Di tengah langit yang mulai mendung, Huan’er akhirnya menangis — bukan karena sedih, tapi karena lega. Ia tak lagi perlu berpura-pura kuat. Xi Chi memeluknya dalam diam, tidak mencoba menghibur, hanya hadir. Di sisi lain, Qi Qi pergi tanpa pamit, meninggalkan surat untuk Song Cong yang berisi permintaan maaf dan harapan agar suatu hari mereka bisa tersenyum tanpa beban. Pelan-pelan, karakter kita mulai menyadari: bahwa luka tak selalu sembuh dengan kata-kata, tapi bisa diredakan dengan keberadaan yang tulus.