Gelar Simposium "Kembali Ke Jati Diri TNI", Menhan: Kalau TNI Keluar dari Jati Dirinya, Kritik Saja Supaya Kembali

  • 5 tahun yang lalu
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUN-VIDEO.COM - Usai acara Simposium "Kembali ke Jati Diri TNI", Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu ditanya terkait maksud kalimat "simposium ini diharapkan dapat dijadikan bahan pemikiran kritis generasi penerus TNI" dalam keterangan pers yang diberikan ke wartawan.

Ryamizard kemudian menanggapinya dengan menekankan TNI tidak boleh keluar dari jati dirinya sebagai tentara pejuang, tentara nasional, tentara rakyat, dan tentara profesional.

Hal itu diungkapkan Ryamizard di Gedung AH Nasution Kementerian Pertahanan RI Jakarta Pusat pada Kamis (21/2/2019).

"Mau kritis mau tidak, yang penting jatidiri TNI itu. Jangan berubah-ubah. Dari tentara rakyat untuk rakyat. Tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional. Mau ada kritik, atau ada apa, kembali ke situ. Kalau dia keluar dari sana, kritik saja supaya kembali," kata Ryamizard

Menyikapi kondisi saat ini baik di internal maupun eksternal TNI yang mengalami berbagai dinamika permasalahan, Kementerian Pertahanan RI menggelar Simposium bertajuk "Kembali Ke Jati Diri TNI" di kantor Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Jakarta Pusat pada Kamis (21/2/2019).

Sebelumnya, sebanyak 39 lembaga masyarakat dan 39 tokoh masyarakat yang tergabung dalam koalisi masyarakat sipil menolak restrukturisasi di tubuh organisasi Tentara Nasional Indonesia pada Jumat (15/2/2019) di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Menteng Jakarta Pusat.

Mereka menyatakan sikap kritisnya terhadap wacana tersebut dengan menandatangani petisi berjudul "Restrukturisasi dan Reorganisasi TNI Tidak Boleh Bertentangan dengan Agenda Reformasi TNI".

Dianjurkan