Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini
KOMPAS.TV - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17 hingga 18 Juni 2025 memutuskan mempertahankan BI rate sebesar 5,5 persen, suku bunga deposit facility sebesar 4,75 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 6,25 persen.

Keputusan ini sejalan dengan tetap terjaganya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5 persen 1 persen, stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global, dan upaya Bank Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi.

Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan BI rate guna mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mempertahankan inflasi dan stabilitas sistem keuangan. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia memperkuat respons kebijakan stabilisasi.

Lebih lengkap, sudah bergabung Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia, R. Triwahyono.

Baca Juga Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Bank Indonesia Turunkan BI Rate Jadi 5,75 Persen di https://www.kompas.tv/ekonomi/568803/dorong-pertumbuhan-ekonomi-bank-indonesia-turunkan-bi-rate-jadi-5-75-persen

#bankindonesia #rupiah

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/602122/strategi-jaga-stabilitas-nilai-tukar-rupiah-bi-rate-tetap-di-5-5-persen

Kategori

🗞
Berita
Transkrip
00:00Bersama saya Mario Saro.
00:01Sedara Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17 hingga 18 Juni 2025
00:05memutuskan mempertahankan DI rate sebesar 5,5 persen,
00:10suku bunga deposit facility sebesar 4,75 persen,
00:14dan suku bunga lending facility sebesar 6,25 persen.
00:21Keputusan ini sejalan dengan tetap terjaganya perakhiran inflasi 2025 dan 2026
00:27dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global
00:34dan upaya Bank Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi.
00:38Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan DI rate
00:41guna mendorong pertumbuhan ekonomi
00:43dengan tetap mempertahankan inflasi dan stabilitas sistem keuangan.
00:48Untuk mempertahankan DI rate sebesar 5,5 persen,
01:00demikian juga suku bunga deposit facility tetap sebesar 4,75 persen,
01:06dan suku bunga lending facility tetap sebesar 6,25 persen.
01:13Keputusan ini sejalan dengan tetap terjaganya perakhiran inflasi tahun 2025 dan 2026
01:21dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen,
01:25kestabilan nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental
01:28di tengah ketidakpastian pasar global yang masih tinggi,
01:33serta perlunya untuk tetap turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
01:40Untuk diketahui nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat
01:47hingga 17 Juni 2025
01:49atau saat rapat Dewan Gubernur BI berlangsung
01:52menguat 0,06 persen ke 16.281
01:56dibandingkan posisi akhir bulan sebelumnya.
02:00Penguatan rupiah juga terjadi terhadap kelompok mata uang negara berkembang.
02:10Mitra dagang utama Indonesia dan kelompok mata uang negara maju
02:14di luar Dolar Amerika Serikat.
02:16Kedepan nilai tukar rupiah diprakirakan stabil.
02:20Didukung komitmen Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah
02:22imbal hasil yang menarik.
02:25Inflasi yang rendah dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.
02:36Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,
02:39Bank Indonesia memperkuat respons kebijakan stabilisasi.
02:42Lebih lengkap, sudah bergabung Direktur Departemen Pengelolaan Monetar
02:46dan Aset Sekuritas Bank Indonesia, R. Triwayono.
02:49Selamat pagi Pak Triwayono.
02:52Selamat pagi Mas Mario. Apa kabar?
02:54Kita bergabung di Dialog Kompas Bisnis pagi ini.
02:59Pak, ini bagaimana asesmen Bank Indonesia terkait perkembangan nilai tukar rupiah terkini?
03:03Faktor apa yang mempengaruhi kinerja nilai tukar rupiah?
03:08Ya, terima kasih Mas Mario.
03:10Jadi kalau kita berbicara faktor apa yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah,
03:14itu kita bagi ke dalam dua besaran.
03:16Yang pertama adalah faktor dari eksternal atau yang terjadi di global.
03:21Dan yang kedua adalah dari faktor domestik atau yang terjadi di dalam negeri.
03:25Untuk eksternal sendiri, untuk global, untuk saat ini ada tiga besaran yang mempengaruhi pergerakan pasar keuangan global.
03:33Yang pertama kita tahu, trade war atau peran dagang, terutama didorong oleh kebijakan tarif dari Presiden dari US, Trump.
03:45Yang ini tuh bisa men-trigger retaliation atau pembalasan dari negara-negara yang dikenakan tarif.
03:52Sehingga dampaknya yang jelas adalah akan menurunkan hormon perdagangan,
03:56terus juga mempengaruhi supply chains, dan juga keseluruhannya ini berdampak pada peningkatan volatility di pasar keuangan.
04:03Seperti harga saham, harga obligasi, dan sebagainya.
04:06Yang dampaknya bisa mendorong capital flight dari negara-negara yang bukan safe haven asset,
04:12seperti Indonesia, dan sebagainya.
04:14Sehingga itu akan menekan nilai tukar, dan juga bisa menyebabkan inflasi.
04:18Sampai sekarang, terkait kebijakan tarifnya Trump ini juga masih banyak ketidakjelasan.
04:25Bahkan the Fed sendiri, Bank Sentral dari Amerika itu,
04:28masih menunggu nanti tuh kebijakan tarif itu akan seperti apa,
04:32sebelum mereka melakukan langkah-langkah seperti misalnya,
04:35apakah mereka akan menurunkan FFA dan sebagainya.
04:38Itu yang pertama.
04:39Yang kedua dari sisi eksternal adalah terkait dengan biopolitik.
04:42Kita tahu dalam beberapa waktu terakhir ini,
04:44kondisi di Timur Tengah, eskalasi, konflik di Timur Tengah itu meningkat.
04:49Diawali dari Israel dengan Iran,
04:52lalu yang kemarin beberapa hari yang lalu juga,
04:55Amerika ikut serva untuk menyerang fasilitas nuklir dari Iran.
05:00Ini sesuatu juga yang kita masih belum tahu.
05:03Oke, saat ini kita terjadi gencatan senjata yang diinisiasi oleh Presiden Trump,
05:07terkait dengan geopolitik ini,
05:09tapi kita nggak tahu ke depannya seperti apa,
05:11dan apakah akan meluas dan tidak.
05:13Kita memang berharap untuk tidak meluas.
05:15Dan yang ketiga adalah terkait dengan kebijakan bank sentral utama dunia,
05:19seperti The Fed dan beberapa negara lain.
05:22Terjadi divergensi kebijakan bank sentral sampai dengan saat ini,
05:25beberapa negara utama,
05:27ke depan kemungkinan akan menurunkan suku bunga,
05:30tapi di lain itu ada juga Bank of Japan,
05:33yang ada resiko mereka masih bisa menaikkan suku bunganya.
05:37Kita nggak tahu nih, policy rate-nya itu akan naik berapa kali,
05:41akan berapa besar, akan kapan dilakukan.
05:44Ini juga masih sangat tergantung dari kondisi yang ada.
05:47Lalu tadi dari sisi global.
05:49Lalu yang dari sisi domestik.
05:51Dari sisi domestik, kondisi makro ekonomi Indonesia,
05:54seperti kayak pertumbuhan ekonomi, inflasi,
05:57transaksi perdagangan, ekspor-impor, investasi,
06:00arus modal, dan sebagainya,
06:01itu akan sangat mempengaruhi pergerakan nilai tukar di pasar domestik.
06:05Karena ini dampaknya nanti terkait dengan permintaan
06:08dan supply dari falas di pasar domestik.
06:11Untuk yang dari sisi demand falasnya,
06:14kita tahu ada pembayaran utang luar negeri.
06:16Di bulan Juni-Juli ini tuh relatif secara seasonal,
06:20pembayaran utang luar negeri akan meningkat.
06:22Lalu juga ada repatriasi dividen,
06:24yang bisa terjadi di bulan Maret, April,
06:26dan nanti September, Oktober.
06:27Lalu juga ada portfolio influx dari pasar saham dan obligasi.
06:31Ini juga akan menambah tekanan terhadap nilai tukar.
06:35Itu dari sisi kebutuhan falasnya.
06:37Lalu juga ada dari sisi supply falasnya.
06:40Penjualan eksportir,
06:41kebijakan pemerintah kemarin terkait dengan devisa hasil ekspor
06:44yang sumber daya alam,
06:46itu juga membantu supply falas di pasar domestik.
06:50Lalu juga ada kebijakan pemerintah Indonesia lainnya.
06:53Lalu capital influx,
06:54juga indikator makro ekonomi yang solid,
06:56serta iklim investasi yang mendukung,
06:59itu juga akan membantu dari supply falas di pasar domestik.
07:02Jadi hal-hal itulah yang akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar.
07:06Dan ini yang memang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
07:09Tadi juga dari Mas Mario juga menyampaikan bahwa
07:12memang di dalam beberapa waktu terakhir ini,
07:14rupiah relatif menguat,
07:16itu juga didorong oleh faktor-faktor yang global dan domestiknya tadi.
07:20Demikian Mas Sorin.
07:21Oke, kalau kita berbicara terkait dengan keterikatan Pak,
07:25antara Indonesia dan juga negara emerging market lainnya.
07:29Bagaimana assessmentnya Pak,
07:30terkait dengan nilai tukar rupiah,
07:32jika dibandingkan tadi dengan negara emerging market lainnya?
07:36Ya, ini juga sangat terpengaruh tadi.
07:39Faktor mana yang paling berpengaruh?
07:41Kalau untuk saat ini memang faktor yang paling berpengaruh itu
07:43adalah justru faktor globalnya.
07:45Di mana tadi yang tiga hal yang saya sebutkan.
07:47Jadi kalau faktor eksternal atau faktor global
07:50yang mengakibatkan pergerakan nilai tukar,
07:53ini sebenarnya yang bergerak itu adalah US Dollarnya.
07:55Jadi yang lain itu adalah takna dampak.
07:58Ini sehingga kalau ditanyakan bagaimana
08:00pergerakan nilai tukar rupiah dibandingkan dengan yang regional lainnya,
08:04ya karena faktor yang berpengaruh adalah sangat dari sisi globalnya,
08:08sehingga pergerakannya itu relatif inline.
08:10Jadi secara umum, rupiah ini pergerakannya relatif inline
08:13dengan negara emerging market, terutama di regional di Asia.
08:16Kalau boleh saya menyampaikan datanya,
08:19di kuartal dua ini, rupiah ini kan relatif
08:22sudah menguat 1,87 persen.
08:24Kalau kita bandingkan dengan negara regional,
08:27memang seperti kayak Malaysia Ringgit dan Taibat itu
08:29mereka kondisinya lebih baik,
08:32sehingga mereka mengalami penguatan sekitar 4-3 persen
08:35untuk kedua negara itu.
08:37Tapi kalau Filipin, Filipin Peso, terus Chinese Yuan,
08:41dan India Rupi,
08:44itu relatif rupiah lebih baik.
08:47Jadi kalau Filipin Peso itu hanya menguat sekitar 1,58,
08:51CNY China itu 1,18,
08:53dan Indian Rupi itu justru mengalami pelemahan.
08:57Apalagi kalau kita bandingkan juga negara-negara emerging
09:00di wilayah Amerika Latin.
09:01Seperti misal kayak Chilien Peso,
09:03itu relatif melemah hampir 2 persen,
09:05dan mungkin kalau dibandingkan dengan Turki sendiri,
09:08yang melemah hampir 5 persen di kuartal kedua ini.
09:11Jadi memang jalur penguatan rupiahnya itu adalah lebih kepada global,
09:16di mana terjadi kondisi risk on yang mengakibatkan
09:19aliran masuk ke aset domestik itu meningkat.
09:22Kalau kita lihat dari 3 bulan terakhir,
09:24di bulan April, Mei, dan Juni,
09:26di pasar SBN atau obligasi pemerintah Indonesia,
09:29itu relatif terjadi inflows dalam jumlah yang sangat besar.
09:32Memang di sisi saham,
09:34di bulan April dan Juni terjadi outflow,
09:36tapi di bulan Mei memang terjadi inflow.
09:38Jadi inflows dari capital flows ini yang masuk ke Indonesia,
09:42ini membuat suplai falas di pasar domestik meningkat,
09:46dan akhirnya berdampak kepada penguatan rupiah.
09:48Bahkan kalau kita lihat kemarin saja,
09:50ketika sekarang gencatan senjata sudah dilakukan,
09:54kemarin kita melakukan nelang SRBI,
09:56itu 35 persen itu dibeli oleh asing.
09:59Sedangkan kemarin juga terjadi inflows baik di SRBI,
10:02lebih dari 4 triliun,
10:04dan di pasar SBN itu juga mengalami inflow sekitar 2 triliun.
10:08Dan mikirnya Mas Nori.
10:10Oke, berarti dengan adanya tadi seperti yang Anda bilang,
10:12bahwa ada kejahatan senjata,
10:14ini juga bisa nantinya mempengaruhi nilai tukar rupiah semakin menguat ya.
10:18Dan kalau tidak salah,
10:19ada beberapa analisis ya terkait dengan,
10:21ya rupiah lebih kuat dari lira di Turki,
10:24dan juga run di Afrika Selatan.
10:26Ini kabar baik sebenarnya ya?
10:27Iya.
10:29Oke, kalau begitu,
10:30dari yang Anda jelaskan tadi,
10:32sentimen apa saja yang perlu diwaspadai
10:34dan dimitigasi ke depannya,
10:35yang dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah?
10:39Iya.
10:40Memang kita yang perlu watching closely itu adalah kondisi global,
10:44dimana itu faktor-faktor yang relatif kita
10:46di Bank Indonesia dan juga Indonesia pada umum,
10:49itu tidak bisa mempengaruhi.
10:51Kecuali mungkin kayak misalnya,
10:52pengenahan tarif antara Amerika kepada Indonesia,
10:55itu pemerintah melakukan negosiasi dengan pemerintah Amerika dan sebagainya.
10:58Sehingga kita memang perlu sangat memperhatikan perkembangan yang terjadi.
11:02Ya itu yang tadi yang kami sampaikan,
11:05bahwa minggu lalu ketika misalnya terjadi perang antara Israel dengan Iran,
11:09itu memang relatif mild ya dampaknya.
11:12Tapi begitu Amerika masuk turut serta,
11:15dengan risiko bahwa juga nanti mungkin ada negara-negara lain,
11:18apakah Rusia atau Korea Utara dan sebagainya,
11:20akan masuk ke area pertempuran,
11:23itu yang perlu kita waspadai.
11:25Karena itu di dampaknya akan meruas kemana-mana,
11:28ke pasar keuangan.
11:29Pada saat kondisi risk of itu terjadi,
11:33berarti nanti akan terjadi semacam kayak capital flows,
11:36semua akan balik ke safe haven.
11:38Makanya kemarin pada saat terjadi kondisi perangan di Timur Tengah itu,
11:44nilai kayak emas itu meningkat,
11:45terutama harga minyak juga meningkat.
11:47Dan kita perlu waspadai juga bahwa,
11:49apa namanya di Timur Tengah itu kan kayak semacam basis minyak gitu kan,
11:56yang sehingga apapun yang terjadi di Timur Tengah itu biasanya akan berdampak terhadap harga minyak,
12:00yang pada gilirannya juga akan mempengaruhi itu tadi,
12:03capital flows dari,
12:04terutama dari negara-negara imaging market kepada safe haven asset,
12:08yang itu juga akan berdampak pada rupiah.
12:10Sehingga memang itu sesuatu yang kita perhatikan,
12:13bahkan kita sekarang juga melakukan operasi itu juga 24 jam,
12:16sehingga memang kita terus mewaspadai apa yang terjadi di pasar global itu tadi, Pak Mas Marius.
12:22Patri Wayono, saya lanjutkan lagi.
12:24Ini tadi kita sudah membahas,
12:25begitu komprehensif terkait dengan keterikatan,
12:28bagaimana menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,
12:31dan juga keterikatannya dengan negara emerging market lainnya.
12:35Sekarang terkait dengan efektivitas dan transmisi
12:39instrumen kebijakan moneter pro-market,
12:40termasuk ini, Pak, strategi intervensinya,
12:43transaksi non-deliverable forward di pasar luar negeri,
12:46serta transaksi spot dan domestik,
12:48non-deliverable forward di pasar domestik,
12:50dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
12:58Patri Wayono, sepertinya masih di mute.
13:02Di ses, sudah kok.
13:04Oke, oke, sudah.
13:05Oke, boleh dilanjutkan, Pak, analisisnya.
13:07Iya, jadi gini, Mas Mario,
13:08jadi kalau boleh nih kita flashback sebentar
13:10ketika kita lebaran tahun ini ya,
13:13di 2025, di bulan April kemarin.
13:16Jadi kan pada saat lebaran itu kan kita
13:17libur cukup panjang,
13:19lebih dari 10 hari.
13:21Nah, jadi sehingga di pasar domestik itu
13:23sebenarnya kita tutup.
13:24Jadi kita tidak melakukan operasi di pasar domestik.
13:27Nah, tapi walaupun rupiah itu kan
13:29bukan internalasi currency,
13:31artinya tidak bisa diperdagangkan di luar,
13:33tapi derivatifnya itu
13:34bisa diperdagangkan di luar,
13:36yang tadi Mas Mario sampaikan,
13:37non-deliverable forward.
13:39Jadi ketika kita closing di akhir sebelum lebaran itu,
13:43kita closingnya relatif di bawah di 15.600-an gitu ya,
13:47pada saat itu.
13:49Nah, tapi rupiah itu yang derivatifnya
13:52relatif terus bergerak,
13:53karena buka di pasar Asia lainnya,
13:56kan kayak Singapura kan nggak tutup,
13:58terus juga di Eropa dan di Amerika.
13:59Nah, itu terjadi terus pergerakan
14:02USD-IDR yang
14:04tidak bisa kita manage gitu,
14:07karena kita tutupkan pasar di pasar domestik.
14:10Sehingga pada saat itu,
14:11tanggal 7 April 2025,
14:14sebenarnya kita baru masuk lagi
14:15kembali di 8 April 2025.
14:18Tapi pada saat tanggal 7 April itu,
14:20akhirnya Bank Indonesia memutuskan
14:22mengadakan rapat Dewan Gubernur
14:24pada tanggal 7 April itu,
14:25dan memutuskan,
14:26Dewan Gubernur memutuskan
14:27untuk kita melakukan intervensi
14:29di pasar MDF offshore.
14:31Nah, karena pada saat itu,
14:33yang tadinya sebenarnya pada saat
14:34penutupan sebelumnya kita ada
14:36di level 15.600-an,
14:38tapi itu,
14:39sorry, 16.500-an,
14:40itu meningkat menjadi bahkan
14:42sempat menyentuh angka 17.340.
14:46Pada saat itu,
14:46di tanggal 7 April itu.
14:48Akhirnya diputuskan,
14:49kita melakukan intervensi di pasar MDF.
14:51Maka pada saat itu,
14:52yang sebenarnya di hari libur,
14:53kami buka juga,
14:55jadi kita melakukan operasi,
14:56tapi tidak intervensi di pasar domestik,
14:59tapi melakukan intervensi di pasar offshore.
15:02Bahkan kita lanjutkan,
15:03ketika pasar Asia tutup,
15:04kita lanjutkan juga melakukan transaksi
15:06di pasar Eropa,
15:07pasar Eropa tutup,
15:08kita melanjutkan di pasar Amerika.
15:10Sehingga pada saat hari Selasa,
15:12tanggal 8 itu,
15:13yang tadinya NDF-nya itu sempat
15:15menyentuh 17.340,
15:18itu bisa turun menjadi
15:1916.800-an.
15:21Sehingga pada saat dibuka market,
15:23di hari Selasa,
15:24tanggal 8 April itu,
15:26relatif rupiah itu,
15:27volatilitasnya tidak,
15:29seperti pada saat liburan.
15:31Sehingga sejak itu,
15:33kita juga terus melakukan intervensi
15:35di pasar NDF,
15:35yang tadi kami sampaikan,
15:36bahwa sekarang kita,
15:38bisa dikatakan,
15:39beroperasi 24 jam.
15:40Artinya ketika di pasar Asia kita ada,
15:43di pasar Eropa ada,
15:44di pasar Amerika ada,
15:45jadi kita sudah kayak,
15:47apa sih namanya,
15:48market yang tidak pernah tutup.
15:50Jadi,
15:50kita terus melakukan intervensi.
15:52Itu dari sisi NDF.
15:53Sebenarnya NDF itu apa sih?
15:55Jadi kalau NDF itu kan sebenarnya,
15:57instrumen yang digunakan oleh investor asing,
16:00yang melakukan investasi di Indonesia,
16:02yang mereka terekspos resiko nilai tukar.
16:05Jadi kalau tidak ada NDF,
16:07misalnya mereka tidak tahu,
16:09rupiah akan bergerak kemana ke depannya,
16:11dengan NDF itulah,
16:12mereka juga bisa melakukan hedging,
16:14atau lindung nilai,
16:15agar ketika nanti memang,
16:16mereka membutuhkan dolar,
16:18mereka sudah bisa fixkan,
16:21dia akan butuh berapa rupiahnya,
16:23dan sebagainya.
16:24Sehingga itu memang,
16:25merupakan salah satu instrumen,
16:27yang digunakan oleh para pelaku pasar,
16:28untuk melakukan lindung nilai.
16:30Lalu untuk yang di domestik,
16:32kami tetap melakukan,
16:33yang disebut sebagai domestik,
16:34non-deliverable forward,
16:37kita juga tetap aktif melakukan,
16:39menjaga di market,
16:40agar pergerakan di NDF itu,
16:43juga sejalan dengan,
16:44nilai fundamental dari rupiahnya itu sendiri.
16:47Karena,
16:47itu juga akan dapat mempengaruhi,
16:49dari kurs spotnya kita.
16:51Jadi karena,
16:52kalau misalnya kita tidak ada di NDF,
16:53berarti nanti market itu,
16:55apapun yang mereka butuhkan,
16:56mereka akan masuk ke pasar spot,
16:57sehingga kebutuhan spot,
16:58akan lebih besar,
16:59daripada kebutuhan yang sesungguhnya.
17:02Jadi di NDF itu juga sama,
17:03merupakan instrumen,
17:04yang kita gunakan,
17:05untuk investor,
17:07investor yang memiliki aset dalam rupiah,
17:09itu bisa melakukan,
17:11lindung nilai terhadap,
17:12resiko nilai tukarnya.
17:13Lalu yang ketiga,
17:15kita juga melakukan intervensi,
17:17atau pembelian SBN di pasar sekunder.
17:19Kenapa ini kita lakukan?
17:20Karena ini,
17:21biasanya ketika tadi yang kami sampaikan,
17:23bahwa ketika terjadi risk off,
17:26maka akan terjadi capital flight,
17:27salah satunya adalah,
17:28melakukan penjualan SBN,
17:30yang kita sebut sebagai sell off,
17:31di pasar SBN.
17:33Nah itu,
17:34kalau tidak kita,
17:35semacam kayak stabilize,
17:38itu bisa berpengaruh juga,
17:40nanti terhadap nilai tukar.
17:40Karena kan kalau terjadi outflow,
17:42dia jual SBN,
17:43rupiahnya akan dia pakai,
17:44untuk membeli dolar.
17:46Nah itu yang kita lakukan,
17:47makanya kita,
17:48selama tahun 2025 ini,
17:49kita relatif melakukan stabilisasi,
17:52juga di pasar SBN,
17:53dalam jumlah yang cukup,
17:54itu sebenarnya dalam konteks,
17:56untuk kita menjaga nilai tukar juga.
17:58Jadi itulah beberapa,
17:59strategi,
18:01yang langsung mengahit,
18:02kepada nilai tukar,
18:03yang kita lakukan selama ini,
18:04yang tadi,
18:04Mas Mario sampaikan,
18:06baik itu NDF,
18:06maupun yang kita sebut,
18:07di pasar domestik,
18:08kita melakukan triple intervention.
18:10Oke.
18:11Demikian Mas Mario.
18:12Nah ini yang ditunggu masyarakat,
18:13terkait,
18:14dan juga pelaku bisnis,
18:15di Indonesia,
18:16terkait bagaimana proyeksi,
18:18Bank Indonesia,
18:20nilai tukar rupiah ke depannya,
18:21seperti apa,
18:22dan upaya apa yang akan ditempuh,
18:23Bank Indonesia,
18:24dalam menjaga stabilitas,
18:25nilai tukar rupiah ke depannya.
18:28Ya.
18:29Jadi kalau dari sisi kita,
18:31yang pertama adalah,
18:31sebenarnya kita lihat tadi,
18:32di awal kami sampaikan,
18:33bahwa,
18:34faktor domestik yang berpengaruh,
18:35adalah kondisi makro ekonomi Indonesia.
18:37Kalau kita lihat kondisi makro ekonomi Indonesia,
18:40sebenarnya relatif,
18:41relatif baik,
18:43relatif stabil.
18:43Kita tahu pertumbuhan ekonomi,
18:45walaupun di bawah 5%,
18:46tapi masih relatif,
18:47dalam,
18:48ini yang cukup,
18:50lalu juga inflasi kita,
18:51relatif rendah,
18:52bahkan di bawah dari target,
18:53yang ditetapkan,
18:542,5,
18:55plus minus 1.
18:56Jadi dari sisi,
18:57kondisi makro ekonominya,
18:58sebenarnya kita relatif,
18:59solid.
19:00sehingga,
19:01ke depan,
19:02kita perkirakan,
19:03bahwa rupiah akan stabil,
19:05didukung oleh komitmen Bank Indonesia,
19:07juga dalam menjaga,
19:08stabilitas nilai tukar rupiah,
19:10lalu juga imbal hasil,
19:11yang menarik,
19:12kita punya SBN-nya,
19:13kita relatif menarik,
19:14kita juga,
19:15dari sisi Bank Indonesia,
19:16menerbitkan surat,
19:17SRBI,
19:19sertifikasi rupiah Bank Indonesia,
19:21lalu tadi yang kami sampaikan juga,
19:23pertumbuhan ekonominya,
19:24masih tetap baik,
19:25invlasi yang rendah,
19:26dan juga Bank Indonesia,
19:27terus memperkuat respon kebijakan,
19:29tadi yang kami sampaikan,
19:29stabilisasi nilai tukar,
19:3124 hours kita lakukan,
19:33baik di pasar offshore MDF,
19:34malu di pasar Asia,
19:35Eropa,
19:35dan Amerika,
19:36juga di domestik,
19:37tadi kita tetap melakukan triple intervention,
19:40jadi seluruh instrumen monitor itu,
19:42juga terus kita optimalkan,
19:43termasuk juga penguatan,
19:45strategi operasi monitor pro market,
19:46yang tadi Mas Mario sampaikan,
19:48melalui optimalisasi,
19:50instrumen-instrumen yang kita miliki,
19:51selain SRBI,
19:52kita juga punya SRBI,
19:54yang harapannya adalah,
19:55juga memperkuat,
19:56dari cadangan defisa yang kita miliki,
19:58yang itu sebagai juga,
19:59bagian peluru,
20:00yang kita bisa gunakan,
20:01dalam rangka melakukan,
20:03stabilitas nilai tukar,
20:04jadi hal itu semua,
20:05kita lakukan untuk,
20:07sebagian untuk memperkuat,
20:08efektivitas kebijakan,
20:10yang kita lakukan,
20:11ini dalam konteks juga,
20:13kita,
20:13sebisa mungkin,
20:14kita bisa,
20:15menarik,
20:15influence dari,
20:16dari investor rasing kepada Indonesia,
20:19sehingga itu bisa,
20:20menambah suplai falas,
20:20di pasar domestik,
20:21yang pada gilirannya,
20:22akan,
20:23membuat rupiah lebih stabil,
20:24demikian Mas Mario.
20:26Oke,
20:26terakhir Pak,
20:27terkait dengan,
20:28ini tadi sudah proyeksinya,
20:29bagaimana ke depan,
20:30kondisi global,
20:31dan juga kebijakan yang diambil,
20:33ini sinergi kebijakan,
20:34yang ditempu Bank Indonesia,
20:35untuk menjaga,
20:36stabilitas nilai,
20:37tukar rupiah,
20:37akan seperti apa?
20:39Ya,
20:40jadi memang,
20:41selain di Bank Indonesia sendiri,
20:43kita punya semacam,
20:44bauran kebijakan,
20:45bahkan secara,
20:46national wide,
20:47kita juga,
20:48melakukan sinergi,
20:49yang sangat erat,
20:50dengan berbagai pihak,
20:51sinergi kebijakan,
20:52tadi sudah sempat saya sebutkan,
20:53terkait dengan pemerintah,
20:54mengeluarkan kebijakan,
20:55mengenai,
20:56devisa hasil ekspor,
20:57sumber daya alam,
20:58yang tadi,
20:59kebijakan yang diambil,
21:00oleh pemerintah,
21:01atau,
21:01itu tuh juga bisa membantu,
21:03stabilitas nilai,
21:04karena,
21:05salah satu,
21:06yang ditetapkan oleh pemerintah,
21:08adalah,
21:09kepada eksportir,
21:10diminta juga melakukan,
21:11pertukaran,
21:12falasnya kepada rupiah,
21:14sehingga itu menambah,
21:14suplai falas di pasar domestik,
21:16lalu kita juga,
21:17punya kerjasama,
21:18penggunaan local currency,
21:20jadi dengan pemerintah,
21:21bahkan dengan kementerian luar negeri,
21:22kementerian keuangan,
21:23dan sebagainya,
21:24termasuk OJK juga,
21:25kita,
21:26mendorong untuk,
21:27transaksi perdagangan,
21:29dengan negara-negara non-US,
21:31itu menggunakan,
21:32currency,
21:33masing-masing,
21:33jadi misalnya,
21:34kita transaksi dengan Malaysia,
21:36instead of kita menggunakan US dollar,
21:37kita bisa menggunakan rupiah,
21:38atau mahasiswa ringgit,
21:39dengan Thailand,
21:40pakai Taibat,
21:41dengan China,
21:42pakai CNY,
21:42dan sebagainya,
21:43itu,
21:43kerjasama yang kita lakukan,
21:45bahkan kita punya task force,
21:47local currency nasional,
21:48lalu juga,
21:49pengembangan pasar keuangan,
21:50membuat pasar keuangan kita,
21:51lebih dalam,
21:52dengan pemerintah,
21:53OJK,
21:53dan RPS,
21:54itu juga kita lakukan,
21:55secara erat,
21:56termasuk ke dalam konteks,
21:57pembiayaan pembangunan,
21:59juga pengayaan instrumen,
22:00jadi misalnya,
22:01instrumen derivatif,
22:02tadi kami sampaikan,
22:03sekarang kita juga udah,
22:04NDF,
22:05dan berbagai transaksi,
22:06derivatif lainnya,
22:07terutama kita juga,
22:08bermitra dengan OJK,
22:09selalu mengedepankan ini,
22:11agar pasar keuangan kita,
22:12bisa lebih dalam,
22:13dan sebagainya,
22:14lalu kebijakan juga,
22:15untuk mendorong,
22:16masuknya aliran modal asing,
22:17ke Indonesia,
22:18kita juga bekerjasama,
22:19dengan pemerintah,
22:20melakukan promosi investasi,
22:21bersama,
22:22kebetulan Bank Indonesia,
22:22juga punya kantor perwakilan,
22:24di luar negeri,
22:25jadi kita melakukan,
22:25promosi-promosi investasi,
22:27termasuk promosi-promosi,
22:28terhadap,
22:29UMKM,
22:30UMKM di Indonesia,
22:31agar bisa,
22:32berorientasi ekspor,
22:33yang pada gendirannya,
22:34juga akan menambah,
22:35supply falas di pasar domestik,
22:37itu beberapa sinergi,
22:39yang kita lakukan,
22:40Mas Morin.
22:40Oke,
22:41semoga kebijakan,
22:43solusi,
22:43dan juga sinergi,
22:45yang dilakukan oleh Bank Indonesia ini,
22:46dapat memberikan,
22:48angin segar,
22:48terutama untuk penguatan nilai tukar rupiah,
22:50dan juga,
22:52penguatan,
22:54bagi para pelaku usaha,
22:56di tengah kondisi,
22:56kepastian global ini.
22:59Terima kasih,
23:00Direktur Departemen Pengelolaan Moneter,
23:01dan Aset Sekuritas Bank Indonesia,
23:03R3 Wayono,
23:04atas apa yang disampaikan.
23:05Sekali lagi,
23:05terima kasih,
23:06sehat-sehat selalu, Pak.
23:07Terima kasih,
23:07Mas Mario,
23:08selamat pagi.

Dianjurkan