Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 19/6/2025
KOMPAS.TV - Untuk kesekian kalinya, warga asing kembali terlibat dalam kasus kriminal di Bali. Kali ini, dua warga negara Australia menjadi korban penembakan di kawasan Badung, Bali, Sabtu (14/6/2025).

Kriminolog menyebut tren kejahatan yang melibatkan warga asing di Bali cukup tinggi, salah satunya disebabkan oleh banyaknya kemudahan yang mereka dapatkan selama berada di pulau tersebut.

Lalu, apakah ada keterlibatan gangster dalam kasus penembakan dua warga Australia di Badung, Bali?

Selengkapnya akan kita ulas bersama Komisioner Kompolnas, Yusuf Warsyim, dan pakar hukum pidana, Eva Ahyani Zulfa.

#gangsterbali #wna #bali #polisi

Baca Juga [FULL] Pernyataan Presiden RI Prabowo & Presiden Rusia Vladimir Putin, Bertemu di Rusia di https://www.kompas.tv/internasional/600577/full-pernyataan-presiden-ri-prabowo-presiden-rusia-vladimir-putin-bertemu-di-rusia

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/600582/full-2-warga-australia-korban-penembakan-di-bali-gangster-terlibat-pakar-kompolnas-buka-suara
Transkrip
00:00Saudara, apakah ada keterlibatan gangster di kasus menebakan warga Australia di Badung-Bali?
00:06Selengkapnya kita ulas malam hari ini bersama Komisioner Kompolnas Yusuf Walshin
00:10dan Pakar Hukum Pidana Eva Ahyadi Zulfa.
00:13Selamat malam, Mbak Eva, Mas Yusuf.
00:17Selamat malam, Pak Yusuf.
00:21Selamat malam, Ikut Eva.
00:23Mas Yusuf, saya mau tanya ke Anda terlebih dulu.
00:26Mas Yusuf, apa sih yang Kompolnas lihat dari korbannya?
00:30Dua korban adalah warga Australia.
00:32Pelakunya juga warga Australia.
00:34Yang kita tahu bersama bahwa Bali ini menjadi salah satu destinasi favorit bagi warga Australia.
00:39Jadi dalam kasus ini sebenarnya apa titik krusial yang dilihat oleh Kompolnas?
00:46Ya pertama tentu kita mengapresiasi langkah cepat penyidik
00:53untuk bisa kemudian tanggal 18 sini hari menangkap tersangka pelaku.
01:01Ini perlu kita apresiasi.
01:03Nah kami lihat kaitannya dengan penyidikannya terlebih dahulu
01:08ini memang sangat didukung oleh pertama kemampuan penyidik mengolah TKP.
01:14Dari TKP itu mendapatkan petunjuk yang kemudian menyusuri CCTV.
01:22Tapi CCTV itu yang ditelusuri oleh penyidik itu ada petunjuk dari TKP.
01:28Alat yang digunakan untuk hidupkan yang dipakai untuk pelaku melakukan tindakan melakukan pembunuhan itu.
01:36Kemudian yang penting lagi terklarifikasi yang kemarin sempat kita nantikan penjelasan yang secara rinci
01:45apa yang dimaksud dengan koordinasi dengan pihak Australia.
01:49Ternyata sesuai dengan kesaksian awal diduga pelaku adalah berkebangsaan Australia
01:56karena didengar dari logatnya sehingga penyidik kami mendapatkan klarifikasi berkoordinasi
02:03dalam rangka memastikan warga negara Australia yang itu telah kembali ke negaranya atau tidak
02:09berdasarkan data imigrasi.
02:11Jadi memang itu perlu dikoordinasikan dan kami komponen tentu sangat memahami ini.
02:15Nah hanya memang selanjutnya yang paling penting lagi scientific crime investigation itu
02:20ada pada pengecekan handphone terutama pada korban.
02:24Sehingga disini akan terlihat apakah ada hubungan dengan pelaku ini masih terus didalami.
02:30Oleh karena itu kami sendiri belum bisa memastikan.
02:33Saudara kami lanjutkan dialog perbicaraan mengenai keterlibatan gangster
02:38ini di kasus menembakkan warga Australia di Badung Bali.
02:41Selengkapnya kita bahas bersama dengan komisioner Kompolnas Mas Yusuf Warsim
02:44dan juga peker hukum pidana Mbak Eva Ayani.
02:47Mbak Eva Mas Yusuf saya kembali lanjutkan perbicaraan kita malam hari ini.
02:52Saya mau ke Kompolnas kembali.
02:53Mas Yusuf merujuk tadi dari pernyataan Mas Yusuf yang terakhir bahwa mengapresiasi kinerja dari Polri
03:00dan juga pihak-pihak terkait ya termasuk dari pihak luar negeri begitu.
03:05Nah tapi yang saya mau tekankan disini adalah oke satu sisi kita apresiasi.
03:09Tapi pertanyaannya dari mana ini pelaku menggunakan senjata api,
03:13mendapatkan senjata api di Bali, kok bisa?
03:16Ya, tentu itu masih dalam pendalaman penyidik.
03:21Dipastikan sumber pemilikan senjata api, perolehannya dari mana,
03:29itu pasti dipastikan akan menjadi bagian dari penyidikan yang dilakukan.
03:34Apakah ada ini juga merupakan evaluasi ada titik lemah begitu dari pengawasan?
03:39Sejauh ini kami belum bisa memberikan penilaian terhadap itu
03:45karena ini kan bagian dari penyidikan yang ditolak dari pemeriksaan laboratorium forensik selongsong pelurunya ya.
03:56Karena inilah yang dikatakan dukungan scientific crime investigation
04:00yang pasti kebutuhan yang saat ini yang perlu dilakukan,
04:05melakukan pendalaman terus, memastikan semua bukti-bukti yang ada itu sesuai dengan tiga tersangka ini.
04:12Oleh karena itu, terkait dengan perolehan senjata api,
04:17pemilikan senjata api, apakah ada izin atau tidak,
04:21ini terus kami akan monitor dan ini akan kami atensi.
04:24Karena ini memang sangat penting untuk ke depannya.
04:27Terkait dengan pemilikan ataupun penggunaan,
04:31perolehan sumber senjata api yang dimiliki pelaku ini
04:35perlu dipastikan secara sah, legal atau tidak.
04:38Oke, Mbak Eva, kalau yang dilihat Mbak Eva sendiri ada apa dengan Bali?
04:43Bali yang terkenal dengan surganya, keindahan alamnya.
04:47Nah, tapi sekarang ini dengan perisiwa penembakan warga negara Australia
04:52yang juga melakukannya adalah warga negara Australia,
04:55kemudian menggunakan senjata juga.
04:57Apa sebenarnya yang dikritik atau yang dilihat di sini?
05:00Ada celah di mananya, Mbak Eva, dari kasus kriminal ini?
05:03Ya, mungkin kalau kita lihat ini ada kaitannya dengan kebijakan keimigrasian kita yang Mbak Anggi ya,
05:12di mana pemerintah mencoba untuk membuat satu kebijakan yang mempermudah
05:19orang asing untuk masuk ke Indonesia.
05:21Misalnya ada Golden Visa, ada Visa on Arrival gitu ya,
05:25yang ke Bali itu sudah tercatat meliputi 97 negara.
05:30Jadi orang asing masuk ke Indonesia itu mudah sekali.
05:32Tapi dilihat dari perspektif yang lainnya,
05:35kalau saya lihatnya dari konteks kebijakan dalam hukum pidana gitu ya,
05:40atau dalam konteks kebijakan keamanan nasional kita,
05:44apakah kebijakan untuk membuka,
05:46yang tujuannya adalah tentunya peningkatan ekonomi,
05:49diimbangi dengan antisipasi kita terhadap kerawanan-kerawanan khususnya di bidang keamanan.
05:55Nah, ini bukan hanya barangkali Pak Yusuf yang tahu ya,
06:00berapa angka tindak pidana yang dilakukan oleh orang asing,
06:05pasti angkanya meningkat,
06:07baik oleh balik terhadap orang asing,
06:09ataupun pelakunya adalah orang asing.
06:12Nah, ini kan memberikan satu warning rasanya Mbak Anggi,
06:16kepada kita semua gitu ya,
06:18untuk mencoba melihat kepada fenomena ini.
06:23Apakah memang kita siap untuk dibanjiri orang asing gitu ya,
06:27dengan kebijakan-kebijakan keimigrasian yang seperti itu.
06:30Mbak Eva, kalau...
06:31Khawatirnya,
06:32khawatirnya ekonominya nggak masuk,
06:35tapi keamanannya malah bikin bingung polisi ini.
06:39Seperti itu.
06:39Oke, kalau kita berkali-kali misalnya pergi ke Bali kan memang,
06:43ini bebas ya di sana ya Mbak Eva ya,
06:46artinya bisa melakukan ya apapun.
06:49Nah, apa kalau misalnya yang dilihat sendiri adalah dalam arti kata bebasnya ini,
06:53inilah yang dijadiin celah buat warga negara asing misalnya,
06:56untuk berbuat apapun yang mereka mau di sana,
06:59termasuk dengan penggunaan senjata api.
07:01Kan ini dipertanyakan dapat dari mana senjata apinya?
07:04Iya, saya kira kalau kita bicara konteks situasional teori ya Mbak ya,
07:09ini kan kemudahan orang asing masuk ke Indonesia bisa dilihat dari perspektif yang lainnya.
07:14Khususnya para pelaku tindak pidana gitu ya.
07:18Apakah kemudian dengan terbukanya kebijakan imigrasi ini menyebabkan aktivitas-aktivitas mereka,
07:25termasuk aktivitas criminal, gitu mudah dilakukan.
07:29Apalagi di Indonesia gitu ya.
07:31Mungkin selama ini kita tidak merasa,
07:34apa namanya,
07:36permasalahan misalnya kemampingan senjata api dan lain sebagainya,
07:39ini sebagai sesuatu isu, gitu.
07:44Izin dan sebagainya.
07:45Atau kemudahan untuk mendapatkan itu.
07:47Kita nggak tahu nih,
07:49senjata yang dipakai senjata apa, gitu ya.
07:51Keluaran mana, gitu ya.
07:53Jangan-jangan apakah itu memang senjata-senjata yang rakitan gitu ya,
07:59mudah didapat, gitu ya.
08:01Atau memang ketika masuk ke Indonesia,
08:04ke Indonesia, orang ini,
08:06ya izin untuk membawa senjata api juga dilihat secara ketat.
08:10Nah, itu kan bagian dari yang tadi saya katakan.
08:13Kebijakan keimigrasian kita itu harus diantisipasi.
08:16Oke.
08:17Dengan bagaimana kita membangun satu sistem pengamanan
08:22yang juga bisa menjamin bahwa masuknya wisatawan
08:26tidak mengancam stabilitas keamanan kita, gitu ya.
08:29Terutama terhadap orang Indonesia, tentunya.
08:32Mas Yusuf, kalau dilihat dari Bali sendiri kan
08:36memang terbuka untuk siapa saja yang datang ke sana.
08:38Banyak sekali warga negara asing, Australia, Rusia,
08:42Tiongkok, dan lain sebagainya untuk masuk ke sana.
08:44Nah, satu sisi baik untuk perekonomian,
08:46tapi satu sisi tadi adalah ada catatan-catatan.
08:48Kita lihat ini bukan pertama ya,
08:50kasus-kasus yang melibatkan warga negara asing,
08:53tapi kalau yang ini salah satu yang terparah
08:55karena ada korban meninggal dunia juga
08:58dan menggunakan pistol, begitu.
08:59Nah, ini apakah ada terkesan dalam artian
09:02ini menjadi catatan kompolas juga,
09:04jangan-jangan ada pembiaran yang dilakukan polisi
09:07bahwa ya sudahlah karena di Bali
09:09siapapun bisa melakukan apa saja,
09:11jadi ya tidak terlalu ketat-ketat banget
09:13untuk melihat ya warga negara asing
09:16yang mungkin gerak-geriknya mencurigakan.
09:18Ya, sejauh ini dalam pantauan kompolas,
09:24karena kan Bali sendiri adalah daerah wisata,
09:28dan tentu produk yang ada tentu produk-produk wisata,
09:34maka di dalam pemulisiannya sendiri
09:37tentu ada pemulisian yang kait pemulisian para wisata.
09:41Dan itu yang harus kita akui.
09:45Hanya sejauh dalam pantauan kami memang
09:47ada peningkatan kasus-kasus yang itu
09:52di Bali dilakukan oleh warga negara asing.
09:56Dalam beberapa waktu lalu,
09:57kami sendiri pernah menyampaikan langsung
10:00kepada Pak Kapolda,
10:02dan Pak Kapolda memang memberikan atensi ini
10:04karena ada tren kenaikan.
10:08Walaupun demikian,
10:09ini bukan berarti ada semacam celah atau apa.
10:13Pemulisian para wisata yang di Bali
10:15tetap dilakukan perimbangan
10:17pada aspek-aspek penegakan hukum,
10:20di mana semua wisatawan kan tetap
10:22harus mematuhi hukum yang berlaku.
10:25Kita melihat misal ada beberapa turis
10:29yang itu dilakukan penilangan,
10:31itu pernah kita lihat dan datanya ada.
10:35Nah, sejauh ini aspek-aspek fungsi
10:37penegakan hukum yang dilakukan oleh
10:39Pak Kapolda Bali itu tetap dilakukan.
10:41Dan di Bali sendiri kan juga ada
10:42yang sifatnya kearifan lokal.
10:44Ada kearifan lokal juga,
10:46dan itu bersinergi di dalam penegakan hukum
10:49yang dilakukan oleh Kepolisian daerah Bali.
10:53Nah, apakah peningkatan kejahatan
10:58yang dilakukan oleh warga negara asing ini
11:00merupakan dampak dari kebijakan
11:04yang seolah-olah mempermudah turis masuk
11:08karena prioritasnya untuk memperbanyak turis.
11:11Setahu kami memang semenjak COVID-19
11:15kemarin itu memang kan ada suatu
11:17keinginan besar untuk menormalkan Bali.
11:21Itu barangkali apakah ini yang akan kita lihat.
11:24Tapi sejauh ini kami kompol nas
11:26pada saat ini memastikan
11:28kinerja penyidikan di dalam kasus
11:30penembakan warga negara Australia ini
11:32tuntas, proses perjalanan hukumnya
11:35sampai ke jaksa ini lancar,
11:37dan bagaimana nanti kaitannya
11:38dengan kepemilikan senjata api
11:40yang itu merupakan dari barang bukti
11:41yang harus disajikan di dalam peradilan.
11:44Nah, ini kita akan pantau
11:45sehingga nanti poin yang kedua
11:47kaitannya dengan kepemilikan senjata api,
11:50nah itu nanti barangkali menjadi
11:51permasalahan kedua kita
11:52yang akan kita atensi
11:53seiring proses hukum di peradilan ini
11:55akan berjalan.
11:56Oke, berkaitan dengan pendapatan
11:59begitu ya ketika banyak warga negara asing
12:01yang melakukan kunjungan wisata,
12:03utamanya di Bali nih Mbak Eva.
12:05Nah, dengan seperti itu
12:06apakah juga jangan-jangan yang Mbak Eva lihat
12:08bisa jadi ya dengan kasus,
12:11banyaknya kasus ya,
12:11yang berkeliaran warga negara asing
12:14yang bisa melakukan apapun begitu di Bali,
12:16ini juga karena mungkin ada anggapan bahwa
12:19ya yang penting banyak wisatawan masuk,
12:21jadi kalau ada hal-hal kecil atau patroli-patroli
12:24ya diringankan sajalah takutnya
12:26warga negara asing ini kan
12:27wah ke Bali ternyata sekarang susah nih
12:29banyak peraturan dan lain sebagainya.
12:31Itu yang menjadi catatan juga nggak
12:33bagi Mbak Eva?
12:35Ya kalau saya sih enggak sih Mbak.
12:37Cuma gini,
12:38kalau kita lihat dari sisi yang lain ya,
12:41kita kan juga orang Indonesia
12:43yang selalu punya perasaan bahwa
12:47tamu adalah raja,
12:50ya tamu adalah pihak yang harus dihormati, gitu ya.
12:53Nah, tetapi itu kan kita harus fahami
12:56bahwa di dalam konteks penegakan hukum,
13:00perspektif itu nggak bisa lagi kita pakai, gitu.
13:03Ya, terutama kalau kita bicara
13:05soal bagaimana perlakuan kita terhadap
13:07dalam tanda kutip orang bule, gitu ya.
13:11Karena kasus ini kan juga tidak hanya terjadi di Bali.
13:15Beberapa waktu yang lalu misalnya
13:17di daerah Jawa Barat juga terjadi, gitu ya.
13:20Atau di daerah-daerah lain
13:22seperti misalnya NTT, NTB, sorry,
13:24yang juga daerah wisata itu juga terjadi.
13:27Jadi saya kira ini
13:29kasus-kasus ini harus kita lihat
13:31sebagai satu evaluasi lah.
13:35Apakah perlu satu treatment khusus, gitu ya.
13:38Betul tadi Pak Yusuf mengatakan
13:40ini konteksnya bagaimana penegak hukum
13:43tapi dalam konteks pariwisata.
13:46Apakah ada satu pendekatan khusus
13:48yang bisa dilakukan terhadap mereka
13:51atau memang kita selektif
13:54di dalam memberikan misalnya
13:56fasilitas visa on arrival.
13:58Terhadap negera mana, gitu ya,
14:00itu bisa diberikan.
14:01Atau warga negera mana.
14:03Jangan sampai kemudian...
14:03Artinya jangan sampai ada kebal hukum
14:05intinya juga seperti itu ya.
14:07Betul, karena terlalu longgar,
14:08pengennya wisatawan masuk,
14:10yang masuk ternyata ya resisi pariwis
14:13itu, apa namanya,
14:15orang-orang yang memang ingin melakukan
14:18satu kegiatan-kegiatan yang tidak baik
14:20juga di Indonesia dan lain sebagainya.
14:23Saya kira itu yang harus dilihat.
14:25Sudah kami tangkap.
14:25Terima kasih Mbak Eva
14:27dan ada juga Komisioner Kompolnas
14:29Mas Yusuf Warsin
14:30sudah berbagi pandangan
14:31di Sapa Indonesia malam.
14:33Selamat malam.
14:33Bapak dan juga Ibu, terima kasih.
14:34Selamat malam.
14:35Terima kasih.

Dianjurkan