Pasien Menunggu di Ambulans dan Lobi Rumah Sakit Akibat Tingginya Kasus Covid-19
- 3 tahun yang lalu
KOMPAS.TV - Melonjaknya kasus covid-19 pasca libur lebaran di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, membuat banyak rumah sakit rujukan covid penuh.
Hingga membuat banyak pasien umum yang harus antre berjam-jam untuk mendapat perawatan rumah sakit.
Di salah satu rumah sakit rujukan covid, RSUD Loekmono Hadi Kudus, sejumlah pasien harus rela antri menunggu di ambulans ataupun lobi rumah sakit, karena ruang perawatan di instalasi gawa darurat penuh.
Salah satu keluarga pasien dengan keluhan batuk dan sesak nafas menyebut belum mendapat perawatan, walau sudah menunggu sejak pagi.
Bahkan sebelumnya mereka telah mencoba datang ke beberapa rumah sakit lain di Kudus, namun ditolak karena penuh.
Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Loekmono Hadi Kudus mengakui terjadi penumpukan pasien, karena kapasistas ruang perawatan yang penuh.
Saat ini pihak RSUD Loekmono Hadi juga baru dapat menabah kapasitas ruang perawatan 170 kamar, padahal Kementerian Kesehatan meminta penambahan ruang perawatan menjadi 200.
Direktur RSUD Loekmono Hadi, Abdul Aziz Achyar juga menyebut jika banyak pasien covid-19 yang mengalami sesak nafas dan membutuhkan tabung oksigen sehingga harus mendapat perawatan intesif di ruang instalasi gawat darurat.
Pihak rumah sakit sempat meminta beberapa keluarga pasien untuk dirujuk ke rumah sakit provinsi namun banyak yang menolak.
Hingga membuat banyak pasien umum yang harus antre berjam-jam untuk mendapat perawatan rumah sakit.
Di salah satu rumah sakit rujukan covid, RSUD Loekmono Hadi Kudus, sejumlah pasien harus rela antri menunggu di ambulans ataupun lobi rumah sakit, karena ruang perawatan di instalasi gawa darurat penuh.
Salah satu keluarga pasien dengan keluhan batuk dan sesak nafas menyebut belum mendapat perawatan, walau sudah menunggu sejak pagi.
Bahkan sebelumnya mereka telah mencoba datang ke beberapa rumah sakit lain di Kudus, namun ditolak karena penuh.
Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Loekmono Hadi Kudus mengakui terjadi penumpukan pasien, karena kapasistas ruang perawatan yang penuh.
Saat ini pihak RSUD Loekmono Hadi juga baru dapat menabah kapasitas ruang perawatan 170 kamar, padahal Kementerian Kesehatan meminta penambahan ruang perawatan menjadi 200.
Direktur RSUD Loekmono Hadi, Abdul Aziz Achyar juga menyebut jika banyak pasien covid-19 yang mengalami sesak nafas dan membutuhkan tabung oksigen sehingga harus mendapat perawatan intesif di ruang instalasi gawat darurat.
Pihak rumah sakit sempat meminta beberapa keluarga pasien untuk dirujuk ke rumah sakit provinsi namun banyak yang menolak.