- 2 days ago
Seorang inspirator terkenal yang banyak memberikan coaching dan motivasi pada kalangan swasta dan BUMN serta di berbagai institusi ini membuka rahasia penting. Mindiarto Djugodihardjo kali ini blakblakan agar kita bisa jago dan ahli saat berbicara di hadapan publik misalnya di televisi, sebagai MC, pembicara seminar dan sebagainya.
Category
🦄
CreativityTranscript
00:00Selamat malam, Pak.
00:03Selamat malam.
00:05Saya kan dapat informasi ini dari A1 ini, Pak.
00:09A1, ya?
00:10Iya, jadi bukan A4 gitu loh, A1.
00:12Bahwa Bapak itu seorang pembicara atau speaker.
00:18Nah, di antara teman-teman saya itu ingin jadi pembicara, entah itu di podcast, atau di seminar-seminar, atau pelatihan-pelatihan gitu, Pak.
00:26Iya, iya, iya.
00:27Jadi narasumber gitu lah ya.
00:28Oke, iya.
00:29Nah, mereka tuh banyak yang merasa itu kayak gugup gitu ya, atau nervous gitu ketika memulai untuk berbicara di depan publik.
00:37Walaupun itu di studionya sendiri, di rumahnya sendiri, misalnya kalau yang podcast ya.
00:41Iya, iya.
00:41Nah, bagaimana kiat-kiatnya supaya kita percaya diri?
00:48Oke, banyak orang senang jadi speaker, atau public speaker.
00:53Kenapa?
00:54Karena di-expose, dilihat orang banyak, kemudian juga, wah disaksikan, apalagi kalau ada iming-iming itu ya, jadi profesi, wah enak ya jadi speaker, bayarannya gede.
01:07Nah, itu enak di dalam, tapi belum tentu mampu melakukan.
01:12Jadi, dua syarat yang harus difahami oleh public speaker.
01:18Pertama, konten.
01:20Konten artinya isi dari materi, atau ilmu yang ingin disampaikan, itu perlu bertanggung jawab.
01:29Bertanggung jawab artinya apa?
01:31Artinya ilmu itu tidak ilmu yang out of date, uno, tidak valid lagi.
01:39Kedua, artinya ilmu itu ada dasar ilmiahnya.
01:42Nah, itu pengertian konten.
01:45Kedua, ya tadi ditanya kok masih gugup kementeran.
01:48Ini ceritanya konteksual.
01:51Caranya, how it is.
01:53Kedua hal tersebut, kalau konteks, cara itu butuh jam terbang.
01:59Butuh latihan.
02:00Nah, ya, tetapi latihan ini tidak akan bisa menjadi baik, kalau tidak belajar bagaimana cara memberikan pelatihan sebagai public speaker.
02:15Oh, begitu.
02:16Jadi, kiat-kiatnya perlu, tetapi kiat-kiat itu perlu di-repitasi ya, di-repit, diulang-ulang, sehingga menjadi biasa dan bagus.
02:26Itu.
02:28Konten dan konteks.
02:28Nah, kemudian tadi ya, yang sering sekali terjadi, karena public speaker itu dianggapnya, wah, enak, indah, gitu.
02:38Banyak sekali teman-teman tidak mempersiapkan materinya itu secara baik.
02:44Asal bicara.
02:46Bicara aja 30 menit, 40 menit, ketika kita ambil saripatinya, apa sih konklusinya?
02:52Nggak ketemu.
02:53Itu pembicaraan cuma 2 menit, 3 menit selesai.
02:56Tapi diolah menjadi makin.
02:57Nah, bagaimana menjadi public speaker yang baik, kira-kira, beginilah.
03:03Proses, proses itu latihan, belajar, exercise, kemudian mengulang-ulang, kemudian review, ya, itu proses.
03:10Tidak akan menghianati hasil.
03:12Bagaimana maksudnya?
03:14Proses tidak akan menghianati hasil.
03:16Artinya, kalau kita ingin mendapatkan hasil yang baik, pasti melalui sebuah proses yang cukup panjang dan cukup menantang.
03:26Nggak ada instan.
03:27Jadi, tidak ada yang instan dalam seseorang yang ingin menekuni profesi apapun, termasuk menjadi speaker atau public speaker, gitu ya.
03:39Iya.
03:40Jadi, artinya apa?
03:42Proses kan tidak menghianati hasil.
03:44Seperti kita nonton sulap.
03:45Itungan 20 detik, 30 detik, bisa berubah macam-macam, kan?
03:51Wow!
03:52Latihannya itu bisa berbulan-bulan, bisa bertahun-tahun.
03:56Show-nya mungkin 30 detik.
03:58Wow!
03:59Hebat!
04:00Latihannya 2-3 tahun.
04:01Yang orang sampai terpesona, termana, gitu.
04:03Nah, itu latihannya kan yang disebut proses itu 2-3 tahun.
04:07Iya, iya, iya.
04:08Nah, seorang politikus pun itu adalah bisa dianggap sebagai public speaker, ya.
04:14Karena dia sering tampaknya pidato, dengar pendapat, gitu ya.
04:18Salah satu kegiatannya?
04:19Salah satu kegiatannya sebagai public speaker.
04:21Iya, iya.
04:22Bagaimana sih caranya supaya bisa menjadi anggota DPR atau DPRD atau pejabat yang bisa, apa namanya,
04:29kalau pidato atau menjelaskan sesuatu itu kontennya itu tepat, gitu.
04:34Ya, kembali.
04:36Jadi, politician atau ilmu berpolitik, ya, itu kan sebuah keilmuan sendiri.
04:43Dalam konteks tadi, itu sebagai kontennya.
04:47Dia tahu tentang seluk-beluk ilmu politik.
04:50Tapi ingin menyampaikan bagaimana saya sebagai politikus yang hebat, bisa berkomunikasi dengan masyarakat bagus,
04:57butuh ilmu public speaking, yaitu konteksual.
04:59Nah, perlu belajar ilmu public speaking.
05:02Perlu belajar.
05:05Jadi, kalau seorang politisipun itu perlu memahami yang namanya bagaimana menjadi seorang public speaker yang baik, gitu ya.
05:12Betul, betul.
05:14Apalagi politisi yang aktif berbicara, ya.
05:16Oh, iya, iya.
05:17Aktif berbicara di media.
05:19Kadang-kadang kan ada juga politikus hanya bermain di belakang layar aja.
05:22Hanya duduk.
05:23Iya.
05:23Nah, kalau Bapak menilai para politisi, katakan anggota DPR, DPRD di daerah, di Jakarta, parlamen di Senayan, gitu.
05:34Bagaimana Bapak menilai mengkategorikan para politisi kita, gitu, kalau ketika berbicara, gitu?
05:40Ruwet.
05:41Jelimet.
05:43Ruwet dan jelimet.
05:45Jadi, sebetulnya materinya cukup disampaikan 2 menit.
05:48Ngomongnya bisa 10 menit, muter-muter, mengulang-mulang.
05:53Kenapa?
05:53Karena dia tidak belajar ilmu public speaking.
05:59Apa karena supaya kelihatan dia lebih jago atau pintar daripada orang yang diajak bicara, gitu?
06:05Yang menilai orang bodoh, begitu.
06:07Kalau orang bodoh-benil, wah, pintar ya, buahnya ngomong, hebat.
06:11Tapi ketika orang yang cerdas ngomong, kelihatan bodohnya, Pak.
06:16Seperti itu, ya?
06:17Iya.
06:19Nah, ini kan sudah dekat, ini bakal ada pemilu serentak.
06:22Iya, iya, iya.
06:22Termasuk adalah pemilihan anggota parlemen.
06:25Betul, betul.
06:25Baik di daerah maupun di pusat.
06:27Pusat, kan, gitu.
06:29Kira-kira bagaimana, nih, kira-kira kualitas dari seorang anggota parlemen, anggota DPRD atau DPR RI,
06:37mungkin termasuk anggota DPD juga, gitu, ya?
06:39Dalam hal persiapan mereka untuk menghadapi pemilu serentak 2024.
06:44Bapak, menilainya gimana mereka?
06:45Secara umum, jarang mereka belajar dulu public speaking baru ikut nyalek.
06:55Mereka mencoba menyalek dulu.
06:56Ketika berhasil, terpilih, ya, rencananya ikut public speaking.
07:03Rencana.
07:04Nah, tapi praktiknya mereka sudah disibukkan dengan kegiatan banyak macem, sehingga belajar public speaking menjadi terabaikan.
07:12Dalam artian apa?
07:14Dia anggap tidak penting menjadi apa?
07:16Menjadi prioritas bawah.
07:17Tidak pernah belajar lagi.
07:19Dampaknya bagaimana, dong, kalau begitu?
07:21Dampaknya adalah komunikasi dengan dia punya, apa, konstituenya terjadi gap.
07:30Kemudian juga ketika komunikasi intra di mereka pun jelimet, bulet, gitu.
07:35Oh, kayak sidang dengar pendapat gitu, ya?
07:38Ya, kalau sidang dengar pendapat, betul.
07:40Tapi kadang-kadang kan pesan yang ingin disampaikan itu simple.
07:45Dengan overtalk, kebanyakan ngomong, malah jadi nggak ngerti.
07:51Jadi, bicara itu kan singkat, padat, jelas, ngerti.
07:55Nah, ini kelihatan mereka tidak singkat, tidak padat, tidak jelas, tidak ngerti.
08:01Kalau kita sering melihat di gedung DPR itu ada seorang misalnya yang diundang menteri, gitu, misalnya.
08:08Atau dirut BUMN dan jajarannya, gitu, dong.
08:12Sering kenapa para menteri yang diundang atau pejabat lain yang diundang itu
08:19belum ngomong pokoknya kok sudah sering dipotong ini, diinterupsi sama anggota DPR ini?
08:24Apa sebenarnya yang terjadi ini?
08:26Ya, mereka tidak paham tentang communication skill.
08:29Nah, ini kembali lagi nih.
08:31Public speaking salah satunya kan ada ilmu tentang keterampilan berkomunikasi.
08:36Yang disebut dengan bahasa karennya communication skill.
08:39Ketika ditanya, apa sih communication skill itu?
08:42Kita harus bisa berbicara.
08:45Kita harus bisa ngomong yang bagus, ya.
08:46Bisa meyakinkan yang baik.
08:49Itu baru 50% benar.
08:5150%.
08:5250% lagi adalah tentang hearing skill.
08:56Keterampilan mendengar.
08:57Nah, mereka tidak belajar tentang keterampilan mendengar, hanya bicara tentang keterampilan bicara.
09:04Oh, karena itu mereka sering melakukan motong bicara atau kakakala dengan bahasa tingginya itu interupsi, gitu ya?
09:10Dan itu salah satu etika yang perlu dihindari.
09:14Etika berkomunikasi yang perlu dihindari.
09:17Interupsi perlu, nggak perlu.
09:18Ketika sangat mendesak.
09:20Ketika sangat penting.
09:21Tapi yang sering terjadi kan kita lihat, sebentar ngomong, kakak, sebentar ngomong, kakak, sebentar ngomong, kakak, sebentar ngomong, kakak.
09:27Kenapa?
09:27Itu habitus, kebiasaan.
09:30Aku merasa ingin saya lebih menguasai audien.
09:35Atau menguasai masalahnya mungkin.
09:37Seakan-akan.
09:40Keminter lah.
09:41Bahasa karennya itu keminter.
09:43Begitu ya?
09:44Karena orang keminter itu mesti nggak pinter.
09:47Jadi apa sebenarnya terjadi dengan diri mereka, Pak?
09:51Tidak siap untuk berkomunikasi dengan baik.
09:54Tidak siap.
09:55Atau tidak paham betapa pentingnya komunikasi.
10:00Nah, menghadapi persaingan dunia ke depan ya.
10:04Katakanlah dalam, bukan hanya dalam bidang hubungan antar negara,
10:07tapi juga antar warga Indonesia dengan warga lain,
10:11atau perusahaan Indonesia dengan perusahaan lain di luar negeri, gitu ya.
10:15Itu apa sih yang harus dikuasai ketika mereka negosiasi,
10:20atau ketika mereka sebelum dealing bisnis, gitu?
10:23Atau ada kesepakatan apa, gitu?
10:26Nah, itu yang disebut dibutuhkan satu lagi, negotiation skill.
10:31Nah, negotiation skill kan tergantung konteknya apa.
10:34Kalau bisnis, itu negotiation skill for business.
10:37Tapi kalau politik, ya tentunya negotiation politik, gitu ya.
10:40Nah, ini ada kiat-kiatnya pasti.
10:43Teknik bernegosiasi itu ada kiat-kiatnya.
10:45Ada the power of negotiation,
10:48kemudian kita masih bisa saling pukar konsesi, gitu ya.
10:52Mesti ada buying list, apa aja mau saya omongin,
10:56kemudian mana yang poin harus saya peroleh,
11:00dan mana boleh yang saya kalah, itu kan negosiasi, gitu ya.
11:04Kayak tarik ulur mungkin, bagi istilahnya.
11:05Tarik ulur adalah ingin mendapatkan yang terbaik.
11:08Tetapi negosiasi itu tidak selalu saya harus menang semua.
11:12Jadi kalau ada lima poin, umpamai ya,
11:14negosiasi, oh saya akan bicara tentang poin A, poin B, poin D, gitu ya.
11:17Bisa saja saya menang satu, dua.
11:19Tiga, empat, lima mungkin saya kalah.
11:21Saya harus serahkan ke, mana?
11:23Ke pihak kawan bisara kita atau mitra kita.
11:26Oh, calon mitra lah, misalnya ya.
11:28Nah, itulah yang disebut dengan negosiasi.
11:30Jadi bukan pengen menangi TV.
11:32Bukan mau menang sendiri, gitu ya?
11:34Bukan.
11:35Menang sendiri kan ya bikin perusahaan sendiri aja.
11:38Oh, iya, iya, iya.
11:40Begitu ya.
11:42Nah, jadi pembicaraan kita menarik sekali.
11:44Mudah-mudahan bisa kita lanjutkan bahwa yang namanya di dunia saat ini
11:48adalah juga penting mengetahui yang namanya
11:52communication skill, public speaking,
11:55mendengar.
11:56Public speaking skill.
11:57Iya.
11:58Hearing skill.
11:59Ada orang bilang kan belajarlah untuk mendengar.
12:03Nah, mudah-mudahan nanti ke depannya ya,
12:06para pebisnis Indonesia,
12:08pemula atau yang ingin jadi sukses di bisnis
12:11atau anggota partner dan sebagainya
12:13bisa memahami hal-hal tersebut.
12:16Kira-kira seperti itu ya, Pak, ya?
12:17Kira-kan.
12:19Kira-kan.
12:19Kira-kan.
12:20Kira-kan.
Recommended
1:27
|
Up next
53:09
3:28
3:40
1:00
3:14
0:43
6:01
3:16
2:47