Profil Syafrudin Prawiranegara - Politisi Masa Awal Kemerdekaan Indonesia
  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Syafruddin Prawiranegara adalah seorang tokoh pahlawan nasional asal Serang, Banten, Indonesia.

Syafruddin Prawiranegara lahir di Serang, Banten pada 28 Februari 1911.

Orang tua dari Syafruddin Prawiranegara adalah bangsawan keturunan Minangkabau-Banten, Raden Arsyad Prawiraatmadja dan perempuan keturunan Minangkabau.

Syafruddin Prawiranegara wafat di Jakarta pada 15 Februari 1989.

Syafruddin Prawiranegara menikah dengan Tengku Halimah Syehabuddinn yang berasal dari Aceh.

Dari pernikahan itu, beliau dikaruniai 8 anak dengan 15 orang cucu.

Cucu yang ketiga belas Syafruddin Prawiranegara lahir pada tahun 1981 di Australia dan menjadi bayi tabung pertama Indonesia.

Pendidikan dan Awal Karier

Pendidikan yang ditempuh Syafruddin Prawiranegara adalah ELS (Europeesche Lagere School) dimulai pada tahun 1925.

Setelah lulus dari ELS, Syafruddin Prawiranegara melanjutkan pendidikannya di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) Madiun pada tahun 1928.

Setelah itu beliau melanjutkan ke AMS (Algemeene Middelbare School) yang berada di Bandung pada tahun 1931.

Pendidikan tinggi Syafruddin Prawiranegara ditempuh di Rechtshogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) yang terletak di Jakarta pada tahun 1939.

Sekolah tinggi tersebut kini merupakan fakultas hukum dari Universitas Indonesia.

Lalu, Syafruddin Prawiranegara meraih gelar Meester in de Rechten (magister hukum) di sekolah tinggi hukum tersebut.

Sebelum kemerdekaan, Syafruddin Prawiranegara pernah bekerja sebagai pegawai siaran radio swasta (1939-1940), petugas pada Departemen Keuangan Belanda (1940-1942), serta pegawai Departemen Keuangan Jepang. (3)

Setelah kemerdekaan Indonesia, Syafruddin Prawiranegara menjadi anggota Badan Pekerja KNIP (1945), yang bertugas sebagai badan legislatif di Indonesia sebelum terbentuknya MPR dan DPR.

KNIP diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara.

Setelah itu Syafruddin Prawiranegara diangkat menjadi menteri kemakmuran Republik Indonesia.
Dianjurkan