Permasalahan ojek online dan taksi online di Indonesia serta dunia cukup kompleks dan mencakup berbagai aspek, seperti regulasi, kesejahteraan pengemudi, persaingan dengan transportasi konvensional, serta dampak sosial dan ekonomi. Berikut beberapa isu utama yang sering muncul:
Ketidakpastian Pendapatan Pengemudi – Banyak pengemudi ojek dan taksi online mengeluhkan pendapatan yang tidak stabil. Meskipun awalnya menjanjikan penghasilan tinggi, kini banyak yang merasa pendapatan mereka terus menurun akibat persaingan dan kebijakan perusahaan.
Status Kemitraan yang Tidak Jelas – Perusahaan ride-hailing sering menyebut pengemudi sebagai "mitra" alih-alih karyawan, sehingga mereka tidak mendapatkan perlindungan tenaga kerja seperti jaminan kesehatan, tunjangan, atau kepastian pendapatan.
Persaingan dengan Transportasi Konvensional – Di banyak negara, kehadiran ojek dan taksi online menimbulkan konflik dengan pengemudi transportasi konvensional. Di Indonesia, misalnya, terjadi demonstrasi besar-besaran dari pengemudi taksi konvensional yang merasa dirugikan oleh keberadaan layanan online.
Regulasi yang Belum Sepenuhnya Jelas – Pemerintah di berbagai negara masih berusaha menyesuaikan regulasi untuk layanan transportasi online. Beberapa negara telah menerapkan aturan ketat, sementara yang lain masih menghadapi tantangan dalam mengatur tarif, pajak, dan perlindungan konsumen.
Keamanan dan Keselamatan – Kasus kekerasan terhadap pengemudi atau penumpang taksi online masih terjadi. Misalnya, insiden pengeroyokan terhadap pengemudi taksi online di Jakarta baru-baru ini menjadi perhatian publik.
Tuntutan Kesejahteraan dan Bonus – Para pengemudi sering kali menuntut tunjangan tambahan seperti Tunjangan Hari Raya (THR) dan bonus lainnya, yang menjadi perdebatan antara perusahaan dan pengemudi6.
Permasalahan ini terus berkembang seiring dengan perubahan kebijakan dan teknologi.