- kemarin dulu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Negosiasi tarif Trump untuk Indonesia memasuki babak baru. Melalui percakapan telepon, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Donald Trump sepakat mengenakan tarif bea masuk 19 persen untuk produk Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat, dan nol persen untuk produk Amerika yang masuk ke Indonesia.
Dalam negosiasi ini, Presiden Prabowo juga menyepakati pembelian sejumlah produk Amerika. Salah satunya, pesawat Boeing yang sebagian besar merupakan jet berbadan bongsor, yakni Boeing 777.
Untuk mencapai kesepakatan tarif baru Trump, Indonesia akan membeli 50 pesawat Boeing untuk maskapai pelat merah Garuda Indonesia.
Apakah ini langkah tepat untuk mengembangkan bisnis Garuda? Sudah bergabung Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin.
Baca Juga Dampak Kesepakatan Prabowo-Trump di Tarif 19 Persen, Bisa Perkuat Pasar Dalam Negeri? di https://www.kompas.tv/nasional/606330/dampak-kesepakatan-prabowo-trump-di-tarif-19-persen-bisa-perkuat-pasar-dalam-negeri
#prabowo #trump #boeingcrash
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/internasional/606453/pembelian-50-boeing-777-demi-tarif-trump-19-persen-ri-untung-atau-rugi-sapa-pagi
Dalam negosiasi ini, Presiden Prabowo juga menyepakati pembelian sejumlah produk Amerika. Salah satunya, pesawat Boeing yang sebagian besar merupakan jet berbadan bongsor, yakni Boeing 777.
Untuk mencapai kesepakatan tarif baru Trump, Indonesia akan membeli 50 pesawat Boeing untuk maskapai pelat merah Garuda Indonesia.
Apakah ini langkah tepat untuk mengembangkan bisnis Garuda? Sudah bergabung Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin.
Baca Juga Dampak Kesepakatan Prabowo-Trump di Tarif 19 Persen, Bisa Perkuat Pasar Dalam Negeri? di https://www.kompas.tv/nasional/606330/dampak-kesepakatan-prabowo-trump-di-tarif-19-persen-bisa-perkuat-pasar-dalam-negeri
#prabowo #trump #boeingcrash
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/internasional/606453/pembelian-50-boeing-777-demi-tarif-trump-19-persen-ri-untung-atau-rugi-sapa-pagi
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Kami hadirkan kompas bisnis saudara bersama saya Berylman Atenaya.
00:08Negosiasi tarif Trump untuk Indonesia memasuki babak baru.
00:12Melalui percakapan telepon, Presiden Prabu Subianto dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump
00:16sepakat mengenakan tarif biaya masuk 19% untuk produk Indonesia yang akan diekspor ke Amerika Serikat.
00:24Dan kemudian 0% untuk produk Amerika yang masuk ke Indonesia.
00:29Nah dalam negosiasi ini Presiden Prabu juga menyepakati pemilihan sejumlah produk dari Amerika.
00:36Salah satunya adalah pesawat Boeing yang sebagian besar merupakan jet berbadan bongsor yakni Boeing 777.
00:44Nah lebih lengkapnya saudara kita akan bahas dalam polemik pembelian 50 Boeing demi tarif Trump 19%.
00:51Nah saudara ini adalah data yang kami dapatkan ini dari kompas.id terkait dengan kesepakatan pembelian pesawat Boeing 777 dari Amerika Serikat.
01:05Jadi pertama saudara Indonesia akan membeli 50 pesawat Boeing 777 dari Amerika Serikat dengan nilai kontrak sebesar 3,2 miliar dolar Amerika Serikat hingga 2025.
01:19Angka ini kalau kita rupiahkan setara dengan 52,16 triliun rupiah.
01:25Nah ini catatannya dengan kurs 16,301 per dolar Amerika Serikat.
01:30Kemudian kedua saudara ada juga selain membeli perlu dirawat juga pesawatnya.
01:35Ini nilai perawatan pesawatnya kontraknya ada 11,2 miliar dolar Amerika Serikat.
01:42Atau setara dengan 182,57 triliun rupiah sampai dengan tahun 2041.
01:50Nah pembelian pesawat dalam jumlah besar ini menjadi salah satu upaya pemerintah Indonesia meningkatkan posisi tawar Indonesia di hadapan pemerintah Amerika Serikat dalam negosiasi tarif baru terang.
02:03Nah soal pembelian pesawat Boeing saudara, Presiden Prabowo bilang Indonesia membutuhkan pembelian pesawat baru untuk membesarkan maskapai nasional yakni Garuda Indonesia.
02:14Dan kemudian Boeing dipilih karena dianggap punya kualitas yang cukup bagus.
02:18Lebih lengkapnya saudara, ini kata dari Presiden Prabowo Subianto.
02:23Ya memang kita kan perlu untuk membesarkan Garuda.
02:29Garuda adalah kebanggaan kita.
02:32Garuda adalah flag carrier nasional.
02:35Garuda lahir dalam perang kemerdekaan kita.
02:41Jadi Garuda harus menjadi lambang Indonesia.
02:43Kita bertekad, saya bertekad untuk membesarkan Garuda.
02:48Dan untuk itu ya kita butuh pesawat-pesawat baru.
02:52Dan saya kira gak ada masalah karena kita butuh.
02:56Mereka ingin jual.
02:58Pesawat Boeing juga cukup bagus.
03:00Kita juga tetap dari Airbus.
03:01Jadi akhirnya terjadi pertemuan dua kepentingan.
03:10Oke itu kata Pak Prabowo yang bilang bahwa kita perlu membesarkan Garuda Indonesia.
03:15Kemudian bagaimana dengan kinerja keuangannya saudara?
03:18Ini adalah laporan kinerja keuangan Garuda Indonesia pada tribulan pertama tahun 2025.
03:25Nah Garuda Indonesia masih membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 76,48 juta dolar AS atau setara 1,26 triliun rupiah.
03:41Kemudian pada periode yang sama di tahun sebelumnya, di tahun 2024, tribulan 1, Garuda Indonesia juga membukukan kerugian hingga 87,03 juta dolar AS atau setara dengan 1,44 triliun rupiah.
03:58Kalau dilihat dari data ini saudara, kerugian berkurang sekitar 10 juta dolar AS.
04:04Kemudian apa yang dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan Garuda Indonesia yang terus merugi?
04:10Kita ke data berikutnya.
04:14Ya saudara, untuk menyelamatkan Garuda Indonesia, pemerintah melalui Badan Pengelola Investasi Danantara memberikan suntikan modal berupa pinjaman dana mencapai 405 juta dolar AS atau setara dengan 6,65 triliun rupiah dengan asumsinya kurs 16,603 rupiah per dolar AS.
04:37Dana ini merupakan dukungan awal dari total dukungan pembiayaan yang dirancang mencapai 1 miliar dolar AS atau setara dengan 16,60 triliun rupiah.
04:51Suntikan modal ini bukan yang pertama saudara.
04:53Sebelumnya pada tahun 2022, Garuda Indonesia juga dapat suntikan dana segar dari negara berupa penyertaan modal negara atau PMN senilai 7,5 triliun rupiah.
05:06Dan juga dari pengusaha atau perusahaan pengelola aset atau PPA, ini dalam bentuk fasilitas pembiayaan berbasis bagi hasil senilai 725 miliar rupiah.
05:18Penyelamatan yang dilakukan ini menjadi pertanyaan selanjutnya saudara.
05:23Apakah pembelian Boeing dari Amerika Serikat yang tadi sebanyak 50 buah ini tepat untuk mengembangkan bisnis darurat?
05:31Kita akan bahas bersama dengan ekonom usai jeda berikut.
05:34Kembali di Kopas Bisnis Saudara.
05:41Untuk mencapai kesepakatan tarif baru Trump, Indonesia akan membeli 50 pesawat Boeing untuk maskapai plat merah Garuda Indonesia.
05:49Apakah ini kemudian langkah yang tepat untuk mengembangkan bisnis Garuda?
05:53Sudah bergabung bersama kami ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin.
05:57Selamat pagi Prof.
05:58Selamat pagi Mas, bagaimana?
06:01Baik Prof, kita akan bahas dulu di kesepakatan tarif baru Trump yang angkanya kalau ke Indonesia ini 19 persen.
06:07Nah kalau Anda lihat apakah angka 19 persen ini tuh sebanding sih dengan kesepakatan yang harus kita tanggung nih.
06:14Termasuk kita harus beli pesawat 50, kemudian dari Amerikanya kita memperlakukan 0 gitu ya untuk mereka.
06:22Anda kira-kira melihatnya seperti apa?
06:23Ya dari 32 ke 19 persen atau turun 13 persen itu harus diakui itu sebagai satu kinerja bagus ya, satu achievement.
06:35Tapi kita juga harus lihat Vietnam yang sudah di lebih dulu itu turun dari 46 ke 20 persen.
06:41Jadi turun 26 persen dengan tawaran Indonesia yang sebenarnya lebih banyak dari tawaran Vietnam.
06:49Misalnya membeli pesawat, kemudian yang kedua pajak 0 persen untuk barang Amerika masuk ke Indonesia.
06:56Pasar Indonesia jauh lebih besar daripada pasar Vietnam.
07:00Sehingga terkait dengan angka 19 persen ini, saya rasa tim kita, pemerintah kita harus tetap negosiasi sampai 1 Agustus.
07:08Supaya bisa mendapatkan angka yang lebih rendah.
07:11Karena begini Mas Bermanah, negara lain seperti Malaysia, Filipin, India, Thailand itu belum mengeluarkan hasil negosiasinya.
07:19Yang saya khawatirkan adalah hasil negosiasi mereka lebih rendah daripada kita.
07:25Sehingga posisi produk kita di Amerika juga tidak sebagus mereka.
07:29Jadi walaupun sudah dapat 19 persen, harus tetap nego untuk dapat lebih rendah lagi dan ini sangat mungkin.
07:35Angkanya kira-kira berapa Prof? Kalau kita boleh berandai-andai di bawah 19 persen ini berapa?
07:40Saya merasa 15 persen itu angka yang sudah sangat bagus. Jadi kalau bisa mendekati itu luar biasa sekali.
07:46Oke paling tidak di 15 persen. Tapi kemudian kita bicarakan lagi soal pembelian 50 pesawat Boeing 777 nih Prof.
07:54Kalau misalnya kita melihat apakah sesuai nih kebutuhannya dengan Garuda saat ini?
07:58Apakah ini kalau kata orang kan ini kayaknya nggak tepat karena pesawat 777 ini lebih ke antar berdua, kemudian yang jaraknya sangat jauh gitu.
08:08Anda melihatnya seperti apa?
08:08Ya kita harus mendukung apa yang disampaikan oleh Pak Prabowo bahwa kita akan memperkuat Garuda sebagai flagship, sebagai simbol kita di dunia internasional.
08:22Dan kalau kita lihat 50 Boeing 777 itu klaimnya Trump kan dalam satu statement dia mengatakan pemerintah Indonesia akan membeli Boeing 777 sebanyak 50.
08:33Dan kita tahu Trump itu seringkali exaggerating ketika berbicara number kemudian beberapa hal lain gitu ya.
08:42Jadi kita juga harus tetap melihat jangan dianggap 50 Boeing 777 itu sebagai final.
08:50Kita harus terus melakukan negosiasi.
08:52Dan begini kalau kita ingin membantu Garuda tentunya dengan sesuatu yang dibutuhkan oleh Garuda.
08:59Kalau Garuda ini analisi saya dikasih 50 Boeing 777 justru keuangannya akan makin terpuruk.
09:07Kenapa?
09:08Karena Garuda ini pasarnya adalah domestik, pasarnya adalah regional.
09:12Yang dibutuhkan 737.
09:16Kalaupun ingin yang berbadan lebar mungkin 787 supaya lebih bisa kompit di penerbangan jarak jauh.
09:23777 itu adalah produk yang sebenarnya sudah tua.
09:27Dimodifikasi tapi tetap jauh kalah dibandingkan 787 dari sisi efisiensi dan kenyamanan.
09:34Jauh kalah dibandingkan Airbus A350 atau A330 Neo.
09:39Jadi kalau Garuda dikasih Boeing 777 artinya dipaksa untuk kompit di penerbangan jarak jauh internasional
09:48akan sulit bagi Garuda untuk bisa berkompit melawan Singapura Airlines, Turki, Qatar, dan lain sebagainya.
09:55Jadi saya melihat ini masih belum final.
09:58Seperti setelah Garuda sendiri bahwa belum final masih dilakukan need analysis.
10:05Saya usul ini harus fleksibel, jangan sampai kita mengeluarkan statement yang mengikat gitu ya.
10:12Tentang jenis pesawat, tentang periode.
10:14Dan mohon maaf Mas B. Mana?
10:17Ini kan kita ada kontrak dengan supplier pesawat kita di masa lalu.
10:22Utang, leasing, ini kan pasti ada klausul-klausulnya.
10:26Biasanya kalau kita melakukan deal dengan pihak lain, membeli pesawat yang sejenis,
10:31ada punishment, ada penalty, atau harus melunasi.
10:35Jadi itu juga harus kita lihat.
10:36Jangan sampai kita melakukan aksi, kemudian kita disu oleh pihak lain di kemudian hari.
10:42Jadi ini belum final Mas.
10:44Setuju dengan apa yang disampaikan Pak Prabowo,
10:46tapi detailnya harus kita kawal dengan baik.
10:48Oke detailnya mungkin kalau kita lihat masuk akalnya,
10:51ya campuran gitu ya Prof, ya mungkin ada yang 777, ada yang 737, ada yang 787.
10:57Seperti apa menurut Anda Prof?
10:58Kita harus diversifikasi yang kita beli atau sebenarnya gak usah beli sama sekali deh?
11:03Atau misalnya kita beli merek lain deh? Kira-kira gimana Prof?
11:06Saya rasa kalau membeli pesawat memang harus membeli.
11:08Karena Garuda sendiri sebelum negosiasi Trump dan pemerintah,
11:13ini juga sudah punya rencana untuk membeli pesawat.
11:15Hanya memang jenis pesawat seperti apa yang akhirnya akan dibeli,
11:20itu harus disesuaikan dengan kebutuhan Garuda.
11:23Jadi dalam situasi seperti ini, Garuda kita kasih kesempatan untuk menyampaikan juga pandangannya.
11:31Jadi apa yang kita berikan itu harus sesuai dengan ukuran badan Garuda.
11:36Ibarat ngasih baju itu yang pas dengan badannya sehingga enak dipakai.
11:40Oke, kemudian Prof ketika kita bicara kemampuan finansial dari Garuda sendiri,
11:45sebenarnya mampu gak sih untuk membeli 50 pesawat Boeing?
11:48Dan kalaupun misalnya mampu gitu ya, ketika mereka sudah beli 50 pesawat Boeing 777 misalnya,
11:54apakah kemudian berikutnya akan mereka terbebani misalnya dengan operasional yang tinggi,
11:59kemudian permintaan dan penawaran yang mungkin gak ketemu gitu ya,
12:02yang butuhnya apa, yang kita punya apa?
12:04Seperti apa Anda melihatnya Prof?
12:05Kalau dipaksakan Garuda mengelola 50 Boeing 777,
12:10kondisi keuangannya akan makin buruk.
12:12Dan bahkan bisa berujung pada kebangkrutan.
12:16Karena kalau kita present value-kan ya, harga 50 Boeing 777,
12:22itu sekitar hampir 250 hingga 300 triliun.
12:27Begitu.
12:28Dan Garuda sudah di bawah dana antara.
12:31Apakah dana antara ada kapasitas keuangan untuk membantu melakukan injeksi kapital atau shareholder loan gitu ya?
12:42Saya rasa tidak.
12:43Jadi kembali harus diatur jenis pesawatnya, kemudian periodenya.
12:48Kalau membeli 50 pesawat,
12:50variannya sesuai kebutuhan,
12:53kemudian periodenya 20 tahun ke depan,
12:55itu sangat masuk akal.
12:56Karena memang fleetnya Garuda kan banyak yang sudah usang juga yang harus diganti.
13:02Oke.
13:03Kemudian Prof, kalau Anda melihat tadi Anda sempat sebutkan juga ketika kita misalnya terpaksa membeli misalnya 50 pesawat 777 gitu ya.
13:11Kemudian kita harus bersaing dengan maskapai lain yang sudah mainnya jauh gitu ya,
13:16kalau untuk soal penerbangan jarak jauh antarbenua.
13:19Anda melihatnya semakin terpurukah Garuda ketika harus bersaing dengan maskapai yang sudah lebih,
13:25dalam tanda kutip ini lebih jauh lah terbangnya untuk ke penerbangan jarak jauh.
13:31Kalau kita ingin bermain di level long haul,
13:35bersaing dengan Singapore Airlines, Qatar, Turki,
13:38dan kita dilengkapi, Garuda dilengkapi dengan Boeing 777,
13:44saya bisa katakan sayonara buat Garuda.
13:47Akan sulit untuk bisa survive.
13:49Yang pertama, saingannya punya brand lebih bagus.
13:52Kemudian yang kedua, saingannya punya pesawat yang jauh lebih efisien.
13:57787 itu jauh lebih efisien,
13:59lebih nyaman daripada 777.
14:03Karena teknologi dan lain sebagainya.
14:07Jadi, kita harus pikirkan ulang betul,
14:10kalau kita ingin dorong Garuda bertempur di level global,
14:15ya kita kasih amunisi dan senjata yang sesuai dengan kebutuhan,
14:20yang memenuhi syarat.
14:22Jadi, saya ingin sampaikan lagi,
14:25kalau dipaksakan Garuda mengelola Boeing 777-50 dalam waktu dekat,
14:31ini akan mendorong Garuda pada kebangkrutan.
14:36Sulit sekali menyelamatkan Garuda.
14:38Oke, Prof.
14:38Ini kan sekali lagi kita lihat kinerja dari PT Garuda Indonesia
14:43secara keuangan ini masih rugi, rugi bersih.
14:46Kemudian ada wacana 50,
14:49kayak lagi 50 pesawat Boeing 777 yang akan dibeli,
14:53yang terpaksa.
14:54Mungkin kalau misalnya Garuda bilang 2 per 3 untuk domestik,
14:58kemudian yang 1 per 3 ini untuk internasional.
15:00Dengan komposisi 2 per 3 dan juga 1 per 3 ini, Prof.
15:04Dengan 50 Boeing 777,
15:07kemudian dengan kondisi kinerja keuangannya juga masih rugi bersih
15:10selama tadi dari 2024-2025 kita lihat masih rugi.
15:15Berarti kebangkrutan itu bisa dilihat di depan mata?
15:18Sudah pasti ini, Prof?
15:20Ya, sulit untuk menyelamatkan Garuda,
15:22karena 777 itu hanya cocok untuk penerbangan antarpenua,
15:26itu pun tidak sekompetitif 787 atau A350,
15:32tidak senyaman 2 adiknya itu.
15:36Kemudian pada saat yang bersamaan,
15:38pasar Garuda itu bukan antarpenua,
15:41tapi domestik dan regional.
15:45Dan domestik dan regional itu yang diperlukan adalah 737.
15:49Oke, tapi kalau dipaksakan gitu, Prof.
15:51777 ini untuk regional,
15:53apakah memang itu sangat berpengaruh terhadap efisiensi biaya
15:57atau food cost yang harus dikeluarkan?
15:59Kalau lihat track record Garuda dan lihat beban biaya yang akan ditanggung,
16:04beban kompetisi yang akan dihadapi di masa depan,
16:07kalau dipaksakan 50 Boeing 777,
16:11saya akan mengatakan seonara buat Garuda.
16:13Oke, Prof. Vijayento,
16:15kemudian terakhir ini kan ada sempat mengemukar
16:17wacana integrasi antara bisnis Garuda Indonesia
16:20dan juga anak usahanya,
16:22yaitu Citilink dan juga Pelita Air.
16:24Nah, kemudian peleburan ini kan menjadi salah satu strategi gitu ya
16:27untuk ke depannya Garuda Indonesia bisa menyelamatkan diri.
16:30Kira-kira apa lagi, Prof, yang bisa dilakukan Garuda Indonesia?
16:33Mungkin selain tadi menambah 50 pesawat,
16:36adakah cara-cara lain yang lebih efisien
16:38dan juga lebih efektif untuk mereka bisa keluar
16:41dari kerugian yang mereka alami?
16:44Ya, saya rasa konsolidasi itu hal yang bagus.
16:47Pasti akan banyak efisiensi yang bisa diambil.
16:49Tetapi juga kita perlu merubah kultur.
16:53Dan kalau ingin shortcut,
16:55usul saya bagi Garuda adalah hire CEO,
17:00manajemen terbaik dunia
17:02dari belahan negara manapun.
17:06Walaupun harus membayar mahal,
17:08tapi kalau bisa membawa kebaikan, perbaikan kultur,
17:12itu harus kita tempuh.
17:13Kita harus belajar dari penerbangan-penerbangan yang sukses di Middle East.
17:18mereka betul-betul meng-hire talent terbaik yang ada di industri dari seluruh dunia.
17:24Dan kalau Garuda ingin seperti mereka,
17:28hal itu juga harus dilakukan.
17:31Jadi, industri penerbangan ini,
17:33industri yang marketnya global,
17:36sangat kompetitif,
17:37jadi juga mindset dan kultur.
17:40Garuda juga harus global dan sesuai dengan tingkat kompetisi dunia.
17:46Kalau tidak di level itu,
17:48sulit bagi Garuda untuk bisa bersaing.
17:50Oke, kita perlu adanya professional hire
17:53dari pihak-pihak yang sudah terbukti.
17:57Mereka bisa membawa maskapai keuntungan,
18:00ke bisnis yang lebih baik lagi.
18:03Kemudian kita tunggu nanti ya, Prof,
18:04bagaimana kemudian upaya dari Garuda Indonesia,
18:07terutama dan juga upaya pemerintah
18:09untuk menyelamatkan maskapai pelat pera ini.
18:11Terima kasih, Prof. Vijayanto Samirin,
18:14ekonom Universitas Palamadina,
18:15sudah bergabung bersama kami di Kompas Bisnis.
18:17Selamat pagi.
18:18Terima kasih.