KOMPAS.TV - Greenpeace Indonesia mengkritik dampak buruk eksploitasi nikel di kawasan Raja Ampat, Papua. Greenpeace menyebut industri tambang nikel di Papua mengancam keindahan alam dan lingkungan di Raja Ampat.
Dari video milik Greenpeace yang diunggah di akun YouTube-nya, Greenpeace memperlihatkan kondisi industri pertambangan nikel yang masif di wilayah Pulau Gag.
Pulau Gag ini berjarak 40 kilometer dari kawasan pariwisata Raja Ampat, Pulau Piaynemo.
Pulau Gag ini juga menjadi kawasan tempat konservasi penyu. Tak hanya di Pulau Gag, industri pertambangan nikel juga terdapat di Pulau Kawe yang berjarak tak jauh dari kawasan pariwisata.
Aktivis Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik mengajukan protes atas tambang nikel yang merusak lingkungan Raja Ampat, dalam sebuah acara diskusi Indonesia Minerals Conference dan Expo pada Selasa (3/06/2025).
Iqbal terlihat mengangkat sebuah poster yang bertuliskan Nickel Mines Destroy Lives, hingga berteriak Save Raja Ampat dan Papua Bukan Tanah Kosong.
Iqbal, lalu ditarik keluar acara oleh sejumlah petugas keamanan. Pemerintah resmi menghentikan sementara operasional tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya, setelah ramai dituding merusak ekosistem dan situs bersejarah.
Selengkapnya kita tanyakan langsung ke Zenzi Suhadi, Direktur Eksekutif WALHI.
Baca Juga PT Gag Nikel Beroperasi Sejak Tahun 2017 di Raja Ampat, Aktivis Greenpeace: Pemerintah Lemah! di https://www.kompas.tv/regional/598089/pt-gag-nikel-beroperasi-sejak-tahun-2017-di-raja-ampat-aktivis-greenpeace-pemerintah-lemah
#rajaampat #greenpeace #tambangnikelmorowali
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/598093/ekosistem-raja-ampat-terancam-kenapa-tambang-nikel-baru-dihentikan-sementara