Anggota DPRD Kalimantan Tengah membakar 8 sekolah - TomoNews
- 7 years ago
KALIMANTAN TENGAH / INDONESIA — Dilansir oleh CNN Indonesia, sebanyak delapan SD Negeri di Palangkaraya terbakar secara beruntun sepanjang Juli. Kejadian dimulai dari 21 Juli pukul 13.00 SDN 4 Menteng dibakar hingga beberpa sekolah dasar lainnya juga dilahap si jago merah.
Didudga pelaku utama dibalik pembakaran gedung ini adalah Yansen A Binti yang merupakan anggota DPRD Kalimantan Tengah dari Fraksi Partai Gerindra. Dirinya juga diketahui menjabat sebagai Ketua umum gerakan pemuda dayak kalimantan tengah.
Pada awalnya mereka berencana membakar 10 sekolah namun hanya 8 yang berhasil dihanguskan. Hingga kini sudah ada 9 orang yang menjadi tersangka dalam kasus pembakaran sekolah ini
Setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembakaran sekolah, Yansen dibawa ke Banjarmasin untuk selanjutnya diterbangkan ke Jakarta. Belum jelas motif pasti dari Yansen namun Kombes Martinus Sitompul mengungkapkan bawa motif yang bersangkutan diduga ingin mendapatkan perhatian dari Gubernur Kalimantan Tengah terkait dengan pengadaan proyek
Para siswa pun kehilangan gedung sekolah mereka dan kini terpaksa belajar di tenda bantuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Didudga pelaku utama dibalik pembakaran gedung ini adalah Yansen A Binti yang merupakan anggota DPRD Kalimantan Tengah dari Fraksi Partai Gerindra. Dirinya juga diketahui menjabat sebagai Ketua umum gerakan pemuda dayak kalimantan tengah.
Pada awalnya mereka berencana membakar 10 sekolah namun hanya 8 yang berhasil dihanguskan. Hingga kini sudah ada 9 orang yang menjadi tersangka dalam kasus pembakaran sekolah ini
Setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembakaran sekolah, Yansen dibawa ke Banjarmasin untuk selanjutnya diterbangkan ke Jakarta. Belum jelas motif pasti dari Yansen namun Kombes Martinus Sitompul mengungkapkan bawa motif yang bersangkutan diduga ingin mendapatkan perhatian dari Gubernur Kalimantan Tengah terkait dengan pengadaan proyek
Para siswa pun kehilangan gedung sekolah mereka dan kini terpaksa belajar di tenda bantuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.