Sadikin Pard Lelang Lukisan Untuk Misi Sosial
- 4 tahun yang lalu
MALANG-KOMPAS.TV- Sadikin Pard, pelukis yang juga penyandang tuna daksa asal Malang menggelar lelang lukisan karyanya dan anak didiknya untuk misi sosial.
Sosok maestro lukis asal Malang ini nampak ceria, berinteraksi dengan peserta dalam pertunjukan seni lukisnya bersama anak didiknya, di salah satu pusat perbelanjaan di kota Malang pada Jumat (21/02/2020).
Dalam kegiatan ini, Sadikin melakukan misi sosial. Bersama anak didiknya, ia melukis kemudian melelang hasil lukisannya. Seluruh hasilnya akan disumbangkan untuk masyarakat yang membutuhkan.
Meski mengalami keterbatasan,Sadikin membuktikan bahwa tuna daksa yang disandangnya bukanlah menjadi halangan untuk terus positif menjalani hidup. Selain terus aktif menjalani misi sosial, mengajar, dan menggelar pameran lukisan, ia juga ingin mengajak rekan lainnya yang juga penyandang disabilitas untuk bersemangat menjalani hidup.
Bagi pria yang sudah melukis sejak bangku taman kanak kanak (TK) ini, menjadi disabilitas bukan berarti harus dibantu. Namun lebih baik membantu.
Ada 5 lukisan karyanya dan anak didiknya yang dilelan. Dipilihnya pusat perbelanjaan, agar pengunjung pusat perbelanjaan yang biasanya ramai, bisa menyempatkan diri beramal di tengah kegiatan belanjanya.
Kini Sadikin juga terus aktif mengajar. Ada 15 muridnya yang mengaku menjadi mengerti berbagai aliran lukisan, semenjak belajar melukis pada sadikin.
Setiap hal yang dilihat dan dirasakan, bisa menjadi inspirasi Sadikin untuk melukis. Pria kelahiran tahun 1966 ini telah tergabung dalam Association of Mouth and Foot Painting Artist, sebuah organisasi yang bermarkas di Swiss dan menghimpun karya pelukis yang menggunakan kaki atau mulut.
Hingga saat ini, lukisan karyanya dihargai mahal, hingga ratusan juta rupiah.
#sadikinpard
Sosok maestro lukis asal Malang ini nampak ceria, berinteraksi dengan peserta dalam pertunjukan seni lukisnya bersama anak didiknya, di salah satu pusat perbelanjaan di kota Malang pada Jumat (21/02/2020).
Dalam kegiatan ini, Sadikin melakukan misi sosial. Bersama anak didiknya, ia melukis kemudian melelang hasil lukisannya. Seluruh hasilnya akan disumbangkan untuk masyarakat yang membutuhkan.
Meski mengalami keterbatasan,Sadikin membuktikan bahwa tuna daksa yang disandangnya bukanlah menjadi halangan untuk terus positif menjalani hidup. Selain terus aktif menjalani misi sosial, mengajar, dan menggelar pameran lukisan, ia juga ingin mengajak rekan lainnya yang juga penyandang disabilitas untuk bersemangat menjalani hidup.
Bagi pria yang sudah melukis sejak bangku taman kanak kanak (TK) ini, menjadi disabilitas bukan berarti harus dibantu. Namun lebih baik membantu.
Ada 5 lukisan karyanya dan anak didiknya yang dilelan. Dipilihnya pusat perbelanjaan, agar pengunjung pusat perbelanjaan yang biasanya ramai, bisa menyempatkan diri beramal di tengah kegiatan belanjanya.
Kini Sadikin juga terus aktif mengajar. Ada 15 muridnya yang mengaku menjadi mengerti berbagai aliran lukisan, semenjak belajar melukis pada sadikin.
Setiap hal yang dilihat dan dirasakan, bisa menjadi inspirasi Sadikin untuk melukis. Pria kelahiran tahun 1966 ini telah tergabung dalam Association of Mouth and Foot Painting Artist, sebuah organisasi yang bermarkas di Swiss dan menghimpun karya pelukis yang menggunakan kaki atau mulut.
Hingga saat ini, lukisan karyanya dihargai mahal, hingga ratusan juta rupiah.
#sadikinpard