KOMPAS.TV - Kabar penuh harapan datang dari dunia pendidikan. Sekelompok siswa SMA Badan Perguruan Indonesia, BPI 1 Bandung, berhasil menciptakan sebuah inovasi.
Inovasi itu diberi nama Perisya, singkatan dari Perguruan Indonesia Sahabat Isyarat.
Dengan memanfaatkan teknologi image recognition berbasis pemrograman Python, aplikasi Perisya memungkinkan pengguna melakukan gerakan bahasa isyarat di depan kamera laptop, lalu secara otomatis diterjemahkan ke dalam bentuk teks di layar.
Aplikasi Perisya menjadi jembatan komunikasi bagi teman-teman tuli yang memiliki hambatan bicara dan mendengar, serta lebih banyak berbahasa isyarat.
Baca Juga Tahun Ajaran Baru, Sejumlah SD di Jateng Kekurangan Siswa Baru di https://www.kompas.tv/regional/600515/tahun-ajaran-baru-sejumlah-sd-di-jateng-kekurangan-siswa-baru
#siswabandung #bandung #isyarat
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/600530/pelajar-sma-di-bandung-buat-aplikasi-penerjemah-bahasa-isyarat
00:00Sebelum kita lihat berita soal kuliner untuk Anda, saudara kita lihat berita yang satu ini dulu.
00:03Ada sekelompok siswa di Bandung, Jawa Barat, menciptakan karya inovatif berupa perangkat lunak yang bisa menerjemahkan bahasa isyarat menjadi teks secara real time.
00:13Temuan ini diharapkan menjembatani komunikasi dengan teman-teman Tuna Rungu dan juga Tuna Wicara.
00:19Kabar penuh harapan datang dari dunia pendidikan, sekelompok siswa SMA Badan Perguruan Indonesia, BPI 1 Bandung, berhasil menciptakan sebuah inovasi.
00:33Temuan itu bukan hanya canggih secara teknologi, tapi juga syarat nilai kemanusiaan.
00:38Para siswa membuat sebuah perangkat lunak yang mampu menerjemahkan bahasa isyarat menjadi teks secara real time.
00:47Inovasi itu diberi nama Perisha, singkatan dari Perguruan Indonesia, sahabat isyarat.
00:54Dengan memanfaatkan teknologi image recognition berbasis pemrograman Python,
00:59aplikasi Perisha memungkinkan pengguna melakukan gerakan bahasa isyarat di depan kamera laptop.
01:05Lalu secara otomatis diterjemahkan ke dalam bentuk teks di layar.
01:10Aplikasi Perisha menjadi jembatan komunikasi bagi teman-teman tuli yang memiliki hambatan bicara dan mendengar,
01:19serta lebih banyak berbahasa isyarat.
01:23Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, sekitar 1,57 miliar orang di dunia mengalami gangguan pendengaran dengan berbagai tingkat.
01:32Sementara berdasarkan riset kesehatan dasar pada 2018, sekitar 6,1 persen penduduk Indonesia mengalami masalah pendengaran.
01:43Pada tahun 2024, menurut Kementerian Kesehatan, 3 dari 100 anak di Indonesia mengalami gangguan pendengaran,
01:50yang nantinya sangat berpengaruh pada kemampuan wicara.
01:54Inovasi seperti Perisha menjadi sangat relevan dan menyentuh kebutuhan nyata kelombok disabilitas.
02:03Membuat satu proyek P5 yang bernama Perisha atau Badan Perguruan Indonesia Sahabat Isyarat.
02:09Nah, di sini kami tuh ingin tentunya membantu teman-teman Tunarungu ke depannya
02:17supaya bisa lebih mudah berkonversasi dengan masyarakat luas yang ada di Indonesia.
02:24Mungkin ada satu inspirasi yang kita dapat?
02:28Kami terinspirasi oleh seorang penulis dari Amerika Serikat yang bernama Mark Twain.
02:34Dan beliau mengatakan bahwa
02:37Nah, harapannya ke depan ya itu tadi Pak, melihat, meniru, dan memodifikasi.
02:49Jadi, ke depannya tidak hanya karya ini disimpan, tapi bisa lebih jauh lagi bisa dimanfaatkan oleh dunia luar.
03:01Kelompok siswa lain di SMA BPI 1 juga menghadirkan karya inovatif bernama Smart Lock Box,
03:09yaitu sebuah berangkas pintar yang bisa dibuka dengan pin digital.
03:14Perangkat ini digagas sebagai solusi atas banyaknya siswa yang kehilangan kunci loker manual.
03:20Semua inovasi para pelajar SMA BPI 1 Bandung menjadi bagian dari pembelajaran berbasis proyek.
03:27Pembuktian bahwa pendidikan bisa melahirkan solusi untuk tantangan sosial di sekitar siswa.