JAKARTA, KOMPAS.TV Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman, merespons pernyataan anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP, Rokhmin Dahuri, yang menyebutnya jangan melakukan pencitraan dalam rapat pembahasan beras oplosan hingga mafia pangan pada Rabu (16/7/2025).
"Bukan pencitraan, Pak. Tahu, Pak, 11 kami hukum, tersangka eselon II di tempat kami DPO sekarang. Jadi, bukan untuk dikenal publik, Pak," ujar Mentan Amran.
"Kami sudah kirim semua, 212 laporan ke Kapolri langsung, tertulis. Kami juga sudah menyurat ke Kejagung dan ke Kapolri. Bukan pencitraan, Pak, itu bukan mazhab kami," lanjutnya.
Baca Juga Blak-Blakan! Prabowo soal Tarif Trump-Mentan Rapat di DPR Bahas Beras Oplosan [TOP 3 NEWS] di https://www.kompas.tv/video/605618/blak-blakan-prabowo-soal-tarif-trump-mentan-rapat-di-dpr-bahas-beras-oplosan-top-3-news
#dpr #komisi4 #mentan #breakingnews
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/605619/reaksi-mentan-amran-disebut-jangan-pencitraan-oleh-anggota-dpr-itu-bukan-mazhab-kami
00:00Kami tentunya mengapresiasi atas kerja cepat Pak Menteri ya, tetapi bahwa fakta ini, fakta pelanggaran, kecurangan, moral hazard udah puluhan tahun berlangsung dan repeated berulang.
00:14Kalau kita orang cerdan dan ikhlas berarti ada something wrong cara-cara kita menangani, yaitu kita belum sampai pada akar masalahnya Pak.
00:22Jadi yang harus kita adres antara kementerian dengan komisi empat di buku itu harus adalah akar masalah, kenapa ini repeated terjadi Pak.
00:33Kalau dalam kasus kesinian, kalau saya lihat Pak Menteri, salah satu akar masalahnya adalah ketika kita menetapkan bulog itu bahwa gabah kering panen itu dibeli 6.500,
00:44add and equality, lalu headnya dipatok 12.500, Pak Menteri lebih tahu dari kami itu konversi dari gabah kering panen ke beras kan rata-rata 50 persen Pak.
00:56Jadi kalau ngejual 13.000 aja udah rugi itu, jadi itu salah satu root cause dari masalah kekinian itu.
01:06Selain memang kami tentunya sepakat bahwa penegak kering panen pun harus benar-benar dikencangkan gitu ya.
01:14Tetapi next time jangan pernah lagi kita membuat polisi pemerintah itu yang tidak sesuai dengan sunatullah ekonomi Pak.
01:21Yang soal harga kering panen dengan head itu.
01:25Menurut saya aneh bin ajaib itu, orang yang membuat polisi semacam itu.
01:29Jadi buku tua kita usulkan karena komisi empat yang sekarang itu komisi empat yang cerdas dan ikhlas,
01:35enggak mau lagi mengadres masalah itu Pak Menteri dengan cara-cara pencitran saja.
01:41Sekali lagi you are smart minister gitu, kita duduk bersama gitu, kita harus address pada akar masalahnya Pak.
01:49Kasian bangsa ini Pak pengangguran membludak, kemiskinan kalau menurut Bank Dunia 68 persen gitu.
01:56Bapak orang kecil, saya orang kecil, orang lelan Pak di lapang itu benar-benar mendita rakyat ini.
02:00Kalau sekali lagi kalau pemerintah cara bekerjanya hanya hangat-hangat air ayam setelah diliput TV itu sudah selesai itu berdosa kita semua.
02:10Jadi kami ingin ngajak karena kami sudah berazam, sudah berniat, komisi empat itu mitra sejati,
02:17Kementerian Pertanian bukan mitra basa-basi, jadi kita harus berbicara jujur dan belak-belakan.
02:23Mari kita sudahi hal-hal yang sifatnya permukaan.
02:27Terima kasih Ibu Kutuak. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
02:30Baik Pak, Menteri ada yang mau disampaikan?
02:34Sedikit, Ijin mungkin dari Pak Fropro Min, terima kasih sarannya.
02:41Jadi gini Pak, hitungan beras memang banyak pengamat yang sampaikan di publik bahwa itu kali dua, dan itu tidak benar.
02:49Kalau kita cerita detail, bahwa 6.500 langsung dikali dua.
02:53Yang tadi, nah ini Pak, faktanya ini yang terjadi.
03:01Jadi average-nya itu 6.000-5.000, kali dua 10.000 Pak.
03:06Jadi kalau orang langsung mengali aja, kalau 5 liter, 10 liter bisa.
03:11Tapi ini 30 juta ton.
03:12Dan inilah kondisi yang terjadi.
03:15HPP kita sudah 6.500, tapi di atas paru seluruh Indonesia di bawah 6.500.
03:21Dan ini 70 persen panen puncak di sini Pak.
03:26Saya ulangi 76 persen.
03:27Artinya apa Pak, yang selalu disampaikan 6 kali dua, itu 13.000, itu tidak benar.
03:35Termasuk pengamat yang sampaikan di TV.
03:37Tidak benar, ini yang benar Pak.
03:39Jadi harga itu yang real di lapangan itu 6.000 nggak capek Pak.
03:42Ini datanya, kami cek harian.
03:47Jadi satu itu tidak benar Pak, karena kesempatan kami sampaikan, karena banyak pengamat, dia kali dua.
03:52Kemudian katakanlah di kali dua Pak, nggak masalah juga.
03:56Average sekarang berapa Pak? 17.000.
03:57Jadi kan inilah yang menjadi beras curah, tapi jadi premium, jadi medium.
04:08Itu masalahnya Pak.
04:09Jadi ada dua hal, ini prinsip, sangat prinsip, kami sampaikan Pak Prof.
04:14Yang kedua, bukan pencitraan Pak.
04:18Tahu Pak, sebelas kami hukum, tersangka isolon 2 di tempat kami, DPO sekarang.
04:23Jadi bukan sampai untuk, supaya dikenal publik Pak.
04:28Yang tersangka minyak goreng 20 Pak.
04:30Pupu palsu 3.
04:33Sekarang ini.
04:35Ini kami sudah kirim semua, 212 ke Kapolri, langsung tertulis.
04:40Nanti Pak Haris, terima kasih Pak Ketua.
04:43Kami laporkan tertulis juga, sampaikan.
04:44Itu paling bagus.
04:45Kami sudah menyurat ke Jaksagung, ke Kapolri, bukan pencitraan Pak.
04:51Itu bukan masab kami itu.
04:53Jadi kami tindak lanjut, dan kami tahu bagaimana yang tersangka.
04:56Kemarin tanggal 10, sudah diperiksa 26.
05:00Laporan tadi malam, karena kami ikuti terus, itu 40.
05:0440 akan diperiksa lagi.
05:06Tapi kami setuju, Bu Ketua, Wakil Ketua, insya Allah tertulis, kami sampaikan nanti.
05:11Ini kan estimasi, potensi.
05:13Benar Pak Ketua, nantinya polisi tentukan, di pengadilan tentukan.
05:17Tapi kalau pencitraan, enggak Pak.
05:18Karena bukan saja dari luar, dari dalam juga kami hukum.