Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPASTV - Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana beserta jajaran menghadiri rapat bersama Komisi V DPR, Senin (30/6/2025).

Dalam momen itu Anggota DPR dari Fraksi PDIP Adian Napitupulu menyoroti terkait potongan tarif, promo ojol yang tidak menguntungkan pengemudi ojol.

"Enggak ada promo yang dipotong dari 20%, dia ambil dari angka-angka lain lalu dia jadikan promo seolah-olah dia berjasa pada konsumen dan dia mendapat untung sangat besar. Promo itu bohong. Promo itu dia ambil dari angka-angka yang tidak punya dasar hukum. Please Pak Wamen," kata Adian.

Lebih lanjut Adian menunjukkan bukti potongan besar yang alami pengemudi ojek online.

"Saya bayar Rp19.200 bapak dapat Rp5.000 Ya ampun, jahat banget," dari video yang diputar Adian di rapat.

"Berapa yang mereka potong? Rp14.200. Kejam, oke. Itu tarif hemat paket goceng,"

"Tolong, ini bukan untuk Adian. Ini bukan untuk Pak Lazarus. Ini bukan untuk kita di DPR. Ini untuk 20 juta jiwa di luar sana. Please, kita lawan. Tolong Pak Wamen. Ini bukan bagi proyek," kata Adian disambut tepuk tangan anggota dewan.

Produser: Yuilyana

Thumbnail Editor: Galih

#adian #ojol #kemenhub

Baca Juga Adian Napitupulu Minta Menhub Hadir Rapat dengan Komisi V Pekan Depan: Ada 20 Juta Jiwa Terkait Ojol di https://www.kompas.tv/nasional/601671/adian-napitupulu-minta-menhub-hadir-rapat-dengan-komisi-v-pekan-depan-ada-20-juta-jiwa-terkait-ojol



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/602576/politisi-pdip-adian-cecar-wamenhub-soal-promo-ojol-please-kita-lawan
Transkrip
00:01Pertanyaan saran dan masukan dari pimpinan dan anggota Komisi 5.
00:05Saya persilahkan Pak Om.
00:06Terima kasih Pak Ketua Komisi.
00:08Ijin kan kami menyampaikan jawaban yang merangkum jawaban dari teman-teman dari anggota Komisi 5.
00:16Dalam pengkajian yang kami lakukan, Pak Ketua Komisi dan Wakil Ketua Komisita Bapak-Bapak anggota Komisi 5,
00:24kami mengkaji dari berbagai aspek.
00:27Kami juga bicara tadi sampaikan aspek keselamatan, Pak.
00:31Kami juga berpikir kalau terlalu lama dia ngejek lama, Pak, karena mengajar target kebutuhan, Pak.
00:38Itu juga berbahaya untuk keselamatan transportasi.
00:42Begitu juga audit yang akan kita laksanakan terhadap aplikator, Pak.
00:46Walaupun jujur, Pak Ketua Komisi, ini memerlukan waktu dan effort.
00:49Karena kita menyentuh pihak lain dan mungkin dari kami tidak punya kemampuan secara sempurna
00:57terkait dengan audit keuangan di perusahaan aplikator yang ada empat ini, Pak.
01:02Tetapi pengkajian yang kami lakukan, ini semua aspek, Pak.
01:06Termasuk tadi yang disampaikan, dikelukan,
01:09agar pengkajian itu bisa mencarikan, mendapat solusi yang benar-benar win-win solution semua.
01:15Karena memang yang diperhatikan oleh Pak Menteri,
01:17jangan sampai kita membuat satu keputusan, Pak,
01:20yang mengakibatkan ekosistemnya semuanya terganggu, Pak.
01:24Karena bukan hanya aplikator dengan mitra, Pak.
01:27Ada UMKM dan yang lain-lainnya, Pak, yang perlu kita pikirkan.
01:30Tentu juga kita pikirkan berapa sih, Pak,
01:33yang memang kenapa aplikator minta 20% atau sebagainya, Pak.
01:37Ini perlu kita, kita akan mengkaji, Pak.
01:40Mengenai penenganan dari Pak Wakil Ketua, Pak,
01:43kami sudah sepakat dengan teman-teman di perhubungan atas arahan Pak Menteri,
01:47pengkajian ini memang kita akan segera dilaksanakan.
01:50Dan sudah dilaksanakan, Pak, dengan cara kita memanggil semua pihak pelan-pelan.
01:55Pak Ketua, kami juga sadar, Pak,
01:56kalau ini masuk ke sistem transportasi online,
01:59membutuhkan ruang yang lama, Pak.
02:01Kalau kita pernah membuat KP atau KM,
02:03mungkin kita bisa lakukan sebagai dasar hukum sementara, Pak.
02:07Tentunya, Pak Ketua, berdasarkan hasil pengkajian
02:10yang memang kita akan percepat pengkajiannya di berbagai aspek, Pak.
02:14Kami akan berjanji, akan melaporkan ini, Pak Menteri,
02:16dan tapi tim ini sudah berjalan, Pak.
02:18Sudah berjalan dengan meminta aplikator,
02:20satu persatu aplikator sudah dipanggil, Pak, dari sisi dia.
02:23Kenapa dia 20%, kenapa dia 20%,
02:25kenapa dia berani 10% atau 8% atau 9%, Pak.
02:29Ini kan kita harus kaji satu persatu.
02:30Semuanya agar kita mengambil keputusan yang benar-benar bijak
02:34dan win-win solution.
02:36Terkait dengan pertanyaan dari Pak Andrian,
02:38Nanti Pupulu,
02:39kenapa bisa berubah 20, 20, 20, 15?
02:42Mohon izin, Pak Andrian, dulu kalau tidak salah,
02:45ada, apa ya, pernah diturunkan 15%,
02:49nanti Pak Dirjen tolong dilengkapi.
02:52Waktu itu pernah BBM naik, Pak.
02:55Sehingga waktu itu ada tuntutan untuk diturunkan 15%, Pak.
02:58Sempat berjalan, Pak Andrian, beberapa waktu yang lama.
03:02Tapi tidak lama kemudian, ada permintaan dari aplikator
03:05untuk dicarikan solusi, Pak.
03:07Waktu itu diputuskan oleh Menko Parpes dan Menteri Perhubungan yang lama, Pak.
03:11Jadi 15% plus 5, Pak.
03:13Mungkin yang itu belum ada satu kejelasan
03:16yang belum tersosialisasikan kepada pihak pengemudi, Pak.
03:20Kalau yang lain yang saya tahu itu saja, Pak.
03:24Nanti akan kita coba mencari solusi-solusi yang tepat
03:29sesuai dengan harapan dari teman-teman dari Komisi 5.
03:32Selanjutnya, Pak Andrian, ada yang ingin menambahkan?
03:34Silakan, Pak Andrian.
03:35Silakan, cukup.
03:37Cukup, Pak.
03:38Baik.
03:40Demikian tanggapan dari pemerintah, teman-teman.
03:42Masih ada yang mau ditanggapi dari Pak Andrian?
03:45Silakan.
03:46Ya, pimpinan begini.
03:47Waktu proklamasi dan undang-undang dasar dibuat itu saya belum lahir, Pak.
03:57Tapi saya belajar untuk memahami kenapa isinya seperti itu.
04:02Ketika Pancasila lahir 1 Juni, saya belum lahir.
04:06Tapi saya belajar untuk tahu kenapa Pancasila seperti itu isinya.
04:10Jadi menurut saya kalau kita berbicara Indonesia tahun 2022
04:14adalah Indonesia yang sama dengan tahun 2025,
04:17maka Bapak tidak punya alasan untuk mengatakan
04:21saya belum menjadi bagian dari Kabinet saat permen itu dikeluarkan.
04:27Kalau itu menjadi alasan, artinya Bapak menyetujui
04:30bahwa Indonesia 2022 itu bukan Indonesia yang sama dengan Indonesia 2025.
04:37Sehingga tidak ada keberlanjutan.
04:38Keberlanjutan itu adalah istilahnya pemerintahan sekarang
04:42harus ikut bertanggung jawab dan ikut memahami kenapa 2022 ada permen itu.
04:47Pemerintahan 2030 tidak bisa mengatakan
04:50itu bukan saya yang putuskan, Pak.
04:53Nah menurut saya ini bukan pernyataan negarawan,
04:56tapi pernyataan politisi yang lebih baik seperti itu.
04:59Nah Bapak, kalau Bapak tadi saya minta sederhana sebenarnya.
05:04Yuk paparkan dong, kenapa sih 15% plus 5?
05:09Kenapa tidak 20% plus 5?
05:11Kenapa tidak 30% plus 5?
05:14Kenapa tidak 10 plus 5?
05:16Kan ada pertimbangannya tuh.
05:19Nah saya mau dengar itu.
05:21Tanpa berdalih saat itu bukan saya, Pak Adian.
05:24Nanti saya bisa bilang,
05:25saya tidak mau tahu tentang kemerdekaan dan proklamasi dan sebagainya
05:28karena saya belum melahir.
05:30Saya tidak boleh lari seperti itu, Pak.
05:32Nah coba paparin aja biar kita sama-sama.
05:35Sama-sama beradu data.
05:40Itu loh.
05:42Atau saya paparkan duluan, Bapak dengarkan.
05:45Terserah bagaimana pimpinan.
05:47Kalau boleh saya paparkan duluan, Bapak dengarkan boleh.
05:49Bapak paparkan duluan, saya dengarkan boleh.
05:52Bagaimana?
05:52Terima kasih pimpinan.
05:56Baik, yang lain bagaimana?
05:57Nanti dulu kita ke arah situ.
05:59Yang lain ada yang mau dinanggapi?
06:03Sebelum ke Pak Adian, nanti setelah ini ke Pak Adian,
06:06Bapak-Ibu sekalian, ya.
06:09Saya ingin mengingatkan kembali bahwa
06:13angkutan online ini ada banyak kementerian, Pak, yang terlibat.
06:19Sebetulnya komisi 5 ini kita hanya mengatur angkutannya saja, Pak.
06:23Misal, diundang-undang lalu lintari angkutan jalan, motor itu boleh enggak jadi angkutan umum.
06:29Itu yang kita atur.
06:30Kemudian mobil itu kalau angkutan online boleh dikasih stiker enggak pakai plat khusus atau tidak selayaknya angkutan umum yang lain dan seterusnya.
06:39Sebenarnya itu yang kita atur, Pak.
06:40Tapi karena ini belum diatur,
06:45jadi yang diatur sekarang ini sebetulnya hubungan ketenaga kerjaan ini, Pak.
06:48Hubungan ketenaga kerjaan itu sebetulnya ada di komisi 9,
06:52tidak di sini sebetulnya.
06:53Itu adanya di komisi 9, Pak, yang mengatur hubungan kerja.
06:58Karena saya dapat informasi, ini ada perjanjian kerja nih antara operator dengan aplikator ini,
07:06sehingga mereka bisa mendapatkan, boleh mendapat orderan.
07:11Kalau saya salah, tolong saya diberi penjelasan, Pak.
07:14Mungkin sebelum ke Pak Adian, Pak Wamin, apakah betul ada perjanjian?
07:20Bapak pernah lihat perjanjian antara aplikator dengan pengemudi?
07:25Mohon izin, Pak Ketua Komisi 5, pada saat 2015 kami sedang menjabat sebagai Direktur Intel Polda Metro, Pak.
07:32Waktu itu kami diperintahkan oleh Kapolda, yang zaman itu dipegang oleh Pak Tito, karena pian, Pak.
07:37Kami diperintahkan untuk mengawal dan mengewasi proses pendaftaran, Pak.
07:41Pada saat proses pendaftaran di Senayan itu, Pak, ada satu lembar dokumen, Pak, yang ditantangani, Pak.
07:47Dan itu sifatnya sama dengan perjanjian kerja.
07:50Mereka begitu oke, mereka akan masuk lain, Pak, yang ada, Pak.
07:55Ada, mereka antara kedua belah pihak ada, Pak.
07:57Karena itu dasar mereka untuk berinteraksi, Pak.
08:00Baik, cukup, Pak.
08:01Saya cuma ingin menyampaikan, disinilah Pak Kerwetan,
08:04saya ini kan kami kemarin, teman-teman pimpinannya,
08:08Pak Rubet, kalau saya salah, tolong saya dikoreksi.
08:10Kita sudah ketemu dengan Wakil Ketua, Pak.
08:13DPR yang membidangi Komisi 5 Pasan Mostopah kemarin, ya.
08:16Saya, lengkap kami pimpinannya, Pak Rubet, kemudian Pak Iwan, kemudian Pak Ridwan Bayu, dan seterusnya,
08:23bicara soal ini.
08:25Karena ketika kami bicara soal hubungan kerja,
08:28ini sebetulnya sudah berbicara soal urusannya Komisi 9.
08:30Itu kemarin kami bahas di sana juga,
08:34supaya kita di lima ini juga memahami soal ini, gitu loh, Pak.
08:38Ya, kita ini kan dibatasi oleh ruang lingkup masing-masing kita.
08:42Sebetulnya di lima ini,
08:44kita bicaranya boleh enggak motor jadi angkutan.
08:47Kalau boleh, bagaimana motor ini safety jadi angkutan umum.
08:50Mobil kalau jadi angkutan umum,
08:52harus diadakan rem cek, ya.
08:53Supaya rem ceknya berapa kali sebulan,
08:55berapa kali setahun,
08:56supaya ini aman digunakan.
08:57Si pengemudi, syarat-syarat jadi pengemudi angkutan umum lain,
09:01seperti apa?
09:02Sehat walviat, sehat jasmani, rohani,
09:05punya kecakapan pengemudi, dan seterusnya.
09:07Sebetulnya domain Komisi 5 itu di situ, sebetulnya, Pak.
09:11Tidak pada mengatur aplikasi,
09:13tidak mengatur hubungan kerja kita.
09:16Ya, tapi oleh karena
09:17pemerintah sendiri,
09:19waktu itu melalui
09:21KP, Keputusan Menteri
09:24118,
09:26dan
09:27Permen, Peraturan Menteri 1001,
09:30sudah menentukan angka potongan di sana.
09:33Jadi barang ini dari awal itu sudah
09:35sudah terjadi dispute, Pak.
09:38Pak Wamen.
09:40Harusnya itu ada di
09:41Komisi 9 sana yang mengaturnya
09:44antara hubungan kerja, Pak.
09:45Kalau ada perjanjian kerja,
09:48maka saya tanah tadi,
09:49Pak, kalau saya itu Pak Suntana,
09:51saya punya prinsip, Pak.
09:52Tadi Pak Adian itu ada idiom,
09:54saya juga ada idiom soal hukum, Pak.
09:56Biarpun langit runtuh,
09:58hukum harus ditegakkan.
10:00Ya,
10:01dan
10:02masalah
10:03tidak akan pernah selesai
10:05kalau tidak ada kejujuran di sana.
10:07Karena kita sedang berbohong, Pak.
10:09Kalau kita sedang berbohong,
10:10kita membuat kebohongan berikutnya
10:12dari masalah itu sendiri.
10:13Oleh karenanya,
10:16karena begitu ruwet barang ini,
10:18ruwet tidak diikat oleh aturan yang kuat lagi.
10:21Belum ada undang-undangnya.
10:23Sebelum ke Pak Adian,
10:24saya menyerahkan sepenuhnya kepada
10:27Pak Suntana ini kan senior nih.
10:30Walaupun Bapak Wamen hari ini ya.
10:32Bapak ini kan
10:33orang tua bagi kita di sini ya.
10:36Bapak ini orang tua,
10:37jabatan di polisi juga sudah
10:40bintang tiga baru pensiun ya.
10:42Dan mendalami soal ini
10:44bahkan ketika masih di Polda Metro Jaya, Pak.
10:48Saya rasa
10:48ini harus diselesaikan
10:52betul-betul secara komprehensif, Pak.
10:55Maka tadi saya minta,
10:58Bapak percayalah,
11:00di Republik ini, Pak,
11:01kalau cantelannya belum jelas,
11:05semua bisa berpendapat.
11:06Ini soal.
11:09Tanya sama saya,
11:10sudut pandang saya,
11:12yang saya pakai.
11:13Tanya Pak Robet,
11:14sudut pandang Pak Robet yang dipakai.
11:16Tanya aplikator,
11:18sudut pandang dia yang dipakai.
11:19Tanya pengemudi,
11:21sudut pandang dia yang dipakai.
11:22Karena undang-undangnya belum ada.
11:24Yang ada baru capman,
11:27permen.
11:28Bernegara,
11:30capman dan permen inilah yang kita dilaksanakan, Pak.
11:32Saya berpendapat, Pak.
11:36Karena ada capman dan permen yang ada,
11:39harusnya capman dan permen ini saja
11:41dilaksanakan dengan benar dulu.
11:43Pertanyaan saya,
11:45apakah capman dan permen ini
11:47sudah dilaksanakan dengan benar atau belum?
11:49Itu tugas pemerintah, Pak,
11:51melakukan pengawasan.
11:53Kami ingin mengatakan,
11:55Pak Adian pernah sampaikan di sini, Pak.
11:57Ada temuan dari kawan-kawan,
11:59bla bla bla bla bla bla bla bla,
12:01tidak sesuai dengan capman dan permen.
12:04Kalau memang itu benar adanya,
12:06itu domennya pemerintah, Pak.
12:07Untuk memperbaiki,
12:09mengingatkan, dan seterusnya.
12:11Jadi,
12:12saya rasa,
12:13rapat hari ini, Pak,
12:15pasti kita diskusinya begini terus, Pak.
12:17Nanti kepada siapa berpendapat begini,
12:20kepada siapa berpendapat begini,
12:21kita boleh mengambil keputusan.
12:27Keputusan kita
12:28masih tetap harus berpijak
12:30kepada permen dan capman yang ada, Pak.
12:32Kalau tidak,
12:33bertentangan dengan aturan yang ada,
12:34karena belum ada aturan yang baru.
12:37Apalagi capman dan permen itu
12:39domennya pemerintah, Pak.
12:40Kecuali capres,
12:42PP dan seterusnya,
12:43kita berdebat di sini.
12:44Apalagi undang-undang.
12:46Jadi,
12:47saya
12:48mendalami, Pak,
12:49saya soal ini.
12:51Ya,
12:51ini kan terjadi beda pendapat, Pak,
12:54dari penyajian data-data.
12:57Gitu.
12:58Jadi, data diterima,
13:00kan teman-teman ini
13:01seperti Pak Edi Purwanto,
13:02misalnya.
13:03Pernah naik,
13:04wojek,
13:05dipotong sekian,
13:06dikasih sekian,
13:07ini sekian,
13:07potongannya sekian,
13:08ini sekian,
13:08lalu dihitung-hitung,
13:09lalu seperti ini.
13:10Nanti si ACB berpendapat
13:12begitu lagi.
13:14Nanti menurut aplikator,
13:15perutongannya ini berdasarkan ini,
13:17berdasarkan ini,
13:18tidak menyimpang dari
13:19Permen 1001,
13:21tidak menyimpang dari
13:22KP 118.
13:24Jadi,
13:25berdebat kita di situ.
13:27Hakimnya siapa?
13:28Pemerintah, Pak.
13:30Pemerintah itu laksanakan
13:31aturan ketentuan
13:33yang berlaku.
13:36Kemudian,
13:36karena irama dari
13:38angkutan online ini
13:39sangat luas sekali, Pak.
13:41Dulu kita bicaranya
13:42ngangkut orang,
13:43sekarang bicara ngantar barang, Pak.
13:44Ngantar makanan,
13:45ngantar ini,
13:46ngantar itu,
13:47semuanya lah.
13:48Semua sudah masuk ke sana,
13:49seperti yang disampaikan,
13:50ada 25 juta
13:51UMKM yang terlibat
13:53dalam urusan ini.
13:54Maka saya memperpesan juga,
13:56kita,
13:57ada istilah orang tua bilang, Pak,
13:58seperti mencabut
14:00rambut di atas tepung,
14:02kata orang bilang.
14:03Itu orang bijak, Pak.
14:04Jadi, kalau kita nyabut
14:05rambut di atas tepung itu, Pak,
14:06rambutnya tidak putus,
14:08tepungnya tidak berhamburan
14:09kemana-mana.
14:10Ini baru bijak orangnya.
14:11Dalam arti kata,
14:12menyelesaikan persolat ini
14:14harus baik bagi semua pihak.
14:17Kalau aplikatornya bangkrut,
14:21operator juga,
14:21apa namanya,
14:23pengemudi juga ada kerja,
14:24kalau aplikator ngambil untung
14:28terlalu banyak,
14:29ada rasa ketidakadilan.
14:32Negara harus hadir.
14:33Maka saya bilang tadi,
14:34harus ada saling rela,
14:36saling jujur,
14:37dan seterusnya.
14:38Nah,
14:39lemahnya hari ini, Pak,
14:40kami dari DPR,
14:41karena ini,
14:42belum ada undang-undang
14:43yang mengatur tentang itu,
14:44kami panggil Menteri,
14:46laksanakan saja,
14:47118 dengan 1001.
14:51Karena itu aturan yang ada.
14:53Di luar daripada itu,
14:54semua lu.
14:55Tidak bisa, dong?
14:58Tidak bisa, semua saya.
15:01Semua negara.
15:02Negara sudah mengeluarkan aturan
15:04KP 118 dan
15:07Kepmen dan
15:08Permen atau Kepmen
15:101001.
15:11Penegasan saya ke situ saja,
15:13Pak Menteri.
15:14Selanjutnya,
15:14saya silakan, Pak Adia.
15:16Bisa minta ditampilkan?
15:22Sambil menunggu begini,
15:23saya ingin mempertajam
15:24yang disampaikan oleh
15:25Wakil Ketua Pimpinan tadi,
15:27bahwa begini,
15:28ini juga perlu Bapak
15:30Dirjen Hubungan Darat ya,
15:33ralat pernyataannya,
15:35karena aplikator
15:36tidak menciptakan
15:38lapangan pekerjaan.
15:40Jangan kerbau punya susu,
15:43sapi punya nama.
15:45Itu loh,
15:45aplikator tidak pernah
15:47menciptakan
15:48lapangan pekerjaan.
15:50Yang disampaikan oleh
15:51Pak Wakil Ketua tadi,
15:53ojek itu sudah ada
15:54dari tahun 60-70.
15:57Buka saja sejarah ojek.
15:59Oke,
16:00jadi ojek tidak tiba-tiba lahir
16:02karena adanya aplikator.
16:04Menurut saya,
16:05maaf,
16:06Pak Wamen,
16:07maaf, Pak Dirjen,
16:09pernyataan Bapak
16:10sesat,
16:12manipulatif,
16:14dan membuat kemudian,
16:15orang salah sangka
16:17seolah-olah
16:18aplikator itu pahlawan.
16:20Bukan.
16:21Dia pebisnis,
16:22bukan pahlawan.
16:24Kalau dikatakan
16:24aplikator menciptakan
16:26lapangan kerja
16:26atau membuka
16:27lapangan kerja,
16:28itu kepahlawanan palsu.
16:30Di Jakarta
16:31ada
16:3231.800 RT.
16:36kalau 1 RT
16:39punya
16:40masyarakat yang bekerja
16:42sebagai ojek,
16:43minimal
16:43310.000
16:45ojek di Jakarta.
16:48Lalu datanglah
16:49aplikator,
16:50dia
16:50menginjeksi
16:52itu dengan
16:53aplikasi.
16:56Pekerjanya sudah ada.
16:57Betul yang Pak Wakil Ketua
16:58Katawan sudah ada.
17:00Begitu juga
17:01dengan mercantil-mercantil mereka
17:02sudah ada.
17:03Itu loh.
17:04Begitu ya Pak Dirjen ya.
17:06Biar kita tidak
17:06memanipulasi
17:07keserahan rakyat.
17:09Biar saya tidak menganggap
17:10wah saya sedang dikerjain
17:11sama Pak Dirjen
17:11dengan informasi
17:12yang tidak benar.
17:13Itu penting menurut saya
17:15biar kita bisa
17:16duduk pada objektifitas.
17:19Oke.
17:21Sekarang saya mau tanya ini
17:23kalau diizinkan
17:24pimpinan bisa langsung
17:25interaktif tidak?
17:27Misalnya begini,
17:27saya tanya begini.
17:30Biaya jasa aplikasi itu
17:32diatur tidak?
17:33dipermen.
17:36Bisa tidak langsung dijawab?
17:39Silahkan Pak.
17:40Silahkan.
17:44Yang diatur itu
17:45biaya sewa Pak.
17:47Iya.
17:48Di sini yang biaya sewa
17:49yang mana Pak?
17:50itu kami di sini
17:55dalam KP1001
17:57biaya sewa aplikasi itu
18:01tidak lebih dari 15 persen.
18:04itu isi KP1001.
18:09Itu biaya sewa aplikasi konsumen
18:11maupun driver dong?
18:14Berarti dari driver Pak?
18:16Dari driver dan konsumen.
18:18karena aplikasi yang dipakai satu.
18:20Dalam KP1001 itu
18:22pemaknaannya,
18:23enggak,
18:23biar kita sama persepsinya.
18:24biaya sewa sewa jasa aplikasi itu
18:27karena semua uangnya dari konsumen loh.
18:30Itu adalah untuk konsumen dan driver.
18:34Betul itu Pak Dirjen?
18:35yang menyewa aplikasi itu
18:40dari mitra Pak.
18:43Dari driver?
18:44Maksud Pak begitu?
18:45Oke.
18:45Kalau begitu
18:46biaya jasa aplikasi yang 2000
18:48itu siapa yang bayar?
18:59Ini yang bayar semua konsumen ini.
19:02Ya, hanya konsumen.
19:04Hanya bagiannya mungkin ya.
19:06Yang
19:06yang
19:06biaya jelas dulu.
19:09Biaya perjalanan
19:10itu
19:11dibayarkan konsumen 13 ribu.
19:14Pada driver
19:15dari situlah dipotong 20 persen.
19:17Betul tidak?
19:18Pakai ini Pak.
19:19Pakai halo-halo apa nih.
19:21Iya.
19:22Iya.
19:22Betul tidak?
19:23Jadi 20 persen itu
19:25dari tarif dasar Pak.
19:27Iya.
19:28Tarif dasar itu
19:29penjelmaannya di sini yang mana?
19:32Biaya perjalanan kan?
19:34Coba-coba Pak ini detail.
19:40Ini kita ngambil contoh nih.
19:42Maksudnya begini Pak.
19:43Maksudnya begini.
19:45Ini kan ada contoh.
19:47Ini seperti ini ya?
19:49Betul ya?
19:50Pak Adian.
19:51Mungkin Pak Adian tahan dulu.
19:52Tahan sebentar.
19:53Tahan sebentar.
19:54Ini kan pemerintah pasti ngawas ini.
19:57Masa pemerintah tidak tahu?
20:00Seperti ini kah Pak?
20:01Saya minta pemerintah yang jawab ini.
20:02Kita bicara ini dulu nih.
20:04Jangan kita berdebatkan data
20:05yang nanti pemerintah challenge pula.
20:08Betul tidak?
20:08Dari pemerintah.
20:09Seperti ini kah struk pembayaran ini?
20:11Betul tidak nih?
20:14Saya minta dijawab.
20:16Coba dari pemerintah.
20:18Betulkah struknya seperti ini kah?
20:19Ini namanya struk Pak.
20:21Bukan struk tidak bisa jalan ya.
20:24Ini struk pembayaran maksud saya.
20:25Betul.
20:30Dari di jendara di mana?
20:33Struk pembayaran begini kan Pak yang diterima?
20:36Ijin Pak.
20:38Ya silahkan Bu.
20:38Jadi kalau dari sini kan sebenarnya
20:41ini kan struk yang dibayarkan dari pengguna jasa Pak.
20:48Ini sebenarnya.
20:50Jadi kalau biaya perjalanan Rp13.000
20:53kemudian biaya jasa aplikasi
20:54Nah untuk yang biaya perjalanan Rp13.000 itu
20:59kalau salah ini yang dipotong 20% ya Mas Bram ya?
21:03Yang dipotong 20% itu yang Rp13.000 itu Pak.
21:07Oke.
21:08Ya Pak Adian udah nyambung.
21:09Artinya ini betul Pak Wamen ya.
21:12Biar sama nih.
21:13Yang dipotong dari 20% itu adalah biaya perjalanan.
21:19Itulah tarif atas dan tarif bawah
21:21per kilometer sekian Rp1.000.
21:23Betul Pak Wamen?
21:24Betul Pak Dirjen?
21:27Betul ya?
21:28Biar ada suaranya.
21:29Betul Pak Dirjen ya?
21:30Ya oke.
21:32Pertanyaan saya kedua.
21:33Biaya jasa aplikasi yang Rp2.000 itu siapa yang bayar?
21:38Apa Pak?
21:40Biaya jasa aplikasi yang Rp2.000 itu siapa yang bayar?
21:43Dari konsumen Pak.
21:44Oke.
21:44Dasar hukumnya apa?
21:46Nah ini yang kalau nggak salah nggak diatur ya?
21:52Ada tidak dasar hukumnya?
21:54Nah ini tidak diatur ini.
21:55Tidak diatur Pak.
21:56Tidak diatur?
21:56Artinya Rp2.000 ini tidak ada dasar hukum.
22:00Betul?
22:02Artinya bahwa sepakat nggak ini kita coret?
22:08Kenapa?
22:10Rp2.000 dikali 3,1 juta driver itu 6 miliar per hari.
22:15Dari ini saja.
22:20Ini tidak punya dasar hukum.
22:23Bapak Wamen yang terhormat dan Pak Dirjen yang terhormat
22:26sebagai bagian dari negara kita mau menegakkan hukum
22:29seperti apa yang disampaikan oleh Pak Pimpinan tadi.
22:33Kalaupun besok langit runtuh,
22:36hukum dan keadilan harus tetap ditegakkan.
22:38Oke.
22:39Ini tidak ada dasar hukumnya.
22:40Baik.
22:40Pak Adian, saya pikir ini sudah lebih dari cukup.
22:43Kalau saya melihat satu lembar struk ini, Pak.
22:50Ini kan di depan saya ini,
22:52Pak Komjen Paul Purnawirawan dan Irjen Paul Purnawirawan berdua ini.
23:01Kalau menginvestigasi satu lembar ini bukanlah perkara yang rumit, Pak.
23:05Pimpinan izin induksi.
23:07Sedikit lagi.
23:07Iya.
23:08Biaya perjalanan aman itu dipungut dari mana?
23:11Dan untuk apa?
23:18Ibu, bisa jawab?
23:21Diatur di kita itu, Pak.
23:23Itu hanya 15 plus 5 itu, Pak.
23:25Iya.
23:26Nah, kemudian kita juga tidak mengatur tentang yang lain-lain itu.
23:31Kalau misalnya kita belanja itu kan juga ada biaya jasa.
23:34Itu kan juga kita tidak mengatur di situ, Pak.
23:36Iya, sebentar, Bu.
23:37Saya cuma nanya, biaya perjalanan ini maksudnya apa, ya?
23:44Boleh saya bantu?
23:46Biaya perjalanan aman, Pak?
23:47Iya.
23:48Itu sepertinya kayak yang promo-promo yang ditawarkan mereka seperti itu.
23:53Biaya perjalanan aman itu adalah asuransi, Pak Wamen.
23:56Oke, pertanyaan saya sebagai mantan dari kepolusian, Pak Wamen, izin.
24:04Apakah waktu kita bikin SIM sudah bayar asuransi?
24:08Apakah waktu kita bikin STNK sudah bayar asuransi?
24:12Kenapa harus bayar lagi asuransi?
24:14Seribu rupiah dikali 3,1 juta rupiah per transaksi.
24:19Paling tidak 3 miliar, tambah 6 miliar, 9 miliar biaya tidak resminya.
24:26Per hari.
24:28Dengan asumsi setiap driver cuma ambil satu trip satu hari.
24:32Oke, sudah selesai? Belum.
24:35Discon voucher.
24:36Inilah yang disebut sebagai, ini sudah ganti nih ya.
24:39Coba balik yang tadi.
24:42Ya, masih, masih.
24:43Bukan, bukan.
24:44Tadi ini dari PENAS 98.
24:45Yang beda tadi, 13 mana sih?
24:47Beda yang tadi.
24:4813, mana yang 13.
24:50Oke.
24:52Oke.
24:52Discon voucher, pimpinan maaf.
24:55Tawamen maaf.
24:57Ini yang mereka sebut promo.
25:01Betul Ibu?
25:02Betul Bapak?
25:04Promo ini mereka potong dari 20%
25:07atau mereka potong dari biaya akal-akalan tanpa dasar hukum tadi?
25:12Promo ini mereka potong dari biaya akal-akalan tanpa dasar hukum tadi.
25:19Promonya berapa?
25:203 ribu.
25:21Biaya se-aplikasi berapa?
25:222 ribu.
25:23Perjalanan aman berapa?
25:241 ribu.
25:25Itulah yang jadi promo mereka.
25:29Maaf, maaf, maaf, amen.
25:30Ijin pimpinan.
25:31Saya teruskan sedikit.
25:33Gantian tadi.
25:39Biaya perjalanan 81 ribu.
25:41Betul?
25:41Dari situlah 20% dipotong.
25:45Tapi ada biaya jasa aplikasi berapa?
25:4710 ribu rupiah.
25:49Tadi motor 2 ribu.
25:51Ini mobil 10 ribu rupiah.
25:53Ini dasar hukumnya apa?
25:55Tidak ada.
25:59Satu trip mobil 10 ribu rupiah.
26:016 ribu rupiah.
26:029 ribu rupiah.
26:03Berbeda-beda tuh.
26:04Oke.
26:04Ada biaya lokasi.
26:0618 ribu rupiah.
26:08Ini dasar hukumnya apa?
26:13Ada yang bisa jawab, Pak?
26:16Ibu?
26:19Dasar hukum biaya lokasi 18 ribu rupiah ini apa?
26:23Boleh saya bantu?
26:24Karena ini menjemputnya ke bandara.
26:29Menjemput ke bandara dapat bayar 18 ribu.
26:32Uangnya ke bandara atau ke aplikator?
26:39Tidak ada yang tahu.
26:41Oke.
26:42Dasar hukumnya apa?
26:45Juga tidak ada.
26:47Jadi ada kalau mobil ada 10 ribu rupiah.
26:51Tambah 18 ribu rupiah.
26:53Tambah perjalanan aman seribu rupiah.
26:55Ada paling tidak di data ini 29 ribu rupiah.
26:59Dipungut dari driver dan konsumen tanpa dasar hukum apapun.
27:08Kalau kita katakan pungli adalah sesegala sesuatu yang dipungut dari rakyat tanpa dasar hukum.
27:16Bisa tidak kita sebut pungli?
27:17Bisa tidak kita sebut pungli?
27:22Dan kalau kita bisa sebut pungli, bagaimana kalau saya katakan negara bertahun-tahun membiarkan pungli bertriliun-triliun rupiah terjadi di depan mata kita?
27:35Sudah selesai?
27:36Ijen sebentar lagi pimpinan.
27:38Ada diskon voucher?
27:40Ini promo?
27:40Berapa diskon vouchernya?
27:4412 ribu.
27:45Dari mana didapatkan?
27:4610 ribu tambah 1 ribu rupiah.
27:49Ditambah 10 ribu lagi diambil entah dari angka yang mana.
27:54Dia tidak pernah bayar promo Pak Wamen.
27:58Pak Dirjen.
27:59Tidak ada promo yang dipotong dari 20%.
28:03Dia ambil dari angka-angka lain, lalu dia jadikan promo seolah-olah dia berjasa pada konsumen, dan dia mendapat untung sangat besar.
28:14Promo itu bohong.
28:18Promo itu dia ambil dari angka-angka yang tidak punya dasar hukum.
28:23Please, Pak Wamen.
28:31Ini ada suaranya?
28:33Coba, bisa ada suaranya?
28:38Tampilkan suaranya bisa?
28:40Ambilkan yang satu-satu video.
28:41Satu lagi.
28:45Ada video lain.
28:48Ya, sebesarkan suaranya.
28:51Itu kan suaranya mati tuh.
28:52Coba dihidupkan.
28:55Kita dengar sama-sama Pak.
28:57Betapa jahat.
28:58Bayar 19.
28:59Dari awal.
29:00Tolong dari awal.
29:00Angkosnya.
29:045.000?
29:05Coba Pak, ada tulisannya Pak.
29:07Padahal saya, mana sih Pak?
29:09Itu dibawa pendapatan.
29:10Pendapatan cuma 5.000.
29:12Padahal saya bayar 19.200.
29:15Kasian betul, Bapak.
29:18Ini ya Pak, lihat tuh.
29:19Saya bayar 19.200.
29:21Bapak dapat 5.000.
29:24Ya ampun, jahat banget.
29:26Baik, saya rasa cukup Pak.
29:27Sudah menjelaskan semuanya.
29:29Saya jelaskan ini apa?
29:30Ini adalah tarif hemat.
29:35Tarif hemat itu begini Pak Wamen.
29:38Kalau saya driver.
29:41Maaf, saya agak terganggu Pak.
29:43Kalau saya driver.
29:45Untuk bisa ikut tarif hemat,
29:47saya harus bayar 20.000 rupiah per hari.
29:52Kalau saya bayar 20.000 rupiah per hari,
29:55saya ikut serta dalam program tarif hemat mereka.
29:59Berapa saya dibayar?
30:01Setiap kali antar barang 5.000 rupiah.
30:05Berapa aplikator terima?
30:0719.200.
30:09Berapa yang mereka potong?
30:1114.200.
30:13Kejam.
30:14Oke.
30:16Itu tarif hemat.
30:19Paket goceng.
30:21Orang supir driver bilang aceng.
30:24Aplikasi goceng.
30:27Satu barang 5.000 rupiah.
30:30Tapi kalau double order,
30:32barang kedua tidak 5.000.
30:352.500.
30:39Sangat biadab.
30:41Barang pertama 5.000.
30:44Lalu ditelepon lagi dia.
30:46Kamu ambil lagi barang kedua ya.
30:48Barang keduanya 2.500 Pak Wamen.
30:51Tolong.
30:52Ini bukan untuk Adian.
30:53Ini bukan untuk Pak Lazarus.
30:55Ini bukan untuk kita di DPR.
30:57Ini untuk 20 juta jiwa di luar sana.
30:59Tolong kita lawan.
31:01Tolong Pak Wamen.
31:07Ini bukan bagi-bagi proyek.
31:11Bukan.
31:12Ini 20 juta jiwa di sana.
31:15Bergantung pada ketokan kita di sini.
31:1848 orang di sini.
31:22Pahlunya menentukan nasib 20 juta orang di sana.
31:26Ayo kita ketok dengan berani.
31:28Terima kasih.
31:29Baik.
31:30Saya rasa cukup ya.
31:32Sudah cukup jelas.
31:34Saya rasa pemerintah pasti punya data lah.
31:37Ini sederhana kali kok Pak.
31:39Dan maksud saya,
31:42siapapun kita di ruangan ini bisa mendapatkan apa yang data di.
31:45Terima kasih telah menonton.

Dianjurkan