- 9/7/2025
JAKARTA, KOMPAS.TV - Desakan dari pelapor dugaan ijazah palsu agar Polri menggelar perkara khusus terkait ijazah Presiden Joko Widodo akhirnya terwujud.
Pihak pengadu bersama Roy Suryo membeberkan hasil rekap uji saintifik versi mereka yang secara berani menyimpulkan bahwa ijazah Jokowi 99,9 persen palsu.
Lantas, apakah gelar perkara khusus ini bisa membatalkan hasil uji Laboratorium Forensik Polri yang sebelumnya dilakukan pada 22 Mei lalu?
Simak ulasannya bersama penuding ijazah palsu Jokowi, Roy Suryo, dan pelapor Roy Suryo CS dari Peradi Bersatu, Ade Darmawan.
#jokowi #ijazah #roysuryo #peradi
Baca Juga Presiden Prabowo Tugaskan Gibran Urus Papua, Apa Artinya? | SATU MEJA di https://www.kompas.tv/talkshow/604242/presiden-prabowo-tugaskan-gibran-urus-papua-apa-artinya-satu-meja
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/604243/full-keras-debat-peradi-vs-roy-suryo-soal-bukti-baru-ijazah-jokowi-proses-gelar-perkara-kpg
Pihak pengadu bersama Roy Suryo membeberkan hasil rekap uji saintifik versi mereka yang secara berani menyimpulkan bahwa ijazah Jokowi 99,9 persen palsu.
Lantas, apakah gelar perkara khusus ini bisa membatalkan hasil uji Laboratorium Forensik Polri yang sebelumnya dilakukan pada 22 Mei lalu?
Simak ulasannya bersama penuding ijazah palsu Jokowi, Roy Suryo, dan pelapor Roy Suryo CS dari Peradi Bersatu, Ade Darmawan.
#jokowi #ijazah #roysuryo #peradi
Baca Juga Presiden Prabowo Tugaskan Gibran Urus Papua, Apa Artinya? | SATU MEJA di https://www.kompas.tv/talkshow/604242/presiden-prabowo-tugaskan-gibran-urus-papua-apa-artinya-satu-meja
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/604243/full-keras-debat-peradi-vs-roy-suryo-soal-bukti-baru-ijazah-jokowi-proses-gelar-perkara-kpg
Kategori
š
BeritaTranskrip
00:00Saudara, desakan pelapor dugaan ijasa palsu Jokowi-Dodo agar Polri mengadakan gelar perkara khusus ijasa Jokowi akhirnya terwujud.
00:09Pihak pengadu bersama Roy Suryo membeberkan hasil rekap uji scientific versinya yang berani menyimpulkan ijasa Jokowi 99,9% palsu.
00:20Lantas akankah gelar perkara khusus bisa membatalkan hasil uji lapor Polri pada 22 Mei 2025 lalu?
00:28Kita akan bahas hal ini bersama penuding ijasa palsu Jokowi, Mas Roy Suryo dan juga pelapor Roy Suryo CS dari Peradi Bersatu, Ade Darmawan.
00:38Sudah ada di studio Mas Ade, terima kasih sudah hadir, Mas Roy juga sudah hadir.
00:43Saya ke Mas Roy dulu, ini apa yang tadi bisa digambarkan, diceritakan yang terjadi tadi sejak pemeriksaan dan apa saja bukti-bukti yang dibawa?
00:51Ya, ini adalah presentasi ilmiah tadi. Jadi ini ilmiah tapi populer bisa dan ini sudah diterima tadi oleh Karwa Sidik ya diterima dalam bentuk cetakannya dan juga dalam software-nya.
01:06Jadi hardware dan software-nya sudah diterangkan dan beliau tadi Alhamdulillah sangat puas sekali dan kelihatan puasnya apa?
01:11Nah, ketika ada ahli lain yang ditampilkan dari terlapor ya, itu berkali-kali, udah kamu gak usah ngomong soal prosedur, bantah saja apa yang tadi disampaikan beliau-beliau, gak bisa bantah.
01:22Jadi apa yang tadi disampaikan soal error-level analysis ya, ini saya tadi mulai dari tayangan Kompas, wah ini Kompas.com ini ya, gitu yang ada, kemudian sampai ke error-level analysis,
01:34terus kemudian ini kelihatan betul kalau ijasa asli itu mbak, itu masih kelihatan tulisan-tulisannya, ini ijasa saya ini, ya mau di full LA pun masih kelihatan ini bekas legislasinya,
01:45karena kemudian ini foto saya masih kelihatan, tapi kalau ijasa yang palsu, nah kayak gini, rusak dia, amburadul dia, ini jadi ijasa yang kemudian diklaim milik Jokowi.
01:56Ini Anda membandingkan ya dengan kopian ijasa Pak Jokowi?
02:00Iya, iya.
02:01Dapat dari mana?
02:01Ini yang diupload oleh si Dian Sandi, awalnya yang ada itu, tapi kemudian ketika kemudian baris krim itu mengupload yang ada di baris krim,
02:10tadi Pak Johan Dhani juga nggak bisa apa-apa ketika saya tempelkan yang asli dia, nah gitu, kemudian yang ada kan fotokopi, nah ini, ini yang ada di pada saat di baris krim, ya.
02:22Inilah yang kemudian, nomor 1120, itu tidak match, saya langsung saja ya, supaya nggak terlalu lama, tidak match dengan tiga ijasa pembanding lainnya.
02:31Nah ini, jadi tiga ijasa pembanding ini transparan, semua ini ada, dan semua tadi saya...
02:36Ini tiga pembandingnya UGM semua?
02:38UGM semua, satu angkatan semua, milik Frono Jiwa, satu angkatan di kehutanan, sama, dan ini dikenal oleh Jokowi, yang namanya Frono Jiwa, Sri Murti Ningseh, sama Almarhum Harimulyono.
02:49Ini lihat betul, jadi ini A-nya masuk ke dalam, ini A-nya masuk ke dalam, 1115, 1117, nah yang 1120, ya ini bahasa saya tadi, mecotot ke luar, ya gitu, jadi dia terlempar, jadi ini artinya tidak identik, ya ijasa milik Jokowi.
03:03Tanda pembandingnya ini ada tiga orang, ini asli semua yang ada?
03:07Asli semua, jadi ini di-upload oleh mereka semua, dan itu adalah sudah confirm, ya, dan milik Harimulyono itu dipegang langsung oleh,
03:14Almarhum Harimulyono itu matiannya dipegang langsung oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, waktu itu Pak Sigit Sunarta.
03:21Jadi kesimpulannya sebenarnya clear ya, dengan saya kemudian tadi melaporkan.
03:24Jadi singkatnya dari ILA ini, Anda menyebutkan baru bawah 99,99%.
03:30Tidak hanya soal ELA, kemudian soal perbandingan, dan soal ini tadi kesimpulannya ya, jadi kesimpulannya banyak banget.
03:36Kesimpulan bahwa, mulai dari foto tidak match, kecasahnya error di ELA, dan sampai dengan, apa namanya, skripsi.
03:45Oke, saya ke Mas Ade, Mas Ade, 99,9% disebutkan palsu, bagaimana Anda menanggapinya dari Pradi Bersatu?
03:52Oke, jadi begini Mbak Sintra, ya, bahwa kemudian yang dianalisa sama Mas Roy dan teman-teman yang hadir dalam gelar perkara itu, ya,
04:05Bahwa yang dianalisa itu adalah, bukan analog, ya, bukan asli, melainkan foto dari satu sosial media diambil, kemudian dibandingkan, ya, itu aja warnanya udah pasti beda.
04:23Logikanya begitu, artinya gini, kalau uji di Fuslavbor, sepengalaman saya, setahu saya, bila diuji itu ada beberapa ujian yang dilakukan.
04:35Yang pertama adalah uji kertas, yang kedua adalah uji tinta, terus kemudian semua diuji, dan beberapa seangkatan Pak Insinyur Jokowi dulu, itu sudah dibandingkan dengan asli dan asli yang diuji lab, ya.
04:55Itu yang perlu kita ketahui dulu, bahwa ini adalah fisik, bukan yang ada di media sosial, atau yang diupload begitu saja.
05:08Nah, pasti ada yang nggak match.
05:10Oke, tapi kalau kita bicara soal error level analysis, memang ketika saya baca-baca itu juga banyak digunakan oleh pengadilan-pengadilan di luar negeri.
05:19Itu di luar negeri karena sistemnya berbeda dengan kita. Tahun 85, itu tidak ada EKTP yang sekarang ini seperti, contoh saya berikan, bahwa di dalam kartu keluarga, saat ini sudah elektronik kartu keluarga.
05:35Artinya dia hanya selebaran satu lembar, selesai, terus barcode, kemudian tidak lagi memegang fisik yang warna hijau.
05:42Oke, jadi Anda mau menyebutkan bahwa ILA ini tidak sesuai.
05:45Tidak bisa, tidak bisa dilakukan kalau ijazahnya analog atau fisik. Kenapa? Harus fisik.
05:53Dan ingat, otentik, berbicara otentik. Berbicara otentik, yang berhak mengatakan itu otentik atau tidak, itu adalah UGM.
06:03Otoritas sudah mengeluarkan itu.
06:05Nah, sekarang masih dibat. Nih, saya berikan contoh. Saudara Mas Roy dan teman-teman TPUA, itu seandainya, saya agak sedikit melenceng ya,
06:17kalaupun yang turun itu Nabi Isa ke bumi mengatakan bahwa...
06:23Terlalu jauh kayaknya Anda.
06:23Iya, maksudnya begitu.
06:25Bahwa itu adalah asli, misalkan nih, ini kan misalkan, asli tetap dipercaya.
06:33Oke, kita gak akan sampai ke sana, tapi kita akan hanya membahas soal ijazah Jokowi Dodo.
06:39Lalu bagaimana nanti kita membandingkan antara perbedaan hasil lapor yang sudah disebutkan oleh Polri pada 22 Mei lalu
06:47dengan hasil dari Bas Roy Suryo.
06:50Tetap bersama kami, kita akan membahasnya usaha jeda.
07:03Menangkan 5 tiket nonton langsung Indonesia di Pentas Dunia 2026 Amerika.
07:22Beli 5 bungkus Kopi Luwak Limited Edition, foto 5 kemasan dan struk asli.
07:26Upload ke sosial media, tag at Kopi Luwak Official.
07:29Dukung Indonesia mengungkir sejarah baru.
07:31Maxx.
07:36Tapi gak Maximum.
07:40Batu Recharge dengan
07:42Maison Coco Boost.
07:45Dari kelapa hijau asli dan 808 miligram elektrolit.
07:49Maison Coco Boost.
07:52Bikin lo on terus.
07:53Kakak, kakak, kakak.
07:56Udah balik, balik.
07:59On terus lah.
08:01Anak yang nakal.
08:03Di granak.
08:04Ya, gue kena.
08:05Ghosting.
08:06Salah sendiri.
08:08Saatnya kau.
08:09Pakai simpati.
08:11Buat nonton, musik, game, belajar, sampai belanja.
08:14Bisa pilih benefit sesuai keinginanmu.
08:16Kok ini, Pak?
08:17Kalau tutupnya aja gini, isinya gimana?
08:20Tidak semua air itu sama.
08:22Aqua dalam galon yang dibersihkan 20 kali,
08:25diisi tanpa tersentuh tangan dan ditutup sempurna.
08:28Aqua.
08:29100% murni, 100% aman.
08:32Sakit kepala.
08:33Sakit punggung.
08:35Minum Panadol Extra.
08:37Sat-sat dan efektif redakan berbagai nyeri mengganggu.
08:41Panadol Extra.
08:42Redakan 7 gejala dengan 1 kaplet.
08:44Panadol Extra.
08:52Bantu Recharge dengan...
08:57Maizan Coco Boost.
09:00Dari kelapa hijau asli dan 808 miligram elektrolit.
09:04Maizan Coco Boost.
09:07Bikin lo...
09:08On terus.
09:08Kakak, kakak, kakak.
09:11Udah kali balik.
09:14On terus lah.
09:16Anak yang nakal.
09:18Digranak!
09:19Ya, gue kena.
09:20Ghosting.
09:21Salah sendiri.
09:22Saatnya kau.
09:24Pakai simpati.
09:26Buat nonton, musik, game, belajar, sampai belanja.
09:29Bisa pilih benefit sesuai keinginanmu.
09:32Tidak semua air itu Aqua.
09:34Yang dipilih dari sumber air di gunung terlindungi,
09:37disaring bertahun-tahun oleh lapisan bebatuan,
09:40dan kaya akan mineral alami yang seimbang.
09:43Sehingga Aqua terasa dingin tanpa didinginkan.
09:47Saat aktivitas padat, saatnya level up.
09:49Minum Hema Vito Nexion Immune Up.
09:51Immune Up Formula dengan buffer vitamin C, D3, zinc, dan ginseng ekstrak.
09:56Bantu jaga daya tahan tubuh.
09:58Siap, tak bukan hari.
10:00Jangan sampai drop dong.
10:02Minum Hema Vito Nexion Immune Up.
10:04Satu kali sehari.
10:05Ready, action lagi.
10:06Baru Hema Vito Nexion Energy Drink.
10:08Energy gue untuk siap action.
10:10Saat ada tantangan lebih, ini waktunya.
10:12Challenge your action.
10:13Hema Vito Nexion Immune Up.
10:15Hema Vito Nexion Energy Drink.
10:21UIN Sunan Kalijaga.
10:25Impouring knowledge, shaping the future.
10:28Kita masih membahas soal gelar perkara khusus yang tadi dihadiri oleh Mas Roy sebagai ahli ya tadi artinya ya.
10:46Itu ada face comparison, ada juga error level analysis.
10:49Dan ada juga, ada juga yang kelir banget.
10:52Jadi tadi saya koreksi ya, kebetulan Mas Ade gak ngerti.
10:55Kalau saya tuh pegang yang namanya primary evidence.
10:58Primary evidence itu bukti asli.
11:01Bukti primer.
11:01Dan itu saya terima tanggal 15 April 2025 di kampus Menurah Gajah Mada di ruang 109.
11:07Yang nyerahkan adalah wakil rektor UGM.
11:10Secara langsung.
11:11Dan kemudian saya terima, saya cek langsung secara fisik.
11:14Jadi kalau tadi Bang Ade bilang.
11:14Jadi bukan kopi, bukan digital.
11:15Bukan, ini kan saya sampaikan tadi.
11:20Itu ijasa.
11:21Bukan skripsi.
11:22Kalau ijasa gak ada yang pegang asli.
11:24Sebentar, kita bicara yang disampaikan adalah ijasa.
11:28Bukan skripsi.
11:29Gitu.
11:30Gak bisa gak jangan Bang Roy.
11:32Kita kan bicara ijasa.
11:33Tidak ada.
11:33Kalau ada, tadipun kita tantang.
11:35Pak Johan Dhani sama semuanya, tampilkan ijasa aslinya.
11:39Gak bisa jawab.
11:40Jadi gak bisa.
11:41Jelas Pak Johan Dhani tidak mau menampilkan.
11:43Kan bukan dia yang pegang.
11:44Ada sama Pak Jokowi.
11:45Oke, kalau Jokowi pun tidak hadir.
11:48Apakah dengan adanya gelar perkara khusus ini?
11:49Gak ada loh Jokowi tadi.
11:50Ngapain dia hadir, Pak?
11:52Harus adanya, gak terlapor.
11:54Gini, logikannya.
11:55Jokowi pun dilaporkan.
11:56Ini kan sudah ditutup.
11:58Oh, gak ada.
11:59Ngapain lagi dia datang sudah ada.
12:00Gak ngepusulap kok.
12:01Asli kok.
12:03Asli.
12:03Gak.
12:04Yang ditutup.
12:05Kalau ditutup, ada gelar perkara.
12:09Itu namanya upaya hukum.
12:11Oke, dengan adanya gelar perkara khusus, menurut Anda, apakah bisa membatalkan dari...
12:16Pak Roy ngertinya di situ?
12:17Gimana?
12:17Dengan adanya gelar perkara khusus, menurut Anda, bisa membatalkan hasil dari 22 Mei lalu?
12:22Belum tentu.
12:23Bisa.
12:24Belum tentu.
12:24Kenapa?
12:25Bisa.
12:25Karena kenapa?
12:26Karena yang diperiksa oleh Wasidik, itu sistem penyidikan, Pak.
12:31Nah, ya.
12:32Penyidikannya salah.
12:33Bukan menganalai yang seperti yang disampaikan Pak Roy.
12:38Justru tadi, Mirkar Wasidik itu mengerti.
12:41Yang diperiksa adalah, itu teknik penyidikannya.
12:44Bagaimana penyidikannya sampai bisa dihentikan.
12:46Terus yang pertama, tentunya.
12:48Tapi gini, tapi beliau itu kalau memang tidak sepakat dengan kami, ya itu sudah di-stop.
12:53Justru yang di-stop-stop itu adalah biar telapor.
12:55Ahlinya, omong-omong aja.
12:56Terus ya, ini kan bicara teknis.
12:58Bang Roy ini kan bicara teknis.
13:00Jadi, kita ikuti dong.
13:02Kita ikuti, apakah teknisnya nanti bisa berjalan dengan baik.
13:06Penisahat hukumnya Jokowi itu malah cerita soal pasar pramuka.
13:08Lah apain, kita nggak bicara soal pasar pramuka.
13:11Ini malah bikin omong-omong sendiri gitu loh.
13:13Jadi tadi justru, ini bener.
13:15Saya tidak bohong.
13:16Karo Wasidik tadi malah mengatakan,
13:17Udah kalau yang nggak ada di sini, nggak usah dibicarain.
13:20Satu, soal pasar pramuka.
13:21Yang kedua, soal si ahli IT-nya nyerang-nyerang pas.
13:24Iya, itu sudah betul.
13:25Karena di dalam penyidikan,
13:27Sebentar, ahli sastra.
13:32Tidak bisa mengambil alat bukti ke depan, Mas Roy.
13:36Artinya gini, dipahami dulu, Wasidiknya.
13:39Bahwa alat bukti yang ditayangkan itu,
13:43Apakah alat bukti yang kebelakang atau yang ke depan.
13:47Kena gini, misalkan gini, saya kasih contoh sederhana saja.
13:49Ketanggal 16, misalkan alat buktinya itu peristiwa terjadinya suatu tindap pidana.
13:55Mengambil alat bukti tanggal 17, 18, itu gugur dengan sendirinya.
13:59Maka dia tidak berlagu surut.
14:00Tapi untuk menghindari ataupun memutus polemik ini,
14:04Memungkinkan tidak kalau dari Pak Jokowi langsung saja menunjukkan ijasa aslinya.
14:07Jadi gini, kalau terkait ijasa palsu ditunjukkan, kan sudah ditunjukkan sama pus lapor.
14:13Sudah diuji.
14:14Ke publik mungkin, agar publik bisa langsung menilai.
14:16Untuk apa?
14:17Untuk apa publik mengetahui, kan Mas Roy yang mau tahu.
14:21Bukan masyarakat Indonesia lho, Pak.
14:23Jadi sekali lagi saya sampaikan bahwa kepada seluruh penonton Kompas TV,
14:31bukan seluruh masyarakat Indonesia yang menginginkan melihat ijasa asli Pak Jokowi.
14:37Tapi Bang, Roy, CS, dan kawan-kawan.
14:40Lho, karena kita punya nomor 14.
14:42Jadi jangan mengatasnamakan bangsa Indonesia lho.
14:44Janganlah, gini.
14:45Ada 68 persen.
14:47Ada pihak-pihak lain yang juga masyarakat sebenarnya tidak ingin mengikuti juga.
14:51Iya, nggak apa-apa.
14:52Oke, mas Roy, kalau misalkan memang nanti dari pihak Bares Krim akan menampilkan bukti-bukti baru untuk melawan Anda.
15:01Anda akan menyiapkan apa lagi?
15:02Iya, nggak apa-apa. Kita terbuka saja.
15:04Ya, kayak tadi ya, ijasa 11.15, Fronojiwa 11.16, Almar Abdullana 11.17.
15:09Tidak ada lagi yang saya tunjukkan.
15:10Ada, kayak gini.
15:11Dan itu tadi, oke, ini akan menjadi catatan.
15:13Dan tadi para penyelidikan, kalau mau ada lagi, yaudah, buka aja semua.
15:17Kita buka, kita transparan kok.
15:19Jadi rakyat itu harus diberitahu kejujuran dan kenegarawanan.
15:22Itu yang paling penting.
15:23Jadi dengan adanya ini, kita jujur, terbuka, kita siap diuji.
15:27Manapun.
15:28Kita nggak ada ketakutan.
15:29Sudah tadi, Bang Roy, Komisi Mas Roy, kan tadi sudah gelar perkara.
15:35Loh iya, perkara klis.
15:36Sudah selesai klir.
15:38Nunggu rekomendasi, kita lihat.
15:39Hasil rekomendasi seperti apa, ini adalah teknis, masuk ke dalam teknis, pelaporan maupun pengaduan dari TPUA, ditunggu saja.
15:51Apakah hasil rekomendasi nanti dari kabar reskrim itu menyampaikan bahwa harus dimukulkan kembali, dan atau tetap sama ditutup.
15:59Tapi besar kejujuran saya, selama pengalaman saya, ini tetap sama.
16:03Mas Roy, jika nanti hasilnya dari bar reskrim tidak mengubah hasil dari 22 Mei, apakah Anda siap untuk menghadapi dari kasus proses hukum lainnya?
16:16Nggak, siap-nggak siap itu soal lain.
16:18Ini jelas tadi itu fakta yang kita sajikan, dan rakyat semua menonton, termasuk penonton Kompas TV.
16:23Jelas betul ini ada fakta-fakta, kalau diabeikan, ya jelas kan, KKN-nya saja salah, ya taunya.
16:29Ya, kemudian ini nama Profesor Amat Sumitro pun salah, taunya dia belum profesor waktu itu.
16:34Tadi juga sudah kita challenge, ijasanya tidak identik dengan tiga ijasa pembanding yang lain.
16:39Ini kan fatal, fotonya tidak identik, his comparison-nya not match dengan fotonya Jokowi.
16:45Itu kan lucu banget, artinya dengan L-A saja dia gugur, ya gitu.
16:49Jadi fotonya nih, not match nih.
16:50Jadi artinya kayak gini, ini kan tidak bisa diabaikan, ini fakta loh.
16:55Ini fakta dan ini ilmiah-ilmiah pengetahuan.
16:57Oke, baik, ini secara digital.
17:00Ini memang digital.
17:01Ini analog.
17:03Mana yang analog?
17:03Ini bukti, bukti jasa analog tahun 85, Bang Roy.
17:09Jadi jangan juga kita halu-halu, masa yang begini dianalisa?
17:13Jelas.
17:14Ini aslinya dong, uji tinta dong.
17:16Uji tinta, uji kertas.
17:19Akan ada silat tinggi hukum nggak dari pihak Anda?
17:22Tidak perlu lagi, sudah ada puslap.
17:25Jelas kok.
17:25Sudah nggak mungkin.
17:27Baik, baik.
17:28Kita jangan mengadang-adalah.
17:30Bapak Polri, Baris Krim, dalam hal ini.
17:32Jujur dan negarawan.
17:33Ya, jujur dan negarawan.
17:35Justru akan dibuktikan.
17:35Terima kasih.
17:36Terima kasih Mas Roy Suryo dan juga Mas Ade Darmawan sudah memberikan perspektif.
17:40Dan juga jawaban dari gelar perkara khusus hari ini.
17:43Terima kasih Mas Roy, terima kasih Mas Ade.
17:44Selamat sore.
17:45Terima kasih.
17:45Terima kasih.
17:45Terima kasih.
Dianjurkan
1:14
|
Selanjutnya