Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menanggapi fenomena rombongan jarang beli (rojali) dan rombongan hanya nanya (rohana) yang belakangan populer di masyarakat.

Di Jakarta, Selasa (5/8), Mensesneg mengatakan istilah tersebut seharusnya tidak dijadikan lelucon sebab menjadi pengingat bahwa masih banyak yang harus dibenahi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. (ANTARA/Suci Nurhaliza/Pradanna Putra Tampi/Rizky Bagus Dhermawan/Gracia Simanjuntak)
Transkrip
00:00Menteri Sekretaris Negara, Mensesnek Prasetyo Hadi, menanggapi fenomena rombongan jarang beli, rojali, dan rombongan hanya-nanya, rohana, yang belakangan populer di tengah masyarakat.
00:16Kedua istilah tersebut diketahui merujuk pada sekelompok orang yang mengunjungi pusat perbelanjaan, kemudian pulang dengan tangan kosong.
00:24Ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta selasa 5 Agustus, Prasetyo mengatakan istilah tersebut seharusnya tidak dijadikan sebagai lelucon,
00:33namun justru menjadi pengingat bahwa masih banyak hal yang harus dibenahi dan diperjuangkan agar lebih optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
00:42Pasalnya, banyaknya masyarakat yang menjadi rojali dan rohana membuktikan bahwa daya beli masyarakat memang menurun.
00:49Setelah itu jangan dijadikan sebagai sebuah juk atau lelucon, itu adalah sebuah lecutan bagi kita bahwa memang masih banyak yang harus kita perjuangkan,
01:08masih banyak yang harus kita benahi.
01:11Kalau bagi kami pemerintah, fenomena-fenomena itu menjadi semacam pengingat bahwa masih ada kelompok saudara-saudara kita yang memang kita masih harus bekerja terus ini,
01:28mendorong pertumbuhan ekonomi kita.
01:33Prasetyo pun mengatakan pemerintah akan terus berupaya menciptakan ekosistem dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang optimal,
01:40misalnya melalui paket stimulus untuk meningkatkan daya beli dan mendorong keberlanjutan dunia usaha.
01:48Dari Jakarta, Suci Nurhaliza, Pradana Putra Tampi, Kantor Berita Antara, Muartakan.

Dianjurkan