Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto secara terbuka mengakui bahwa AI menjadi salah satu sumber referensi utama untuk memperkaya khazanah argumen pembelaannya.

Hasto memosisikan pleidoinya sebagai sintesis antara modernitas teknologi dan heroisme sejarah.

Bahkan, ia menyandingkan penggunaan AI dengan inspirasi dari pleidoi ikonik 'Indonesia Menggugat' karya Bung Karno.

“Saya juga mendapatkan data data pleidoi dari artificial intelligence dan di situ menambah seluruh khazanah di dalam penyusunan pleidoi ini, termasuk saya pelajari secara khusus pleidoi dari Bung Karno ‘Indonesia Menggugat’ dan juga dari Mas Heri Akhmadi ‘Di Bawah Sepatu Lars’,” kata Hasto di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2025).

#hastokristiyanto #sidanghasto #artificialintelligence

Video Editor: RF
==================================

Homepage: https://www.suara.com
Facebook Fan Page: https://www.facebook.com/suaradotcom
Instagram: https://www.instagram.com/suaradotcom/
Twitter: https://twitter.com/suaradotcom

Kategori

🗞
Berita
Transkrip
00:00Baik, terima kasih Nekan-Nekan Pers.
00:02Jadi hari ini, kalau saya bantu Nekan,
00:06penyampaikan PEDOI.
00:09Dimana PEDOI ini dari referensi-referensi teoretik
00:13dari buku-buku tentang moral, etika, dan hukum
00:18tentang bagaimana erosi demokrasi kalau dibiarkan
00:24itu bisa mengancam kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara
00:29telah saya siapkan sejak cukup lama.
00:34Saya juga mendapatkan data-data PEDOI dari Artificial Intelligence
00:39dan disitu menambah seluruh pasalah dalam penyusunan PEDOI ini.
00:46Termasuk saya pelajari secara khusus PEDOI dari Bung Karna
00:50Indonesia yang menggugat dan juga dari Mas Seri Ahmad di bawah sepatu Mars.
00:55Sebenarnya dari situlah kemudian saya konstruksikan dengan seluruh mata hati saya
01:01dan kemudian mengalirlah suatu tulisan yang tebalnya 108 lembar
01:11dan atas permintaan dari kakir-kakir partai tadi setelah mereka mendengar
01:17siaran wali YouTube, maka mereka minta untuk dijetak dalam bentuk buku.
01:23Sehingga ini menjadi bagian dari pendidikan politik
01:26dengan pesan tentang pentingnya Satyam Eva Jayate
01:33dan juga bagaimana politik itu memperjuangkan kesetaraan.
01:38Memoria Passionate itu menjadi suatu titipan dari sejarah perjuangan kita
01:46yang harus kita wujudkan, dititipkan kepada kita
01:49tentang rahasia penderitaan yang diperjuangkan melalui kehidupan yang kekeadilan.
01:56Tanpa keadilan tidak ada jalan makmuran.
02:00Membiarkan berbagi ketidakadilan sama saja dengan membunuh masa depan.
02:05Karena itulah dalam organisasi persilis saya juga sengaja menggunakan rompi ini
02:10karena inilah yang sebenarnya sejak awal melambangkan
02:15bagaimana hukum harus benar-benar berkeadilan.
02:19Kita tidak menginginkan hukum pada masa kolonial
02:21dengan pasal-pasal karet hadir kembali.
02:25Dan dari seluruh fakta-fakta hukum
02:27baik di persidangan ini maupun persidangan tahun 2020
02:31tidak ditemukan suatu bukti-bukti terhadap keterlibatan saya.
02:37Sehingga latar belakang politik
02:39terhadap kepentingan-kepentingan politik di luarnya
02:42memang sangat kuat mewarnai seluruh proses kriminalisasi itu.
02:48Dan tadi sudah saya sampaikan di dalam buku ini
02:50yang kami pertanggung jawabkan
02:52begitu banyak aspek-aspek rekayasa hukum
02:56memutarbalikan fakta penggunaan asumsi-asumsi
03:00yang tidak didasarkan pada alat ini.
03:03Terima kasih.
03:03Sebagai referensi
03:05tapi yang namanya peridoi kan harus didasarkan
03:08kepada surat tuntutan
03:10dari jaksa penggut umum
03:13dan juga didasarkan pada dakwaan
03:16kemudian kami mendalilkan
03:18berdasarkan fakta-fakta persidangan yang ada.
03:20Misalnya dari AI saya dapat suatu referensi
03:24tentang the morality of law dari Fuller misalnya.
03:27Itu yang kami pakai sebagai referensi.
03:30Kemudian prinsip-prinsip etika dan moral.
03:33Dan juga tentang bahwa terhadap seluruh dokumen-dokumen elektronik
03:39menurut undang-undang transaksi elektronik
03:42itu ternyata yang namanya ahli
03:45yang diadakan oleh KPK
03:47itu seharusnya independen.
03:48Sehingga bukan ahli yang digaji oleh KPK
03:52itu menunjukkan adanya konflik of interest.
03:54Itu dari artificial intelligence.
03:56Teman-teman FES boleh mencoba
03:58membuatkan pledoi
04:00astagestiani.
04:01Maka gila akan muncul.
04:03Itulah yang saya judulkan sebagai
04:04suatu referensi
04:05untuk menunjukkan bahwa
04:06PDI Perjuangan itu terus mengikuti
04:08perkembangan-perkembangan teknologi.
04:10Untuk menunjukkan bahwa
04:12bangsa-bangsa lain sudah bersaing
04:14dengan menggunakan AI.
04:17Sudah bersaing untuk memperbutkan ruang angkasa,
04:20kemajuan pendidikan,
04:22kesehatan bagi anak-anak mudanya.
04:24Sementara kita masih suka mencari
04:26persoalan-persoalan yang tidak perlu.
04:29Maka di balik pledoi tadi kan
04:30saya mengingatkan.
04:32Jangan sampai, sampai saya terharu.
04:34Ketika Bung Karno mengingatkan
04:36bahwa perjuanganku lebih mudah
04:38karena berhadapan dengan bangsa asing
04:40sementara kamu berhadapan dengan
04:41bangsamu sendiri.
04:42Ini kan sesuatu yang sangat ironis.
04:45PDI Perjuangan yang dipercaya rakyat.
04:47Saya menerima kriminalisasi
04:49yang seperti ini.
04:50Lebih asik membongkar kasus-kasus
04:52yang sudah memiliki kepastian hukum
04:55dan tidak ada kerugian negara.
04:57Daripada kasus-kasus yang
05:00membunuh masa depan kita.
05:02Pertambangan ilegal,
05:04perkebunan ilegal,
05:05pajak yang tidak beres,
05:07penggunaan mineral yang tidak beres,
05:09yang mencemarkan lingkungan itu
05:11malah tidak disentuh.
05:12Yang tidak ada kerugian negara
05:13seperti ini malah dikejar-kejar
05:15dengan berbagai rekayasa hukum
05:18yang ini sudah disebarluaskan
05:20ke seluruh masyarakat Indonesia.

Dianjurkan