Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Menanggapi gaduh tambang nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla mengandaikan jika opsi yang kita pilih menolak industri ekstraksi atau penambangan sama sekali. Maka, itu akan merugikan masyarakat lain.

"Misalnya batu bara. Sekarang supply energi di seluruh dunia itu masih ditenagai oleh batu bara. Di satu sisi pihak memang betul ada kerusakan lingkungan, tapi di sisi lain kita juga butuh. Karena energi itu adalah sumber pertumbuhan ekonomi kalau enggak ada energi, enggak ada pertumbuhan energi, sementara energi masih banyak disupply oleh batu bara," katanya.

Sementara itu Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik mengatakan aksi mendukung renewable energy (energi terbarukan) bukan berarti mau menutup PLTU saat ini.

Maksud aksi tersebut adalah meminta pemerintah untuk membuat roadmap (peta jalan) yang jelas, kapan Indonesia akan beralih dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan.

"Pemerintah sendiri sudah bilang bahwa kuota deforestasi Indonesia itu sudah habis. Apakah kita tetap mau melakukan deforestasi?," katanya.



Saksikan selengkapnya di sini: https://youtu.be/Mdnt29MOemc



#tambang #nikel #rajaampat #saverajaampat



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/599554/gaduh-tambang-nikel-di-raja-ampat-kapan-indonesia-beralih-pakai-energi-terbarukan-rosi
Transkrip
00:00Tadi Anda katakan Anda banyak kembali dicolek atau di mention di sosial media
00:04karena Anda pernah mengatakan peduli lingkungan oke
00:08menjadi wahabi lingkungan, jangan
00:11harus dibedakan antara peduli lingkungan dengan menjadi wahabi lingkungan
00:17yang hanya menggaungkan wokisme dan alarmisme global dalam bidang lingkungan berbahaya
00:24Tadi Anda memang sempat sedikit banyak menyebut soal berbahaya
00:30tetapi bahkan saya ingin mewakili penonton program Rosie
00:35bagaimana mungkin orang yang begitu mencurahkan kecintaannya pada ekosistem lingkungan
00:44dan mengingatkan kita semua tentang pentingnya menjaga ekosistem lingkungan hidup
00:50Anda sebut berbahaya, rasanya itu memang agak sadis pertanyaan pernyataan Anda Gus Ulil
00:57Ya memang dampak-dampak berbahayanya memang real
01:00Jadi saya katakan bahwa kenapa sekarang ini terjadi kebangkitan politik-politik kanan
01:08di seluruh negara-negara barat
01:10Negara barat ini kan negara yang paling agresif menerapkan kebijakan-kebijakan
01:15untuk menangkal climate change
01:17Nah kebijakannya itu sekarang mendapatkan resistensi luar biasa dari publik
01:24Jadi makanya saya bilang bahwa oke lingkungan ini penting
01:29tapi cara mengatasinya juga harus proporsional
01:31Oke Gus tapi begini
01:33kalau itu menjadi satu alarm yang dilawan di Jerman
01:39rasanya masuk akal
01:41karena tidak ada ribuan kepala keluarga tercabut dari kehidupannya
01:47tidak ada nelayan yang harus kehilangan menangkap ikan
01:52tidak ada masyarakat yang harus makan ikan yang selama ini sehat
01:55dan ternyata dia ada arsenik di dalamnya
01:58ini kita bicara soal ribuan warga Indonesia
02:03yang sungguh-sungguh hidupnya marginal dan makin terpinggirkan akibat penambangan
02:10bukan tentang masyarakat Eropa atau Jerman
02:13yang hidupnya sudah jauh di atas kemapanan masyarakat Indonesia
02:17Ya sebetulnya apa yang terjadi di barat sekarang itu jadi cermin bagi kita
02:21jadi bayangkan kalau misalnya opsi yang kita pilih adalah opsi sebagian teman-teman lingkungan ya
02:28misalnya menolak industri ekstraksi sama sekali
02:31menolak penambangan sama sekali
02:33itu juga ada pihak masyarakat lain yang dirugikan
02:37misalnya batu para
02:38sebagian besar suplai energi di Indonesia
02:41bukan hanya di Indonesia, di seluruh dunia
02:44sekarang suplai energi di seluruh dunia
02:48itu masih ditenagai oleh batu para
02:51China sendiri yang sekarang kita lihat seolah-olah komitmen terhadap
02:56apa namanya motor listrik dan segala macam ya
03:00China sekarang kalau kita lihat data-datanya
03:03konsumsi batu baranya naik terus dari tahun ke tahun
03:06jadi artinya sebetulnya di satu pihak memang betul ada kerusakan lingkungan
03:12tapi di sialan lain kita butuh juga
03:14karena energi itu adalah sumber pertumbuhan ekonomi
03:18kalau gak ada energi gak ada pertumbuhan ekonomi
03:21sementara energi masih banyak disuplai oleh batu para
03:24batu para ya ekstraksi lagi
03:26saya mau ke Iqbal dulu
03:30Anda merasa bahwa
03:32ya seruan-seruan advokasi dari Greenpeace ini adalah bagian dari wokeisme dan wahabi lingkungan
03:39dan itu berbahaya
03:41orang-orang yang sering bicara tentang kebenaran memang akan selalu sering dilabeli
03:45dilabeli asing, dilabeli berbahaya, dilabeli menyebar ketakutan
03:50itu memang udah fitrahnya mungkin ya Gus ya
03:53dan kami meyakini bahwa label-label yang diberikan kepada Greenpeace atau orang-orang yang perlu terhadap lingkungan
03:58itu adalah juga sebuah narasi tanding yang tentu memang harus kami hadapi
04:03tapi coba kita lihat narasi yang sangat berbahaya tadi
04:08seakan-akan ketika kita pro terhadap renewable energy
04:11hari ini kita mau menutup PLTU yang hari ini menerangi lampu kita
04:15kan kita tidak begitu
04:17kita memang pro terhadap renewable energy
04:19sehingga kita meminta pemerintah membuat roadmap yang sangat jelas
04:23kapan Indonesia ini mau berahli dari PLTU ke renewable energy
04:30kapan? ada yang bilang 2050, cukup tidak? tidak
04:33maka diperlukan ambisi yang sangat cepat, serius
04:37karena sudah ada juga desakan-desakan dari ya desakan dari internasional yang kita juga meratifikasi
04:42namanya Paris Agreement, kita sudah meratifikasi itu
04:45kita bagian dari situ
04:46termasuk yang disebut Gus tadi bahwa kan kalau kita nambang ini kenapa tidak boleh
04:51pemerintah sendiri Gus sudah bilang bahwa kuota deforestasi Indonesia itu sudah habis
04:57gitu ya dengan program Volu kalau kita hitung
05:00sudah tidak ada lagi
05:02apakah kita tetap mau melakukan deforestasi?
05:04kan pertanyaannya gitu

Dianjurkan