan
26:10tapi bisa jadi
26:12peluang besar
26:13kalau dikelola
26:14dengan bijak.
26:17Siapa tahu
26:18ini juga
26:19salah satu cara kreatif
26:20untuk membantu
26:22mengurangi abrasi
26:23di desa kami.
26:25Mengurangi sampah,
26:27menjaga alam,
26:29dan menyebarkan inspirasi.
26:31Karena kami percaya
26:33perubahan itu
26:34dimulai dari langkah kecil.
26:36Kami tetap semangat.
26:51Karena seperti pesan guru kami,
26:54jangan pernah kalah
26:55dengan keadaan
26:56prestasi tetap nomor satu.
26:59Rob boleh datang
27:00setiap hari,
27:01tapi semangat kami
27:02tidak pernah pergi.
27:03kami tetap belajar,
27:06tetap melangkah,
27:08tetap bermimpi
27:09meski jalannya
27:10harus dilalui dengan perahu.
27:13Kami percaya
27:14selalu ada harapan
27:15untuk keringnya daratan.
27:17Selalu ada masa depan
27:18yang lebih cerah
27:19di ujung pasang yang meredah.
27:22Inilah semangat kami,
27:23mimpi di atas air.
27:25Mimpi yang tak tenggelam.
27:28Mimpi yang justru tumbuh,
27:29mengangkar kuat
27:30seperti mangrove
27:31yang kami tanam.
27:32Karena bagi kami,
27:34air bukan alasan
27:35untuk berhenti.
27:36Tapi di atas air inilah
27:38kami meraih mimpi.
27:39selamat menikmati.
27:48Terima kasih.
27:48selamat menikmati.

Dianjurkan