Gunung Sindoro, Gunung Bertipe Stratovolcano di Wilayah Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM – Gunung Sindoro adalah gunung yang terletak di Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.

Gunung Sindoro mempunyai nama lain yaitu Sindara atau Sundoro.

Letaknya yang berdampingan dengan Gunung Sumbing membuat Gunung Sindoro dikenal sebagai bentangan alam gunung kembar Sumbing-Sindoro.

Gunung Sindoro mempunyai titik tertinggi 3.150 meter di atas permukaan laut.

Penampakan alam berupa kawah dan jurang terdapat di sisi barat laut dan selatan dari Gunung Sindoro.

Kawah terbesar di Gunung Sindoro disebut ‘Kembang’ yaitu sebuah kawah dengan lava kecil yang ada di puncak gunung.

Hutan di Gunung Sindoro berjenis hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.

Riwayat Letusan

Berdasarakan beberapa sumber, letusan Gunung Sindoro muncul sejak abad ke-19.

Bentuk letusan Gunung Sindoro adalah bertipe strombolian. Jenis ini berciri pada endapan hasil letusannya.

Pada tanggal 5 Desember 2011, pukul 20.00 WIB, status Gunung Sindoro meningkat dari Normal menjadi Waspada.

Catatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menerangkan bahwa peningkatan status aktivitas tersebut diamati dari meningkatnya aktivitas kegempaan dan visual, terutama dari Gempa Vulkanik Dalam, dan Vulkanik Dangkal.

Kedua jenis gempa tersebut meningkat mulai bulan November 2011 hingga mengalami peningkatan pada bulan Desember 2011.

Pada tanggal 26 November 2011, dari dua kali pengamatan visual dan pengukuran suhu di kawah puncak pada beberapa titik di sekitar kawah dari Gunung Sindoro, terdapat kepulan asap dari fumarole dengan temperatur rata-rata mencapai 75 derajat celcius (pada 26 Oktober 2011), dam 95 derajat celcius (pada 2 November 2011).

Asap fumarol telah melewati bibir kawah Gunung Sindoro sekitar beberapa meter dengan kondisi tekanan asap yang lemah-sedang.

Pada 30 Maret 2012, kondisi Gunung Sindoro sudah mulai stabil dan statusnya diturunkan kembali menjadi normal tepatnya pada pukul 14.00 WIB.

Penurunan status tersebut dipantau berdasarkan penurunan tingkat aktivitas vulkanik secara visual maupun dari segi kegempaan.

Dari pengamatan, aktivitas vulkanik secara visual maupun kegempaan mengalami penurunan dan tidak ditemukan tanda-tanda peningkatan aktivitas.

Dianjurkan