Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 14/6/2025
NTB, KOMPAS.TV - Diduga akibat malapraktik, tangan seorang balita asal Desa Tambe, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, harus diamputasi.

Orang tua korban menuding adanya malapraktik yang dilakukan tiga layanan kesehatan milik pemerintah, yaitu Puskesmas Bolo, RSUD Sondosia, Kabupaten Bima, dan RSUD Bima.

Di umurnya yang belum genap dua tahun, balita perempuan ini harus kehilangan tangan kanannya akibat dugaan malapraktik.

Kejadian berawal pada April 2025, saat bocah perempuan ini mengalami demam. Saat dirawat di Puskesmas Bolo, tangan kiri yang dipasang infus bengkak hingga kemudian dipindahkan ke tangan kanan.

Ibu korban yang cemas meminta rujukan namun ditolak. Meski akhirnya dirujuk, namun anak perempuannya tidak mendapatkan perawatan yang memadai hingga akhirnya diamputasi di RSUD NTB.

Orang tua korban menuding adanya malapraktik yang dilakukan tiga layanan kesehatan milik pemerintah, yaitu Puskesmas Bolo, RSUD Sondosia di Kabupaten Bima, dan RSUD Bima. Mereka pun melaporkan kejadian ini ke polisi dan dinas kesehatan terkait, namun belum mendapatkan tindak lanjut.

Karena kondisi yang sudah memburuk, akhirnya amputasi dilakukan di RSUD Nusa Tenggara Barat.

Saat ini, RSUD Provinsi NTB tengah mempersiapkan operasi bedah plastik sebagai tindakan lanjutan.

Operasi rencananya dilakukan pekan depan. Selain bedah plastik, akan dilakukan juga rekonstruksi anatomi pergelangan tangan.



#ntb #amputasi #malapraktik

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/599450/kronologi-balita-di-ntb-diduga-jadi-korban-malapraktik-hingga-tangan-diamputasi
Transkrip
00:00Diduga akibat malapraktik tangan seorang balita asal desa Tambe, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, harus diamputasi.
00:08Orang tua korban menuding adanya malapraktik yang dilakukan tiga layanan kesehatan milik pemerintah,
00:14yaitu Puskesmas Bolo, RSUD Sondosia di Kabupaten Bima, dan RSUD Bima.
00:23Di umurnya yang belum kenap dua tahun, balita perempuan ini harus kehilangan tangan kanannya
00:28akibat dugaan malapraktik.
00:31Kejadian berawal pada April 2025, saat bocah perempuan ini mengalami demam.
00:37Saat dirawat Puskesmas Bolo, tangan kiri yang dipasang infus, bengkak, hingga kemudian dipindahkan ke tangan kanan.
00:44Ibu korban yang cemas meminta rujukan namun ditolak.
00:47Meski akhirnya dirujuk, namun anak perempuannya tidak mendapatkan perawatan yang memadai,
00:52hingga akhirnya diamputasi di RSUD NTB.
00:55Udah tau kalau ternyata pas dikompres air, diinginkan, tiba-tiba gintam, saya langsung minta rujukan.
01:02Karena saya bilang ini bukan lagi peradangan, bukan lagi bengkak biasa, tapi defeksi.
01:06Saya minta rujukan sama perawat, perawatnya ditanya dokternya, tapi tidak diaksesikan.
01:11Mana dikasih sumah salep, pas tanggal 15 saya lagi minta rujukan di dokter umum,
01:15katanya harus komplit masih lagi ke dokter spesialis, sampai suara nggak dikasih.
01:19Makanya saya lari dari perawatan anak ke UGD menangis.
01:23Minta.
01:24Tolong.
01:25Dan tolong rujukan akses ke arah biar rujukan paksa.
01:28Baru dia sisa.
01:29Orang tua korban menuding adanya malah praktik ini dilakukan tiga layanan kesehatan milik pemerintah,
01:38yaitu poskesmas Bolo, RSUD Sondosia di Kabupaten Bima, dan RSUD Bima.
01:43Mereka pun melaporkan kejadian ini ke polisi dan dinas kesehatan terkait.
01:47Namun belum mendapatkan tindak lanjut.
01:49Karena kondisi yang sudah memburuk, akhirnya amputasi dilakukan di RSUD Nusa Tenggara Barat.
01:54Saat ini RSUD Provinsi NTB tengah bersiapkan operasi bedah plastik sebagai tindakan lanjutan.
02:00Insya Allah kalau tidak ada halangan, mungkin pekan depan,
02:04hari Senin kalau tidak ada halangan, akan dilakukan operasi lanjutan oleh dokter bedah plastik RSUD Provinsi NTB.
02:11Kemudian tadi juga di sini hadir Bapak Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi NTB.
02:19Dan Alhamdulillah kalau kita berbicara tentang kasus ini ya, Mbak Dian ya, dan tim,
02:28sedisa mungkin kalau bisa kita bicarakan dengan baik,
02:32mungkin kita berdiskusi nanti bersama dengan semua pihak,
02:35sehingga apa yang menjadi hajatan daripada Arumi dan orang tua khususnya bersama tim kuasa hukum,
02:43sehingga kita fokus kepada penanganan kesehatan Arumi.
02:49Sehingga nanti Arumi tetap sehat,
02:51dan insya Allah RSUD Provinsi NTB,
02:54seperti yang disampaikan tadi oleh dua dokter spesialis kami di sini,
02:59dokter bedah plastik dan dokter ortopedi,
03:02siap untuk dilakukan operasi insya Allah pekan depan di sini.
03:07Operasi rencana dilakukan pekan depan.
03:09Selain bedah plastik, akan dilakukan juga rekonstruksi anatomi pergelangan tangan.
03:13Fitri Rahmawati, Kompas TV, Mataram, Lombok, NTB

Dianjurkan