- hari ini
JAKARTA, KOMPAS.TV - Warga negara Brazil, Juliana Marins dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia usai jatuh di Gunung Rinjani.
Hasil autopsi menyatakan Juliana meninggal usai 20 menit bertahan, karena mengalami perdarahan di sejumlah organ tubuh.
ROSI mengundang Khansa Syahla, perempuan muda yang sudah mendaki 140 gunung di Indonesia dan dunia. Empat di antaranya adalah 7 Summit dunia.
Khansa juga mendapat tiga rekor MURI sebagai pendaki termuda untuk pendakian Puncak Kilimanjaro (Afrika), Elbrus (Rusia), dan Puncak Aconcagua (Argentina).
Hadir pula Korlap SAR Lombok Timur, Samsul Padli dan Tim Relawan Kalpa Rinjani, Apink Alkaf, yang akan membagikan kronologi serta proses evakuasi korban Juliana Marins.
Saksikan dalam ROSI episode Mendaki Rinjani, Bertaruh Nyawa demi Apa? Tayang Kamis, 3 Juli 2025 pukul 20.30 WIB di KompasTV.
#rinjani #julianamarins #pendaki
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/603111/full-kronologi-evakuasi-juliana-marins-kisah-pendaki-muda-khansa-syahla-daki-gunung-rinjani
Hasil autopsi menyatakan Juliana meninggal usai 20 menit bertahan, karena mengalami perdarahan di sejumlah organ tubuh.
ROSI mengundang Khansa Syahla, perempuan muda yang sudah mendaki 140 gunung di Indonesia dan dunia. Empat di antaranya adalah 7 Summit dunia.
Khansa juga mendapat tiga rekor MURI sebagai pendaki termuda untuk pendakian Puncak Kilimanjaro (Afrika), Elbrus (Rusia), dan Puncak Aconcagua (Argentina).
Hadir pula Korlap SAR Lombok Timur, Samsul Padli dan Tim Relawan Kalpa Rinjani, Apink Alkaf, yang akan membagikan kronologi serta proses evakuasi korban Juliana Marins.
Saksikan dalam ROSI episode Mendaki Rinjani, Bertaruh Nyawa demi Apa? Tayang Kamis, 3 Juli 2025 pukul 20.30 WIB di KompasTV.
#rinjani #julianamarins #pendaki
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/603111/full-kronologi-evakuasi-juliana-marins-kisah-pendaki-muda-khansa-syahla-daki-gunung-rinjani
Kategori
đ
BeritaTranskrip
00:00Terima kasih telah menonton!
00:30Terima kasih telah menonton!
01:00Dilakukan pemeriksaan terhadap korban dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan.
01:08Terima kasih telah menonton!
01:10Terima kasih telah menonton!
01:40Terima kasih telah menonton!
01:42Terima kasih telah menonton!
01:46Jadi dengan kejadian ini kami akan mengevaluasi secara total prosedur pengamanan, SOP secara umum akan kita evaluasi secara cepat apabila ada kondisi kedaruratan bisa terantisipasi dengan lebih baik.
02:01Selamat malam saudara, selamat datang di program ROSI bersama saya Friska Clarissa.
02:17Juliana Marins, warga negara Brazil, dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia usai jatuh di Gunung Rinjani.
02:26Hasil otopsi menyatakan Juliana meninggal usai 20 menit bertahan karena mengalami pendarahan di sejumlah organ tubuh.
02:33Malam ini kami mengundang Kansa Syahla, perempuan muda yang sudah mendaki 104 gunung di Indonesia dan dunia.
02:43Empat di antaranya adalah Seven Summit dunia.
02:46Kansa juga mendapat tiga rekor muri sebagai pendaki termuda untuk pendakian puncak Kilimanjaro, Afrika, Elbrus, Rusia dan puncak Akonkagua, Argentina.
02:55Selamat malam Kansa!
02:57Selamat malam Kak!
02:58Terima kasih sudah diri ROSI.
03:00Terima kasih banyak.
03:00Dan juga kami terhubung lewat sambungan Zoom dengan kolapsar Lombok Timur, Samsul Padli yang pada saat evakuasi Juliana Marins pada saat itu turun pertama kalinya.
03:15Selamat malam.
03:17Selamat malam Mbak Friska dan Mbak Al.
03:21Selamat malam Mbak Samsul, saya ke Kansa dulu.
03:25Jadi di episode kali ini, selain kita bicara soal evakuasi Juliana Marins saat itu, kami juga ingin mengedukasi bagaimana pentingnya SOP pada saat pendakian atau standar operasional prosedur yang semestinya.
03:38Dan juga apa saja yang harus dipersiapkan jika seorang ingin mendaki gunung apalagi di lokasi yang berisiko.
03:45Saya ke Kansa dulu.
03:46Kansa, sudah naik gunung ini sejak umur berapa? Sejak kecil betul ya?
03:51Betul, jadi aku sudah dikenalkan kepada alam itu dari aku kecil karena memang keluarga aku meneki gunung semua.
03:58Dari kira-kira kalau dikenalkan ke alamnya dari sekitar 1 tahun lalu untuk naik gunungnya itu pertama kali ke Gunung Bromo di 5 tahun.
04:06Jadi memang sebenarnya aku step by step dulu.
04:08Jadi nggak langsung-langsung naik gunung tapi kita step by step mungkin camping ceria dulu, ke danau dulu.
04:14Jadi ngeliat dulu situasi medana kayak gimana baru kemudian naik lagi ke yang lebih tinggi lagi.
04:18Pernah ke Rinjani?
04:20Pernah ke Rinjani.
04:20Berapa kali waktu itu?
04:22Aku total ke Rinjani sudah sekitar 3 kali.
04:253 kali itu sampai puncak?
04:27Untuk aku pertama kali itu step by step yang pertama itu nyampainya di Pelawangan Sembalun dulu.
04:31Waktu aku masih kecil di sekitar 7 tahunan.
04:34Karena sengaja aku nyampe di tengah-tengah dulu biar aku tahu medan di Rinjani itu seperti apa sebelum aku selanjutnya akan mencapai ke puncak.
04:40Jadi aku sudah setiap dulu di sama lapangan di Rinjani seperti apa.
04:43Dan yang kedua baru aku nyampe di puncaknya Rinjani di kesempatan kedua aku.
04:47Dan yang ketiga kali aku coba mencapai ke puncak Rinjani-nya juga.
04:50Oke jadi sampai ke puncak Rinjani itu memang step by step ya?
04:53Step by step, betul.
04:54Sekarang usia 19 tahun.
04:55Sekarang aku 19 tahun.
04:56Jadi apa yang disampaikan ayah apa sih waktu itu untuk mendaki gunung berisiko?
05:02Apa yang harus disiapkan memangnya untuk Rinjani salah satunya?
05:05Oke.
05:06Kalau dari yang ayah aku jelaskan ke aku juga dan ayah aku ajarkan ke aku juga.
05:10Kalau semua hal itu butuh proses.
05:12Dan gak bisa langsung instan.
05:13Kayak aku butuh waktu sekitar pastinya bisa sampai 10 tahunan juga untuk aku bisa sampai di titik aku saat ini.
05:19Bisa sampai ke puncak akun ke gue juga.
05:21Makanya untuk kemarin ke Rinjani itu aku pertama kali sampai di tengah-tengah dulu.
05:25Lalu ayah sengaja kayak udah kan saya sampai di sini aja dulu.
05:28Biar kamu tahu gimana rasa dinginnya.
05:30Gimana kamu ngeliat awan di Rinjani gimana.
05:32Biar kamu nanti mau ada rasa kemauan lagi dan akan lebih siap lagi untuk nyampe di puncak.
05:36Kansa juga pasti memantau ada kecelakaan jatuhnya pendaki asal Brazil Juliana Marils.
05:44Gimana menurut Kansa?
05:45Iya.
05:46Pastinya aku tuh berduka juga atas kejadian itu dan peristiwa itu juga.
05:50Dan memang akhir-akhir ini memang banyak lagi.
05:53Banyak banget juga peristiwa-peristiwa atas banyak pendaki yang meninggal juga di gunung-gunung juga.
05:58Dan banyak lagi ya faktor-faktor yang terjadi juga ya mungkin dari tim pendekiannya juga, dari cuacanya juga.
06:06Dan memang banyak hal yang mesti dipelajarin lagi lah dari hal itu.
06:09Ya karena salah satu gunung yang atau salah satu medan berisi kok ini adalah gunung Rinjani ya.
06:14Betul, gunung Rinjani.
06:15Memang terkenal banget.
06:16Nah bagaimana proses evakuasi saat itu saya tanya ke Mas Amso.
06:21Waktu itu Mas Amso tepatnya kapan turun pertama kali untuk menyelamatkan Juliana Marils?
06:26Mas Malam Sabtu, Malam Minggu.
06:31Kita mendapat kabar dari pihak Taman Nasional Gunung Rinjani itu jam 9 pagi.
06:37Setelah itu kita menyiapkan peralatan bergerak ke Resort Sembalun sampai jam 9.30 kita bergerak menuju Resort Sembalun sampai di Resort Sembalun jam 11.
06:50Setelah itu kita berkoordinasi dengan Kepala Resort dan tim yang sudah ada di sana.
06:57Hasil pertemuan kita, tim pertama sudah berangkat 6 orang membawa peralatan Vertica Rescue.
07:09Setelah itu kita berangkat kedua, membawa peralatan yang masih kurang.
07:15Jam 12.00 sampai di Bukit Tiga, kita di sana drop terakhir mobil.
07:28Kita jalan dari sana sampai di Punggungan jam 18.30.
07:33Jadi Sabtu malam itu ya?
07:36Setelah itu menunggu teman-teman yang lain datang, persiapan, cek lokasi untuk tempat membuat angkor atau tempatan tali untuk turun.
07:48Waktu itu sempat berhasil menemukan jenazah langsung atau melihat posisi jenazah Juliana Marins atau seperti apa?
07:57Atau posisinya bahkan masih hidup?
08:00Mas Samsul?
08:01Pas saya turun malam itu jam 19.30, 19.30 ya, saya turun di menjangkau korban.
08:15Sebelumnya saya temukan trekking pole, terus senternya, pas sampai di lokasi terakhir foto video drone, korban tidak ada.
08:25Oh, sempat tidak ada? Sempat tidak ada di lokasi dari temuannya Mas Samsul?
08:30Iya.
08:32Jadi korban sempat tidak ada di lokasi yang sebelumnya terlihat di drone begitu?
08:39Korban melakukan pergerakan.
08:41Oh, itu masih?
08:44Pas sore atau sebelum kita datang itu mungkin korban melakukan pergerakan untuk mencari tempat berlindung mungkin.
08:53Mungkin atau kan dari posisi korban itu terlihat Gunung Baru itu dekat mungkin.
09:02Nah, dia berpikir lebih ke sini lebih dekat, ternyata kan jalur untuk turunin ke sana tidak ada.
09:08Nah, seandainya korban diem di posisi terakhir video foto drone itu malam itu saya menemukan korban.
09:18Jadi waktu Sabtu malam Mas Samsul dan tim melihat tidak ada korban di sana, apa yang dilakukan? Apakah naik lagi?
09:25Tidak, saya bermalam di sana playing camp sendiri. Saya mencari tempat posisi aman. Setelah itu saya koordinasi dengan teman-teman.
09:36Saya playing camp di sini, besok pagi saya melanjutkan pencarian. Setelah mendapat posisi aman, saya kabari posisi saya sekarang sudah aman. Besok dilanjut.
09:52Oke. Nah, esok harinya langsung dilanjut. Apa sempat ke atas dulu mengambil peralatan yang kurang misalnya?
10:02Ya, paginya itu saya lanjutkan pencarian. Ternyata tidak ada. Korban sudah tidak ada di sana.
10:11Saya koordinasi lagi dengan teman-teman di atas. Korban tidak ada.
10:17Nah, saya memutuskan untuk kembali ke punggungan. Jam 8 saya kembali ke punggungan.
10:27Setelah itu koordinasi dengan teman-teman perancana selanjutnya.
10:33Pas sedang istirahat, ada pendaki turun membawa drone dan menawarkan diri.
10:42Mbak, purki itu.
10:44Bisa saya bantu? Alhamdulillah silahkan, Mbak.
10:49Dia terus dicoba mencari pakai drone, tidak menemukan korban.
10:55Karena baterai juga cuma sedikit, tidak maksimal untuk pencarian.
11:04Nah, ketika melihat di drone tidak ada, yang dilakukan pilihannya kenapa waktu itu Mas Samsul tidak memutuskan untuk turun, mencari, tapi naik lagi.
11:16Apakah karena memang medannya tidak memungkinkan untuk turun pada saat itu, Mas Samsul?
11:19Karena peralatan kita kurang.
11:24Tali yang kita bawa itu kan cuma tali 200 meter sama 50 meter sama bibing.
11:32Laporan pertamanya kan korban di posisi 150 sampai 200.
11:38Kita bawa menjadi 300 itu ya, 300.
11:45Untuk menjangkau, ternyata tidak ada.
11:46Setelah itu kan kita melaporkan ke bawah lagi bahwa peralatan kita kurang.
11:54Oke, sampai akhirnya berhasil evakuasi, jadi total butuh waktu berapa hari Mas Samsul?
12:045 hari 4 malam.
12:06Kita menemukan korban di hari Senin, di hari ketiga.
12:12Dengan drone thermal Basarnas.
12:14Dan berusaha juga untuk menjangkau, ternyata peralatan kita masih kurang.
12:21Karena korban masih ternyata jauh lagi jatuh di tebing.
12:29Oke, nah bisa digambarkan seperti apa kondisi medannya tempat korban ditemukan?
12:35Apakah memang bebatuannya rawan untuk longsor atau seperti apa, Mas Samsul?
12:41Nah, jalurnya itu kan berpasir.
12:47Terikil.
12:49Dan pas di ujung tebing itu, beda lagi.
12:55Itu di sana batuan, tapi batuan lepas.
12:59Resikonya tinggi.
13:00Oke, kalau awal itu kan tadi Mas Samsul bilang sempat melakukan pergerakan.
13:07Artinya kondisinya masih hidup.
13:08Tapi pada saat ditemukan di hari ketiga itu, apakah kondisinya juga masih hidup?
13:14Atau diduga sudah meninggal dunia pada saat itu?
13:16Di ulang, mohon maaf karena suaranya.
13:20Pada saat itu, waktu awal Mas Samsul menemukan atau mencari, itu kan tidak ada di lokasi ya, Juliana Marinsnya.
13:29Karena diduga melakukan pergerakan.
13:32Nah, pada saat ditemukan di hari ketiga, itu apakah kondisinya juga sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Mas Samsul?
13:40Di hari ketiga itu, dilihat dari drone itu tidak ada pergerakan.
13:45Sudah tidak ada.
13:48Kita coba lagi cari.
13:54Memang tetap posisinya di sana tidak bergerak.
13:57Posisinya tidak bergerak dan tidak bergeser sedikit.
14:03Artinya tidak sempat ada pertolongan pertama pada saat korban masih hidup?
14:10Ya, mohon maaf.
14:15Artinya tidak bisa dilakukan, tidak sempat ada pertolongan pertama yang diberikan kepada korban pada saat masih hidup ya, Pak Samsul ya?
14:23Ya, pada saat korban masih hidup, kita tidak bisa menjangkauinya.
14:30Karena korban melakukan pergerakan, seandainya korban mencari tempat aman di sana, di dekat-dekat sana banyak ada curukan-curukan gitu.
14:41Tapi survei orang kan beda-beda.
14:44Dan untuk melakukan evakuasi, apakah tidak bisa lewat jalur udara, misalnya lewat helikopter?
14:50Tidak memungkinkan sama sekali, Pak Samsul?
14:52Halo, Pak Samsul.
14:58Untuk melakukan penyelamatan, tidak bisa lewat jalur udara memang?
15:02Tidak memungkinkan untuk pakai helikopter, misalnya?
15:06Tidak memungkinkan, karena posisi korban itu di tebing ya, kiri danannya.
15:11Terus, kondisi tebing-tebingnya juga kan itu pasir dan batuan itu bahaya, sangat berbahaya, resiko tinggi terhadap helikopter.
15:25Nah, kenapa saya tanyakan lagi soal proses evakuasi ini?
15:29Karena evakuasi terhadap korban Juliana Marins ini menimbulkan pro dan kontra.
15:36Tentang evakuasi yang dilakukan oleh tim besar gabungan.
15:38Benarkah medan sulit ini menjadi kendala utama dari proses evakuasi?
15:44Terkait dengan medan yang sulit dan cuaca yang sewaktu-waktu berubah,
15:50yang sangat-sangat berisiko bagi rekan-rekan kami, tim penyelamat.
15:56Tapi, Alhamdulillah, dengan kesigapan, dengan kekompakan, saling membahu-membahu,
16:04mengatakan, mampu melaksanakan proses evakuasi di kedalaman 600 meter.
16:09Di situ ada dasar nas, arah berimung, arah kumisar gabungan dari unsur-unsur unit siaga,
16:16unit seluruh timur dan unsur-unsur lelawan lainnya.
16:20Artinya kami tidak bekerja sendiri, kami harus yakinkan bahwa kami bekerja tim.
16:26Gunung Rinja ini menawarkan keindahan alam yang luar biasa,
16:32namun juga memiliki medan yang berbahaya bagi para pendaki.
16:35Saya masih bersama dengan perempuan yang pernah mendapat tiga rekor muri pendaki termuda
16:40untuk pendakian puncak Kilimanjaro, Afrika, Elbrus, Rusia, dan puncak Akonkagua, Argentina.
16:47Dan masih bergabung juga melalui sambungan Zoom, Sam Sul Padli, Korlapsar, Lombok Timur,
16:52dan sudah bergabung Aping Alkaf, Tim Relawan Kalpa Rinjani.
16:57Saya sapa juga ya Mas Aping, selamat malam.
17:00Terima kasih sudah gabung.
17:01Selamat-selamat.
17:03Saya ke Kansa tadi kan sudah mendengar ya bagaimana sulitnya penyelamatan
17:07terhadap korban Juliana Marins di Gunung Rinjani.
17:11Kansa yang pernah ke sana, bagaimana mendengar tadi?
17:15Dan bisa digambarkan seberapa sulit memang medannya di Gunung Rinjani?
17:18Oke, jadi memang Gunung Rinjani itu masuk ke salah satu gunung yang paling beresiko juga di Indonesia
17:23dan gunung tertinggi masuk ke gunung tertinggi juga di daerah Jawa Bali juga
17:27dan memang masuk ke Seven Segment of Indonesia.
17:30Dan setelah ke sana pun memang jalurnya betul yang tadi dibilang juga
17:33memang pasir berluruh, batu-batunya pun bergerak juga
17:36dengan medan yang curam, kemiringannya juga sangat-sangat lumayan
17:39apalagi di sekitaran menuju ke puncak.
17:41Dari pelawangan ke puncak itu menurut aku tempat yang paling beresiko juga.
17:45Kenapa itu?
17:45Karena memang licin banget dan miring juga, medan-nya juga
17:50dan samping kering-kering itu sudah jurang.
17:52Jadi memang harus sangat-sangat hati-hati, harus fokus,
17:55nggak bisa jalan sambil main HP, sambil ngelagung-ngelagung kita lain
17:59nggak bisa, harus fokus beneran berjalan sampai ke puncaknya.
18:02Kita lihat ya videonya Kansa waktu ke Gunung Rinjani.
18:06Ini tepatnya di mana Kansa?
18:07Kalau ini di sisi selatan Gunung Rinjani, ini di menuju ke puncak Gunung Sangar.
18:12Jadi memang bisa dilihat itu sangat-sangat licin banget dan pasirnya lurus semua.
18:19Jadi salah injek dikit bisa langsung jatuh.
18:21Iya itu batu-batunya kita lihat ya, itu langsung turun saat diinjak ya.
18:25Kalau, ya silahkan.
18:27Makanya disitu kita bikin pijakan-pijakan untuk kaki.
18:30Kita dibikin satu-satu, dibikin gitu, dan kita pasang alat pengaman juga.
18:35Kita disini pakai harness, pakai tali, pakai webbing, pakai helm.
18:38Karena keselamatan tetap nomor satu.
18:41Bisa diceritakan, ini tuh jalur menuju ke mana sih, jalur selatan ini?
18:45Oke, jadi jalur selatan ini aku menuju ke puncak Gunung Sangar, Gunung Rinjani.
18:49Jadi puncak Sangar itu di puncak selatannya Gunung Rinjani, melalui jalur Tim Banu.
18:54Jadi memang ini bukan puncak utamanya Gunung Rinjani.
18:55Ini jalur pilihankah misalnya, kalau pendaki bisa melewat salah satu jalur ini?
19:02Oke, jadi Gunung Puncak Sangar itu memang jarang banget orang-orang yang mendaki ke sana.
19:06Karena memang gak semua, karena memang aksesnya sangat-sangat sulit bisa dilihat juga.
19:10Dan sangat-sangat berbahaya juga, butuh banget pengalaman yang sudah berpengalaman juga.
19:16Makanya aku bawa dari situ ada guide yang memang sudah berpengalaman banget di Gunung Sangar itu.
19:22Jadi memang aku sengaja ke sana, bawa orang yang sudah berpengalaman.
19:25Jadi biar aku tahu, bisa aku bisa dikasih tahu medannya di sana seperti apa.
19:29Makanya mendaki dengan beberapa pengalaman itu sangat-sangat penting.
19:32Dan jadi aspek utama keselamatan kita juga.
19:35SOP-nya, guide-nya seperti apa sih kalau di kondisi medan gini?
19:39Kalau di kondisi seperti ini, sebenarnya kemarin itu kita one by one guide.
19:44Jadi aku ditemuin sama beliau, akhirnya juga ditemuin sama satu orang lagi.
19:47Jadi memang karena melihat dari kondisi seperti itu, cuaca yang sangat-sangat berkabut juga,
19:53makanya kita memilih untuk one by one person juga.
19:56Makanya kalau untuk komposisi antara guide dan peserta dalam misalnya operator pendekian,
20:02itu harus sangat-sangat diperhatikan.
20:04Nggak bisa yang misalnya lima orang peserta, satu orang guide.
20:08Karena kan strukturnya kan berarti ada navigator, ada guide, ada sweepernya yang di paling belakang.
20:12Jadi itu tiap-tiap orang itu harus ada yang ngejagain, harus jalan bareng-bareng dari awal sampai di akhir.
20:17Nggak boleh ada yang terpisah.
20:18Nah, tolong jelasin itu fungsinya apa aja tuh masing-masing guide dari mulai navigator sampai ke sweeper di belakang?
20:24Kalau navigator mereka yang bakal ngasih tau jalannya ke arah mana,
20:27kalau guide juga yang bakal kayak ngelit teman-teman pesertanya,
20:30dan sweeper itu yang akan ngejaga di paling belakang, make sure semuanya sudah berjalan dan nggak ada yang ketinggalan.
20:34Makanya struktur itu harus sangat-sangat penting banget diperhatiin gitu.
20:38Nggak bisa yang asal-asalan, misalnya lima orang peserta, satu orang guide itu akan sangat-sangat berantakan nantinya.
20:44Karena nggak mungkin bisa manage selima orang langsung.
20:46Kan jalur berisiko ini kan pilihannya kan, Sa.
20:50Udah berisiko dipilih pula.
20:52Kenapa sih?
20:53Oke, jadi memang kalau aku kemarin ke Sangar itu untuk latihan aku juga sih.
20:58Karena waktu kemarin aku mau naik ke Gunung Akonka gue di Argentina,
21:01dan aku melihat Gunung Sangar ini sebagai salah satu tempat aku latihan.
21:05Tapi walaupun aku memilih tempat Sangar ini sebagai salah satu latihan juga,
21:09aku sangat-sangat latihan yang lumayan lama untuk menuju ke Gunung Sangar ini.
21:12Aku latihan ke tebing dulu, latihan tali menali juga, latihan pekenaan alat-alatnya juga,
21:16latihan aklimatisasi juga ke Gunung Selamat dulu sebelum ke sini.
21:19Jadi memang mau gunung apapun itu, mau dimanapun tempatnya,
21:22tetap butuh persiapan yang panjang dan matang juga.
21:24Nah, bicara soal ini, soal pentingnya guide di Rinjani dengan lokasi medan yang berisiko,
21:32saya tanyakan ke Mas Afing.
21:34Mas Afing selaku relawan yang juga paham kronologinya pada saat kecelakaan Juliana Marins.
21:40Apa sih yang bisa dievaluasi?
21:42Misalnya, apakah dalam kondisi kemarin ada ketidakidealan jumlah guide dengan rombongan yang dibawa?
21:50Yang pertama, saya ingin mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya
21:54buat kawan-kawan tim gabungan yang sukses untuk mengekupasi korban Juliana di Rinjani.
22:02Bagaimanapun, kondisi di Rinjani tidak bisa dengan mudah untuk kita prediksikan begitu saja
22:08karena cuaca di sana cepat, kondisi bedan yang sangat curang.
22:12Jadi, kondisi di situ memang sangat-sangat sulit untuk melakukan evakuasi
22:20apalagi dari lembah, dari jurang yang ketinggiannya sampai di atas 600.
22:25Jadi, itu bukan merupakan suatu hal yang mudah.
22:27Jadi, itu merupakan suatu hal yang sangat-sangat sulit terutama dengan kondisi alam yang berkabut dan badai.
22:34Jadi, kondisi itu memang sangat-sangat tidak mudah untuk bagi tim untuk bisa mengekupasi Juliana.
22:41Nah, kondisi memang sudah seharusnya kita memberikan apresiasi kepada tim-tim Basarnas,
22:47tim gabungan SAR yang sudah mengekupasi Juliana di Rinjani.
22:54Ada pun kalau terkait masalah kecepatan atau itu saya pikir kawan-kawan tim SAR sudah sangat cepat merespon
23:01walaupun dengan peralatan yang seadanya.
23:05Ini kita bisa katakan bahwasannya suatu operasi SAR yang sukses,
23:09yakni ketika para penyelamat juga bisa balik dengan selamat.
23:14Dan saya pikir apa yang dilakukan oleh tim SAR gabungan di operasi Juliana kali ini
23:19sangat-sangat luar biasa dan fenomenal.
23:22Dan baru kali ini saya melihat suatu operasi yang begitu fenomenal
23:26yang melibatkan sebikian banyak pihak,
23:28yang melibatkan banyak unsur dan banyak relawan
23:31bersama-sama turun untuk membantu proses evakuasi Juliana itu.
23:36Memang saya pikir tidak ada di lokasi inti,
23:39cuman saya ada di pertengahan itu,
23:41saya ada di rangkaian acara operasi itu,
23:44walaupun tidak ada di punggungan Rinjani.
23:47Dan saya menyaksikan sendiri bagaimana
23:49kawan-kawan dari tim SAR gabungan berjibaku
23:52bersama-sama saling bahu-membahu
23:54untuk membawa jenazah Juliana
23:58sampai bertemu dengan keluarga di base camp Sembalu.
24:01Jadi kalau bicara soal ini, Kansa,
24:05artinya kan satu guide itu harusnya satu ya
24:08kalau idealnya waktu Kansa ke Rinjani.
24:10Waktu kemarin summit iya sebenarnya.
24:12Karena melihat dari mediannya sangat-sangat sulit,
24:14cuacanya juga.
24:15Jadi memang amanah itu satu orang, satu guide sebenarnya.
24:18Bahkan aku pun satu orang, satu guide
24:19waktu ke Rinjani kemarin.
24:20Iya, iya.
24:20Kalau dibandingkan dengan ini,
24:22saya tanya ke Pak Samsul juga.
24:23Pak Samsul, dengan kondisi lima orang,
24:26anggota di rombongan,
24:27satu guide yang menemani,
24:29itu ideal atau tidak?
24:31Kalau saya sih tidak ideal ya.
24:35Karena nanti kasusnya seperti ini.
24:39Ada yang sakit atau yang capek,
24:43ditinggal.
24:45Sebenarnya yang minimal ya dua lah.
24:50Dua guide.
24:50Nah, kalau kondisi seperti ini,
24:55apa-apa yang dikhawatirkan?
24:57Kalau misalnya guide-nya cuma satu,
25:00anggotanya ada lima.
25:02Dibandingkan dengan medan Rinjani,
25:04itu seperti apa berisikonya, Pak Samsul?
25:09Berisiko karena nanti yang menang.
25:15Seandainya ada yang satu di dalam dunia,
25:17terus ada tamu yang lain,
25:18sampai yang mendampingi.
25:20Kita tidak tahu cuaca datang dengan tiba-tiba,
25:25perubahannya sangat cepat.
25:27Perubahan cuaca juga sangat cepat.
25:32Ya, perubahan cuaca juga sangat cepat.
25:34Tapi selama ini aturan di Rinjani-nya ketat atau enggak sih,
25:37Pak Samsul,
25:38soal kelayakan.
25:40Misalnya rombongannya berapa orang,
25:42yang menemani-nya harus berapa orang?
25:45Nah, kita tidak tahu SOP-nya tamu nasional itu kan
25:50hanya,
25:52maksudnya ada tamu nasional yang punya kewena.
25:56Tapi kalau dari tim SAR sih berharapnya,
26:00agar tidak berisiko,
26:01harusnya sesuai dengan ketentuan
26:03atau kondisi idealnya begitu ya, Pak Samsul ya?
26:05Ya, jangan sampai ada kecelakaan dulu,
26:10baru nanti saat evakuasinya berisiko,
26:13ada kecelakaan dulu,
26:14baru ada penyelamatan,
26:16tapi pencegahannya itu yang harus dijaga.
26:18Nah, kalau dari sisi pendaki,
26:20pada saat mau naik gunung Rinjani,
26:22itu diperiksa dulu atau enggak sih?
26:23Misalnya,
26:24rombongannya berapa orang,
26:26yang mendampingnya berapa orang,
26:27perlengkapannya sudah lengkap atau betul,
26:29itu siapa yang memeriksa?
26:30Memang di Indonesia itu sekarang sudah diperlakukan seperti itu juga,
26:34sebelum kita naik gunung,
26:34di Basecamp itu awal kita akan daftar dulu,
26:37mungkin daftar online kan kalau di Rinjani juga,
26:39daftar online,
26:40apa-apa,
26:40saya tanya siapa-siapa,
26:42porternya gimana,
26:42guide-nya berapa,
26:44terus nanti untuk peralatan akan di cek juga biasanya.
26:46Dan memang itu menurut aku itu penting banget sih,
26:48agar kita udah terdaftar,
26:50kalau bisa ada apa-apa,
26:51Taman Nasional bisa tahu juga,
26:52dan tahu juga apa yang aja yang kita bawa,
26:55apa aja yang sama pendamping-pendamping kita itu apa aja.
26:57Tapi pihak Taman Nasional itu bisa enggak sih,
27:00terhadap pendaki,
27:01oh ini enggak sesuai dengan ketentuan,
27:02enggak bisa naik dulu sekarang?
27:03Jadi bisa kayak gitu juga sebenarnya,
27:05jadi enggak bisa asal-asal kita ngambil orang-orang yang tidak dapat sertifikat guide-nya juga,
27:10misalnya gitu.
27:10Jadi harus kondisinya,
27:12didampingnya oleh orang yang berpengalaman,
27:14apalagi kondisi Rinjani yang berisiko,
27:17jangan sampai FOMO,
27:18harusnya aturannya harusnya udah ketat ya di sana ya.
27:20Ya memang karena sekarang fenomena pendaki itu lagi rame banget nih lagi di Indonesia juga,
27:26dan untuk menyikapi FOMO ini sebenarnya bisa dibilang FOMO itu adalah hal yang baik,
27:30kecuali hal-hal yang baik,
27:33tetapi jika disikapi juga dengan baik juga.
27:35Nah bagaimana penyikapan dengan baiknya,
27:36kita akan bahas,
27:37mendaki gunung kini memang jadi tren di alangan anak muda,
27:40bukan sekadar menikmati keindahan alam,
27:42namun juga untuk sekadar membuat konten.
27:44Apa dampaknya?
27:47Momentum ini saya juga memberikan imbawan ya,
27:50kepada masyarakat bahwa naik gunung itu gak sama dengan ke mal.
27:56Jadi kapan mau healing, kita bisa ke mal gitu ya.
27:59Ke gunung agak lain, situasinya spesifik ya.
28:02Perlu ada edukasi, persiapan yang lebih baik ya.
28:08Pendakian gunung semakin populer di kalangan anak muda terutama di Indonesia.
28:12Aktivitas ini bukan hanya menjadi pelarian dari rutinitas,
28:16tetapi juga menjadi sarana membuat konten.
28:20Bagaimana kita harus menyikapinya?
28:22Masih bersama kami ada Kangsa,
28:25pendaki di usia muda ini sudah mendapatkan rekor muri,
28:30tiga rekor muri sebagai pendaki termuda
28:31untuk pendakian puncak Kilimanjaro Afrika,
28:34Albrus Rusia dan puncak Akon Kaguwa di Argentina
28:37juga masih bergabung bersama kami,
28:39Samsul Padli, Korla Besar Lombok Timur
28:42dan Aping Alkaf, tim relawan Kalpa Rinjani.
28:46Nah bicara soal FOMO, tadi kita ngomongin soal FOMO ya.
28:50Kansa, iya orang naik gunung mencintai alam hal yang baik.
28:55Mau healing, itu hal yang baik.
28:57Tapi kan harus tahu juga kemana healingnya,
29:00tepat atau gak udah siap atau belum.
29:01Apa sih yang harus disiapkan kalau bicara soal mendaki gunung
29:05biar gak sekedar FOMO doang?
29:07Aku setuju banget kalau gunung atau alam itu bukan lapangan kita biasanya.
29:12Kalau misalnya kita lagi galau menaik gunung itu gak bisa kayak gitu.
29:15Karena alam itu di dalamnya ada bahaya, ada risiko di dalamnya.
29:19Harus banyak persiapan yang kita lakukan.
29:21Persiapan-persiapannya banyak banget.
29:23Yang pasti yang pertama, yang tadi aku juga udah bilang,
29:25kita harus didampingi oleh orang yang berpengalaman dalam bidangnya.
29:27Aku selalu ditemenin sama guide-guide biasanya kalau lagi naik gunung.
29:31Sama ayah aku juga yang sebagai guide juga di pendekian gunung juga.
29:35Karena mereka yang bakal menemani kita,
29:36mereka yang bakal ngebikap kita kalau ada apa-apa.
29:38Dan kita pasti gak bisa sendirian kalau lagi di alam juga.
29:42Yang kedua, pasti kita harus tahu literatur gunung yang akan kita daki.
29:45Misalnya kita mau naik gunung kerinja nih,
29:46kita harus tahu misalnya di sana jelurnya seperti apa sih,
29:49medan-nya kayak gimana, tipe jelurnya itu seperti apa,
29:52ada berapa kem di sana, yang ada mata airnya itu di mana-mana.
29:55Jadi itu kita sudah siap sama kondisi lapangan yang ada di sana.
29:59Kita udah siap sama apa yang bakal terjadi sama kita di sana gitu.
30:02Yang bakal kita lihat di sana itu kita udah siap.
30:04Yang kedua, kita harus bikin juga rancangan operasional pendekiannya.
30:08Kayak tadi, kita mau naik pakai operator apa,
30:10operatornya siapa, guide-nya siapa,
30:12posternya kita bakal pakai berapa,
30:15lalu bawaan kita bakal seberapa berat,
30:17kita harus menyiapkan juga biaya datar duganya,
30:19nomor-nomor daruratnya.
30:20Jadi memang harus disiapkan sematang dan sedetail mungkin.
30:23Jadi jangan sampai ada yang kemis, agar pendekiannya juga aman dan nyaman juga.
30:27Yang selanjutnya, pastinya latihan fisik,
30:30karena lagi-lagi pendekian gunung itu membutuhkan fisik yang sangat-sangat matang juga,
30:34bisa lari atau apapun itu.
30:36Selanjutnya perlengkapan juga harus yang sangat matang dari ujung kekik sampai ujung kepala,
30:41sekarang pun lokal pun juga sudah banyak yang bagus juga,
30:44lalu perbekalannya juga pastinya,
30:46dan pastinya tidak meninggalkan ibadah dan doa juga,
30:50dan selalu ingat kalau buat aku sendiri,
30:52puncak adalah tujuan,
30:53tapi keselamatan tetap nomor satu.
30:55Jadi hakikat pendekian adalah kembali ke rumah dengan selamat.
30:58Itu yang harus ditetap lagi.
30:59Bukan mencapai puncak saja ya,
31:02tapi kembali ke rumah dengan selamat.
31:04Saya tanyakan ini ke Mas Aping lagi,
31:09kan dalam kondisi yang semestinya ideal,
31:12aturannya harus ditegalkan dengan tegas juga ya Mas Aping,
31:18karena ini bicara soal keselamatan pendaki.
31:20Misalnya soal kasus kemarin pendakian Juliana Marins,
31:24itu lima orang berbanding dengan satu guide saja,
31:27artinya ini tidak ideal dong kondisinya ya?
31:29Jadi yang paling utama dalam suatu pendakian itu adalah,
31:35salah satu yang paling penting itu adalah mengumpulkan informasi,
31:39karena semakin banyak informasi yang kita dapat,
31:42tentu akan meminimalisir resiko.
31:44Nah sekarang ini fenomenanya,
31:47banyak pendaki-pendaki yang pengu pendaki-pendaki,
31:50yang pemula ini yang hanya demi konten,
31:53mereka memaksikan diri tanpa memahami karakteristik gunung,
31:56tanpa memiliki informasi yang cukup tentang gunung,
31:59kemudian mereka hanya tergodal untuk ingin berselfie di gunung,
32:03atau ingin mendapatkan gambar yang bagus,
32:06sehingga mereka cenderung untuk mengabaikan
32:08SOP minimal standarisasi dalam suatu pendakian itu,
32:13mereka sangat minim.
32:14Apalagi rinjian ini berbeda karakternya
32:16dengan kebanyakan gunung yang ada di Indonesia.
32:19Jadi sementara saat ini para pendaki-pendaki pemula ini
32:25lagi nge-trend pada ingin
32:26tek-tok istilahnya pendaki zaman sekarang,
32:30berangkat itu langsung pulang tanpa harus menginap di situ.
32:33Nah kondisi ini kadangnya memaksa mereka
32:35untuk melakukan pendakian tanpa perencanaan
32:37dan tanpa peralatan bahkan tanpa logistik yang memadai.
32:40Sementara cuaca di gunung itu sangat berbeda,
32:42ancamannya juga sangat serius dan selalu ada.
32:45Itu yang membuat banyak pendaki-pendaki pemula
32:48yang kemudian mengalami kecelakaan di gunung.
32:52Akhirnya kondisi-kondisi ini juga
32:53bagi pihak pengelola Kaman Nasional Gunung Rindjani
32:56harus mendapatkan respon yang cukup baik.
32:58Jadi pihak yang tentu harus berbenar,
33:01tentu harus mempersiapkan beberapa peralatan
33:04yang harus selalu ada di kawasan Rindjani,
33:08baik itu di Beskip maupun di Pelawangan ataupun di Dana.
33:11Jadi sudah saatnya pengelola Kaman Nasional Gunung Rindjani
33:15ini memperlakukan sistem-sistem yang memang
33:19sudah ada sebelumnya untuk lebih dipuatkan.
33:22Artinya pengelola harus menyediakan peralatan-peralatan
33:26untuk penyelamatan sehingga tidak terkenal lagi
33:29waktu untuk mengambil peralatan
33:31atau kita terwaktu hanya untuk saling menunggu.
33:35Jadi sudah saatnya memang BTNGR untuk lebih memaksimalkan
33:38membenahi jalur untuk
33:42untuk mempersiapkan peralatan-peralatan keamanan
33:45untuk para pendaki.
33:47Apalagi sekarang ini hari berjani
33:48sedang rame-rame ini,
33:50jadi sehari itu bisa sampai 700 orang
33:52buatannya untuk melakukan penyelamatan.
33:54Jadi itu membuat kerjani sangat ramai
33:56dan sangat diminati.
33:59Mas Amping, apa kondisi di lapangan
34:02yang masih tidak ideal terkait ini?
34:04Terkait keselamatan pendaki,
34:06terkait kesiapan evakuasi,
34:08juga pengecekan pendaki sebelum naik ke Gunung Rindjani,
34:11apa yang masih harus dibenahi?
34:13Apa yang masih belum maksimal?
34:16Yang belum maksimal di sini,
34:18peralatan-peralatan ini,
34:20peralatan yang evakuasi,
34:22peralatan penyelamatan yang harus ready
34:24selalu ada di base camp maupun di beberapa tempat
34:26misalnya itu di Pelawangan atau itu di Danau.
34:29Dan yang paling penting juga,
34:31tracking organizer itu harus memiliki pasukan
34:33atau memiliki gai-gai yang paling tidak
34:35memiliki ilmu montana itu.
34:37Paling tidak dia memiliki sedikit pengetahuan
34:39tentang versi ke rescue,
34:41sehingga para gai-gai itu bisa mendampingi tamu
34:45dan ketika kejadian seperti yang dialami Juliana
34:47atau korban yang lain,
34:49paling tidak gai-gai itu bisa melakukan
34:51langkah-langkah awal di dalam penyelamatan.
34:53Artinya, selain meningkatkan kompetensi
34:58daripada tracking organizer itu sendiri,
35:02pihak tracking organizer dalam hal ini
35:04PGI mungkin harus bisa diajak duduk bersama
35:07untuk meningkatkan kapasitas dari gai-gai itu sendiri
35:09yang hanya bermodal pernah naik gunung
35:12atau dia orang sekitar,
35:14orang sembalun atau orang selalu
35:15kemudian mengaku dirinya pernah
35:17melakukan pendakian penuh ringgani.
35:19Dan sekarang ini persoalannya banyak gai-gai itu
35:22yang tidak berlisensi.
35:24Memang peningkatan kapasitas gai ini
35:27harus ditingkatkan terutama
35:28di dalam memahami ilmu montana ring.
35:32Ya paling tidak mereka memahami ilmu
35:34ketika risiko ataupun survival itu sendiri.
35:36Karena ketika terjadi kecelakaan,
35:38yang pertama harus bertanggung jawab
35:39dan yang pertama harus bisa melakukan
35:41upaya-upaya penyelamatan,
35:42ya portal dan gai-gai itu sendiri.
35:43Kalau dari Mas Samsu,
35:48apa yang diimbau untuk para pendaki
35:51agar lebih berhati-hati lagi?
35:54Termasuk kalau dari sisi evakuasi,
35:55apa sih yang masih dibutuhkan
35:57dari tim SAR kalau di kondisi Gunung Rinjani?
35:59Banyak yang kita putuskan
36:04peralatan.
36:05Seperti apa yang tadi sampaikan Bang,
36:08kalau kita menurut Pak Al-Kam,
36:10bahwa ada shelter untuk peralatan
36:14platikareksi.
36:17Supaya tidak dijangkau,
36:19kalau ada trouble seperti ini,
36:23langsung kepadikanan.
36:24Kalau dia menunggu kita dari bawah,
36:27perjalanan kita saja ke Sembalung,
36:29kita makan waktu 1 jam setengah.
36:31Belum jalan kaki sampai ke punggungan
36:35sudah 6 jam setengah.
36:39Jadinya lambat.
36:40Kenapa lambat?
36:41Ya karena perjalanan kita.
36:43Seandainya peralatan itu ada
36:46stand-by di sana,
36:49cepat di tangan hati,
36:51koster diet dan pendaki,
36:54ada yang bisa melakukan.
36:57shelter peralatan di lokasi yang terjangkau itu ya Mas Samsul ya?
37:03Yang dibutuhkan salah satunya adalah shelter peralatan
37:06di lokasi yang terjangkau untuk mempermudah
37:09kalau ada kondisi darurat
37:10untuk melakukan evakuasi.
37:12Begitu ya?
37:14Ya Mbak.
37:14Terima kasih Mas Samsul.
37:17Terima kasih juga Mas Aping
37:19sudah hadir di Rosi
37:21dan memberikan bagaimana kondisi di sana
37:25soal evakuasi,
37:26apa yang masih dibutuhkan,
37:27apa yang masih perlu dievaluasi
37:29agar jangan sampai ada
37:31kasus seperti
37:32yang menimpa pendaki asal
37:34berhasil terulang kembali.
37:36Terima kasih Mas Samsul.
37:37Terima kasih Mas Aping.
37:40Terima kasih.
37:40Saya ke Kansa dulu.
37:42Jadi artinya
37:43kan perlu diperbaiki ya.
37:45Kalau dari pendaki
37:46apa yang masih harus
37:47diperbaiki lagi
37:50dari sisi aturan misalnya
37:53atau hal yang mendukung pendakian
37:56di Indonesia khususnya
37:57tidak hanya di Rinjani
37:58tapi gunung-gunung lainnya
37:59yang sudah Kansa kunjungi.
38:02Oke.
38:03Kalau mungkin dari personal pendakinya lagi
38:05pastinya harus lebih siap dan matang lagi
38:07karena itu sudah dibilang tadi
38:08gunung bukanlah
38:09medan kita hari-harinya
38:10gunung itu ada bahaya juga
38:13ada resikonya juga
38:14harus disiapkan dengan matang
38:16lalu untuk peraturan-peraturan
38:17yang di apply lagi
38:19di tiap-tiap gunung juga
38:20waktu kemarin aku ke gunung
38:21akun kak gue
38:22Elbrus
38:23dan Kilimanjaro di luar negeri
38:25memang peraturan sangat-sangat ketat
38:26mulai dari operatornya
38:29yang tidak boleh meninggalkan
38:30para pesertanya
38:30atau enggak mereka akan diberi sanksi juga
38:33sama teman nasional mereka
38:34dan beberapa peraturan-peraturan
38:36sangat-sangat ketat
38:37yang membuat
38:38apa ya
38:38pendakiannya bisa jadi
38:40lebih lancar dan lebih aman lagi
38:41dan aku harap bisa di apply juga
38:43di Indonesia juga
38:44dengan peraturan yang lebih ketat lagi
38:46akan lebih minimalisilah
38:47terjadinya risiko-risiko yang akan terjadi juga
38:49jangan sampai ada risiko
38:51yang tidak bisa tertangani
38:53sejak awal
38:54nah apa yang terjadi pada Juliana Marins
38:56dan proses evakuasian di sorot dunia
38:57menjadi pelajaran penting
38:59bagi semua pihak
38:59untuk mengutamakan keselamatan
39:01dalam setiap pendakian
39:02saya masih bersama
39:06pendaki 104 gunung
39:07di Indonesia dan dunia
39:08serta pernah mendapat
39:09tiga rekor muri
39:10sebagai pendaki termuda
39:11Kansa Syahla
39:12sudah 104 gunung
39:14yang ada di mindset
39:15Kansa itu apa sih
39:17yang dicari memang?
39:19menurut aku yang aku cari
39:21pastinya pengalaman itu sih
39:22dan aku
39:23ngeliatnya adalah
39:25proses yang aku jalanin itu
39:26bukan pun cekit
39:27tapi prosesnya sebenarnya
39:28karena dari proses-prosesnya
39:29aku banyak dapat pelajaran baru
39:31misalnya aku bisa belajar
39:32keberanian aku
39:34kemandirian aku
39:35ketemu teman-teman baru
39:36dari dari yang berbeda-beda juga
39:38bisa tahu
39:39cara survival-survival skill
39:40ilmu-ilmu memontori
39:41dari orang-orang yang berbeda-beda
39:42jadi hal-hal itu
39:43yang bisa nge-build aku
39:44jadi diri aku yang sekarang sih
39:45meskipun itu berisiko
39:47bahkan di lokasi
39:48yang berisiko itu
39:50bisa bertaruh nyawa kan Sa?
39:51bisa bertaruh nyawa
39:52dan itu aku banyak banget
39:52pengalaman-pengalaman yang
39:54jadi pelajaran
39:55membuat hidup aku juga
39:56untuk ke depannya gitu
39:57selain dapat rekor muri
39:59tapi naik gunung ini kan mengantarkan
40:01beasiswa juga
40:02untuk kan saya
40:02betul banget
40:03jadi memang selain jadi
40:04hobi aku juga dari kecil
40:06alhamdulillahnya sekarang
40:07pendekian gunung menjadi prestasi juga
40:08untuk aku
40:09aku bisa menjadi
40:10mendapatkan jadwal prestasi
40:12dalam universitas aku juga
40:13sekarang di UI juga
40:14aku dari SMP sama SMP
40:16selalu dapat beasiswa
40:16dari pendekian gunung juga
40:17dan jadi brand ambassador
40:19Eger, Duta UI
40:20dari pendekian gunung juga
40:21tapi kan gak ada yang instan
40:23gak ada yang instan
40:24itulah kenapa
40:26saat ada sekarang
40:28FOMO naik gunung
40:29seperti yang kita bahas sebelumnya
40:30apa yang Kan Sa mau pesankan
40:33ke kawan-kawan yang baru
40:34mau memulai
40:35misalnya naik gunung
40:36di usia yang sekarang
40:38misalnya
40:38ya gak muda lagi
40:39misalnya 19 tahun
40:40baru memulai
40:41kalau Kan Sa kan
40:42udah dari kecil gitu
40:43nah apa-apa yang mau dipesankan
40:45untuk yang baru mau memulai
40:46mungkin aku bisa tekankan lagi
40:48kalau gunung itu
40:49meliputi bahaya objektif
40:51dan subjektif
40:52banyak banget bahaya-bahaya di dalamnya
40:53pastinya butuh antisipasi
40:54butuh persiapan juga dalamnya
40:56dan persiapan yang butuh yang mata
40:59mulai dari tadi pengalaman
41:00dan ditemenin oleh orang yang berpengalaman
41:03lalu persiapannya juga
41:04fisiknya juga
41:05dan gak usah takut gak nyampe puncak
41:09ataupun gak usah takut malu
41:11atau misalnya nyampe puncak
41:12karena gunungnya tetep akan disana
41:13gunungnya bakal tetep menungguin kamu
41:14yang penting keselapan tetep nomor satu juga
41:16jadi harus step by step juga ya
41:18kan Sa tadi mendaki rinjannya aja bolak-balik
41:21bolak-balik
41:22aku butuh waktu sekitar 4 tahun
41:24baru nyampe di puncak mungkin
41:25karena yang harus ada di pikiran adalah
41:28bukan nyampe puncak secepat mungkin
41:30begitu ya kan saya
41:31tapi prosesnya
41:31karena kalau misalnya kita nyampe di puncak
41:33tapi kita turun terseok-seok
41:34kita dalam keadaan sakit
41:36akan perjuman juga
41:37bukan itu
41:37esensinya naik gunung itu bukan itu
41:38tapi prosesnya
41:39dan kalau dibandingkan dengan
41:42karena saya pernah naik gunung
41:43di lokasi lainnya
41:44apa yang paling berbeda sih
41:46apakah disana lebih tegas peraturannya
41:48misalnya kalaupun konten-konten di tempat tertentu
41:51enggak bisa sembarangan kita ngambil video
41:53bener
41:54apalagi kalau banyak banget ya
41:56kayak misalnya
41:57kayak gunung rinjani contohnya
41:58gunung rinjani itu sangat-sangat berbahaya lagi
41:59medan-medan untuk menyapai ke puncak
42:01menurut aku sih
42:02sangat-sangat tidak disarankan untuk mengambil konten
42:04atau mengeluarkan HP
42:05di saat lagi perjalanan menuju puncak
42:07bahkan ada yang meng-apply peraturan bahwa
42:10selama menuju ke puncak rinjani
42:11jadi enggak boleh ada yang bikin konten
42:12enggak boleh ngeluarkan HP
42:13tapi ngeluarkan HP di puncak aja
42:14saking berbahayanya
42:16menuju ke puncak rinjani
42:17karena yang berbahaya itu bukan di puncaknya
42:19tapi menuju ke sananya ya
42:21medannya
42:21medannya sangat-sangat berbahaya
42:23nah artinya kan untuk
42:25terutama sekarang banyak
42:26komunitas-komunitas baru
42:28pendaki gunung
42:29atau hobi-hobi
42:30untuk pendaki gunung
42:31tidak bisa sembarangan orang
42:33tapi semua orang punya kesempatan yang sama kan
42:34orang punya kesempatan
42:36lebih ke kitanya
42:37ingin mau mempelajari lebih
42:38ingin mempersikap diri kita lebih
42:39atau enggak
42:40karena gunung itu butuh banget
42:42ilmu-ilmu monitoring
42:43ilmu-ilmu survival skill
42:44karena kita enggak akan tahu
42:45apa yang akan terjadi di sana nanti
42:47butuh dipersiapkan dulu
42:47dalam diri lebih matang lain
42:48apa sih ilmu survival skill
42:51yang memang harus dimiliki
42:53setiap kita mau naik gunung yang berisiko
42:55apalagi Kansas sudah mencapai
42:574 dari 7 seven summit di dunia kan
42:59pastinya banyak banget sih
43:00mungkin dari antisipasi penyakit-penyakit dulu
43:02seperti hipotermia
43:03atau penyakit akut mountain sickness
43:05penyakit ketinggian
43:06diantisipasi dengan kita harus aklimatisasi
43:08misalnya
43:08kita mau naik gunung rinjanin
43:09di ketinggian 3700
43:11kita harus aklimatisasi dulu
43:12misalnya di gunung ketinggian 2900
43:14di gunung gede
43:15lalu naik lagi ke gunung selamat
43:17di ketinggian 3500
43:18jadi kita nih tubuhnya tuh
43:20udah siap sama kondisi
43:21gunung rinjanin nantinya
43:23udah kita udah siap sama
43:24dingin yang ada di sana
43:25kita udah siap sama
43:25ketinggian yang ada di sana
43:26udah dipersiapkan dulu
43:27step by step
43:28jadi aklimatisasi
43:29lalu untuk dinginnya juga
43:31kita latihan juga
43:31untuk persiapan peralatan-peralatan juga
43:34kalau bisa tahu di rinjani
43:35misalnya
43:35sulit
43:36terus medan-medan yang batuan
43:38kita coba latihan dulu
43:39bisa pengenalan-pengenalan alat
43:40misalnya seperti helm
43:41harnessnya
43:42webbing-webbingnya
43:43kalau mau naik-naik
43:44gunung-gunung yang es
43:45misalnya kita harus belajar juga
43:46cara pakai double bootsnya
43:47pakai helm
43:48pakai harness
43:49pakai tali-talinya
43:50walking together
43:51jadi banyak banget ilmu-ilmu
43:52di pendekian gunung
43:53yang harus kita pelajari
43:53tergantung sama gunung-gunung
43:55yang akan kita daki
43:56termasuk perbekalan
43:57apa yang prioritas harus dibawa
43:59itu gimana
44:00untuk menentukannya
44:01kan Sa?
44:01untuk melihat
44:03misalnya
44:03gunung ini
44:04medannya seperti ini
44:05apa yang harus dibawa
44:06yang wajib
44:06sementara kan yang harus dibawa
44:07ke atas itu terbatas
44:09pasti kan
44:09benar-benar
44:10memang itu sih
44:11yang harus kita pelajari lagi
44:12makanya itu tadi
44:13gunung itu bisa salah-salah
44:14kita butuh orang yang berpengalaman
44:16untuk kasih tahu kita
44:17apa aja ini sih
44:17gunung itu seperti apa
44:19biar kita tahu ini
44:19kita butuh bawa apa aja
44:21kayak misalnya
44:21kerinjani
44:22untuk in case-nya
44:24misalnya dari operator aku
44:25kemarin akan bawa tali juga
44:26akan bawa webbing tambahan
44:28kita pasti bawa helm juga
44:29dari awal
44:29karena tahu kondisinya
44:30seperti itu di sana
44:31untuk gunung Semeru juga
44:33misalnya karena aku tahu
44:34batuannya sangat-sangat lepas
44:35batuannya juga licin juga
44:36aku pakai helm
44:37gak apa-apa
44:38kalau menurut orang-orang
44:38kayak lobay banget sih
44:39pakai helm
44:40tapi menurut aku itu penting
44:41karena itu untuk keamanan aku juga
44:42jadi tetap
44:43mau gimana pun
44:44alat-alat sangat penting
44:45dibutuhkan kita bawa
44:46dan makanan-makanan juga
44:48jangan lupa sih
44:49buat energi
44:49paling sulit dimana?
44:51paling sulit pendekiannya
44:52menurut aku di gunung
44:53Kartensi Piramid di Papua
44:54kenapa?
44:55karena itu medannya tebing
44:56bukan kita jalan
44:57tapi kita geletungan di tebing
44:58pakai tali
44:59oh sepanjang perjalanan
45:00sepanjang perjalanan
45:01menuju ke puncak
45:01sekitar 800 meter kurang lebih
45:03dengan posisi yang sangat-sangat miring
45:06hampir vertikal juga
45:07kita harus pakai geletungan di tali
45:08berapa lama waktu itu
45:10mendaki?
45:11lumayan lama
45:12aku berangkat sekitar jam 3
45:15jam 4 malam
45:15sampai di puncak
45:16sekitar jam 2 siangan
45:17dengan itu
45:19kita kena hujan salju juga
45:20hujan es juga
45:21dengan berkabut full seharian juga
45:23makanya
45:24menurut aku itu pendekian yang
45:26sangat-sangat challenging juga
45:27karena mentally ke drain juga
45:28physically ke drain juga
45:29apalagi risiko hipotermia
45:32sudah pasti ya
45:33dengan ketinggian begitu
45:34dengan cuaca yang demikian
45:35belum lagi medannya pula
45:37dan apalagi
45:38semakin tinggi kita mendaki
45:39kan oksigennya semakin nipis ya
45:41jadi akan bisa aja
45:42muncul-muncul pusing
45:43mual
45:44ya makanya itu
45:44dianticipasi dengan
45:45aklimatisasi di awal
45:46persiapannya berapa lama?
45:48kalau mendakinya berapa lama
45:50kan tergantung ya
45:51tapi persiapan kesananya
45:52berapa lama?
45:53waktu kemarin ke kartens
45:54aku persiapan sekitar
45:557 bulan sampai 1 tahun kemarin
45:57aku latihannya panjang banget
45:59karena aku tahu gunungnya itu
46:00berbeda di gunung-gunung lainnya
46:01karena di tebing
46:02aku latihannya
46:03bolak-balik ke tebing
46:04citatah
46:05berkali-kali
46:06latihan tali menali
46:07peralatannya gimana-gimana
46:08kalau jatuh kayak gimana
46:09latihannya
46:10kalau misalnya kedinginan kayak gimana
46:11itu juga bisa tahu juga
46:12selama persiapan
46:13jadi jangan pernah tanya
46:15berapa lamanya saja
46:16tapi persiapan sebelumnya
46:18itu berapa lama
46:18bukan berapa lama naiknya
46:20tapi berapa lama persiapan
46:21karena itu ya
46:21nah target dalam waktu dekat
46:23kemana lagi?
46:24target dalam waktu dekat
46:25mungkin aku akan melanjutkan
46:26ke Seven Summit dunianya
46:27karena sudah 4 gunung
46:28terus sisa 3 gunung lagi
46:29yaitu
46:30Gunung Denali di Alaska
46:32Vinter Masif di Antartika
46:33dan Everest di Himalaya
46:34semoga bisa tercapai
46:36untuk ke-3 gunung
46:37amin kapan targetnya?
46:38amin semoga
46:39insya Allah di akhir tahun ini
46:40berarti persiapannya udah
46:41selama lagi di persiapkan
46:43sudah berapa lama tuh
46:44persiapan yang menuju ke situ?
46:45mulai dari kemarin
46:47awal-awal tahun
46:48sudah beri persiapan juga
46:49nah apa yang mau
46:50disampaikan sama Kansa
46:52kita tahu tadi
46:54kasusnya diarinjani
46:56bagaimana peran dari tim SAR
46:58tapi apa juga yang
46:59dari sisi pendaki
47:00harus diperbaiki
47:01dalam pendakian secara sistemnya
47:04di berbagai titik
47:05di Indonesia khususnya
47:06menurut aku itu tadi
47:08mulai dari persiapan dari diri
47:09kita juga harus matang
47:10lalu untuk taman nasional
47:12taman nasional gunungnya
47:13dari juga harus
47:14memperlakukan peraturan yang ketat juga
47:16untuk operator-operatornya
47:18dan guide-guidnya
47:18sudah harus bersertifikat juga
47:20gak bisa asal-asalan
47:21beneran tadi dibilang
47:22harus punya ilmu-ilmu mountainering
47:23ilmu-ilmu survival
47:24harus tahu gimana
47:25cara yang nge-manage orang
47:26waktu lagi di gunung
47:27karena akan berbeda
47:27situasinya di gunung
47:28dan di kota juga
47:29jadi memang banyak banget
47:30aspek-aspek
47:31dan manusia-manusia
47:32yang dibutuhkan
47:33dan bantuan-bantuan
47:33yang dibutuhkan
47:34saat lagi di gunung gitu
47:35persiapannya harus matang
47:36bukan persiapan instan semalam
47:39tapi butuh latihan fisik
47:41mental dan kesabaran
47:42dan sekali lagi
47:43hakikat pendakian adalah
47:44kembali ke rumah dengan selamat
47:45keselamatan tetap nomor satu
47:47hakikat pendakian adalah
47:48kembali ke rumah dengan selamat
47:50terima kasih Kansa
47:51sudah hadir di program Rosy
47:54terima kasih Anda telah
47:55menyaksikan Rosy
47:55kita jumpa lagi
47:56Kamis depan
47:57hanya di Kompas TV
47:58independen terpercaya
48:00selamat malam
48:01sampai jumpa