Perajin Jejaitan dan Payas Penjor di Badung Mengeluh Curah Hujan Tinggi Hambat Produksi
  • tahun lalu
Perajin jejaitan dan sampian penjor di Banjar, Uma, Desa Kapal, yang menggunakan bahan baku daun ental terkendala proses produksi karena, dari salah satu proses pembuatan jejaitan maupun payas penjor membutuhkan penjemuran dengan sinar matahari langsung sebelum dikemas.

Proses penjemuran tidak dapat dilakukan karena curah hujan yang masih tinggi beberapa hari ini sehingga membuat sinar matahari minim. Akhirnya berdampak ke proses produksinya.

"Kendalanya sinar mataharinya, karena jika tidak mendapat sinar matahari setelah selesai dijahit daun Ental tidak menjadi jamuran," jelas, Sabtu,(5/11) di Kapal, Badung.

Untuk mengatasi kendala tersebut, ia terpaksa mengangin-anginkan daun ental setelah selesai dirangkai beberapa hari agar lebih kering.

"Setelah benar-benar kena angin dan kering selanjutnya, barulah bisa dibungkus ke plastik," ujarnya.

Kondisi curah hujan tinggi telah dirasakan di awal Oktober lalu. "Awal Oktober tersebut hujannya deras sekali", cetusnya.

Dalam kondisi saat ini pesanan telah mulai berdatangan dibandingkan saat Pandemi covid-19 menerpa. "Permintaan mulai ada, tidak seperti saat musim Corana. Sampai sempat tidak beraktivitas saat ini sudah ada orderan datang", katanya.

Selanjutnya, perajin usaha jejaitan berbahan baku daun Ental, Ni Made Dasih masih diseputar Desa Kapal, Badung menyampaikan, memang dalam musim penghujan menyebabkan agak kesulitan menjemur jejaitan yang telah selesai di Jarit.

"Ya, tentu tetap ini harus melalui proses penjemuran", cetusnya.
Dianjurkan