Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini
JAKARTA, KOMPAS.TV - Berapa sih gaji komisaris BUMN, sampai-sampai bikin Cak Imin sudah jadi menko tetap "ngiler juga"? Kompas Bisnis ambil data dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.

Kami ambil salah satu contoh BUMN besar dan strategis, yaitu Telkom Indonesia, dalam laporan keuangan tahun 2024.

Total yang diterima Bambang Brodjonegoro saat menjadi komisaris utama adalah Rp 12,6 miliar. Di dalamnya termasuk honorarium, tunjangan hari raya, tunjangan transportasi, dan tantiem tahun buku 2023.

Ada juga nama Arya Sinulingga yang menerima total penghasilan sebagai komisaris Telkom sebesar Rp 11,4 miliar, dan Silmy Karim yang saat ini menjabat wamen Imigrasi dan Pemasyarakatan, mengantongi Rp 7,7 miliar. Ini sedikit gambaran berapa penghasilan komisaris yang diterima oleh wamen.

Sejumlah nama wakil menteri Kabinet Merah Putih ditunjuk sebagai komisaris BUMN. Padahal, fungsi komisaris melakukan pengawasan atas perusahaan negara.

Apa jaminan tidak terjadi konflik kepentingan? Kita bahas bersama Direktur Kebijakan Publik Celios, Media Wahyudi Askar.

Baca Juga Wamen Rangkap Jabatan, Pakar Hukum: Tak Beretika | SAPA PAGI di https://www.kompas.tv/nasional/605923/wamen-rangkap-jabatan-pakar-hukum-tak-beretika-sapa-pagi

#wamenrangkapjabatan #wakilmenteri #komisaris

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/605924/wamen-rangkap-komisaris-ekonom-tak-adil-bagi-pencari-kerja-sapa-pagi

Kategori

🗞
Berita
Transkrip
00:00Intro
00:00Kembali di Kompas Bisnis Saudara
00:14Nah jadi berapa sih gaji komisaris BUMN
00:16Sampai-sampai bikin Caimin sudah jadi menko tetap ngiler juga
00:20Kompas Bisnis ambil data dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia Saudara
00:24Jadi kami ambil salah satu contoh BUMN besar dan strategis
00:29Yaitu Telkom Indonesia dalam laporan keuangan tahun 2024
00:33Total yang diterima Bambang Brojonegoro saat menjadi komisaris utama adalah 12,6 miliar rupiah
00:41Di dalamnya termasuk konararium, tunjangan hari raya, tunjangan transportasi dan tantiem tahun buku 2023
00:48Ada juga nama Arya Sinulingga yang menerima total penghasilan sebagai komisaris Telkom
00:53Sebesar 11,4 miliar rupiah
00:56Dan Sialmi Karim yang saat ini menjabat Wamen Imigrasi dan Pemasyarakatan
01:00Mengantongi 7,7 miliar rupiah
01:03Ini sedikit gambaran Saudara
01:05Berapa penghasilan komisaris yang diterima oleh Wamen
01:07Sejumlah nama Wakil Menteri Kabinet Merah Putih ditunjuk sebagai komisaris BUMN
01:16Padahal fungsi komisaris melakukan pengawasan atas perusahaan negara
01:21Apa jaminan tidak terjadi konflik kepentingan?
01:24Kompas Bisnis akan tanya ke Direktur Kebijakan Publik Selios, Media Wahyudi Askar
01:28Selamat pagi Mas Media
01:29Selamat pagi Mbak Pta
01:30Mas Media ini tidak hanya sebagai Wamen
01:33Di antara mereka yang menjabat komisaris perusahaan negara adalah kader parpol bahkan
01:37Bisa kah ini disimpulkan sebagai bagi-bagi jabatan?
01:40Iya saya to the point aja ya
01:42Bahwa sebagian besar wakil menteri yang sekarang jadi komisaris
01:47Mereka adalah pendukung calon presiden 2024
01:51Dan mereka yang keluar uang saat pilih pres
01:54Dan setelah menang presiden terpilih kan gak mungkin bagi-bagi uang ke mereka
01:58Dan presiden lewat tangan negara menggunakan instrumen negara untuk membalas jasa-jasa mereka
02:04Dan uang negara itu digunakan untuk membayar gaji-gaji mereka dan itu dari pajak rakyat
02:09Jadi ini sudah pasti mutlak melanggar hukum
02:12Ada dua kerugian yang dialami oleh negara
02:15Pertama dari segi fiskal, buang-buang anggaran
02:18Yang kedua dari segi kinerja BUMN
02:21Karena otomatis karena dipaksakan skill mereka belum tentu cocok dengan BUMN yang mereka awasi
02:29Ada banyak sekali wakil menteri dan sekarang jadi komisaris
02:32Kalau kita lihat backgroundnya itu tidak relevan dan tidak sesuai dengan BUMN yang mereka awasi
02:38Dan saya kira ini adalah fakta yang sangat-sangat menyedihkan ya
02:44Terutama di tengah kondisi ekonomi kita hari ini
02:47Kalau dari segi demokrasi tadi Prof. Juanda sudah mengatakan bahwa
02:51Ada persoalan di mana Indonesia seperti kembali lagi seperti sebelum tahun 1998
02:58Padahal pasca 1998 kita sudah mencoba membangun sistem tata kelola yang memisahkan
03:04Kekuasaan sebagai prinsip dasar untuk mencegah dominasi kekuasaan yang absolut
03:10Dan sekarang kita menormalkan kembali rangkap jabatan
03:13Jadi pasti terjadi konflik of interest
03:15Public accountability juga pasti bermasalah
03:18Karena logika yang dibangun dari rangkap jabatan ini pasti pragmatisme politik
03:24Untuk pemilu yang akan datang
03:26Dan sayangnya ini dibiarkan hari ini
03:28Pembenaran dilakukan oleh pejabat-pejabat yang sebagian mereka bisa dikatakan adalah mereka yang paham
03:35Dengan hukum dan aturan undang-undang
03:37Oke meskipun pembelaannya sejalan dengan kementerian yang mereka pimpin
03:40Artinya ini tadi kalau misalnya kita bisa garis bawah ini mutlak langgar hukum
03:44Karena ini kayak jadi saya thank you-nya aja gitu karena mereka mendukung sebelumnya
03:47Nah Mas Media, jadi tidak hanya soal keahlian kompetensi dan kredibilitas
03:51Tapi konflik of interest itu tadi
03:52Apa bahaya yang mengintip dengan rangkap jabatan ini?
03:56Pertama pasti keputusan yang diambil tidak netral dan bias kepentingan
04:00Karena pengambil kebijakan itu kan ada di kementerian
04:04Dan mereka sekaligus menjadi pengawas di BUMN
04:07Yang objek yang diawasi gitu ya
04:09Saya kasih contoh misalkan kementerian merumuskan insentif fiskal
04:14Atau privatisasi BUMN
04:16Ada risiko pasti kebijakan itu bisa dirancang untuk menguntungkan pribadi
04:21Atau kelompok orang-orang itu di BUMN itu
04:24Jadi bukan untuk kepentingan masyarakat gitu ya
04:26Itu yang pertama
04:27Pasti juga ada kemungkinan penyalahgunaan wenang
04:30Akses informasi karena WAMEN itu pasti memiliki akses informasi strategis negara
04:35Dan mereka juga punya data internal BUMN
04:38Jadi mereka bisa memakai informasi itu untuk melindungi perusahaan tempat mereka menjabat
04:43Dan yang paling penting faktor berikutnya yang paling sangat disayangkan adalah
04:48Pasti menurunnya kepercayaan investor
04:51Karena sekarang kan investor domestik, asing, dan publik secara luas melakukan good governance Indonesia
04:57Meragukan independensi dari korporasi negara
05:01Jadi kalau BUMN diisi oleh dasar politik dan bukan merit system
05:06Pasti nilai dari perusahaan BUMN itu akan berpotensi menurun
05:10Laporan keuangan dan audit mereka jadi tidak dipercaya
05:14Dan paling penting lagi risiko reputasi mereka pasti akan meningkat
05:18Jadi gimana mau go global gitu ya
05:21Kalau komisaris BUMN sendiri sebagian ditempati oleh orang yang tidak kompeten
05:26Terafiliasi dengan politik
05:28Dan jangan salah investor global itu paham, mengerti, mengidentifikasi kondisi politik di tanah air
05:35Dan mereka pasti akan menurun kepercayaannya terhadap BUMN di Indonesia
05:39Jadi gimana dan antara mau go global
05:43Kalau untuk hal receh seperti ini saja kita masih melanggar hukum
05:48Dan tidak mengembangkan prinsip akuntabilitas yang benar
05:51Oke artinya ini juga bisa berbahaya juga untuk BUMN yang isinya diisi oleh wamen yang rangkap jabatan tadi
05:58Mas Media jadi dimana pintu resiko moral hazard rangkap jabatan ini
06:02Misalnya proyek atau aksi korporasi bahkan sampai dividen yang harus disetorkan negara
06:06Ya otomatis karena orang yang dipilih adalah orang yang atas dasar politik ya
06:11Intuisi wamen komisaris ini adalah intuisi politik
06:15Saya paham, mereka pasti akan bilang bahwa kami profesional, kami juga pintar, kami juga bisa melakukan sesuatu
06:21Tetapi sejak awal karena sudah salah
06:24Pasti ujungnya juga pasti ada sesuatu
06:27Ya udang dibalik bakwan lah begitu ya
06:31Pasti ada transaksi politik begitu
06:34Dan saya melihat ini selain transaksi politik ini juga tidak adil
06:40Dari kacamata etika tadi Prof. Juanda sudah sampaikan juga
06:44Pemerintah memangkas anggaran
06:46Tapi di satu sisi bagi-bagi uang
06:49Uang negara ya ini ke elit politik
06:51Dan kalau kita lihat lagi fakta lainnya
06:55Gaji PNS guru di pelosok Papua sana itu hanya 5 juta gitu ya
07:00Sedangkan komisaris-komisaris ini dari politisi
07:04Banyak yang mengkritik bahwa komisaris pekerjaannya hanya rapat
07:08Bahkan mereka juga belum tentu mengawasi secara kuat BUMNnya
07:12Dan mereka juga tidak punya diskresi yang kuat karena masing-masing masih diatur oleh direksi
07:18Dan ini sangat-sangat menyedihkan juga sebetulnya
07:23Ada sekelompok orang yang mereka dapat gaji besar
07:26Tetapi dalam proses mereka mendapatkan jabatan itu tidak melewati proses merit system
07:32Dan pasti itu akan bermasalah
07:34Jadi saya mengusulkan ini kalau didengar oleh pemerintah
07:39Bikin sistem gaji tunggal
07:40Jadi kalau jadi pejabat negara
07:43Ya satu saja penghasilannya
07:45Jadi jangan ganda pendapatannya dari APBN, BUMN, dan lain-lain
07:50Ini dilakukan di banyak negara
07:51Dan satu lagi
07:52Bentuk tim evaluasi independen
07:55Di DPR, di KPK
07:57Untuk mendeteksi konflik kepentingan
08:01Jabatan fungsi wamen dan komisaris ini
08:04Mas Media, jadi selain melanggar putusan MK
08:08Apakah ini bukti kalau tadi sempat disinggur soal meritokrasi
08:11Ini tidak berlaku di Indonesia
08:12Dan kesenjangan karir bisa dikatakan ini makin terjadi
08:15Ya meritokrasi ini sangat-sangat tidak adil
08:20Untuk anak muda yang hari ini mencari pekerjaan
08:23Dan bahkan kalau mereka ingin bekerja di BUMN
08:26Syukur-syukur lolos seleksi tahap pertama
08:29Dan masih ada seleksi tahap kesekian
08:31Butuh 7 tahap untuk bisa bekerja di BUMN
08:34Untuk anak muda
08:35Tapi mereka tahu ada pejabat yang kemudian menjadi tim ses
08:39Dapat jabatan komisaris tanpa proses terbuka
08:43Tanpa seleksi profesional
08:44Dan ini kan sangat tidak fair
08:46Lan, Kemenpan harus bertanggung jawab
08:49Harus bersuara terkait ini
08:51Percuma Lan, Kemenpan bikin panduan ASN berintegritas
08:55Pejabat negara berintegritas
08:57Tapi fakta pelanggaran ini ada di hadapan mata
09:00Begitu mbak
09:00Kemudian kesenjangan karir ya
09:03Ya pasti senjang karirnya
09:05Karena motivasi dari ASN
09:08Pegawai begitu pasti akan mengalami penurunan
09:12Karena toh pada akhirnya
09:14Direksi, komisaris
09:16Akhirnya hanya akan diisi oleh orang-orang tertentu
09:19Yang punya kekuatan untuk menjaring koneksi dengan elit
09:24Dan ini saya khawatir efek lanjutannya adalah
09:29PNS, pejabat negara lainnya juga akan melakukan hal yang sama
09:34Mereka akan mencoba cawe-cawe dalam perpolitikan
09:38Kalau pengen jadi direksi, komisaris, jalan satu-satunya adalah mendekat ke partai politik
09:44Mendekat ke elit-elit
09:46Sehingga mereka bisa mendapatkan jabatan
09:48Dan dalam jangka panjang ini sangat tidak baik untuk kinerja organisasi publik di Indonesia
09:53Ini yang menjadi alasan kenapa banyak kementerian yang KPI-nya tidak terlaksana dengan baik
09:59Kenapa banyak korupsi dan kenapa kita negara tidak bisa kuat begitu ya
10:06Di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi hari ini
10:09Begitu Mbak
10:10Oke, posisi komisaris, gaji miliaran ini tentu dipertanyakan efektivitasnya
10:14Karena tadi kalau balik lagi gajinya nih kayaknya bikin menko aja bisa ngiler pengen jadi komisaris juga
10:18Ini harus jadi catatan karena tadi ini melanggar hukum, bias kepentingan dan juga bisa tercampur dengan urusan politis
10:23Terima kasih Direktur Kebijakan Publik Selius Mas Media Wahyudi Askar
10:26Sehat selalu Mas
10:27Terima kasih Mbak Akta

Dianjurkan