Profil Ali Sastroamijoyo - Diplomat dan Politisi

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM – Ali Sastroamidjojo merupakan politisi dan nasionalis yang lahir di Magelang pada 21 Mei 1903 dan meninggal di Jakarta pada 13 Maret 1976 di umur 72 tahun.

Sejak muda, Ali Sastroamidjojo sudah terlibat dalam pergerakan nasional yang menghendaki agar Indonesia terlepas dari penjajahan Belanda.

Ali Sastroamidjojo meneyelsaikan pendidikannya di Belanda.

Ketika kembali ke Indonesia, Ali Sastroamidjojo berpikir untuk menjadi redaktur Janget, surat kabar mingguan berbahasa Jawa.

Ali Sastroamidjojo

Peran

Ali Sastroamidjojo memiliki peran penting dalam mendorong terselenggaranya Konferensi Asia Afrika yang dilaksanakan di Bandung.

Ali Sastroamidjojo merupakan Perdana Menteri Indonesia yang meyakinkan negara Asia Afrika untuk bersatu menyelesaikan permasalahan dunia pada saat itu.

Ali Sastroamidjojo berkeinginan menyelenggarakan KAA, karena pada saat itu terjadi perang dingin di Asia.

Semenjak menjadi aktivis mahasiswa, Ali Sastroamidjojo memiliki visi untuk membentuk sebuah kerjasama politik antar negara Asia dan Afrika.

Pda 1923 ketika bersekolah di Belanda, Ali Sastroamidjojo telah mengamati dan bertemu dengan berbagai aktivis yang anti kolonial Asia dan Afirka serta membangun gerakan politik transnasional di Eropa.

Setelah Indonesia merdeka, Ali Sastroamidjojo selalu mendapatkan jabatan yang berhubungan dengan dunia internasional.

Ali Sastroamidjojo kemudian mengikuti Konferensi Antar-Hubungan Asia di New Delhi pada 1947.

Ali Sastroamidjojo pernah menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Amerika pada 1950 hingga 1953.

Ali Sastroamidjojo berperan dalam memperluas dan melekatkan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan negara-negara Asia-Afrika.

Ali Sastroamidjojo memupuk hubungan baik dengan mendatangi kediaman duta besar Asia dan Afrika secara bergiliran sebulan sekali.

Pengalamannya sebagai duta besar membuat Ali Sastroamidjojo semakin yakin untuk melaksanakan kerjasama antara negara Asia dan Afrika.

Saat dilantik pada 1953, Ali Sastroamidjojo menekankan bahwa perang dingin yang terjadi tidak dapat diredakan jika Indonesia hanya menjalankan diplomasi tanpa melibatkan negara-negara lain yang memiliki nasib sama.

Oleh sebab itu, Ali Sastroamidjojo mengungkapkan jika kerjasama politik sangat diperlukan.

Dianjurkan